BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
3. Tes Akhir (post test)
Pada tahap ini, tes akhir kembali diberikan kepada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen setelah diberikan perlakuan (treatment).Pelaksanaan tes akhir ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media animasi terhadap hasil belajar murid kelas V SD se-KotaMakassar.
Berdasarkan hasil pretest dan posttest kelas kontrol dan eksperimen yang terdiri dari 4 Sekolah dengan jumlah Murid 112 disajikan dalama tabel berikut:
Tabel 4.7Rekapitulasi Distribusi Data Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol MuridKota Makassar
Data
Kelas Kontrol Kelas Ekperimen Pretest Posttest Pretest Posttest
Nilai tertinggi 92 89 86 92
Nilai terendah 64 64 61 75
Mean 75,94 76,36 73,95 86,56
Median 75 75 75 86,11
Standar Deviasi 6,665 5,880 6,210 5,600 Berdasarkan tabel diatas, ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil pretest untuk kelas kontrol yaitu: skor terbesar 92 dan skor terkecil 64, rata-rata (mean) sebesar 75,94, median sebesar 75 dan standar deviasi sebesar 6,665. Sedangkan data hasil posttest skor tertinggi 89 dan skor terendah 64, rata-rata (mean) 76.36, median sebesar 75, dan standar deviasi 5,880.
Berdasarkan tabel diatas, untuk kelas eksperimen diperoleh data hasil pretest yaitu: skor terbesar 86 dan skor terkecil 61, rata- rata (mean) sebesar 73.95,median sebesar 75, dan standar deviasi sebesar 6.210. Sedangkan data hasil posttest skor tertinggi 100 dan skor terendah 75, rata-rata (mean) 86.56, median sebesar 66.11, dan standar deviasi5.600.
Dari deskripsi tabel diata
s dapat dilihat perbandingan hasil belajar murid kelompok kelas kontrol dan kelas eksperimen melalui bagan berikut:
Grafik4.1. Diagram Perbandingan Hasil Belajar
Berdasarkan diagram diatas diketahui bahwa hasil belajar murid kelompok kelas Kontrol dan eksperimen setelah dilakukan pretes dan
75.94 76.36
73.95
86.56
66 68 70 72 74 76 78 80 82 84 86 88
Pretest Postest
Digram Perbandingan Hasil belajar
Kontrol Eksperiment
postes telah mengalami peningkatan.
Hasil pretest Nilai kelas eksperimen pada SD Pongtiku nilai tertinggi 69, dan nilai terendah 53 dengan nilai mean pada SD Pongtiku adalah 61,86, median 62,50, modus 64, dan satndar deviasi 4,403. Nilai murid SD Pongtiku yang memperoleh nilai 53 sebanyak 1 murid,nilai 56 sebanyak 4 murid, nilai nilai 54 sebnyak 4 murid, nilai 58 sebanyak 4 murid, nilai 61 sebanyak 5 murid, nilai 64 sebanyak 8 murid, nilai 67 sebanyak 4 murid, nilai 69 sebanyak 2 murid. Sedangkan SD Kaccia memperoleh nilai tertinggi 72 dan nilai terendah 56, dengan nilai mean 63,96, nilai modian 64,00, modus 67, dan nilai standar deviasi 4,238.
murid SDN Kaccia yang memperoleh nilai 56 sebanyak 2 murid, nilai 58 sebanyak 3 murid, nilai 61 sebanyak 4 murid, nilai 64 sebanyak 5 murid, nilai 69 sebanyak 2 murid, nilai 67 sebanyak 9 murid dan nilai 72 sebanyak 1 murid. Nilai pretest kelas eksperimen pada SD Sangir memperoleh nilai tertinggi 83, dan nilai terendah 67 dengan nilai mean pada SD Sangir adalah 74,71, nmedian 75,00, modus 75, dan satndar deviasi 3,876. Nilai siswa SD sangir yang memperoleh nilai 67 sebanyak 2 murid, nilai 69 1 murid, nilai 72 sebanyak 7 murid, nilai 75 sebanyak 10 murid, nilai 81 sebanyak 2 murid, dan nilai 83 sebanyak 1 murid.
sedangkan SD Labuang Baji memperoleh nilai tertinggi 83 dan nilai terendah 67 dengan nilai mean 74,29, median 75,00, modus 75, standar deviasi 4,072. Nilai murid SD Labuang Baji yang memperoleh nilai 67 sebanyak 2 murid, nilai 69 sebanyak 3 murid, nilai 72 sebanyak 6 murid,
nilai 75 sebanyak 10 murid, 78 sebanyak 8 murid, nilai 81 sebanyak 2 murid, nilai 83 sebanyak 1 murid.
