• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah dan tidak meluas, peneliti membuat batasan yang akan diteliti, yaitu peneliti hanya berfokus pada strategi komunikasi penyiar Radio Dakta 107 FM Bekasi dalam menarik minat pendengar, pada program Mar’atus Sholihah dan implementasi strategi komunikasi penyiar Radio Dakta dalam menarik minat pendengar, serta hambatan penyiar Radio Dakta dalam menaik minat pendengar.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah tersebut di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Bagaimana perencanaan strategi komunikasi penyiar Radio Dakta 107 FM dalam menarik minat pendengar?

b. Bagaimana implementasi strategi komunikasi penyiar Radio Dakta 107 FM dalam menarik minat pendengar?

c. Apa saja hambatan penyiar Radio Dakta 107 FM dalam menarik minat pendengar?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengevaluasi perencanaan strategi komunikasi penyiar Radio Dakta 107 FM dalam menarik minat pendengar.

2. Untuk mengevaluasi implementasi strategi komunikasi penyiar Radio Dakta 107 FM dalam menarik minat pendengar.

3. Untuk mengevaluasi hambatan penyiar Radio Dakta 107 FM dalam menarik minat pendengar.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dibagi menjadi 2 aspek diantaranya:

1. Secara teoritis, yaitu hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemikiran tentang ilmu komunikasi dan mengembangkan ilmu komunikasi khususnya mengenai strategi komunikasi penyiar Radio Dakta dalam membawakan program siaran dakwah.

2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat wawasan dan pengetahuan tentang ilmu komunkasi serta melatih kemampuan secara deskriptif, serta memotivasi diri agar bisa menganalisis suatu permasalahan yang terjadi. saya harap

penelitian ini bisa menjadi informasi yang bermanfaat bagi pembaca terutama bagi penyiar radio dan calon penyiar radio.

E. Tinjauan Pustaka

Berdasarkan penelusuran dan pengamatan peneliti terhadap beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, maka peneliti menjadikannya sebagai acuan atau bahan pembelajaran, di antaranya adalah sebagai berikut:

1. “Strategi Komunikasi Penyiar Radio Dakwah Islam Semarang dalam Meningkatkan Jumlah Pendengar” disusun oleh Ulya Afifiyah, mahasiswa Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, tahun 2019. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Strategi komunikasi penyiar radio dakwah Islam Semarang dalam meningkatkan jumlah pendengar yaitu, melakukan beberapa tahapan: pertama, gaya penyiar dalam menyapa pendengar pada saat siaran. Gaya dan teknik siaran harus diperhatikan oleh penyiar sebab ini berkaitan dengan format siaran. Kedua, strategi komunikasi dalam meningkatkan jumlah pendengar yaitu dengan promosi di sosial media. Ketiga, konsistensi yang terus dijaga sampai sekarang yaitu dakwah. Landasan teori serta konsep berpikir dalam penelitian yang sudah dilakukan ini dengan yang akan peneliti lakukan nanti memiliki persamaan yang sama, tujuannya sama-sama ingin mencari tahu bagaimana strategi komunikasi penyiar dalam menarik minat pendengar. Perbedaannya terletak pada objek yang diteliti oleh Ulya Afifiyah yaitu penyiar yang sangat

Prodi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Sunan kalijaga Yogyakarta, tahun 2016.

Melakukan penelitian menggunakan metode kualitatif.

Pengontrolan arus pendengar dalam penelitian ini sangat ditekankan. Penelitian ini memiliki tujuan yang sama yaitu strategi komunikasi penyiar dalam mempertahankan eksistensi radio.

6 Ulya Afifiyah, “Strategi Komunikasi Penyiar Radio Dakwah Islam Semarang Dalam Meningkatkan Jumlah Pendengar”, (Skripsi Sarjana, Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri Salatiga, 2019), t.d.

7 Woro Purdiningtyas, “Strategi Komunikasi Penyiar Dalam Menyampaikan Pesan- pesan Dakwah di D!Radio Lampung”, (Skripsi Sarjana, Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2018), t.d.

