• Tidak ada hasil yang ditemukan

Observasi

Dalam dokumen BAB II (Halaman 61-67)

BAB III METODE PENELITIAN

D. Metode Pengumpulan Data

1. Observasi

Penelitian yang dilakukan dengan mengunjungi secara langsung objek penelitian untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penyusunan tesis ini.

2) Teknik Tes

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar merupakan inti pelaksanaan eksperimen. Pada kelas eksperimen diberikan pelajaran dengan menggunakan Metode media animasi dan pada kelas kontrol menggunakan metode konvensional. Pada masing-masing kelas, baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen diberi post-test (tes akhir).Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah tes awal dan tes akhir, adapun langkah-langkah pengumpulan data yang akan dilakukan sebagai berikut:

a. Tes awal (pretest)

Tes awal dilakukan sebelum treatment, pretest dilakukan untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki oleh murid sebelum diterapkannya metode media animasi.

b. Tes akhir (posttest)

Setelah treatment, tindakan selanjutnya adalah post-test untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode media animasi.

c. Pelaksanaan pembelajaran,

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar merupakan inti pelaksanaan eksperimen. Pada kelas eksperimen diberikan pelajaran dengan menggunakan Model media animasi kelas eksperiment dan pada kelas kontrol menggunakan metode konvensional.

b. Instrument Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk menghimpung data. data yang diharapkan dalam penelitian ini bersumber dari data primer dan data sekunder. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes.

Teknis tes yaitu mengenai hasil belajar murid yang diperoleh dengan memberi tes tertulis pada setiap akhir pembelajaran. Data tentang hasil belajar diperoleh dari hasil tes pre-test dan post-test sebagai instrument penelitian. Bentuk tes yang digunakan adalah tes

menulis karangan atau cerita sendiri pada pre-test, sedangkan tes menulis karangan narasi yang diberikan pada post-test.

Adapun indikator keterampilan menuliskarangan narasi yaitu: 1) Isi Gagasan yang Dikemukakan, 2) Organisasi Isi, , 3) Kosa Kata, 4) Ejaan dan Tanda Baca (Munirah 2018).

Keterampilan menulis murid dinilai dari keterampilan menulis karangan narasi. Penilaian dalam kategori ini seperti dalam tabel di bawah ini,

Tabel 3.4 Pedoman Penilaian Keterampilan Menulis Karangan Narasi Indikator yang dinilai Kriteria (ukuran)

penilaian

Pedoman penilaian Isi gagasan yang

dikemukakan

organisasi isi kosakata

ejaan dan tanda baca

Ketepatan

Keserasian/keteraturan Ketepatan

Ketepatan/ kecermatan

Skala penilaian

Skala penilaian Skala penilaian Skala penilaian (Munirah, 2018:165)

E. Definisi Oprasional dan Pengukuran Variabel Penelitian 1. Definisi Operasional Variabel

Untuk memberikan jawaban dari permasalahan penelitian ini maka variabel perlu didefinisikan secara operasional.

a. Media animasi pembelajaran adalah media audio visual yang merupakan kumpulan gambar bergerak dan suara berisikan materi pembelajaran yang ditampilkan melalui media elektronik projektor sebagai usaha untuk menciptakan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan.

b. Menulis cerita adalah aktivitas membentangkan terjadinya sesuatu atau peristiwa dengan menggunakan tulisan sebagai medianya dalam menyampaikan pesan.

Untuk mengemukakan variabel ini maka terlebih dahulu dipaparkan judul untuk mengetahui variabel (X) dan variabel (Y). Adapunjudul penelitian ini adalah sebagai berikut: pengaruh penggunaan media animasi terhadap keterampilan menulis cerita murid kelas V SD tingkatkota Makassar.

1. Variabel bebas (X): Penggunaan media animasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia (variabel independen)

2. Variabel terikat (Y): Kemampuan menulis cerita murid (variabel dependen).

Desain penelitian pada hakikatnya merupakan strategi yang mengatur ruang atau teknis penelitian.Untuk memudahkan penulis

memperoleh data dalam penelitian ini, maka disusunlah desain penelitian.

Penelitian ini dilakukan pada empat kelas dimana dua kelas yang dijadikan kelas control dan yang dua kelas lagi kelas eksprimen. Pada kelas kontrol penyajian materi pelajaran tanpa menggunakan media animasi, sedangkan kelas eksperimen dalam penyajian materi pelajaran disertai dengan penggunaan media animasi.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi atas dua yaitu analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial.

