BAB VI SOLUSI UNTUK MENANGGULANGI DAMPAK SOSIAL
2. Tahap Perbaikan
79
Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti dapat diinterpretasikan bahwa pembangunan pelabuhan sangat berpengaruh bagi kehidupan masyarakat di Desa Garongkong, dampak ini terjadi karena pemerintah tidak melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait reklamasi sehingga tidak adanya kesiapan bagi masyarakat untuk menerima imbas dari pembangunan dan tidak memikirkan dampak yang akan ditimbulkan. Tata guna lahan, ekonomi, masyarakat dan lingkungan mencerminkan kebutuhan dan manfaat reklamasi.
Seperti yang diungkapkan oleh Ketua RT AS umur 45 tahun, mengatakan bahwa:
“Masalah sosial yang terjadi saat ini pasti ada keluhan-keluhan dari masyarakat seperti yang terjadi pada nelayan yang harus berpindah- pindah tempat, adanya polusi jika mobil proyek keluar masuk,dan kawasan tanaman bakau yang semakin sempit karena dibangunnya kantor unit pelabuhan garongkong”.(Hasil wawancara 25 Februari 2021) Maka hasil dari wawancara informan yaitu masalah sosial yang terjadi merupakan masalah-masalah keluhan dari masyarakat seperti kepada para nelayan yang suka berpindah-pindah tempat mencari ikan, dan adanya polusi jika mobil proyek keluar masuk, dan tanaman bakau yang semakin berkurang karena adanya pembangunan proyek di Pelabuhan Garongkong.
80
dilakukan untuk pembangunan kawasan baru yang nantinya berguna untuk kemajuan setiap daerah. Tapi disisi lain tentu ada hal-hal yang sangat penting untuk diperhatikan yaitu masalah lingkungan dan juga kesejahteraan masyarakat yang kena dampak. Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, adapun tahap perbaikan yang perlu diberikan setelah adanya reklamasi yaitu penataan kembali kawasan pantai, pembangunan fasilitas tempat sandaran bagi kapal nelayan, fasilitas publik yang diperlukan, serta pelestarian kawasan hutang lindung dan mangrove. Pertumbuhan dan organisasi yang tepat dari ekosistem pesisir dari waktu ke waktu dapat hancur atau hilang melalui reklamasi, yang menyebabkan kerugian masyarakat dan mempengaruhi aspek spasial, ekonomi, sosial dan ekologi.
Namun, setelah dipulihkan akan mempengaruhi pendapatan nelayan di tempat rekreasi dan menyulitkan penangkapan ikan, terutama ketika sangat sulit untuk memulihkan komunitas nelayan di wilayah pesisir. Selama ini mata pencaharian mereka hanya bergantung pada sektor perikanan (nelayan dan penjual ikan). Sekarang meningkat bukan hanya karena penangkapan ikan, tetapi juga karena banyak alternatif non-perikanan lainnya. Pekerjaan reklamasi seharusnya tidak hanya ditujukan untuk reklamasi lahan untuk tujuan komersial. Pertama, mempertimbangkan aspek sosial, ekonomi dan ekologi dari perspektif jangka panjang, menghitung kelayakan dan menerapkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.
