BAB II KAJIAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA
E. Prosedur Penelitian
Dilakukan persiapan perangkat pembelajaran yang akan digunakan dalam melaksanakan proses pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang dimaksud meliputi RPP dan LKS.
2. Tahap pelaksanaan
Pelaksanaan pengajaran yang dilakukan peneliti selama lima kali pertemuan.
Adapun prosedur pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
1) Memberikan prates sebagai tes awal kepada siswa sebelum diberikan perlakuan, kemudian hitung rata-rata untuk mengetahui prestasi awal mereka.
33 2) Memberikan perlakuan, yaitu siswa diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) sesuai dengan kegiatan yang telah disusun dalam RPP, serta melakukan observasi terhadap aktivitas siswa.
3) Memberikan postes kepada siswa setelah melakukan proses pembelajaran selama tiga kali pertemuan, kemudian hitung rata-ratanya untuk mengetahui prestasi siswa setelah perlakuan.
4) Membagikan angket kepada siswa untuk mengetahui respon siswa terhadap model yang diterapkan.
5) Membandingkan rata-rata hasil prates dan postes untuk mengetahui apakah terjadi perbedaan atau peningkatan hasil belajar siswa.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua bentuk yaitu instrument tes dan observasi. Adapun kedua instrumen tersebut adalah sebagai berikut.
1. Tes hasil belajar siswa
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar matematika. Tes hasil belajar ini disusun untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa atau sebagai alat pengumpul data variabel hasil belajar sebelum dan setelah mengikuti proses pembelajaran matematika melalui model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan soal essay karena mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta memberi kesempatan kepada siswa untuk mengutarakan maksudnya dengan gaya bahasa dan caranya sendiri.
2. Lembar Observasi
Observasi dalam sebuah penelitian diartikan sebagai pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan melibatkan seluruh indera untuk mendapatkan data.
Jadi observasi merupakan pengamatan langsung dengan menggunakan penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan, atau kalau perlu dengan pengecapan. Instrumen observasi yang berupa pedoman pengamatan, biasa digunakan dalam observasi sitematis dimana si pelaku observasi bekerja sesuai dengan pedoman yang telah dibuat. Pedoman tersebut berisi daftar jenis kegiatan yang kemungkinan terjadi atau kegiatan yang akan diamati. Dalam penelitian ini peneliti membuat lembar observasi aktivitas siswa. Lembar observasi aktivitas siswa ini digunakan untuk mengumpulkan data atau mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS). Penelitian terhadap aktivitas siswa dibedakan menjadi dua kategori, yakni aktif dan kurang aktif yang dilihat dari rata-rata aspek pengamatan keaktifan siswa pada lembar obeservasi keaktifan siswa.
3. Angket
Angket atau Kuesioner adalah metode pengumpulan data, instrumennya disebut sesuai dengan nama metodenya. Bentuk lembaran angket dapat berupa sejumlah pertanyaan tertulis, tujuannya untuk memperoleh informasi dari responden tentang apa yang ia alami dan ketahuinya. Bentuk kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner terbuka, dimana responden bebas menjawab dengan kalimatnya sendiri, bentuknya sama dengan kuesioner isian.
35 Dalam penelitian ini data yang diperoleh adalah respons siswa terhadap pembelajaran matematika dengan model Pembelajaran Kooperatif tipe TPS, dengan cara membagikan angket pada setiap siswa untuk diisi sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Oleh karena itu, guru menyampaikan bahwa pengisian angket tidak mempengaruhi nilai.
G. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini : 1. Tes
Pengumpulan data dengan tes dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan (penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS).
Memberikan perlakuan, yaitu siswa diajar dengan menggunakan model Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) sesuai dengan kegiatan yang telah disusun dalam RPP. Tes diberikan sebelum perlakuan bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang pengetahuan awal siswa. Tes yang diberikan setelah perlakuan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan melalui penerapan Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS).
2. Observasi
Kegiatan ini dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. Data ini diperoleh dengan menggunakan lembar observasi untuk siswa. Lembar observasi siswa adalah alat yang digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS).
