• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembahasan Temuan

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

C. Pembahasan Temuan

Pada bagian ini peneliti akan menjabarkan hasil dari observasi dan wawancara yang sudah dilakukan oleh peneliti di Pabrik Beras Sukoreno Makmur terkait Manajemen Rantai Pasokan Gabah Padi Pada PB Sukoreno Makmur di Desa Sukoreno Kecamatan Kalisat Kabupaten Jember.

1. Aliran Produk Pada PB Sukoreno Makmur

Aliran produk merupakan aliran barang dari hulu (upstream) ke hilir (downstream).177 Dalam rantai pasok yang terjadi di Pabrik Beras Sukoreno Makmur pelaku hulu yaitu petani dan pelaku hilir adalah

177Annoha Emhar, “Analisis Rantai Pasokan (Supply Chain) Daging Sapi Di Kabupaten Jember”, Berkala Ilimiah Pertanian Volume 1, 3 (Februari, 2014), 57.

KONSUMEN PETANI

PEDAGANG PENGUMPUL

PEDAGANG PENGECER

PB SUKORENO MAKMUR

PEDAGANG BESAR

konsumen produk. Produk dalam rantai pasokan yang terjadi pada Pabrik Beras Sukoreno Makmur yaitu gabah padi yang kemudian diproses jadi beras sebagai hasil utama dan sekam dan dedak sebagai hasil sampingan.

Gabah padi ini berasal dari petani dan pedagang pengumpul. Dimana ada dua metode jalur penjualannya yaitu pertama gabah dari petani yang dijual pada pedagang pengumpul dan pedagang pengumpul menjual gabah pada Pabrik Beras Sukoreno Makmur dan yang kedua gabah dari petani dijual langsung pada Pabrik Beras Sukoreno Makmur. Dan di Pabrik Beras Sukoreno Makmur lah akan dilakukan pemprosesan gabah menjadi beras dan juga menghasilkan sekam dan dedak.

Dalam pengendalian bahan baku di PB Sukoreno Makmur sudah baik dan memiliki solusi jika terjadi masalah. Perlu koordinasi yang baik dengan pedagang pengumpul padi mengenai permintaan stok gabah padi dari PB Sukoreno Makmur. Pedagang pengumpul dan petani sudah mengetahui bahwa PB Sukoreno Makmur hanya menerima gabah IR 64 dan sedikit jenis GH.

Kapasitas adalah suatu ukuran kemampuan produktif suatu fasilitas per unit waktu. Standart Capacity yaitu tingkat keluaran per satuan waktu yang ditetapkan sebagai “sasaran” pengoperasian bagi manajemen, supervise, dan para operator mesin dapat digunakan sebagai dasar bagi penyusunan anggaran.178

178Handoko, Dasar-Dasar Manajemen, 301.

Perencanaan kapasitas di PB Sukoreno Makmur selalu menimbun gabah lebih banyak. Dalam sebulan memperoleh gabah sebanyak 200 ton gabah dan beras yang terjual dalam sebulan sebanyak 100 ton beras.

Secara umum produksi diartikan sebagai suatu kegiatan yang mentransformasikan masukan (input) menjadi keluaran (output), tercakup semua aktivitas atau kegiatan yang menghasilkan barang atau jasa, serta kegiatan-kegiatan lain yang mendukung atau menunjang usaha untuk menghasilkan produk tersebut.179

Gabah padi yang sudah ada di Pabrik Beras Sukoreno Makmur kemudian akan diproses dengan melalui beberapa tahapan, biasanya setiap hari rata-rata memproduksi sebanyak 10 ton. Tahapan-tahapannya yang pertama tahap penimbangan, dimana petani atau pedagang pengumpul yang menjual gabahnya pada PB Sukoreno Makmur akan ditimbang terlebih dahulu. Untuk menentukan harga dengan cara mengambil sampel sebanyak 10% kemudian pisahkan gabah yang hampa dan berisi. Gabah berisi ditimbang dan hasil timbangan tersebut dikalikan dengan harga pasaran yang berlaku saat ini yaitu untuk petani seharga 5700/Kg gabah dan untuk pedagang pengumpul 5800/Kg gabah. Kedua proses penjemuran untuk menurunkan kadar air yang semula 20%-25% hingga menjadi 14%

sebagai syarat gabah dapat digiling.