1. Analisis Statistik Deskriptif

Teknik analisis deskriptif dalam penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran penerapan model media animasi dan kemampuan menulis karangan murid dalam pembelajaran bahasa Indonesia setelah penerapan model media animasi pada murid kelas V Sekolah Dasar se-KotaMakassar. Deskripsi tentang pelaksanaan pembelajaran melalui penerapan media animasi dijelaskan berdasarkan tahap-tahap pembelajaran media animasi.

Hasil pengukuran keterampilan menulis murid diolah dengan menggunakan sistem penskoran skala Likert yang dimodifikasi dengan manggunakan 4 pilihan kategori, yaitu:

Tabel 3.5 Kategori Keterampilan Menulis

No. Skor Kategori

1. 85-100 Tinggi

2. 75-84 Sedang

3. 65-74 Rendah

4. 0-64 Sangat Rendah

Menurut Sugiyono (2016) 2. Analisis Statistik Inferensial

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penerapan media animasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia terhadap kemampuan menulis karangan narasi murid V Sekolah Dasar se-KotaMakassar, maka digunakan analisis uji- beda/ t-test (Analisis data dengan menggunakan software SPSS 21.0 for windows).

Menghitung nilai rata-rata jawaban murid dengan mengetahui skor rata-rata, standar deviasi dan nilai t-test antara pre-test dan post- test dari kedua kelompok eksperimen dan kontrol dengan menggunakan statistik untuk ilmu sosial (SPSS) program versi 20.

(Akib, et al, 2015:168).

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Data penelitian ini tentang keterampilan menulis cerita murid Sekolah Dasar Kelas V se-Kota Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan media animasi terhadap keterampilan menulis cerita murid sekolah dasar kelas V se-KotaMakassar.

Penelitian ini menggunakan metode eksperiment, yakni menempatkan subjek penelitian kedalam 4 sekolah yang dibedakan menjadi kategori kelas kontrol (SD Sangir dan SD Labuang Baji Kota Makassar) dan kelas eksperiment (SDN Pongtiku dan SD Kaccia Kota Makassar).

Secara rinci tahapan proses penelitian dan data yang dihasilkan dapat dipaparkan sebagai berikut:

1. Analisis tes awal (pre test)

Sebelum pembelajaran dalam kelas dilaksanakan baik kelompok kelas kontrol maupun kelompok kelas eksperiment dilakukan pre test. Hal ini bertujuan untuk mengetahui penguasaan kemampuan menulis cerita murid yang akan diajarkan dan sebagai data awal untuk mengetahui kondisi awal sampel. Pada kelas kontrol tidak diberikan perlakuan atau kelas yang tidak menggunakan media pembelajaran dalam hal ini media pembelajaran animasi. Sedangkan pada kelompok kelas

eksperimen diberikan perlakukan berupa penerapan media animasi.

Kelas kontrol dan kelas eksperimen sebelum diberi perlakuan, kedua kelas diuji dengan uji instrumen tes yaitu pre test.Setelah mendapatkan nilai kedua kelas tersebut diadakan uji normalitas, uji homogenitas, uji persamaan dua rata-rata.Hal ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kemampuan awal yang signifikan.

Adapun data yang diperoleh dari hasil pre test adalah adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Data Nilai Pre-Test Hasil Belajar kelas Eksperiment (SDN Pongtiku dan SD Kaccia) Kota Makassar

No Kelas Eksperimen

SDN Pongtiku SD Kaccia

Mean 61.86 63.96

Median 62.50 64.00

Mode 64 67

Std. Deviation 4.403 4.238

Minimum 53 56

Maximum 69 72

Berdasarkan table di atas memperoleh nilai tertinggi 69, dan nilai terendah 53 dengan nilai mean pada SD Pongtiku adalah 61,86, median 62,50, modus 64, dan satndar deviasi 4,403. Nilai murid SD Pongtiku yang memperoleh nilai 53 sebanyak 1 murid,nilai 56 sebanyak 4 murid, nilai nilai 54 sebnyak 4 murid, nilai 58 sebanyak 4 murid, nilai 61 sebanyak 5 murid, nilai 64

sebanyak 8 murid, nilai 67 sebanyak 4 murid, nilai 69 sebanyak 2 murid. Sedangkan SD Kaccia memperoleh nilai tertinggi 72 dan nilai terendah 56, dengan nilai mean 63,96, nilai modian 64,00, modus 67, dan nilai standar deviasi 4,238. murid SDN Kaccia yang memperoleh nilai 56 sebanyak 2 murid, nilai 58 sebanyak 3 murid, nilai 61 sebanyak 4 murid, nilai 64 sebanyak 5 murid, nilai 69 sebanyak 2 murid, nilai 67 sebanyak 9 murid dan nilai 72 sebanyak 1 murid.