3. Angket
Angket adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden. Angket merupakan sebuah pertanyaan-pertanyaan yang tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden tentang diri pribadi atau hal-hal yang ia ketahui. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui tanggapan/respon siswa terhadap penerapan model yang digunakan selama proses pembelajaran berlangsung.
H. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini dianalisis dengan teknik Analisis statistik deskriptif. Analisis statistik deskriptif untuk menggambarkan karakteristik hasil belajar siswa. Data yang dianalisis melalui analisis deskriptif adalah data tentang hasil belajar matematika siswa, aktivitas siswa dan respon siswa.
1) Ketuntasan hasil belajar siswa
Pedoman yang digunakan untuk mengelompokkan kategori hasil belajar siswa dalam penelitian ini adalah menggunakan skala lima yang dikemukakan oleh nurkanca (Asri, 2018: 36), yaitu :
Tabel 3.2. Kategorisasi Hasil Belajar Siswa
N0. Skor Kategorisasi Hasil Belajar
1 90 – 100 Sangat tinggi
2 80 – 89 Tinggi
3 65 – 79 Sedang
4 55 -64 Rendah
5 0 – 54 Sangat Rendah
Tabel 3.3. Kategorisasi Standar Hasil Belajar
Skor Kategorisasi Ketuntasan Belajar
0 ≤ x < 70 Tidak Tuntas
70 ≤ x ≤ 100 Tuntas
37
Ketuntasan belajar klasikal =
Kriteria seorang siswa dikatakan tuntas apabila memiliki nilai sedangkan Ketuntasan belajar siswa secara klasifikal dapat tercapai jika 75% dari jumlah siswa dapat mencapai ketuntasan individu.
2) Analisis data peningkatan hasil belajar
Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui gain (peningkatan) hasil belajar matematika siswa. Gain diperoleh dengan cara membandingkan hasil pretest dan posttest. Gain yang digunakan untuk menghitung peningkatan hasil belajar matematika siswa adalah gain ternormalisasi (normalisasi gain).
Adapun rumus dari gain ternormalisai adalah : g =
Keterangan:
Spre : Rata-rata skor tes awal Spost : Rata-rata skor tes akhir
Smaksi : Skor maksimum yang mungkin dicapai (skor maks. ideal) Untuk klasifikasi gain ternormalisasi terlihat pada tabel berikut : Tabel 3.4. Kriteria tingkat Gain Ternomalisasi
Nilai Gain Ternormalisasi Kategori
g 0,70 Tinggi
0,30 g < 0,70 Sedang
g < 0,30 Rendah
Sumber : Asri, 2016 : 37 3) Analisis data aktivitas siswa
Untuk menentukan presentase rata-rata keaktifan siswa setiap pertemuaan, yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Si=
Keterangan:
Si: presentase aktivitas siswa indicator ke-i Xi: banyaknya aktivitas siswa indicator ke-i
N: jumlah seluruh indikator yang teramati pada pertemuan itu.
Kriteria keberhasilan aktivitas siswa sekurang-kurangnyya 75% siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
4) Analisis angket respons
Untuk menentukan presentase rata-rata jumlah siswa yang memberi respon terhadap pembeajaran yang dilaksanakan dengan menggunakan rumus :
% JS = Keterangan:
%JS : presentase rata-rata jumlah siswa yang memberi respon TN : total nilai respons
N : jumlah siswa yang merespon
Respons siswa dikatakan positif jika rata-rata presentase respons siswa yang menjawab senang atau ya minimal 70%.
39 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada kelas VII SMPIT Al- Ishlah Maros, maka penulis melakukan pengumpulan data dan memperoleh data hasil belajar berupa nilai pretest dan posttest siswa sebagai berikut.
Analisis Deskriptif
a. Hasil Belajar Matematika
Statistika deskriptif hasil belajar matematika melalui model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.1 Statistika Deskriptif Hasil Belajar Matematika melalui Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair share (TPS)
Statistik Nilai
Pretest Posttest
Mean 22,65 88,65
Median 18 86
Modus 18 86
Simpangan baku 10,38 7,16
Variansi 107,75 51,30
Nilai maksimum 48 100
Nilai minimum 9 76
Sumber : Lampiran D
Berdasarkan Tabel 4.1, diperoleh hasil belajar matematika meningkat dengan mean (rata-rata) sebesar 22,65 pada pretest dan meningkat menjadi 88,65 pada posttest;
median (nilai tengah) dari 18 meningkat menjadi 86; modus (nilai paling sering muncul) dari 18 meningkat menjadi 86; simpangan baku dari 10,38 menjadi 7,16; variansi dari
107,75 menjadi 51,30; nilai minimum dari 9 menjadi 76; dan nilai maksimum dari 48 menjadi 100.