Ketiga adalah proses penyimpanan. Proses ini sangat penting karena jika proses penggilingan dilakukan saat gabah masih panas maka

179Assauri, Manajemen Produksi, 11.

hasil berasnya akan banyak yang patah dan kualitasnya berkurang.

Penyimpanan ini dilakukan selama 1 hari 1 malam. Selanjutnya keempat adalah proses penggilingan gabah yang sudah memiliki kadar air 14%.

Dalam tahap ini, gabah melewati proses blower yaitu proses memisahkan gabah dari sekam dan kotoran dengan cara menggunakan angin yang besar. Selanjutnya proses pecah kulit, dari sini lah kemudian diperoleh dedak dan sekam sebagai produk sampingan. Proses terakhir yaitu pengemasan menggunakan mesin pres plastik. Pengemasan beras menggunakan karung berukuran 5 Kg dan 25 Kg.

Harga beras yang ditawarkan Pabrik Beras Sukoreno makmur untuk pedagang besar yaitu seharga 9300/Kg beras dan untuk pedagang kecil seharga 9400/Kg beras. Setelah proses produksi sudah selesai maka selanjutnya adalah pengiriman atau distribusi. Ternyata produk beras dari PB Sukoreno Makmur ini lebih terkenal di luar kabupaten yaitu Kabupaten Banyuwangi. Untuk wilayah Jember hanya bagian Jember timur saja hal ini dikarenakan memang segmentasi pasar dari PB Sukoreno Makmur adalah Kabupaten luar. Daerah Jember sudah banyak sekali produk beras dari perusahaan yang lebih besar dari PB Sukoreno Makmur. Kalau pemasaran bagian Jember timur karena saat pendistribusian daerah tersebut dilewati.

Saluran pemasaran konvensional biasanya terdiri dari produsen, pedagang grosir dan pengecer bebas yang masing-masing berupaya

memaksimalkan labanya masing-masing. Tidak ada satupun anggota saluran itu dapat mengendalikan anggota yang lain.180

Selanjutnya masalah pengembalian barang atau return selama belum pernah terjadi di Pabrik Beras Sukoreno Makmur. Permintaan dari pedagang besar, pedagang kecil dan konsumen terjadi secara kontinyu dan semakin meningkat. Mereka mengaku sangat puas dengan mutu, kualitas dan harga beras yang ditawarkan oleh Pabrik Beras Sukoreno Makmur.

Jadi aliran produk yang terjadi di Pabrik Beras Sukoreno Makmur terjadi dari petani menjual gabah pada pedagang kemudian diterima oleh Pabrik Beras Sukoreno Makmur dan hasil proses produksi disalurkan pada pedagang pengumpul dan pedagang ecer yang kemudian di konsumsi oleh konsumen.

Dapat di gambarkan dengan pola sebagai berikut :

Petani Pedagang Pengumpul PB Sukoreno Makmur

Pedagang Besar Pedagang Pengecer Konsumen 2. Aliran Uang Pada PB Sukoreno Makmur

Aliran keuangan merupakan perpindahan uang yang mengalir dari hilir ke hulu.181 Dalam rantai pasok di Pabrik Besar Sukoreno Makmur ini aliran uang terjadi dari hilir ke hulu jadi aliran uang terjadi dari konsumen ke petani.

180Tjiptono, Strategi Pemasaran, 212.

181Emhar, Analisis Rantai Pasokan, 58.

Kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji pembayarannya akan dilakukan ditangguhkan pada suatu jangka waktu yang disepakati.182

Dari aliran ini pemakaian kartu kredit tidak berlaku karena semua pihak dari konsumen beras, konsumen dedak, konsumen sekam. Pedagang ecer, pedagang besar, Pabrik Beras Sukoreno Makmur, pedagang pengumpul dan petani melakukan pembayaran secara tunai tidak ada hutang piutang dan pemakaian kartu kredit.

Tentu saja dengan begini dapat mempermudah proses jual beli tanpa ada campur tangan dari pihak perbankan dan tanpa ada pembayaran jasa untuk pihak perbankan.

