• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.6 Operasionalisasi Konsep

1.6.2 Strategi Komunikasi

Komunikasi yang efektif meliputi komunikasi tatap muka, artinya proses komunikasi dilakukan secara tatap muka sehingga memudahkan orang lain mengetahui apa yang dikomunikasikan oleh komunikator.

4) Tingkat pemahaman pesan:

Orang dapat memahami apa yang ingin disampaikan komunikator kepada penerima berdasarkan tingkat pemahamannya. Komunikasi yang baik dan lancar dapat memudahkan seseorang atau penerima dalam memahami pesan yang akan disampaikan.

5) Ubah sikap:

Begitu seseorang memahami pesan yang disampaikan komunikator kepada penerima pesan, maka sikapnya akan berubah tergantung isi yang disampaikan.

pendekatannya dapat berbeda sewaktu-waktu tergantung situasi dan kondisi. (Hafied Cangara, 2013:64)

Harold D.Laswell dalam Hafied Cangara (2013:47), menjelaskan komponen-komponen strategi komunikasi, termasuk strategi pemilihan komunikator, yang tentunya harus memenuhi kriteria dan standar tertentu bagi komunikator, yaitu:

1) Standarisasi kredibilitas komunikator

Menjadi sumber terpercaya bagi komunikator. Kepercayaan pada komunikator mencerminkan bahwa pesan yang diterima dipersepsikan akurat dan konsisten dengan kenyataan. Kepercayaan komunikator terhadap komunikator ditentukan oleh tingkat keahlian komunikator dalam bidang tugas pekerjaannya dan apakah ia dapat dipercaya. Kredibilitas seorang komunikator dibentuk oleh kepiawaian komunikator dalam menguasai informasi mengenai topik yang dibicarakan dan keyakinannya terhadap kebenaran informasi yang disampaikannya.

2) Standarisasi daya tarik komunikator

Salah satu faktor tambahan untuk membangun kredibilitas sumber.

Jika sumbernya adalah orang yang tidak menarik atau tidak populer, persuasi sering kali tidak efektif; Terkadang efek persuasif yang disampaikan oleh komunikator yang tidak menarik malah bisa berubah ke arah berlawanan yang diinginkan.

Strategi komunikasi berperan sebagai rencana yang matang agar komunikasi dapat terlaksana secara efektif. Strategi komunikasi yang dipandang cocok digunakan dalam penelitian yang menyangkut bagaimana proses yang dilakukan oleh pihak Farmhill Academy dalam webinar series ini adalah strategi komunikasi yang digagas oleh Arifin dalam kutipan penelitian Nurhikmawati (2015) meliputi :

1) Pengenalan Khalayak

Audiens merupakan bagian penting dalam proses komunikasi.

Perlu diketahui bahwa khalayak yang berperan sebagai komunikator bukanlah pihak yang pasif melainkan pihak yang aktif, mengingat khalayak bukan hanya pihak yang terkena dampak tetapi juga dapat mempengaruhi komunikator. Sifat objek aktif ini mengharuskan komunikator memahami terlebih dahulu objek tersebut. Sebagai komunikator, sebelum melanjutkan pendistribusian programnya, Farmhill Academy terlebih dahulu harus mengidentifikasi target audiens dari program yang akan dilaksanakan, yang audiensnya terbagi menjadi empat jenis, yaitu:

a. Those who know you and like you (mengenalmu dan mencintaimu) b. Those who know you and don’t like you (mengenalmu dan tidak

menyukaimu)

c. Those who neither you nor care you (karena itu orang asing tidak bisa dicintai)

d. Those who neither you but like you (tidak diketahui tapi mencintaimu)

Mengenal penonton sangat penting dalam mengembangkan misi Farmhill Academy, sehingga tuan rumah mengetahuinya sejauh mana masyarakat mengetahui program yang dilaksanakan. Jika pada tipe masyarakat yang pertama maka dapat disimpulkan bahwa pada tipe ini adalah masyarakat yang mengetahui tentang program yang dilaksanakan oleh Farmhill Academy dan menyukai program tersebut, dan pada tipe yang kedua yaitu masyarakat mengetahui tentang program tersebut namun tidak menyukainya. Di sinilah peran media untuk mengubah opini masyarakat agar masyarakat mengetahui program yang diluncurkan, namun masyarakat juga menyukai program tersebut. Kategori ketiga adalah yang mengharuskan Farmhill Academy bekerja lebih keras, khususnya mengubah opini masyarakat dan menciptakan minat masyarakat untuk mengapresiasi program yang dilaksanakannya.

Sedangkan tipe terakhir atau tipe keempat adalah kemungkinan yang dapat terjadi ketika publik tidak mengenali Farmhill Academy tetapi menyukai program karena mempunyai ketertarikan yang sama dengan program yang akan dijalankan, hal ini dapat menjadi peluang bagi Farmhill Academy untuk menyebarluaskan kepada audience seperti tipe terakhir ini.