Apabila nilai hasil belajar matematika siswa tersebut dikelompokkan dalam 5 kategori maka akan diperoleh distribusi dan persentase sebagai berikut.
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Belajar Matematika melalui Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair share (TPS) No. Interval Kategori Frekuensi Persentase (%)
Pretest Posttest Pretest Posttest
1 0-54 Sangat rendah 29 0 100 0
2 55-64 Rendah 0 0 0 0
3 65-79 Sedang 0 1 0 3,44
4 80-89 Tinggi 0 14 0 48,27
5 90-100 Sangat tinggi 0 14 0 48,27
Jumlah 29 29 100 100
Sumber : Lampiran D
Pada Tabel 4.2, distribusi frekuensi dan persentase hasil belajar matematika untuk pretest dan posttest menunjukan bahwa pada kategori sangat rendah dari 29 siswa (100%) berkurang menjadi tidak ada, pada kategori rendah tidak ada, pada kategori sedang dari tidak ada meningkat menjadi 1 siswa (3,44%), pada kategori tinggi dari tidak ada menjadi 14 siswa (48,27%), dan pada kategori sangat tinggi dari tidak ada menjadi 14 siswa (48,27%).
41
Ketuntasan hasil belajar klasikal siswa dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 4.3 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Skor Kategorisasi Frekuensi Persentase (%)
Pretest Posttest Pretest Posttest 0 Tidak tuntas 29 0 100 0
70 < x Tuntas 0 29 0 100
Jumlah 29 29 100 100
Sumber : Lampiran D
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang digunakan di SMPIT Al-Ishlah Maros, yaitu 70. Artinya siswa dikatakan tuntas belajar jika hasil belajarnya telah mencapai minimal 70 ( ) dan ketuntasan klasikal tercapai 75% siswa telah mencapai skor . Berdasarkan Tabel 4.3, menunjukkan bahwa 0 dari 29 siswa atau 0% tidak tuntas dan 29 siswa atau semua siswa atau 100% siswa telah mencapai ketuntasan belajar.
b. Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Data pretest dan posttest siswa selanjutnya dihitung dengan menggunakan rumus normalized gain. Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa kelas VII SMPIT Al-Ishlah Maros setelah diterapkan model pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada pembelajaran matematika. Hasil pengolahan data yang telah dilakukan menunjukkan bahwa hasil normalized gain atau rata-rata gain ternormalisasi siswa setelah diajar dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) adalah 0,85.
Statistika deskriptif gain ternormalisasi siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.4 Statistika Deskriptif Gain Ternormalisasi melalui Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)
Statistik Nilai
Gain
Mean 0,8536
Median 0, 8293
Modus 0,83
Simpangan baku 0,9688
Variansi 0,009
Nilai maksimum 1,00
Nilai minimum 0,62
Sumber : Lampiran D
Untuk melihat persentase peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut.
Tabel 4.5 Deskripsi Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa setelah diterapkan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair share (TPS)
Nilai Gain Kategori Frekuensi Persentase (%)
g 0,70 Tinggi 28 96,55
0,30 g < 0,70 Sedang 1 3,45
g > 0,30 Rendah 0 0
Jumlah 29 100
Sumber : Lampiran D
Berdasarkan Tabel 4.6, deskripsi peningkatan hasil belajar matematika siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair share (TPS) menunjukkan bahwa 28 dari 29 siswa atau 96,55% yang peningkatan hasil belajarnya berada pada kategori tinggi, 1 dari 29 siswa atau 3,45% yang peningkatan hasil belajarnya berada pada kategori sedang, dan tidak ada siswa yang peningkatan hasil belajarnya berada pada kategori rendah. Jika rata-rata gain ternormalisasi siswa sebesar 0,85 dikonversi kedalam 3 aktegori diatas, maka rata-rata gain ternormalisasi siswa
43 berada pada interval g 0,70. Dengan demikian peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMPIT Al-Ishlah Maros setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tioe Think Pair share (TPS) berada pada kategori tinggi.