Sistem pembayaran merupakan kerja yang teratur dari berbagai bagian dalam rangka perpindahan nilai di antara dua belah pihak yang melakukan transaksi. Sistem pembayaran memiliki cakupan begitu luas, demikian juga melibatkan banyak komponen mulai dari alat pembayaran, prosedur perbankan sehubungan dengan pembayaran hingga sistem transfer dana antarbank yang dipakai dalam proses pembayaran.183

Proses pembayarannya pun dilakukan secara langsung dan jadwal pembayaran dilakukan ditempat saat pengiriman beras atau gabah dapat dikatakan saat transaksi terjadi. Hal ini dikarenakan dari semua pihak ingin masalah jual beli cepat selesai dan uang hasil penjualan dapat diputar kembali menjadi modal.

182Muljono, Manajemen Perkreditan, 9.

183Pohan, Sistem Pembayaran, 70.

Kepemilikan yaitu arus kepemilikan dari suatu lembaga pemasaran ke lembaga lain.184 Pengiriman atau dengan kata lain saluran distribusi memiliki arti yaitu saluran mengalihkan kepemilikan produk baik secara langsung maupun tidak langsung dari produsen kepada konsumen. Saluran distribusi merupakan jalur yang dipakai oleh produsen untuk memindahkan produk mereka melalui suatu lembaga yang mereka pilih.185

Perpindahan atau penetapan kepemilikan ini terjadi saat transaksi berlangsung dan kedua belah pihak saling menyetujui kesepakatan bersama. Dan untuk penetapan pengiriman pun di tentukan dan disetujui saat proses transaksi. Biasanya pengiriman terjadi saat pemesanan terjadi sehari sebelumnya. Kalau penetapan pengiriman yang terjadi pada konsumen dedak dan sekam terjadi bersamaan dengan transaksi karena saat terjadi pembayaran di Pabrik Beras Sukoreno Makmur, pengiriman pun dilakukan saat itu juga ke tempat pemilik ternak ayam potong dan pengrajin batu bata.

Jadi dari hasil diatas dapat ditarik kesimpulan dengan pola aliran uang sebagai berikut :

Pedagang Besar Konsumen Pedagang Pengecer

PB Sukoreno Makmur Pedagang Pengumpul Petani

184Ibid., 86.

185Lubis, Peranan Saluran Distribusi, 3.

3. Aliran Informasi Pada PB Sukoreno Makmur

Aliran informasi merupakan aliran yang terjadi baik dari hulu ke hilir maupun sebaliknya dari hilir ke hulu.186 Aliran informasi terjadi di sepanjang struktur rantai pasok dan terjadi antar pihak yang terlibat dalam setiap aliran uang maupun material.187

Informasi yang mengalir berkaitan dengan jumlah stok gabah dari petani dan pedagang pengumpul dan jumlah stok beras di Pabrik Beras Sukoreno Makmur, berkaitan dengan jumlah permintaan gabah dan beras, harga gabah dan padi serta tingkat kepuasaan konsumen.

Dengan prakiraan ramalan yang menjadi dasar pengkoordinasian dan pengendalian itu, maka sumber-sumber permintaan dapat dilakukan pengendalian. Sehingga dengan demikian sistem produksi dapat dijalankan secara lebih efisien, dan produk yang dihasilkan dapat di delivery secara tepat waktu.188

Hal ini sangat penting untuk menjaga persediaan atau kapasitas stok gabah padi atau pun stok beras. Dengan melakukan prakiraan tentu tidak akan terjadi kekurangan gabah meskipun bukan musim panen padi. Namun dari pihak Pabrik Beras Sukoreno Makmur tidak melakukan prakiraan ramalan secara formal atau sesuai aturan hanya berjalan sebagaimana mestinya permintaan dari pedagang besar dan pedagang ecer. Pihak Pabrik Beras Sukoreno Makmur hanya dapat melihat total pembelian gabah dan penjualan beras dalam sebulan saja.

186Emhar, Analisis Rantai Pasokan, 58.

187Kurniawati, Rantai Pasok Material, 343.

188Assauri, Manajemen Operasi, 73.