2) Penyusunan Pesan

Setelah mengenal audiens, selanjutnya menyusun pesan. Syarat utama penyusunan pesan adalah menarik perhatian. Kembali pada prinsip ketidaktahuan khalayak, maka satu-satunya cara untuk mencapai efektivitas dari proses komunikasi yang dilakukan adalah komunikator

harus menarik perhatian khalayak dengan suatu pertunjukan yang mampu menarik perhatian khalayak. Pesan yang mampu menarik perhatian adalah pesan yang mengandung dua unsur dasar yang membentuk pesan tersebut.

Pesan yang santun adalah pesan yang mudah diterima sehingga komunikator tidak perlu mengeluarkan tenaga apapun untuk menerima pesan tersebut, sedangkan kontras yang ditimbulkan ketika menyampaikan pesan adalah kejelasan pesan, khalayak tidak akan menanyakan apa yang disampaikan media. maksudnya orang. tersampaikan dalam program dengan jelas, terutama jika pesan tersebut cenderung menarik perhatian dan menonjol dari pesan lain yang disampaikan pada saat yang bersamaan. Kondisi yang perlu dipertimbangkan saat menulis pesan akan menentukan subjek dan isinya. Syarat utama untuk mempengaruhi khalayak pesan ini adalah mampu menciptakan “perhatian”. Hal ini konsisten dengan proses A-A atau proses Attention to Action. Artinya menarik perhatian kemudian mendorong satu orang atau lebih untuk melakukan suatu kegiatan (Action) sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

3) Menetapkan Metode

Penetapan metode untuk penyampaian informasi adalah hal yang sangat diperlukan, terlebih lagi keadaan sosial yang berbeda mengharuskan metode yang tepat diterapkan. Pada penerapannya, ada

beberapa metode yang bisa digunakan yakni

Redudency(Repetition),Canalizing, Informatif, Fersuasif, Edukatif, dan Kursif.

➢ Redudency (Repetition)

Redundansi adalah proses mempengaruhi audiens dengan mengirimkan pesan berkali-kali. Metode ini merupakan metode yang mempunyai genre pesan yang bersifat kontraktual sehingga pesan yang disampaikan dapat menarik perhatian khalayak melalui pengulangannya.

➢ Canalizing

Metode ini merupakan metode pemahaman kelompok yang menjadi penerima pesan. Karena kelompok pada hakikatnya terdiri dari kedekatan dan tentu saja memiliki tujuan yang sama, maka sulit untuk dipengaruhi, sehingga situasi kelompok yang terpecah adalah situasi yang memungkinkan pesan dapat diterima dengan baik

➢ Informatif

Metode informatif ini merupakan metode yang sangat erat kaitannya dengan komunikasi, karena proses komunikasi pada dasarnya adalah proses penyebaran informasi. Pemberian informasi pada dasarnya terbagi menjadi dua, yaitu pemberian informasi yang bersifat kontroversial dan pemberian informasi yang bertujuan untuk membentuk opini.

➢ Persuasif

Persuasi adalah metode utama untuk mempengaruhi audiens.

Pertama-tama kita harus menciptakan kondisi untuk mengajukan petisi kepada masyarakat.

➢ Edukatif

Edukatif merupakan metode yang sangat umum, yang memberikan gambaran tentang peristiwa, pengalaman, dan lain-lain. Kepada masyarakat yang pada hakekatnya bersifat mendidik.

➢ Kursif

Kursif merupakan suatu cara penyampaian pesan dengan cara yang dipaksakan, sehingga pesan yang disampaikan khalayak tidak hanya berisi gagasan yang ingin disampaikan tetapi juga mengandung ancaman.

4) Seleksi dan Penggunaan Media

Media merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dalam proses komunikasi, apalagi di era modern saat ini. Selain memudahkan penyampaian pesan, media juga sangat praktis: dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Ketersediaan beragam jenis kendaraan yang dapat dipilih sesuai kebutuhan memberikan tantangan bagi pengguna kendaraan yang harus selektif dalam memilih kendaraannya sendiri. Yang penting dalam memilih media adalah media yang benar-benar diapresiasi oleh masyarakat. Jika hal ini relevan dengan penelitian ini, Farmhill Academy sebaiknya memilih media yang benar-benar dapat diakses generasi- generasi muda maupun para guru/dosen sebagai pengajar, selain itu juga dapat disasarkan kepada masyarakat umum yang mempunyai ketertarikan yang sama.

Tujuan dari strategi komunikasi itu sendiri adalah:

1) Memberitahu (Announcing). Strategi ini bertujuan untuk memberikan informasi sentral dari pesan yang ingin kita sampaikan untuk menarik sasaran, yang kemudian akan menghasilkan informasi tambahan lainnya.

2) Memotivasi (Motivating). Seseorang bertindak berdasarkan motivasi yang diciptakannya, sehingga strategi bertujuan untuk memotivasi seseorang agar melakukan sesuatu yang berkaitan dengan tujuan atau isi pesan yang disampaikan.