Perbedaannya jika penelitian M. Rizki Majistra Abadi ini lebih berkonsentrasi pada audience radio, bagaimana mempertahankan radio agar tetap menjadi media masyarakat. Sedangkan, penelitian yang akan peneliti lakukan nanti lebih konsen pada bagaimana strategi komunikasi penyiar dalam membuat program supaya lebih menarik untuk didengar.8

4. “Gaya Komunikasi Penyiar Acara Musik di Radio Ramaloka FM”

disusun oleh Ryan Hardeanto, mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, tahun 2017. Penelitian ini juga menggunakan metode kualitatif dengan paradigma konstruktivis. Radio Ramaloka FM merupakan radio yang bersegmentasikan masyarakat mencegah ke bawah yang mengusung format multi-segment. Dalam melakukakn tugasnya, penyiar di Radio Ramaloka FM berperan sangat penting untuk membawa nama radio dalam menyampaikan hiburan dan informasi yang sesuai dengan segmentasi kepada pendengarnya.

Persamaannya yaitu penelitian ini mengenai komunikasi antara penyiar dan pendengarnya. Sedangkan, perbedaanya adalah teori yang digunakan oleh Ryan Hardeanto adalah teori logika desain pesan sedangkan peneliti menggunakan teori Laswell.9

5. “Strategi Komunikasi Penyiar I-Radio Makassar dalam Program Sorelam” disusun oleh Rhiryn Riflyana Tirsyad, mahasiswa Prodi Jurnalistik, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, tahun 2016. Penelitian ini

8 M. Rizki Majistra Abadi, “Strategi Komunikasi Radio Dakwah Dalam

Memperoleh Pendengar”, (Skripsi Sarjana, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2016), t.d.

9 Ryan Hardeanto, “Gaya Komunikasi Penyiar Acara Musik di Radio Ramaloka FM”, (Skripsi Sarjana, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, 2017), t.d.

menggunakan pendekatan kualitatif-deskriptif, dengan sumber data yakni data primer dan data sekunder. Pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan kajian pustaka.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap I-Radio Makassar, ditemukan strategi yang diterapkan I-Raddio Makassar adalah meliputi beberapa aspek yaitu strategi komunikasi gagasan, komunikasi kepribadian, proyeksi kepribadian, strategi pengucapan, dan strategi kontrol suara. Selain itu I-Radio sendiri memasang syarat atau standar bagi para penyiar yang berwawasan luas, update mengenai hal terkini, tingkah laku yang baik, baik untuk I-Listeners, perusahaan dan semua orang. Penelitian ini memiliki tujuan yang sama yaitu bagaimana penerapan strategi komunikasi penyiar agar tercapai komunikasi yang efektif.

Perbedaannya terletak pada tempat atau radio yang diteliti.10 Kekuatan dari judul yang penulis angkat adalah penulis mengangkat dari segi strategi komunikasi penyiar Radio Dakta 107 FM Bekasi dalam menarik minat pendengar pada program Mar’atus Sholihah yang juga menggunakan metodologi penelitian kualitatif.

Karena bagaimanapun, menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi seorang penyiar dalam menarik minat pendengar yang sudah jarang didengarkan oleh masyarakat akan tetapi radio ini masih tetap eksis dikalangan masyarakat hingga saat ini.

F. Metode Penelitian

Dalam penelitian ilmiah, agar penulisan dapat menghasilkan penemuan penelitian, bahasan analisis dan kesimpulan serta dapat

10 Rhiryn Riflyana Tirsyad, “Strategi Komunikasi Penyiar I-Radio Makassar Dalam Program Sorelam”, (Skripsi Sarjana, Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2016), t.d.

dipertanggung jawabkan, maka tentunya penulis harus memperhatikan aspek-aspek yang mendukung penulisan dengan baik.

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, yaitu pendekatan yang digunakan karena beberapa pertimbangan yakni bersifat luwes, tidak terlalu rinci, tidak lazim mengidentifikasikan suatu konsep, serta memberi kemungkinan bagi perubahan-perubahan manakala ditemukan fakta yang lebih mendasar, menarik, dan unik bermakna lapangan.

2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah Manager Program Radio Dakta 107 FM yang bernama Syifa Faradila dan penyiar, sedangkan objeknya adalah strategi komunikasi penyiar Radio Dakta dalam menarik minat pendengar.