Lead time material didefinisikan sebagai waktu yang dihitung dari diterimanya pengajuan kebutuhan material dari departemen produksi (material requisition) hingga material tersebut tersimpan di gudang (material storage).189

Dari hasil wawancara semua pihak memiliki pola pembayaran yang sama. Dari pelaku hulu hingga hilir melakukan pembayaran secara tunai dan pembayaran dilakukan ditempat saat transaksi. Dari pernyataan informan diatas bahwa dengan pembayaran langsung ini lebih mudah dan uang pun bisa buat putar modal lagi atau pemesanan barang lagi.

Dengan cara ini dapat meminimalisir bahkan bisa mencegah tingkat kecurangan dan dapat terbangun kepercayaan dari semua pihak. Dan cara ini juga dapat memperlancar perekonomian tiap pihak untuk melakukan transaksi selanjutnya.

Begitu pengiriman dilakukan, perusahaan pengirim maupun pemesan seharusnya bisa melacak posisi barang dalam perjalanan, serta mengevaluasi apakah kiriman bisa sampai tepat waktu sesuai jadwal atau tidak. Informasi ini sangat penting diketahui oleh kedua belah pihak, sehingga bisa dilakukan pengendalian secara dini.190

Untuk pelaporan status pengiriman di Pabrik Beras Sukoreno makmur tidak menggunakan surat tertentu atau metode tertentu. Untuk pelaporan status pengiriman itu dilakukan secara manual saja saat bagian pengiriman menyerahkan nota total dan uang hasil penjualan beras. Dan

189Kurniawati , Rantai Pasok Material, 343.

190Pujawan, Supply Chain, 240.

pihak terkait yang melakukan tugas penditribusian sudah menjadi orang kepercayaan dari pimpinan Pabrik Beras Sukoreno Makmur.

Saluran distribusi sebagai struktur unit-unit organisasi antar perusahaan dan agen-agen dan dealer-dealer ekstra perusahaan, grosir dan eceran, melalui nama komoditi, produk atau jasa-jasa dipasarkan. Atau sebagai pengelompokkan para perantara yang mempunyai hak terhadap suatu produk selama proses pemasaran, mulai dari pemilik pertama sampai kepada pemilik terakhir.191

Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti dapat digambarkan pola aliran informasi dengan pola sebagai berikut :

Pedagang Besar Konsumen Pedagang Pengecer

PB Sukoreno Makmur Pedagang Pengumpul Petani

191Budiman, Identifikasi Desain, 67.

A. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian Manajemen Rantai Pasokan Gabah Pada PB Sukoreno Makmur, pabrik beras di Desa Sukoreno Kalisat Kabupaten Jember maka kesimpulan sebagai berikut :

1. Pelaku dari rantai pasok gabah padi ini terdiri dari petani, pedagang pengumpul gabah, Pabrik Beras Sukoreno Makmur, pedagang pengecer, pedagang besar dan konsumen yang terdiri dari konsumen beras, konsumen dedak serta konsumen sekam.

2. Pola manajemen rantai pasok yaitu sebagai berikut :

Petani Pedagang Pengumpul PB Sukoreno Makmur Pedagang Besar Pedagang Pengecer Konsumen

3. Aliran rantai pasok terdiri dari aliran produk, aliran uang dan aliran informasi. Aliran produk mencangkup pengembangan produk, pengadaan bahan baku atau produk, perencanaan dan pengendalian produk, produksi, distribusi dan pengembalian barang atau return. Untuk aliran uang mencangkup kartu kredit, jadwal pembayaran dan penetapan kepemilikan dan pengiriman. Selanjutnya aliran informasi mencangkup peramalan permintaa, transmisi pemesanan dan laporan status pengiriman.

B. SARAN

Pada bagian akhir skripsi ini, setelah penelitian yang dilakukan dan telah tertuang dalam skripsi ini, maka penulis ingin memberikan saran terhadap pihak-pihak yang mempunyai peran serta peduli pada jiwa kewirausahaan masyarakat yang nantinya saran ini bisa digunakan sebagai bahan pertimbangan :

1. Untuk Pabrik Beras Sukoreno Makmur lebih banyak memassarkan beras dari perusahaan pada wilayah Jember dahulu untuk menguasai pasaran dan untuk produk beras Cap Lonceng agar di aktifkan lagi dan lebih digencarkan promosinya.