Tabel 4.2 Data Nilai Pre-Test Hasil Belajar Kelas Kontrol (SD Sangir dan SD Labuang Baji) Kota Makassar

No Kelas Kontrol

SD Sangir SD Labuang Baji

Mean 74.71 74.29

Median 75.00 75.00

Mode 75 75

Std. Deviation 3.876 4.072

Minimum 67 67

Maximum 83 83

Berdasarkan table di atas memperoleh nilai tertinggi 83, dan nilai terendah 67 dengan nilai mean pada SD Sangir adalah 74,71, nmedian 75,00, modus 75, dan satndar deviasi 3,876. Nilai siswa SD sangir yang memperoleh nilai 67 sebanyak 2 murid, nilai 69 1 murid, nilai 72 sebanyak 7 murid, nilai 75 sebanyak 10 murid, nilai 81 sebanyak 2 murid, dan nilai 83 sebanyak 1 murid. sedangkan SD Labuang Baji memperoleh nilai tertinggi 83 dan nilai terendah 67 dengan nilai mean 74,29, median 75,00, modus 75, standar

deviasi 4,072. Nilai murid SD Labuang Baji yang memperoleh nilai 67 sebanyak 2 murid, nilai 69 sebanyak 3 murid, nilai 72 sebanyak 6 murid, nilai 75 sebanyak 10 murid, 78 sebanyak 8 murid, nilai 81 sebanyak 2 murid, nilai 83 sebanyak 1 murid.

Tabel 4.1 Data Nilai Post-test Hasil Belajar kelas Kontrol (SDN Sangir dan SD Labuang Baji) Kota Makassar

No Kelas Eksperimen

SD Sangir SD Labuang Baji

Mean 74.86 74.61

Median 73.00 72.00

Mode 70 70

Std. Deviation 6.720 5.072

Minimum 64 70

Maximum 89 83

Berdasarkan table di atas memperoleh nilai tertinggi 89, dan nilai terendah 64 dengan nilai mean pada SD Sangir adalah 74,86, median 73,00, modus 70, dan satndar deviasi 6,720. Nilai siswa SD sangir yang memperoleh nilai 69 sebanyak 3 murid,nilai 64 sebanyak 2 murid, nilai 72 sebanyak 3 murid, nilai 70 sebanyak 6 murid,nilai 72 sebanyak 3 murid, nilai 74 sebanyak 3 murid, nilai 78 sebanyak 3 murid, nilai 81 sebanyak 2, nilai 83 sebanyak 1 murid, dan nilai 86 sebanyak 2 murid. Sedangkan n Sd Labuang Baji memperoleh nilai tertinggi 83, dan nilai terendah 70 dengan nilai mean SD Sangir adalah 74,61, median 72,00, modus 70, dan satndar deviasi 5,072. Nilai siswa SD sangir yang memperoleh 70 sebanyak 11 murid, nilai 71 sebanyak 2 murid, nilai 75 sebanyak 1 murid,

nilai 72 sebanyak 1 murid, nilai 74 sebanyak 1 murid, nilai 78 sebnyak 5 murid, nilai 81 sebanyak 2 murid, dan nilai 83 sebanyak 3 murid.

No Kelas Eksperimen

SD Pongtiku SD Kaccia

Mean 81.14 81.64

Median 82.00 81.00

Mode 83 81

Std. Deviation 4.720 5.079

Minimum 75 75

Maximum 89 92

Berdasarkan table di atas memperoleh nilai tertinggi pada SD Pongtiku 89, dan nilai terendah 75 dengan nilai mean pada SD Pongtiku adalah 81,14, median 82,00, modus 83, dan satndar deviasi 4,720. Nilai siswa SD Pongtiku yang memperoleh nilai 89 sebanyak 2 murid, nilai 83 sebanyak 4 murid, nilai 81 sebanyak 6 murid, nilai 83 sebanyak 8 murid, nilai 75 sebanyak 5 murid, 78 sebanyak 3 murid. Sedangkan nilai tertinggi pada SD Kaccia 92, dan nilai terendah 75 dengan nilai mean pada SD Pongtiku adalah 81,64, median 81,00, modus 831 dan satndar deviasi 5,079.