c. Aktivitas siswa
Aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung melalui model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.6 Aktivitas Siswa selama Pelaksanaan Pembelajaran matematika melalui Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)
No. Indikator yang Diamati Pertemuan ke- Persentase 1 2 3 4 5
1 Jumlah siswa yang hadir pada saat proses
pembelajaran berlangsung
P R E T E S T
29 28 27 P O S T T E S T
88,03
2 Siswa yang
mendengarkan dan memperhatikan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru
29 28 27 88,03
3 Siswa yang
mendengarkan dan memperhatikan materi pada saat proses pembelajaran
29 28 27 88,03
4 Siswa terlibat dalam kegitan mengerjakan latihan yang diberikan guru secara mandiri (think)
29 23 27 83,03
5 Siswa terlibat dalam kegitan berdiskusi secara berpasangan (Pair)
29 28 27 88,03
6 Siswa terlibat dalam kegiatan berbagi mengenai hasil diskusi
19 21 22 65.28
mereka didepan kelas (Share).
7 Siswa yang aktif bertanya pada guru
27 27 25 82.73
8 Siswa mendengarkan kesimpulan yang disampaikan guru
29 28 27 86.88
9 Siswa mendengarkan penyampaian guru mengenai materi selanjutnya
29 28 26 86.88
Jumlah 756,92
Rata-rata 84,10
Sumber : Lampiran B
Secara umum, sebagian besar siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata aktivitas siswa sebesar 84,10% dan telah mencapai kriteria keefektifan aktivitas ssiwa, yaitu minimal 75%. Dengan demikian, model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) efektif pada indikator aktivitas siswa.
d. Respons Siswa
Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data respons siswa adalah angket respons siswa terhadap pembelajaran diukur dengan pemberian angket untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS). Dengan ketentuan kriteria yang ditetapkan dalam penelitian ini minimal 70% siswa yang memberi respons positif terhadap pembelajaran yang diisi oleh 29 orang siswa.
Respons siswa setelah mengikuti pembelajaran matematika melalui model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) disajikan dalam tabel berikut.
45
Tabel 4.7 Deskripsi Respons Siswa terhadap Pembelajaran Matematika
melalui Penerapan Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair share (TPS)
No Pertanyaan Jawaban Ya Jawaban Tidak
F % F %
1 Apakah anda menyukai pelajaran matematika dengan kegiatan mengerjakan latihan yang diberikan oleh guru secara mandiri (Think) ?
22 75,86 7 24,14
2 Apakah anda menyukai pelajaran matematika dengan kegiatan berdiskusi secara berpasangan (Pair) ?
28 96,55 1 3,45
3 Apakah anda menyukai pelajaran matematika dengan kegiatan berbagi mengenai hasil diskusi anda didepan kelas (Share) ?
29 100 0 0
4 Apakah anda menyukai cara mengajar yang diterapkan guru dalam proses pembelajaran dengan kegiatan mengerjakan latihan yang diberikan oleh guru secara mandiri (Think) ?
29 100 0 0
5 Apakah anda menyukai cara mengajar yang diterapkan guru dalam proses pembelajaran dengan kegiatan berdiskusi secara berpasangan (Pair) ?
28 96,55 1 3,45
6 Apakah anda menyukai cara mengajar yang diterapkan guru dalam proses pembelajaran dengan kegiatan berbagi mengenai hasil diskusi anda didepan kelas (Share) ?
29 100 0 0
7 Apakah dengan kegiatan mengerjakan latihan yang diberikan oleh guru secara mandiri (Think) dapat membantu
27 93,10 2 6,90
dan mempermudah anda memahami materi pelajaran matematika ?
8 Apakah dengan kegiatan berdiskusi secara berpasangan (Pair) dapat membantu dan mempermudah anda memahami materi pelajaran matematika ?
28 96,55 1 3,45
9 Apakah dengan kegiatan berbagi mengenai hasil diskusi anda didepan kelas (Share) dapat membantu dan mempermudah anda memahami materi pelajaran matematika ?