2. Bagian peramalan permintaan sebaiknya diagendakan atau diperkiraan secara tepat agar dapat mengendalikan stok gabah dan mengetahui bagaimana tingkat permintaan dan pemasaran dalam jangka prakiraan yang telah dipilih Pabrik Beras Sukoreno Makmur.

3. Untuk petani agar memiliki untung yang lebih banyak agar selalu menjual hasil panen pada Pabrik Beras Sukoreno Makmur dengan perjanjian bersama agar masalah transportasi ditanggung pihak perusahaan dengan persyaratan mempromosikan perusahaan pada petani lain dan petani selalu menjual pada Pabrik Beras Sukoreno Makmur.

4. Untuk pedagang ecer mencoba lebih banyak menyediakan produk beras dari Pabrik Beras Sukoreno Makmur sehingga bisa menjadi pedagang besar.

DAFTAR PUSTAKA

Afrizal. 2014. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada.

Antarikso dkk. 1994. Manajemen Produksi atau Operasi. Jakarta: Erlangga.

Aryanthi, Dwi. Analisis Pengelolaan Rantai Pasok Agroindustri Holtikultura Studi Kasus Sari Buah Jambu Biji Lipisari di B2PTTG Lipi Suban. Skripsi.

Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Assauri, Sofjan. 1999. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

---. 2016 Manajemen Operasi Produksi. Jakarta: Rajawali Pers.

Budiman, Chrisna dkk. 2015. Identifikasi Desain Jaringan Manajemen Rantai Pasok Kopra di Kota Manado. Jurnal EMBA Vol 3: 65-76.

Bungin, Burhan. 2001. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Djamal. 2015. Paradigma Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Emhar, Annoha dkk. 2014. Analisis Rantai Pasokan (Supply Chain) Daging Sapi di Kabupaten Jember. Skripsi. Jember: Universitas Jember.

---.2014.Analisis Rantai Pasokan (Supply Chain) Daging Sapi Di Kabupaten Jember. Berkala Ilimiah Pertanian Vol 1:53-66.

Guntur, Effendi M. Transformasi Manajemen Pemasaran. Jakarta: CV. Sagung Seto.

Hamidi, 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Malang: UMM Press.

Handoko, T. Hani. 2011. Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi.

Yogyakarta: BPFE.

Herda, Stefi dkk. 2016. Manajemen Rantai Pasok Kayu Gahari di Kalimantan Barat. Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya Vol 18: 92-101.

Hossain, Akhand Akhtar. 2010. Bank Sentral dan Kebijakan Moneter di Asia- Pasifik. Jakarta: Rajawali Pers.

Iswandari, Rini dkk. 2014. Analisis dan Rancang Bangun Sistem Informasi Terintegrasi Supply Chain Management Pada Perusahaan Karoseri XYZ.

ISSN: 2089-9813: 372-381.

Kasiram, Moh. 2008. Metode Penelitian. UIN-Maliki Press.

Kurniawati, Vita Rumanti dkk. 2008. Rantai Pasok Material Pada Industri Galangan Kapal. Buletin PSP Vol 17: 341-349.

Lubis, Arlina Nurbaity. 2004. Peranan Saluran Distribusi Dalam Pemasaran Produk dan Jasa. e-USU Repository: 1-14.

Maulina, Tisya Mona. 2017. Pengaruh Supply Chain Management Terhadap Kinerja Perusahaan Studi Pada Industri Keripik Pisang di Kelurahan Segalamider Bandar Lampung. Skripsi. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Moleong, Lexy J. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

---. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Muhammad, Mubaroq Rayan dkk. 2014. Evaluasi Kinerja Manajemen Rantai Pasok Pada Pemasok Daging Ayam, Jeky PM. Jurnal EMBA Vol 2: 195- 202.

Muljono, Teguh Pudjo. 2001. Manajemen Perkreditan Bagi Bank Komersial.

Yogyakarta: BPFE.