Nilai siswa SD Kaccia yang memperoleh nilai 92 sebnyak 2 murid,nilai 81 sebanyak 6 murid, nilai 83 sebanyak 4,nilai 89 sebnyak 1 murid nilai 86 sebanyak 4 murid, nilai 78 sebnyak 4 murid, dan nilai 75 sebnyak 3 murid.

a. Uji normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji data apakah berdistribusi normal atau tidak.Untuk menguji normalitas dengan bantuan SPSS 23 menggunakan uji kormogorof-smirnov.Pengujian normalitas dilakukan terhadap hasil belajar. Berikut hasil uji normalitas:

Tabel 4.2Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Kota Makassar

Tests of Normality

Kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

Pretest Kelas Kontrol ,095 56 ,200* ,969 56 ,157

Kelas Eksperimen ,105 56 ,188 ,965 56 ,104

Berdasarkan tabel 4.2 yang diperoleh dari perhitungan menggunakan SPSS hasil belajar murid kelas kontrol memiliki sig.

0,200>0,05 dan kelas eksperimen memiliki sig. 0,188>0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelas kontrol dan kelas kelas eksperimet berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk menguji apakah data tersebut homogen atau tidak.Untuk menguji homogenitas peneliti bantuan SPSS.Pengujian homogenitas dilakukan terhadap hasil belajar.

Adapun perhitungan uji homogenitas menggunakan SPSS 16.0 hasilnya sebagai berikut:

Tabel 4.3.Hasil Uji HomogenitasPretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Kota Makassar

Test of Homogeneity of Variances pretest

Levene Statistic df1 df2 Sig.

,068 1 110 ,795

Dari tabel dilihat nilai signifikansi yang diperoleh. Jika nilai signifikansinya lebih dari 0,05 maka data tersebut homogen dan jika signifikansinya kurang dari 0,05 maka data tersebut tidak homogen. Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan sig. 0,795 terhadap hasil belajar. Sehingga dapat disimpulkan data pada kelas control dan kelas eksperimen homogen karena memiliki sig.>0,05 yaitu 0,795 ≤ 0,05.

c. Uji Beda Pre test

Setelah syarat untuk normalitas dan homogenitas terpenuhi mak dapat dilanjutkan pada tahap analisis data lanjutan yaitu uji beda. Uji beda digunakan sebagai sampel.Adapun hasil tes dari kedua kelas tersebut sebagaimana terlihat pada tabel berikut Tabel 4.4. Hasil Uji Perbedaan Rata-Rata Pretest Kelas Kontrol

dan Kelas Eksperimen Kota Makassar

Group Statistics

Kelompok Statistic

Bootstrapa

Bias Std. Error

95% Confidence Interval Lower Upper

Pretest Kelas Kontrol N 56

Mean 75,94 ,04 ,86 74,32 77,62

Std. Deviation 6,665 -,081 ,600 5,493 7,806

Std. Error Mean ,891

Kelas Eksperimen N 56

Mean 73,95 -,02 ,85 72,25 75,64

Std. Deviation 6,210 -,068 ,454 5,248 7,031 Std. Error Mean ,830

a. Unless otherwise noted, bootstrap results are based on 1000 bootstrap samples

Berdasarkan tabel 4.4.dapat dilihat bahwa nilai rata-rata pada kelas kontrol 75,94 dan standar deviation 6,665. Nilai siswa SD sangir yang memperoleh nilai 69 sebanyak 3 murid,nilai 64 sebanyak 2 murid, nilai 72 sebanyak 3 murid, nilai 70 sebanyak 6 murid,nilai 72 sebanyak 3 murid, nilai 74 sebanyak 3 murid, nilai 78 sebanyak 3 murid, nilai 81 sebanyak 2, nilai 83 sebanyak 1 murid, dan nilai 86 sebanyak 2 murid.

Sedangkan SD Labuang Baji memperoleh nilai tertinggi 83, dan nilai terendah 70 dengan nilai siswa SD sangir yang memperoleh 70 sebanyak 11 murid, nilai 71 sebanyak 2 murid, nilai 75 sebanyak 1 murid, nilai 72 sebanyak 1 murid, nilai 74 sebanyak 1 murid, nilai 78 sebnyak 5 murid, nilai 81 sebanyak 2 murid, dan nilai 83 sebanyak 3 murid.