Nilai post-test kelas kontrol pada SD sangir tertinggi 89, dan nilai terendah 64 dengan nilai mean pada SD Sangir adalah 74,86, median 73,00, modus 70, dan satndar deviasi 6,720. Nilai siswa SD sangir yang memperoleh nilai 69 sebanyak 3 murid,nilai 64 sebanyak 2 murid, nilai 72 sebanyak 3 murid, nilai 70 sebanyak 6 murid,nilai 72 sebanyak 3 murid, nilai 74 sebanyak 3 murid, nilai 78 sebanyak 3 murid, nilai 81 sebanyak 2, nilai 83 sebanyak 1 murid, dan nilai 86 sebanyak 2 murid. Sedangkan n Sd Labuang Baji memperoleh nilai tertinggi 83, dan nilai terendah 70 dengan nilai mean SD Sangir adalah 74,61, median 72,00, modus 70, dan satndar deviasi 5,072. Nilai siswa SD sangir yang memperoleh 70 sebanyak 11 murid, nilai 71 sebanyak 2 murid, nilai 75 sebanyak 1 murid, nilai 72 sebanyak 1 murid, nilai 74 sebanyak 1 murid, nilai 78 sebnyak 5 murid, nilai 81 sebanyak 2 murid, dan nilai 83 sebanyak 3 murid.
sedangkan nilai post-test pada kelas eksperimen nilai tertinggi pada SD Pongtiku 89, dan nilai terendah 75 dengan nilai mean pada SD Pongtiku adalah 81,14, median 82,00, modus 83, dan satndar deviasi 4,720. Nilai siswa SD Pongtiku yang memperoleh nilai 89 sebanyak 2 murid, nilai 83 sebanyak 4 murid, nilai 81 sebanyak 6 murid, nilai 83 sebanyak 8 murid, nilai 75 sebanyak 5 murid, 78 sebanyak 3 murid. Sedangkan nilai tertinggi pada SD Kaccia 92, dan nilai terendah 75 dengan nilai mean pada SD Pongtiku adalah 81,64, median 81,00, modus 831 dan satndar deviasi
5,079. Nilai siswa SD Kaccia yang memperoleh nilai 92 sebnyak 2 murid,nilai 81 sebanyak 6 murid, nilai 83 sebanyak 4,nilai 89 sebnyak 1 murid nilai 86 sebanyak 4 murid, nilai 78 sebnyak 4 murid, dan nilai 75 sebnyak 3 murid.
Kelompok kelas kontrol pada saat pretes nilai rata-rata 75,99 sedangkan postes nilai rata-rata 76,36. Hal tersebut mengalami peningkatan 0,37. Sedangkan pada kelompok kelas eksperiment pada saat pretes nilai rata-rata 73,95 sedangkan postes nilai rata-rata 86,56.
Hal tersebut mengalami peningkatan 12. Hal ini dapat disimpulkan bahwa penerapan media animasi meningkatkan minat belajar hal tersebut ditandai dengan meningkatnya hasil belajar murid.
Untuk mengetahui bahwa kedua kelompok murid yang berbeda pada kelas kelas kontrol dan eksperimen berangkat dari kondisi awal yang sama, dapat dilakukan pengujian perbedaan sampel tidak berkorelasi (Independent t test). Pengujian perbedaan independent t test juga dilakukan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar murid pada kelas kontrol dengan kelas eksperimen setelah menerapkan media animasi terhadap keterampilan menulis cerita murid. Namun demikian, sebelum analisis data dengan uji perbedaan tersebut atau uji t , perlu dilakukan uji analisis yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Proses analisis data penelitian diuraikan sebagai berikut.
Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Postes Kelas Kontrol dan Eksperiment
Tests of Normality
Kelompok
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
Pretest Kelas Kontrol ,095 56 ,200* ,969 56 ,157
Kelas Eksperimen ,105 56 ,188 ,965 56 ,104
Postest Kelas Kontrol ,109 56 ,095 ,977 56 ,347
Kelas Eksperimen ,144 56 ,006 ,963 56 ,085
a. Lilliefors Significance Correction
Dari tabel Uji normalitas Pretest dan Posttest terdapat signifikan berdistriusi normal sehingga terdapat peningkatan dari sebelum mendapatkan perlakuan yang diterapkan pada kelas kontrol dan eksperimen.Tabel Uji normalitas Xhitung Xtabel sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil dari uji yang lakukan berdistribusi normal.
Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Kota Makassar
Berdasarkan table output “Test of Homogenety of Variance”
di ketahui nilai signifikan. Variabel hasil belajar pada murid kelas control dan kelas eksperiment adalah 0,663. Karena nilai Sig. 0,663
>0,05 maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam uji homogenitas di atas dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar
Test of Homogeneity of Variances Postest
Levene Statistic df1 df2 Sig.
,190 1 110 ,663
murid kelas control dan kelas eksperiment adalah sama dan homogeny.
Selanjutnya adalah hipotesis jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan.Untuk mengetahui kebenaran jawabannya perlu diuji kebenarannya secara empirik.Ada dua macam hipotesis, yaitu hipotesis nihil (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha).Hipotesis nul (Ho) adalah hipotesis yang menunjukkan.tidak ada perbedaan antara dua variabel atau lebih. Sedangkan hipotesis alternatif (Ha) merupakan hipotesis yang menyatakan ada perbedaan yang signifikan antara dua variabel dengan variabel lainnya. Dalam penelitian ini menggunakan hipotesis alternatif yaitu pembelajaran cerita dengan memanfaatkan media animasi lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran tanpa media animasi pada murid kelas V SD se-KotaMakassar.