Seperti yang diungkapkan oleh Staf Pelabuhan Garongkong MR umur 41 menyatakan bahwa:
81
“Dalam pengamatan kami setelah adanya reklamasi ini mengenai dampak yang dirasakan oleh nelayan yaitu menurunnya hasil tangkapan ikan disebabkan karena tempat yang biasa dijadikan penangkapan ikan telah menjadi lahan industri sehingga kami perlu membangun dermaga tempat penyandaran kapal nelayan agar para masyarakat nelayan tidak kehilangan mata pencahariannya”(Wawancara 26 Februari 2021)
Senada yang diungkapkan oleh Sekretaris Lurah AZ umur 47 tahun, mengatakan bahwa:
“Solusi yang tepat yang kami bisa rencanakan saat ini yaitu membangun fasilitas dermaga kapal bagi nelayan dan menata infrastruktur reklamasi, dan saya harap dengan pembangunan reklamasi ini dapat merubah pola pikir masyarakat dengan cara pemerintah harus melakukan sosialisasi pada masyarakat desa Garongkong agar pembangunan tetap berjalan”
( Wawancara 27 Februari 2021)
Hasil wawancara informan yaitu dalam pengamatan informan bahwa setelah adanya reklamasi ini berdampak pada turunnya pendapatan rata-rata masyarakat, sehingga banyak masyarakat yang kemudian beralih menjadi pengusaha atau buruh bangunan di tempat rekreasi, terutama yang menggantungkan mata pencahariannya pada laut. Selain itu solusi yang tepat untuk menanggulangi dampak reklamasi yaitu membangun fasilitas dermaga kapal bagi nelayan dan menata infrastruktur reklamasi, sehingga dengan adanya pembangunan reklamasi ini dapat merubah pola pikir masyarakat dengan cara pemerintah melakukan sosialisasi pada masyarakat desa Garongkong agar pembangunan tetap berjalan sesuai yang diharapkan.
Maka hasil observasi yang dilakukan peneliti mendapatkan jawaban sebagai berikut:
“Dalam observasi yang dilakukan bahwa dalam proses mencegah hilangnya mata pencaharian para nelayan menurut instansi di Pelabuhan memberi jawaban bahwa akan merencanakan pembangunan dermaga agar masyarakat
82
nelayan bisa kembali lagi melakukan kegiatan seperti biasanya”(Hasil Observasi 05 Februari 2021)
Gambar IV.II
Maka hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dapat diinterpretasikan dalam hal ini, pemerintah tidak bisa serta merta memulai pembangunan proyek reklamasi tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap masyarakat, khususnya para nelayan, dan mendukung aktivitas para nelayan di kawasan proyek restorasi.
Dalam jurnal Dampak reklamasi pantai dan tambang pasir terhadap ekosistem laut dan masyarakat pesisir dalam Fachrul Islam Hidayat (2018) yaitu berbagai kegiatan pembangunan yang berlangsung di kawasan pantai seperti pembangunan pelabuhan, industri, pariwisata, pertambangan dan pemanfaatannya serta konflik kepentingan antara berbagai pihak, keadaan yang terjadi karena adanya tidak kejelasan pengaturan pemanfaatan kawasan pantai. Terlalu banyak pihak yang terkait atau mungkin mengaitkan diri dengan kawasan ini. Padahal wilayah pesisir merupakan wilayah yang sangat berarti bagi kehidupan manusia di bumi. Sebagai wilayah perairan darat dan laut yang memiliki keunikan ekosistem , dunia memiliki kepedulian terhadap wilayah ini, khususnya di bidang
83
lingkungan dalam konteks pembangunan berkelanjutan. Secara historis, kota-kota penting dunia bertempat tidak jauh dari laut, alasannya karena kawasan ini memiliki tempat potensi sumber daya kelautan dan perikanan, serta memudahkan terjadinya perdagangan antar daerah, pulau dan benua.
1. Teori Perubahan Sosial
Jacobus Ranjabar dalam bukunya yang berjudul Perubahan Sosial (2017) hal 3-5 menjelaskan bahwa Perubahan sosial merupakan perubahan kehidupan masyarakat yang berlangsung terus-menerus dan tidak akan pernah berhenti, karena tidak ada satupun masyarakat yang berhenti pada suatu titik tertentu sepanjang masa, perubahan tersebut merupakan sesuatu yang konstan(tetap terjadi) sepanjang sejarah hidup manusia.
Dalam Jurnal Ilmu Politik oleh Adile Jean M (2016) bahwa dengan kata lain, tidak ada masyarakat yang konstan, bahkan pada tingkat terkecil pun masyarakat (individu) akan selalu berubah. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan kecil atau perubahan yang sangat besar, dan perubahan tersebut akan berdampak besar pada kinerja manusia. Atau perilaku. Perubahan dapat mencakup aspek sempit dan luas. Aspek yang didefinisikan secara sempit dapat mencakup aspek perilaku dan pemikiran pribadi.