Sedangkan pada kelas eksperimen nilai rata-rata 73,95 dan standar deviation 6,210. Nilai siswa SD Pongtiku yang memperoleh nilai 89 sebanyak 2 murid, nilai 83 sebanyak 4 murid, nilai 81 sebanyak 6 murid, nilai 83 sebanyak 8 murid, nilai 75 sebanyak 5 murid, 78 sebanyak 3 murid. Nilai siswa SD Kaccia yang memperoleh nilai 92 sebnyak 2 murid,nilai 81 sebanyak 6 murid, nilai 83 sebanyak 4,nilai 89 sebnyak 1

murid nilai 86 sebanyak 4 murid, nilai 78 sebnyak 4 murid, dan nilai 75 sebnyak 3 murid.

Dari hasil analisi data kedua kelompok memiliki perbedaan yang sangat signifikan.

Setelah dilakukan uji normalitas, uji homogenitas dan kesamaan rata-rata data kemampuan awal, dan diperoleh hasil bahwa data berdistribusi normal, serta memiliki varians dan rata-rata yang sama, maka dapat disimpulkan bahwa murid dari kelas kontrol dan eksperimen tersebut berangkat dari kondisi awal yang sama. Sehingga bila diberi perlakuan yang berbeda kemudian timbul perbedaan hasil, maka perbedaan tersebut merupakan akibat dari perlakuan yang berbeda.

2. Pelaksanaan Treatment (perlakuan)

Pelaksanaan perlakuan hanya dilakukan pada kelompok eksperimen.Perlakuan dalam penelitian ini adalah berupa penggunaan media animasi pada kegiatan pembelajaran. Hal-hal yang dilakukan sebelum melakukan perlakuan tersebut, yang dilakukan peneliti adalah membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk materi yang akan disampaikan yang kemudian dikonsultasikan kepada guru kelas V SD yang menjadi lokasi penelitian. Setelah itu menyiapkan hal- hal yang akan digunakan dan menentukan waktu pelaksanaan. Pada kelompok kontrol, kegiatan pembelajaran dilaksanakan menggunakan metode konvensional yaitu ceramah dan pemberian tugas.

3. Tes Akhir (Post test)

Pada tahap ini, tes akhir kembali diberikan kepada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen setelah diberikan perlakuan (treatment).Pelaksanaan tes akhir ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media animasi terhadap hasil belajar murid kelas V SD se-KotaMakassar.

Berdasarkan hasil pretest dan posttest kelas kontrol dan eksperimen yang terdiri dari 4 Sekolah dengan jumlah Murid 112 disajikan dalama tabel berikut:

Tabel 4.7Rekapitulasi Distribusi Data Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol MuridKota Makassar

Data

Kelas Kontrol Kelas Ekperimen Pretest Posttest Pretest Posttest

Nilai tertinggi 92 89 86 92

Nilai terendah 64 64 61 75

Mean 75,94 76,36 73,95 86,56

Median 75 75 75 86,11

Standar Deviasi 6,665 5,880 6,210 5,600 Berdasarkan tabel diatas, ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil pretest untuk kelas kontrol yaitu: skor terbesar 92 dan skor terkecil 64, rata-rata (mean) sebesar 75,94, median sebesar 75 dan standar deviasi sebesar 6,665. Sedangkan data hasil posttest skor tertinggi 89 dan skor terendah 64, rata-rata (mean) 76.36, median sebesar 75, dan standar deviasi 5,880.

Berdasarkan tabel diatas, untuk kelas eksperimen diperoleh data hasil pretest yaitu: skor terbesar 86 dan skor terkecil 61, rata- rata (mean) sebesar 73.95,median sebesar 75, dan standar deviasi sebesar 6.210. Sedangkan data hasil posttest skor tertinggi 100 dan skor terendah 75, rata-rata (mean) 86.56, median sebesar 66.11, dan standar deviasi5.600.