3. Sumber Data

Untuk melengkapi data yang ada, penulis menggunakan dua macam data, yaitu:

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari informan yang memberikan informasi terkait data yang diperlukan, data tersebut berupa catatan tertulis dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi. Maka data primer dari penelitian ini adalah Syifa Faradila selaku Koordinator Divisi Program Radio Dakta dan penyiar, Ulfiana Larasati dan Rudi Zein selaku penyiar Radio Dakta, Wiwied Widya Amalia, Miftah Hussa’adah dan Dahlia selaku pendengar Radio Dakta.

Nama Jabatan

Syifa Faradila Koordinator Divisi Program dan Penyiar Radio Dakta Ulfiana Larasati Penyiar Radio Dakta

Rudi Zein Penyiar Radio Dakta Wiwied Widya Amalia Pendengar Radio Dakta

Miftah Hussa’adah Pendengar Radio Dakta Dahlia Pendengar Radio Dakta

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang peneliti cari untuk melengkapi data baik itu teori-teori penelitian maupun data pendukung dalam menjawab penelitian seperti: media offline yakni buku majalah, jurnal serta online seperti e-book, website, dan lain-lain.

4. Tahapan Penelitian

Proses penelitian ini meliputi dua tahapan, yaitu:

a. Teknik Pengumpulan Data

Adapun untuk pelaksanaan penelitian ini, teknik pengumpulan data yang akan dilakukan adalah melalui:

1) Observasi

Observasi adalah penelitian untuk memperoleh data dalam bentuk mengamati serta mengadakan pencatatan

dari hasil observasi.11 Teknik observasi ini langsung ke objek penelitian dengan tujuan untuk memperoleh gambaran tentang strategi komunikasi penyiar Radio Dakta. Observasi dilakukan secara tidak langsung karena dengan adanya pandemi covid-19 maka peneliti melakukan observasi secara online.

2) Wawancara

Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. 12 Wawancara ini dilakukan karena peneliti bermaksud untuk memperoleh pengetahuan tentang tentang makna-makna subjektif yang dipahami individu berkenaan dengan topik yang diteliti, dan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara terstruktur, yaitu wawancara yang masalah beserta pertanyaan-pertanyaan secara jelas dan terinci dalam suatu bentuk catatan. Dalam hal ini peneliti mewawancarai tiga orang yang menjadi subjek dalam penelitian ini.

Teknik wawancara ini dilakukan secara non partisipan, hanya melalui zoom meeting, telepon whatsapp maupun via email karena adanya masa pandemi covid-19.

Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data yang banyak dan relevan.

11 Sutrisna Hadi, metodologi Research, (Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada, 1981), cet, ke-2, h.137.

12 Esterberg, Kristin G: “Qualitative Methodes in Social Research”, dalam Sugiono, Prof. Dr “Memahami Penelitian Kualitatif” (Bandung: Alfabeta, 2005), h. 72.

3) Dokumentasi

Peneliti mengambil dan mengumpulkan data berdasarkan tulisan-tulisan berbentuk catatan dari hasil wawancara dan dokumen-dokumen berupa company profile Radio Dakta 107 FM, sejarah, dan struktur organisasi perusahaan Radio Dakta yang diberikan secara langsung lewat zoom meeting maupun via email, serta tulisan-tulisan yang diperoleh dari internet.

b. Prosedur Penelitian 1) Tahap Persiapan

a) Pada tahap ini peneliti melakukan beberapa persiapan antara lain: menyusun rancangan penelitian, mengurus perizinan, memilih subjek penelitian, dan mempersiapkan diri sepenuhnya untuk melakukan penelitian.

b) Kemudian peneliti memperkenalkan diri secara singkat dan menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan. Dengan menanyakan kesediaan subjek untuk memberikan informasi mengenai strategi komunikasi penyiar radio dalam menarik minat pendengar sehingga subjek bersedia meluangkan waktu untuk memberikan informasi yang peneliti butuhkan.

c) Kemudian peneliti membuat janji untuk pertemuan berikutnya dengan subjek dimana proses wawancara dan observasi akan dilakukan. Karena adanya pandemi covid-19 peneliti mewawancarai lewat zoom meeting sesuai dengan tanggal yang ditentukan.

d) Menyusun pedoman wawancara dan observasi yang dibuat sesuai dengan tujuan penelitian yakni strategi komunikasi penyiar radio dalam menarik minat pendengar.

e) Mempersiapkan berbagai alat yang dapat digunakan untuk mendokumentasikan berbagai peristiwa yang terjadi pada saat wawancara dan observasi dilakukan.