Muslehuddin, Muhammad. 1994. Sistem Perbankan Dalam Islam. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Nasruhin, Habib. 2014. Analisis Pengukuran Kinerja Rantai Pasok Kayu Lapis (Playwood) Dengan Menggunakan Data Envelopment Analysis Studi kasus di CV. Putra Tama Jaya. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Pohan, Aulia. 2011. Sistem Pembayaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Prasetyo, Suseno Budi. 2008. Analisis Efisiensi Distribusi Pemasaran Produk Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA). Jurnal Penelitian Ilmu Teknik Vol 8: 120-128.

Pujawan, I Nyoman dkk. 2017. Supply Chain Management Edisi 3. Yogyakarta:

ANDI.

Pujiono, Arif. 2006. Teori Konsumsi Ilsami. Dinamika Pembangunan Vol 3: 196- 207.

Rahmi, Yunda Lailatul. 2017. Analisis Penjualan Hasil Pertanian Padi di Desa Mlokorejo Kecamatan Puger Kabupaten Jember. Skripsi. Jember: IAIN Jember.

Rivai, Veithzal dkk. 2013. Commercial Bank Management. Jakarta: Rajawali Pers.

Rosyidi, Suherman. 2012. Pengantar Teori Ekonomi. Jakarta: Rajawali Pers.

Sihombing, Diana Tiar dkk. 2015. Analisis Nilai Tambah Rantai Pasokan Beras di Desa Tatengesan Kecamatan Pusomaen Kabupaten Minahasa Tenggara. Jurnal EMBA Vol. 3: 798-805.

Sinaga, Bahrain Boru dkk. 2011. Analisis Sistem Rantai Pasok PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. KarismA Vol 4: 113-120.

Subroto, Anggun Maria dkk. 2015. Evaluasi Kinerja Supply Chain Manajemen Pada Produksi Beras di Desa Panasen Kecamatan Kakas. Jurnal EMBA Vol 3: 653-662.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung:

Alafabeta.

Sumangkut, Angelia A. 2013. Kinerja Supply Chain Management dan Strategi Informasi Pada PT. Multi Food Manado. Jurnal EMBA Vol 1: 914-920.

Suwarno, Henky lisan. 2006. Sembilan Fungsi Saluran Distribusi : Kunci Pelaksanan Kegiatan Distribusi Yang Efektif. Jurnal Manajemen Vol 6:

79-87.

Tamuntuan, Nisia. 2013. Analisis Saluran Distribusi Rantai Pasokan Sayur Wortel di Kelurahan Rurukan Kota Tomohon. Jurnal EMBA Vol 1: 421- 432.

Tim Penyusun. 2017. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jember: IAIN Jember Press.

Timisela, Natelda Rosaldiah dkk. 2014. Manajemen Rantai Pasok dan Kinerja Agroindustri Pangan Lokal Sagu di Propinsi Maluku : Suatu Pendekatan Model Persamaan Struktural. Agritech Vol 4: 184-193.

Tjiptono, Fandy. 2001. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: ANDI.

Trisilawaty, Cory dkk. 2011. Analisis Optimasi Rantai Pasok Beras dan Penggunaan Gudang di Perum BULOG Divre DKI Jakarta. Pangan Vol 20: 177-195.

Widyarto, Agus. 2016. Peran Supply Chain Management Dalam Sistem Produksi dan Operasi Perusahaan. BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol 16:

91-98.

Wilantara, Rio F. dkk. 2016. Strategi dan Kebijakan Pengembangan UMKM.

Bandung: PT Refika Aditama.

Wulansari, Sefitiana dkk. 2014. Efisiensi Kinerja Rantai Pasok Ikan Lele di Indramayu Jawa Barat. Jurnal Manajemen dan Agribisnis Vol 11: 12-23.

Wuwung, Stevany Carter. 2013. Manajemen Rantai Pasokan Produk Cengkeh Pada Desa Wawona Minahasa Selatan. Jurnal EMBA Vol 1: 230-238.

Yuniar, Aprianti Yoganda. 2012. Analisis Manajemen Rantai Pasok Melon di Kabupaten Karanganyar, Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Surakarta.