Dari deskripsi tabel diata

s dapat dilihat perbandingan hasil belajar murid kelompok kelas kontrol dan kelas eksperimen melalui bagan berikut:

Grafik4.1. Diagram Perbandingan Hasil Belajar

Berdasarkan diagram diatas diketahui bahwa hasil belajar murid kelompok kelas Kontrol dan eksperimen setelah dilakukan pretes dan

75.94 76.36

73.95

86.56

66 68 70 72 74 76 78 80 82 84 86 88

Pretest Postest

Digram Perbandingan Hasil belajar

Kontrol Eksperiment

postes telah mengalami peningkatan.

Hasil pretest Nilai kelas eksperimen pada SD Pongtiku nilai tertinggi 69, dan nilai terendah 53 dengan nilai mean pada SD Pongtiku adalah 61,86, median 62,50, modus 64, dan satndar deviasi 4,403. Nilai murid SD Pongtiku yang memperoleh nilai 53 sebanyak 1 murid,nilai 56 sebanyak 4 murid, nilai nilai 54 sebnyak 4 murid, nilai 58 sebanyak 4 murid, nilai 61 sebanyak 5 murid, nilai 64 sebanyak 8 murid, nilai 67 sebanyak 4 murid, nilai 69 sebanyak 2 murid. Sedangkan SD Kaccia memperoleh nilai tertinggi 72 dan nilai terendah 56, dengan nilai mean 63,96, nilai modian 64,00, modus 67, dan nilai standar deviasi 4,238.

murid SDN Kaccia yang memperoleh nilai 56 sebanyak 2 murid, nilai 58 sebanyak 3 murid, nilai 61 sebanyak 4 murid, nilai 64 sebanyak 5 murid, nilai 69 sebanyak 2 murid, nilai 67 sebanyak 9 murid dan nilai 72 sebanyak 1 murid. Nilai pretest kelas eksperimen pada SD Sangir memperoleh nilai tertinggi 83, dan nilai terendah 67 dengan nilai mean pada SD Sangir adalah 74,71, nmedian 75,00, modus 75, dan satndar deviasi 3,876. Nilai siswa SD sangir yang memperoleh nilai 67 sebanyak 2 murid, nilai 69 1 murid, nilai 72 sebanyak 7 murid, nilai 75 sebanyak 10 murid, nilai 81 sebanyak 2 murid, dan nilai 83 sebanyak 1 murid.

sedangkan SD Labuang Baji memperoleh nilai tertinggi 83 dan nilai terendah 67 dengan nilai mean 74,29, median 75,00, modus 75, standar deviasi 4,072. Nilai murid SD Labuang Baji yang memperoleh nilai 67 sebanyak 2 murid, nilai 69 sebanyak 3 murid, nilai 72 sebanyak 6 murid,

nilai 75 sebanyak 10 murid, 78 sebanyak 8 murid, nilai 81 sebanyak 2 murid, nilai 83 sebanyak 1 murid.

Nilai post-test kelas kontrol pada SD sangir tertinggi 89, dan nilai terendah 64 dengan nilai mean pada SD Sangir adalah 74,86, median 73,00, modus 70, dan satndar deviasi 6,720. Nilai siswa SD sangir yang memperoleh nilai 69 sebanyak 3 murid,nilai 64 sebanyak 2 murid, nilai 72 sebanyak 3 murid, nilai 70 sebanyak 6 murid,nilai 72 sebanyak 3 murid, nilai 74 sebanyak 3 murid, nilai 78 sebanyak 3 murid, nilai 81 sebanyak 2, nilai 83 sebanyak 1 murid, dan nilai 86 sebanyak 2 murid. Sedangkan n Sd Labuang Baji memperoleh nilai tertinggi 83, dan nilai terendah 70 dengan nilai mean SD Sangir adalah 74,61, median 72,00, modus 70, dan satndar deviasi 5,072. Nilai siswa SD sangir yang memperoleh 70 sebanyak 11 murid, nilai 71 sebanyak 2 murid, nilai 75 sebanyak 1 murid, nilai 72 sebanyak 1 murid, nilai 74 sebanyak 1 murid, nilai 78 sebnyak 5 murid, nilai 81 sebanyak 2 murid, dan nilai 83 sebanyak 3 murid.

sedangkan nilai post-test pada kelas eksperimen nilai tertinggi pada SD Pongtiku 89, dan nilai terendah 75 dengan nilai mean pada SD Pongtiku adalah 81,14, median 82,00, modus 83, dan satndar deviasi 4,720. Nilai siswa SD Pongtiku yang memperoleh nilai 89 sebanyak 2 murid, nilai 83 sebanyak 4 murid, nilai 81 sebanyak 6 murid, nilai 83 sebanyak 8 murid, nilai 75 sebanyak 5 murid, 78 sebanyak 3 murid. Sedangkan nilai tertinggi pada SD Kaccia 92, dan nilai terendah 75 dengan nilai mean pada SD Pongtiku adalah 81,64, median 81,00, modus 831 dan satndar deviasi