Adapun alat-alat yang digunakan meliputi lembar observasi dan wawancara, alat perekam, kamera sebagai media pengambilan gambar (foto).

2) Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data dan referensi, dimulai dengan mencari data, dalam hal ini bertanya kepada produser program, dan penyiar. Langkah selanjutnya, peneliti mencari pendengar radio dan melaukan wawancara untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan.

a) Sehari sebelum waktu pertemuan yang telah ditentukan, peneliti kembali menginformasi ulang subjek via telepon untuk memastikan kembali janji pertemuan yang telah direncanakan. Serta peneliti juga mempersiapkan pedoman wawancara yang telah disetujui oleh dosen pembimbing sebelumnya.

b) Melakukan proses pengumpulan data dengan melakukan wawancara yang dilaksanakan pada waktu dan tempat yang telah disepakati bersama.

c) Selanjutnya peneliti juga mencari data lainnya dengan tujuan agar data yang diperoleh bersifat objektif.

d) Menganalisa data setiap subjek hingga membuat kesimpulan penelitian.

3) Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan pada rentang waktu 10 Februari 2021 sampai dengan 26 Mei 2021 di tempat yang telah disepakati dengan subjek.

4) Analisa Data

Dalam menganalisa data penulis menggunakan pola deskriptif analisis/analisa kritis. Yakni, penulis mencoba memaparkan semua data yang diperoleh dari berbagai literatur atau wawancara kemudian menganalisa data dengan berpedoman dengan sumber-sumber tertulis.

Bogdan menyatakan analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.13

Menurut Murdiyatmoko dan Handayani dalam pengolahan data kualitatif secara garis besar akan menempuh tiga alur kegiatan yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.14 Adapun Teknik analisa data dalam penelitian ini melalui beberapa prosedur pengolahan data seperti telah dipaparkan sebelumnya, yaitu sebagai berikut:

13 Bogdan, Robert C., Biklen, Knopp, Sari. 1982 “Qualitative Research For

Education”, dalam Sugiono, Prof. Dr “Memahami Penelitian Kualitatif” (Bandung: Alfabeta, 2005) h. 88.

14 Janu Murdiyatmoko dan Citra Handayani, Sosiologi, (Bandung: PT Grafindo Media Pratama, 2006).

a) Reduksi data: pada bagian pertama, proses analisa dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara dengan responden, observasi yang telah dituliskan dalam lembar observasi, dan sebagainya. Data-data tersebut tidak lain hanyalah kumpulan kata-kata mentah yang masih perlu dibaca, dipelajari dan ditelaah lebih lanjut.

Untuk mengubah kata-kata mentah tersebut menjadi bermakna maka peneliti kemudian mengadakan reduksi data. Adapun pengertian reduksi data menurut Murdiyatmoko dan Handayani adalah suatu kegiatan yang berupa penajaman analisis, penggolongan data, pengarahan data, pembuangan data yang tidak perlu, dan pengorganisasian data sedemikian rupa untuk bahan penarikan kesimpulan.15

b) Penyajian data: setelah ditemukannya hasil olahan data mentah tadi dalam bentuk kalimat yang mudah dicerna, selanjutnya peneliti menganalisa masing-masing strategi subjek tersebut, peneliti kembali melakukan analisa dengan mengkombinasikan berbagai strategi dari ketiga subjek dalam bentuk analisa antar strategi.

Yang selanjutnya data tersebut dijadikan panduan untuk menjawab semua pertanyaan yang terdapat pada bab I, dengan cara menganalisanya dalam bentuk naratif yang bersifat deskriptif. Sehingga tujuan dari penelitian ini dapat terjawab.