Sebagai proses perubahan yang terencana, masalah-masalah sosial yang muncul jelas-jelas tidak direncanakan, dan oleh karena itu dapat mempengaruhi proses pembangunan masyarakat. Dampak perubahan dan restorasi pesisir tidak hanya terlokalisir, tetapi restorasi memiliki dampak positif
84
dan positif. Dampak negatif masyarakat dan perubahan lingkungan Dampak tersebut juga bersifat jangka pendek dan jangka panjang yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan masyarakat setempat.
Perubahan Sosial yang terjadi setelah pulihnya nelayan desa Garongkong, perekonomian berubah secara signifikan dalam hal kebutuhan ekonomi, kepemilikan alat tangkap, sumber pendapatan dan ruang hidup.
Menurunnya pendapatan nelayan membuat nelayan terpaksa mencari pekerjaan lain untuk mencari pendapatan tambahan. Bantuan negara belum diterima. Karena keterbatasan pengetahuan tentang teknologi alat tangkap, telah digunakan dengan sebaik-baiknya. Bidang kegiatan yang berkembang di lokasi penyelamatan memberikan peluang pendapatan tambahan bagi keluarga nelayan. Bekerja di sektor informal lainnya.
Faktor penyebab terjadinya perubahan sosial ekonomi rumah tangga nelayan. Pertama, lingkungan pesisir yang terus berubah, tempat berlabuh kapal yang tidak mencukupi, terumbu karang yang rusak setelah reklamasi, dan nelayan tidak dapat melakukan aktivitas. Daerah penangkapan ikan jauh, dan diperlukan lebih banyak dana untuk melaut. Kedua, kesulitan ekonomi, menurunnya pendapatan nelayan memaksa mereka mencari sumber pendapatan lain. Ketiga, memanfaatkan peluang usaha yang diciptakan kawasan rekreasi untuk membuka peluang kegiatan ekonomi lainnya.
2. Teori modernisasi
Teori modernisasi (Talcott Parson) adalah teori pembangunan menunjukkan bahwa jika negara berkembang mengikuti proses pembangunan saat
85
ini, mereka dapat mencapai pembangunan. Salah satu faktor kunci teori modernisasi adalah keyakinan bahwa bantuan negara-negara maju diperlukan untuk membantu negara-negara berkembang belajar dari perkembangan negara- negara tersebut. Oleh karena itu, teori tersebut didasarkan pada teori kemungkinan pemerataan pembangunan antara negara maju dan negara terbelakang.
Teori pembangunan meyakini bahwa negara berkembang dapat mencapai pembangunan jika mengikuti proses pembangunan saat ini. Salah satu faktor kunci teori modernisasi adalah keyakinan bahwa bantuan negara-negara maju diperlukan untuk membantu negara-negara berkembang belajar dari perkembangan negara-negara tersebut. Oleh karena itu, teori tersebut didasarkan pada teori kemungkinan pemerataan pembangunan antara negara maju dan negara terbelakang merupakan sesuatu yang kurang berarti kepada sesuatu yang lebih berarti yang pembangunannya dapat lebih terkoordinasi untuk menciptakan alternatif yang banyak secara sah kepada setiap warga negara untuk memenuhi aspirasi yang layak. Pembangunan ini dapat mengakibatkan terjadinya dampak pada sistem kemasyarakatan misalnya dalam perekonomian dan lain-lain, dampak tersebut akan muncul akibat terjadinya gejala-gejala terjadinya dampak.
Pembangunan merupakan proses perubahan yang terus menerus yang merupakan kemajuan dan perbaikan pada suatu tujuan yang ingin dicapai, sehingga untuk menanggulangi terjadinya dampak pembangunan yang sangat penting karena adanya pelopor pembangunan maupun masyarakat yang sedang membangun menginginkan dampak yang positif dari pembangunan tersebut.
86