WEB

https://m.kaskus.co.id/thread/5a5de5fe620881e5348b456b/perjalanan-impor- beras-indonesia-mulai-tahun-2000-hingga-2018

Judul Variabel Sub Variabel

Indikator Sumber Data Metode Penelitian Fokus Penelitian Manajemen

Rantai Pasokan

Gabah Padi

Pada PB

SUKORENO

MAKMUR (

Pabrik Beras di Desa Sukoreno Kecamatan Kalisat Jember Jawa Timur )

1. Manajemen Rantai Pasokan

1. Aliran Produk 2. Aliran

Uang 3. Aliran

Informasi 1.

a. Pengembangan Produk b. Pengadaan Produk

c. Perencanaan dan Pengendalian Produk d. Produksi

e. Distribusi

f. Pengembalian Produk (return)

2.

a. Kartu Kredit

b. Jadwal Pembayaran

Sumber Data Primer

1. Petani 2. Pedagang

Pengumpul 3. PB Sukoreno

Makmur 4. Pedagang

Besar 5. Pedagang

Ecer 6. Konsumen

Sumber Data

1. Pendekatan Kualitatif

1. Bagaimana Aliran Produk di PB

Sukoreno Makmur Desa Sukoreno Kecamatan Kalisat Jember Jawa Timur ? 2. Bagaimana

Aliran Uang 2. Jenis Penelitian

: Field Reaserch 3. Teknik

Pengumpulan

Data :

Triangulasi (Observasi, Wawancara dan Dokumentasi) 4. Teknik

Penentuan

b. Transmisi Pemesanan

c. Laporan Status

Pengiriman

Penelitian Sukoreno

Kecamatan Kalisat Jember Jawa Timur ? 3. Bagaimana

Aliran Informasi di PB Sukoreno Makmur Desa Sukoreno Kecamatan Kalisat Jember Jawa Timur ? Penelitian :

Desa Sukoreno Kecamatan Kalisat Kabupaten Jember

6. Teknik Analisis

Data :

Deskriptif 7. Uji Keabsahan

Data :

Triangulasi Sumber

A. Pimpinan

1. Profil dan sejarah PB Sukoreno Makmur ? 2. Visi dan misi PB Sukoreno Makmur ? 3. Struktur organisasi PB Sukoreno Makmur ? 4. Jobdescription PB Sukoreno Makmur ? 5. Apa saja aset PB Sukoreno Makmur ?

6. Ruang lingkup produksi PB Sukoreno Makmur ? 7. Siapa saja mitra kerja PB Sukoreno Makmur ?

8. Bagaimana pengembangan produk pada PB Sukoreno Makmur ? 9. Bagaimana pengadaan produk atau bahan baku pada PB Sukoreno

Makmur ?

10. Darimana pengadaan produk atau bahan baku pada PB Sukoreno Makmur ?

11. Berapakah harga gabah dari petani dan pedagang pengumpul ?

12. Bagaimana perencanaan dan pengendalian produk pada PB Sukoreno Makmur ?

13. Bagaimana proses produksi gabah menjadi beras pada PB Sukoreno Makmur ?

14. Berapakah harga beras pada pedagang besar dan pedagang ecer ? 15. Berapa harga sekam dan dedak dari PB Sukoreno Makmur ? 16. Bagaimana proses distribusi beras pada PB Sukoreno Makmur ?

19. Bagaimana pemakaian kartu kredit dalam jual beli gabah maupun beras pada PB Sukoreno Makmur ?

20. Bagaimana jadwal pembayaran gabah maupun beras pada PB Sukoreno Makmur ?

21. Bagaimana penetapan kepemilikan dan pengiriman gabah maupun beras pada PB Sukoreno Makmur ?

22. Berapa lama jangka waktu pengiriman setelah pemesanan gabah maupun beras ?

23. Bagaimana peramalan permintaan pada PB Sukoreno Makmur ? 24. Bagaimana transmisi pemesanan pada PB Sukoreno Makmur ? 25. Bagaimana laporan status pengiriman pada PB Sukoreno Makmur ? B. Petani

1. Berapa harga gabah yang ditawarkan pedagang pengumpul atau PB Sukoreno Makmur ?

2. Mengapa menjual gabah pada pedagang pengumpul atau PB Sukoreno Makmur ?

3. Berapa banyak gabah yang dijual pada pedagang pengumpul atau PB Sukoreno Makmur ?

C. Pedagang Pengumpul

1. Berapa harga gabah yang ditawarkan pada petani ?

Dokumen terkait