15 Janu Murdiyatmoko dan Citra Handayani, Sosiologi, (Bandung: PT Grafindo Media Pratama, 2006).

c) Penarikan kesimpulan atau verifikasi: sedangkan pada tahap akhir ini, data yang tersaji pada analisa antar strategi khususnya data yang berisi jawaban atas tujuan penelitian kembali diuraikan secara singkat. Sehingga memperoleh kesimpulan mengenai strategi komunikasi penyiar radio dalam mempertahankan minat pendengar.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan di dalam penelitian ini merujuk pada buku Teknik Penulisan Proposal dan Skripsi Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta 2021.16 Penulisan di dalam skripsi ini akan terbagi menjadi 5 bab, masing-masing bab tersebut mempunyai suatu kaitan yang erat antara satu dan yang lain. Diantaranya:

BAB I Pendahuluan, yang meliputi latar belakang masalah, identifikasi, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II Landasan Teori, yang meliputi pengertian komunikasi, penyiar, dan kajian radio.

BAB III Gambaran Umum Radio Dakta 107 FM, tentang sejarah dan perkembangan Radio Dakta, Company Profile, Visi dan Misi Radio Dakta, Program Siaran Radio Dakta, dan Struktur Organisasi Perusahaan Radio Dakta.

16 Tim Penulis, Petunjuk Teknis Penulisan Proposal dan Skripsi Institut Ilmu Al- Qur’an Jakarta (IIQ) Jakarta, (Jakarta: IIQ Press, 2021), h. 12-16.

BAB IV Analisis Hasil Temuan Penelitian, berisi tentang Strategi Komunikasi Penyiar Radio Dakta 107 FM Bekasi Dalam Menarik Minat Pendengar Pada Program Mar’atus Sholihah.

BAB V Penutup, berisi tentang kesimpulan dan saran.

20

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori strategi komunikasi, dan teori ini akan digunakan sebagai panduan untuk menganalisis data-data pada bab selanjutnya.

A. Strategi Komunikasi 1. Pengertian Strategi

Secara garis besar pengertian strategi dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah perencanaan yang matang dari suatu kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu. 1 Susunan rencana sebelumnya diatur sedemikian rupa untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Oleh karena itu, perencanaan sangat penting dan memiliki sisi baiknya. Namun, ini tidak dapat digunakan sebagai referensi tunggal. Menurut beberapa ahli, ada beberapa pendapat, antara lain:

Menurut Effendy, inti dari strategi sebenarnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen untuk mencapai tujuan. Seperti penjelasan di KBBI, namun dalam pengertian ini strategi dibentuk sebagai peta.

Untuk mencapai tujuan tersebut dibuatlah deskripsi yang terstruktur.

Meskipun peta rute menunjukkan arah ke tujuan, ini lebih seperti menggambarkan langkah demi langkah. Kalimat ini berarti peta strategi yang bisa menunjukkan operasinya dan juga bisa disebut

1 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005).

strategi terstruktur.2Selain itu, menurut pemahaman Michael E.

Phorter, tentang strategi, strategi itu unik, memiliki posisi yang berharga, dan melibatkan serangkaian aktivitas yang berbeda. Jika strategi memiliki koordinasi tim kerja, maka ditentukan tema dan faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip rasionalitas, maka strategi tersebut dianggap baik. Dalam pengertian ini, strategi yang dimaksud adalah tentang bagaimana proses tersebut bekerja dan faktor- faktor apa yang mendukung proses tersebut untuk mencapai tujuannya atau menekankan pada manajemen kerja.3

Dari pengertian di atas maka strategi dapat dibedakan menjadi beberapa aspek, yang pertama adalah tujuan atau sasaran yang ingin dicapai. Kedua, bagaimana membuat rencana. Ketiga, manajemen kerja yang efisien. Keempat, bagaimana rencana kerja dan manajemen bekerja. Dapat disimpulkan bahwa strategi merupakan suatu susunan dari rangkaian kegiatan yang akan mencapai tujuan yang diharapkan dengan mempertimbangkan beberapa aspek.

2. Pengertian Komunikasi

Pengertian komunikasi dari bahasa Inggris “communication”, secara etimologi adalah dari bahasa Latin communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis. Dalam kata communis ini memiliki makna “berbagi” atau “menjadi milik bersama”. Komunikasi secara terminologi merujuk pada adanya proses penyampaian suatu

2 Ditha Prasanti & Ikhsan Fuady, “Strategi Komunikasi Dalam Kesiapan

Menghadapi Bencana Longsor bagi Masyarakat di Bandung Barat”, Komunikasi 11, no.2, (2017): h. 138.