29 100 0 0
10 Apakah anda termotivasi untuk belajar matematika, setelah diterapkan kegiatan
mengerjakan latihan yang diberikan oleh guru secara mandiri (Think) ?
29 100 0 0
11 Apakah anda termotivasi untuk belajar matematika, setelah diterapkan kegiatan berdiskusi secara berpasangan (Pair) ?
29 100 0 0
12 Apakah anda termotivasi untuk belajar matematika, setelah diterapkan kegiatan berbagi mengenai hasil diskusi anda didepan kelas (Share) ?
29 100 0 0
Jumlah 336 1.158,61 12 41,39
Rata-rata 96,55 3,45
Sumber : Lampiran D
secara umum pembelajaran matematika melalui model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) mendapat respons positif dari siswa. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata persentase respons positif siswa sebesar 96,55 % dan respons negatif siswa sebesar 3.45 %. Sesuai dengan indikator keefektifan respon siswa, yaitu minimal 70%, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) efektif pada indikator respons siswa.
47
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis deskriptif tentang hasil belajar, aktivitas siswa dan respons siswa terhadap pembelajaran matematika melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) di Kelas VIIA.1 SMPIT Al-Ishlah Maros, peneliti dapat menjabarkannya berikut :
a. Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar adalah nilai yang menggambarkan tingkat keberhasilkan siswa setelah melalui pembelajaran yang diperoleh dari hasil tes. Ketuntasan belajar siswa dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM). Ketuntasan klasikan tercapai apabila minimal 75% siswa dikelas telah mencapai skor paling rendah sesuai KKM.
Hasil analisis data hasil belajar siswa sebelum diberikan pembelajaran matematika melalui model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) Smenunjukkan bahwa seluruh siswa yang berjumlah 29 orang atau 100% siswa tidak mencapai ketuntasan individu. Dengan kata lain, hasil belajar siswa sebelum diberikan pembelajaran matematika melaui model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) sangat rendah dan tidak memenuhi kriteria ketuntasan klasikal.
Hasil analisis data hasil belajar siswa setelah diberikan pembelajaran matematika malalui model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) menunjukkan bahwa 29 siswa atau 100 % mencapai ketuntasan individu dan tidak ada siswa atau 0 % tidak mencapai ketuntasan individu. Hal ini berarti bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) efektif karena telah memenuhi kriteria ketuntasan klasikal.
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh : 1) Wahyuddin dan Erlani (2019) menyimpulkan bahwa : Skor rata-rata hasil belajar siswa sebelum proses pembelajaran sebesar 44,40 dengan kategori tidak tuntas, baik secara individual maupun klasikal dan meningkat menjadi 78,75 setelah penerapan dengan penerapan model kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dengan 95% siswa dan dinyatakan tuntas secara individual dan tuntas tuntas secara klasikal, 2) Ainun (2014) menyimpulkan bahwa : hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Muhammadiyah Makassar bahwa skor rata – rata hasil belajar matematika siswa setelah diberikan perlakuan sebesar 77,27 dengan standar deviasi 11,99 dari skor ideal 100 berada pada kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa hasi belajar matematika siswa tuntas berdasarkan KKM yaitu 65 dan tuntas secara klasikal 85 % dari siswa yang mencapai nilai ≥ 65,00 dimana hasil ketuntasan klasikal yang diperoleh yaitu 87,87 % dengan jumlah keseluruhan siswa berjumlah 33 orang.
b. Gain Hasil Belajar Siswa
Analisis data skor gain secara deskriptif diperoleh rata-rata skor berada diklasifikasi tinggi sebesar 0,85 dari jumlah keseluruhan siswa 29 orang, 29 orang siswa yang peningkatan hasil belajarnya berada pada kategoro tinggi, 1 orang siswa yang peningkatan hasil belajarnya berada pada kategori sedang, dan tidak ada siswa yang peningkatan hasil belajarnya berada pada kategori rendah.