Ada dua cara yang digunakan dalam sebagai acuan atau pedoman untuk melakukan uji hipotesis dalam uji F. Pertama membandingkan nilai signifikan (sig) atau nilai probabilitas hasil output Anova. Kedua adalah membandingkan nilai Fhitung dengan nilai Ftabel. Hasil anlisis dengan menggunakan Anova dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.10. Hasil Analisis Anova Postest Kelompok Kelas Kontrol dan Kelas Eksperiment
ANOVA Postes
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 2914,650 1 2914,650 88,405 ,000
Within Groups 3626,635 110 32,969
Total 6541,285 111
Berdasarkan hasil table output SPSS diatas, diketahui nilai sig. adalah sebsar 0.000. Karena nilai sig. 0,000 <0,05, maka sesuai dengan dasar pengambilan keputusan dalam uji F dapat disimnpulkan bahwa hipotesis diterima. Hal tersebut sejalan dengan nilai Fhitung adalah 88,405. Karena nilai Fhitung 88,405>Ftabel 6,90, maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam uji F dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima.
Hasil uji-t setelah diberi perlakuan (post-test) adalah fh𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔>f(88,405>6,90) berarti antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol perbedaannya signifikan. Rata-rata nilai postest kelas eksperimen adalah 86,56 dan rata-rata nilai postes kelas kontrol adalah 76,36. Hasil ini menunjukkan kemampuan murid setelah diberi perlakuan berbeda, yakni kelas eksperimen menggunakan media animasi dan kelas kontrol tanpa media animasi dalam pembelajaran. Terlihat kemampuan murid kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol ditunjukkan dengan adanya perbedaan nilai rata-rata murid.
Berdasarkan perhitungan F dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan media animasi dapat meningkatkan hasil belajar murid. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan
“pembelajaran dengan memanfaatkan media animasi lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran tanpa media animasi pada murid kelas V SD se-KotaMakassar”, diterima.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Data yang telah dianalisis menunjukkan bahwa tidak ada signifikan perbedaan pre-test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini dapat dilihat sebelum perlakuan bahwa skor rata-rata kelas eksperimen adalah 73,95sedangkan kelas kontrol adalah 75,99.
Hal ini menunjukkan kemampuan menulis cerita murid sebelum diberikan perlakuan dari kedua kelompok tidak memiliki perbedaan yang signifikan.
Setelah melakukan perlakuan, nilai rata-rata kelas eksperimen adalah sebesar 86,56, sedangkan kelas kontrol nilai rata-ratanya sebesar 76,36. Ini berarti bahwa kemampuan menulis cerita murid dari kedua kelas secara signifikan perbedaan. Kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Temuan ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan media animasi adalah salah satu media pembelajaran terbaik dalam mengajar menulis cerita. Media animasi adalah media
yang menarik untuk dipertontonkan pada murid, karena dengan cerita yang ada dalam film animasi tersebut mampu mengajak murid untuk berimajinasi dan meluangkan cerita yang ia dengar dengan menulis.
Hal ini dapat membuat murid termotivasi dalam belajar.
Berdasarkan hasil t-test, penulis menemukan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol. Satu hal yang berbeda dari kelas eksperimen untuk mengontrol kelas, itu teknik pengajaran yang digunakan selama perlakuan. Kelas eksperimen diajar dengan menggunakan media animasi berupa film kartun. Itu berbeda dengan kelas kontrol yang diajar dengan menggunakan teknik tradisional. Selanjutnya berdasarkan log belajar murid, penulis mengamati bahwa murid di kelas eksperimen biasanya menikmati belajar menulis cerita dengan menggunakan media animasi. Para murid menyatakan bahwa menulis cerita dengan melihat film itu lebih menarik. Mereka juga menyukai suasana belajar, yang mereka pikir itu "santai dan menyenangkan".
Dimana di usia mereka pun masih menyukai film kartun sebagai film kesukaannya.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil pada bab sebelumnya, disimpulkan bahwa :
1. Keterampilan menulis cerita murid pada kelas V terhadap media animasi berada pada kategori tinggi dengan persentase 80 %, artinya murid memberikan respon positif terhadap penggunaan media animasi selama pembelajaran. Dimana siswa sangat menikmati belajar menulis cerita dengan menggunakan media animasi yang diterapkan
2. Terdapat pengaruh keterampilan menulis murid SD Negeri Kelas V se-Kota Makassar dalam menulis cerita melalui penggunaan media animasi sangat baik. Adapun hasil analisis deskriptif yang diperoleh menunjukkan bahwa kemampuan murid dalam menulis cerita lebih tinggi, karena skor murid kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Dilihat, dari hasil uji-T menunjukkan bahwa perbedaan signifikan nilai t-tabel dengan nilai t-test terbukti dengan t-test. Jadi hasil dari uji-t berarti berarti ditolak dan diterima.