3 Ditha Prasanti & Ikhsan Fuady, “Strategi Komunikasi Dalam Kesiapan

Menghadapi Bencana Longsor bagi Masyarakat di Bandung Barat”, Komunikasi 11, no.2, (2017): h. 138.

pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia.4

Dapat penulis simpulkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses di mana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi dan kreasi sosial, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain.

Komunikasi secara umum memiliki fungsi sebagai berikut:

a. Komunikasi sosial

Fungsi komunikasi sosial adalah salah satu fungsi inti dari suatu media. Media mempunyai tujuan untuk membuat masyarakat terhibur. Seperti Radio Dakta yang memberikan informasi, dakwah dan hiburan bagi pendengarnya.5

b. Komunikasi Ekspresif

Komunikasi ekpresif tidak secara langsung bertujuan untuk mempengaruhi orang lain, akan tetapi dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi).6

Komunikasi ekspresif digunakan untuk memberikan kekuatan emosional dalam siarannya. Penyiar Radio Dakta tidak hanya berbicara ketika siaran saja, melainkan membuat pendengar tertarik dengan isi siaran melalui obrolan atau candaan sehingga terjalin suatu komunikasi personal yang menciptakan kedekatan dan keakraban pada saat siaran.

4 Onong Uchjana Effendy, Komunikasi Teori dan Praktek, (Jakarta: Grasindo, Rosdakarya, 2002), h. 153.

5 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003), h. 5.

6 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003), h. 21.

c. Komunikasi Ritual

Komunikasi ritual sering juga bersifat ekspresif, yaitu menyatakan perasaan terdalam seseorang. Kegiatan ritual memungkinkan peserta berbagi perasaan emosional menjadi lebih dekat antara peserta lainnya, serta menjadi pengabdian pada kelompok.7

Fungsi dari komunikasi ritual ini digunakan oleh penyiar Radio Dakta untuk mewujudkan suatu perasaan saling menghargai dan dihargai dengan pendengar, sehingga dapat terwujud suatu keterikatan tersebut.

d. Komunikasi Instrumental

Komunikasi instrumental mempunya beberapa tujuan umum yaitu menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan, dan mengubah perilaku atau memberikan tindakan, dan juga menghibur. Komunikasi instrumen berfungsi untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi dan pekerjaan, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka Panjang.8

Fungsi komunikasi instrumental perlu diterapkan oleh penyiar di Radio Dakta. Karena, penyiar Radio Dakta harus menyampaikan informasi dan berita yang menarik bagi pendengarnya.

Pengertian komunikasi dari beberapa ahli adalah sebagai berikut:

1) Carl I. Hovland

7 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003), h. 25.

8 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003), h. 30.

Komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain (communication is the process modify the behavior of other individuals)9

2) Harold Lasswell

Cara terbaik untuk mendeskripsikan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan berikut: Who says what in which channel to whom with what effect? Atau siapa mengatakan apa dengan saluran apa kepada siapa dengan pengaruh bagaimana?10

3) Edwin Emery

Komunikasi adalah seni menyampaikan informasi tentang pikiran dan sikap seseorang kepada orang lain.11

Dari pengertian komunikasi di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses pertukaran informasi antar manusia agar memiliki kesamaan makna.

Berdasarkan definisi komunikasi oleh Laswell, komunikasi yaitu Who Says what In Which Channel To Whom Whit What Effect?, maka dapat diturunkan lima unsur komunikasi yang saling bergantung satu sama lain, yaitu:

a) Komunikator (communicator, source, sender)

Komunikator adalah pihak yang mengirim pesan kepada khalayak. Oleh karena itu komunikator juga disebut pengirim, sumber, source, atau encoder. Sebagai pelaku utama dalam proses komunikasi, komunikator memegang peranan yang sangat

9 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT.

Rosdakarya Offset, 2007), h. 10.

10 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2008), h. 69.

11 Tommy Suprapto, Pengantar Ilmu Komunikasi dan Peran Manajemen Dalam Komunikasi (Yogyakarta: Caps, 2011), cet.1, h. 5.

Dokumen terkait