5,079. Nilai siswa SD Kaccia yang memperoleh nilai 92 sebnyak 2 murid,nilai 81 sebanyak 6 murid, nilai 83 sebanyak 4,nilai 89 sebnyak 1 murid nilai 86 sebanyak 4 murid, nilai 78 sebnyak 4 murid, dan nilai 75 sebnyak 3 murid.

Kelompok kelas kontrol pada saat pretes nilai rata-rata 75,99 sedangkan postes nilai rata-rata 76,36. Hal tersebut mengalami peningkatan 0,37. Sedangkan pada kelompok kelas eksperiment pada saat pretes nilai rata-rata 73,95 sedangkan postes nilai rata-rata 86,56.

Hal tersebut mengalami peningkatan 12. Hal ini dapat disimpulkan bahwa penerapan media animasi meningkatkan minat belajar hal tersebut ditandai dengan meningkatnya hasil belajar murid.

Untuk mengetahui bahwa kedua kelompok murid yang berbeda pada kelas kelas kontrol dan eksperimen berangkat dari kondisi awal yang sama, dapat dilakukan pengujian perbedaan sampel tidak berkorelasi (Independent t test). Pengujian perbedaan independent t test juga dilakukan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar murid pada kelas kontrol dengan kelas eksperimen setelah menerapkan media animasi terhadap keterampilan menulis cerita murid. Namun demikian, sebelum analisis data dengan uji perbedaan tersebut atau uji t , perlu dilakukan uji analisis yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Proses analisis data penelitian diuraikan sebagai berikut.

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Postes Kelas Kontrol dan Eksperiment

Tests of Normality

Kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Pretest Kelas Kontrol ,095 56 ,200* ,969 56 ,157

Kelas Eksperimen ,105 56 ,188 ,965 56 ,104

Postest Kelas Kontrol ,109 56 ,095 ,977 56 ,347

Kelas Eksperimen ,144 56 ,006 ,963 56 ,085

a. Lilliefors Significance Correction

Dari tabel Uji normalitas Pretest dan Posttest terdapat signifikan berdistriusi normal sehingga terdapat peningkatan dari sebelum mendapatkan perlakuan yang diterapkan pada kelas kontrol dan eksperimen.Tabel Uji normalitas Xhitung Xtabel sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil dari uji yang lakukan berdistribusi normal.

Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Kota Makassar

Berdasarkan table output “Test of Homogenety of Variance

di ketahui nilai signifikan. Variabel hasil belajar pada murid kelas control dan kelas eksperiment adalah 0,663. Karena nilai Sig. 0,663

>0,05 maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam uji homogenitas di atas dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar

Test of Homogeneity of Variances Postest

Levene Statistic df1 df2 Sig.

,190 1 110 ,663

murid kelas control dan kelas eksperiment adalah sama dan homogeny.

Selanjutnya adalah hipotesis jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan.Untuk mengetahui kebenaran jawabannya perlu diuji kebenarannya secara empirik.Ada dua macam hipotesis, yaitu hipotesis nihil (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha).Hipotesis nul (Ho) adalah hipotesis yang menunjukkan.tidak ada perbedaan antara dua variabel atau lebih. Sedangkan hipotesis alternatif (Ha) merupakan hipotesis yang menyatakan ada perbedaan yang signifikan antara dua variabel dengan variabel lainnya. Dalam penelitian ini menggunakan hipotesis alternatif yaitu pembelajaran cerita dengan memanfaatkan media animasi lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran tanpa media animasi pada murid kelas V SD se-KotaMakassar.

Ada dua cara yang digunakan dalam sebagai acuan atau pedoman untuk melakukan uji hipotesis dalam uji F. Pertama membandingkan nilai signifikan (sig) atau nilai probabilitas hasil output Anova. Kedua adalah membandingkan nilai Fhitung dengan nilai Ftabel. Hasil anlisis dengan menggunakan Anova dapat dilihat pada tabel berikut:

Dalam dokumen BAB II (Halaman 61-67)

Dokumen terkait