3) Mendidik (Educating). Lebih dari sekedar berbicara, strategi juga bertujuan untuk mendidik melalui pesan yang disampaikan agar khalayak dapat menilai apakah pesan tersebut baik atau buruk atau perlu menerima pesan yang disampaikan atau tidak.

4) Menyebarkan Informasi (Informing). Untuk komunikasi yang efektif, strategi ini bertujuan untuk menyebarkan informasi spesifik sesuai dengan tujuan komunikasi yang diidentifikasi.

5) Mendukung pembuatan keputusan (Supporting Decision Marking).

Bertujuan untuk membantu seseorang agar berani mengambil keputusan berdasarkan sekumpulan informasi yang diterimanya (Kunaenah, 2018:

30-32)

1.6.2.1 Tahapan Strategi Komunikasi

Seperti yang telah dikatakan oleh Onong Uchjana Effendy bahwa

“Strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi dengan manajemen komunikasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”. Hafied Cangara dalam bukunya yang berjudul “Perencanaan dan Strategi Komunikasi” menyebutkan tahapan perencanaan strategi komunikasi meliputi lima tahapan, yaitu: Penelitian, Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi dan Pelaporan.

a) Penelitian (Research)

Suatu organisasi atau perusahaan memerlukan personel khusus untuk mengelola masalah komunikasi seperti kebutuhan citra perusahaan atau kegiatan kerjasama dengan pemangku kepentingan lainnya. Penelitian bertujuan untuk mengeksplorasi permasalahan yang dihadapi suatu organisasi. Masalah bisa berupa ketidakpercayaan atau keraguan terhadap perusahaan, dll. Fase penelitian juga dapat dipahami sebagai fase pencarian fakta atau permasalahan yang dapat dijadikan dokumen untuk membangun strategi komunikasi yang akan diterapkan oleh perusahaan atau organisasi untuk mencapai tujuannya.

b) Perencanaan (Plan)

Perencanaan mirip dengan perumusan, yaitu proses mempersiapkan langkah-langkah masa depan untuk menetapkan tujuan strategis serta merancang strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Oleh karena itu, pada tahap formulasi diperlukan suatu strategi yang melibatkan

pemilihan atau identifikasi sumber (messenger), pesan, media, sasaran (segmen) dan dampak yang diinginkan. Sumber atau pembawa pesan di sini adalah individu atau organisasi yang berperan sebagai penyampai pesan berupa informasi atau nasehat. Selain itu, media merupakan perantara yang digunakan oleh sumber untuk menyampaikan pesannya kepada sasaran yang dituju, yaitu komunikasi. Sasaran tahap konstruksi dapat berupa masyarakat luas atau kelompok tertentu, yang bertujuan untuk mencapai efek yang diinginkan.

c) Pelaksanaan (Execute)

Pelaksanaan adalah tindakan yang diambil dalam rangka implementasi rumusan strategi yang telah dibuat. Tahap pelaksanaan dalam sebuah perusahaan berarti pengorganisasian seluruh divisi-divisi di perusahaan tersebut untuk menjalankan rumusan yang telah disepakati.

Tahap pelaksanaan bisa dilakukan dalam bentuk tayangan promosi, penyebaran undangan acara seminar melalui platform tertentu, penyebaran konten di media sosial, maupun melakukan penyebaran melalui grup-grup komunitas yang sejenis. Inti dari tahap pelaksanaan hanya satu, yaitu untuk menyebarkan informasi kepada seluruh target sasaran yang telah ditetapkan dalam rumusan.

d) Evaluasi (Measure)

Evaluasi dilakukan untuk mengetahui hasil akhir dari langkah- langkah yang diambil, apakah kinerja sebenarnya sesuai dengan kinerja yang diharapkan atau tidak. Misalnya, apakah sarana yang digunakan

efektif dalam melaksanakan strategi, apakah tujuan strategi tercapai, apakah pesan yang disampaikan dapat dipahami oleh penerima, dan tindakan apa yang akan dilakukan khalayak setelah menerima dan memahami informasi yang disampaikan. Langkah evaluasi sangat penting untuk dilakukan karena jika strategi berjalan dengan baik maka dapat digunakan untuk permasalahan yang akan datang, namun jika terdapat kekurangan maka dapat diperbaiki untuk pembelajaran dimasa yang akan datang.

e) Pelaporan (Report)

Laporan merupakan tindakan akhir dari kegiatan strategi komunikasi yang dilakukan. Laporan tersebut harus dibuat secara tertulis agar pemimpin operasi dapat digunakan sebagai dokumen operasi. Jika laporan tersebut memberikan hasil yang positif dan positif, maka laporan tersebut dapat menjadi dasar untuk program selanjutnya. Namun apabila ditemukan ketidaksempurnaan pada program, hasil tersebut dapat dijadikan dasar untuk mempertimbangkan modifikasi atau penyesuaian program yang akan dilaksanakan.

Dokumen terkait