penelitian yang relevan dengan penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh : 1) Ainun (2014) menyimpulkan bahwa : Analisis data skor gain secara deskriptif diperoleh rata-rata skor berada diklasifikasi sedang sebesar 0,70 dari jumlah keseluruhan siswa 33 orang, 19 orang siswa yang peningkatan hasil belajarnya berada pada kategori tinggi, 14 orang siswa yang peningkatan hasil belajarnya berada pada
49 kategori sedang, dan tidak ada siswa yang peningkatan hasil belajarnya berada pada kategori rendah, 2) Wahyuddin dan Erlani (2019) menyimpulkan bahwa : nilai gain ternormalisasi yaitu 0,60 berada pada kategori sedang yang meningkat dari hasil belajar sebelum tindakan yaitu sebesar 44,40.
c. Aktivitas Siswa
Menurut hamalik (2009:28), aktivitas belajar siswa merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas siswa dikatakan berhasil/efektif jika minimal 75% siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Hasil analisis data menunjukkan bahwa persentase aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika melalui model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) sebesar 84,10%. Hal ini karena siswa didorong untuk belajar aktif melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep, guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman yang memungkinkan mereka untuk menemukan, serta semua siswa memiliki tanggungjawab yang sama dalam kelomponya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa sudah aktif mengikuti proses pembelajaran matematika dan telah memenuhi kriteria aktivitas siswa.
penelitian yang relevan dengan penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh : 1) Wahyuddin dan Erlani (2019) menyimpulkan bahwa : Aktivitas siswa berada pada kategori aktif dengan rata-rata persentasi aktivitas positif siswa yaitu sebanyak 76,42%
aktif dalam pembelajaran matematika, 2) Winda (2016) menyimpulkan bahwa : hasil pengamatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran melalui model kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada siswa kelas VIII.5 SMP Negeri 3 Pallangga Gowa menunjukkan bahwa aspek yang diamati memenuhi kriteria berhasil. Hal ini terlihat dari hasil analisis data observasui yang menunjukkan rata-rata persentase siswa yang aktif
dalam proses pembelajaran selama empat kali pertemuan mengalami perubahan kearah yang lebih baik.
d. Respons Siswa
Respons siswa adalah tanggapan pelaksanaan pembelajaran matematika melalui model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS). Berdasarkan hasil analisis data respons siswa menunjukkan bahwa secara umum pembelajaran matematika melalui model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) mendapat respons positif dari siswa. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata persentase respon positif siswa sebesar 96,55% dan respons negatif siswa sebesar 3,45%. Sesuai dengan indikator keefektifan respons siswa minimal 70%, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) efektif pada indikator respons siswa.
penelitian yang relevan dengan penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh : 1) Wahyuddin dan Erlani (2019) menyimpulkan bahwa : Siswa memberi respon positif terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan rata-rata persentase sebanyak 71%, 2) Ainun (2014) menyimpulkan bahwa : penerapan model kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 2 Makassar mendapat respons yang positif dengan rata-rata persentase siswa yang mendapat respons positif 85,17% berdasarkan indikator respons siswa dikatakan positif terhadap proses pembelajaranjika jumlah siswa yang memberi respons positif sudah lebih banyak disbanding siswa yang memberi respon negatif atau dapat dikatakan jika siswa yang memberi respons positif lebih dari ≥ 80 %.
51
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada Bab IV, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Pembelajaran matematika efektif melalui model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada siswa kelas VII SMPIT AL-ISHLAH MAROS, yang ditinjau dari:
a. Hasil belajar matematika siswa kelas VII SMPIT AL-ISHLAH MAROS setelah mengikuti pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) memiliki skor rata-rata 88,65. Dari penelitian ini, 100 % siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Dan terjadi peningkatan hasil belajar matematika setelah diajar dengan menggunakan model pembelajaran TPS pada siswa sebesar 0,85, maka rata-rata gain ternormalisasi berada pada interval g 0,70.
b. Aktivitas siswa selama pembelajaran matematika berlangsung telah memenuhi kriteria keefektifan dengan rata-rata 84,10% ( 75%).
c. Respon positif siswa terhadap pembelajaran matematika melalui model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) telah memenuhi kriteria keefektifan dengan rata-rata 96,55% ( 70%).
2. Terjadi peningkatan hasil belajar matematika pada siswa kelas VII SMPIT Al-Ishlah Maros setelah diberikan pembelajaran matematika melalui model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS).