BAB II. KAJIAN KEPUSTAKAAN
G. Tahap-Tahap Penelitian
Tahap-tahap penelitian yang dimaksudkan dalam penelitian ini berkenaan dengan proses pelaksanaan penelitian. Adapun prosedur atau tahap penelitian yang peneliti lakukan dalam penelitian ini secara garis besarnya adalah sebagai berikut:
1. Tahap pra lapangan
a. Menentukan lokasi penelitian yaitu di pondok pesantren Al-Azhar Kauman Muktisari Jember.
b. Menyusun proosal penelitian c. Mengurus surat perizinan penelitian 2. Tahap pelaksanaan penelitian
Mengadakan observasi langsung ke pondok pesantren Al-Azhar Kauman Muktisari Jember, dengan melibatkan beberapa informan dan salah satu cara untuk memperoleh data yaitu:
a. Kiai (pengasuh pondok pesantren) b. Asatidz (para pengajar)
c. Pengurus d. Santri
e. Observasi dan pengambilan data langsung di lapangan.
3. Tahap penyelesaian
Tahap penyelesaian merupakan tahap paling akhir dari sebuah penelitian. Pada tahap ini, peneliti menyusun data yang telah dianalisis dan disimpulkan dalam bentuk karya ilmiah yaitu berupa laporan penelitian dengan mengacu pada peraturan penulisan karya ilmiah yang berlaku di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember.
A. Gambaran Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini yaitu pondok pesantren Al-Azhar Jember yang terletak di desa Kauman Muktisari Jember. Sebagai pelengkap dari objek ini, akan dikemukakan tentang pondok pesantren Al-Azhar Kauman Muktisari Jember yang meliputi:
1. Sejarah berdirinya pondok pesantren Al-Azhar Jember
Yayasan pondok pesantren Al-Azhar Kauman Muktisari Jember didirikan pada tahun 1996 yang didirikan oleh Drs. KH. Abdul Hamid Hasbullah. Beliau dilahirkan di desa Larangan Pamekasan Madura pada tahun 1963. Beliau adalah putera dari seorang kiai besar yakni KH.
Hasbullah Marzuki dan isterinya yang bernama Juwairiyah.
Pada tahun 1989 Drs. KH. Abdul Hamid Hasbullah menikah dengan Dra. Hj. Athiyah Arifiana, M.Pd puteri dari KH. Faruq Muhammad dan isterinya yang bernama Hj. Wahibah Wahab. Keduanya bertempat tinggal di pondok pesantren Riyadhus Sholihin.
Drs. KH. Abdul Hamid Hasbullah, beliau mendirikan pondok pesantren Al-Azhar Jember ini pada tahun 1996, dengan jumlah santri yang relatif sedikit yakni 5 (lima) orang, dimana hanya ada santri putera.
Dilanjutkan dengan selang waktu yang sebentar , disusul oleh santri perempuan yang berjumlah 7 (tujuh) orang. Dengan sebab kesabaran Drs.
KH. Abdul Hamid Hasbullah, beliau terus menerus berdakwah ke daerah sekitar kota Jember sehingga pondok pesantren Al-Azhar Jember banyak dikenal dan dipercaya oleh masyarakat untuk menempatkan putera- puterinya menetap dan diasuh oleh beliau.
Drs. KH. Abdul Hamid Hasbullah membangun pondok pesantren Al-Azhar Jember ini diawali dengan pembangunan masjid sebagai pusat pembelajaran karena jumlah santri semakin hari semakin meningkat maka dibutuhkan tempat yang lebih luas untuk menfasilitasi para santri sehingga setelah pembangunan masjid beliau membangun ruang kelas untuk pelaksanaan madrasah diniyah.69
2. Letak geografis pondojk pesantren Al-Azhar Jember
Lokasi pondok pesantren Al-Azhar Jember terletak di desa Kauman Muktisari Jember. Pondok pesantren ini didirikan oleh Drs. KH. Abdul Hamid Hasbullah dan isterinya Dra. Hj. Athiyah Arifiana, M.Pd.
Adapun batas wilayah pondok pesantren Al-Azhar Kauman Muktisari Jember adalah sebagai berikut:
Sebelah barat pondok pesantren Al-Azhar Jember berbatasan dengan jalan kecil menuju jalan raya Pakem sehingga pondok pesantren ini dapat dikatakan sebagai pondok pesantren yang jauh dari kota akan tetapi pondok pesantren Al-Azhar Jember mampu menyediakan lembaga pendidikan seperti madrasah diniyah, MI, MTs, Dan SMA plus Al-Azhar.
Sebelah utara pondok pesantren Al-Azhar Jember berbatasan dengan
69 Kh. Abdul Hamid Hasbullah, Wawancara, 11 April 2017.
perkampungan warga. Sebelah timur pondok pesantren Al-Azhar Jember berbatasan dengan persawahan warga. Sedangkan sebelah selatan berbatasan dengan perkampungan warga yang mayoritas penduduknya bekerja di pabrik.70
3. Visi dan misi pondok pesantren Al-Azhar Jember a. Visi
“Terdidik dalam pendidikan pengetahuan agama islam yang berdasarkan dengan iman dan taqwa (IMTAQ)”.
b. Misi
1) Melaksanakan pendidikan dan pengembangan agama islam sesuai dengan syariat agama islam.
2) Menerapkan akhlakul karimah pada seluruh santri.
3) Membina dan mengembangkan pengetahuan dan pendidikan berdasarkan kitab salaf (kitab kuning).
4) Melaksanakan pendidikan secara optimal dan maksimal pada seluruh santri yang siap pakai di masyarakat kelak.
(Sumber data: dokumentasi pondok pesantren Al-Azhar Jember).
4. Struktur organisasi pondok pesantren Al-Azhar Jember
Dalam suatu pondok pesantren, struktur organisasi merupakan komponen yang harus ada, karena dapat mempermudah dalam mengetahui tugas, tanggung jawab dari asingasing personil (Job description), sehingga segala kegiatan pesantren dapat berjalan dengan baik dan lancar demi
70 Observasi, pondok pesantren Al-Azhar Jember, 14 April 2017.
mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Adapun struktur organisasi yayasan pondok pesantren Al-Azhar Kauman Muktisari Jember sebagai berikut:
Pengasuh I : Drs. KH. Abdul Hamid Hasbullah Pengasuh II : Dra. Hj. Athiyah Arifiana, M.Pd Pengurus pusat putra : A. Mujtaba Rodhi
Pengurus pusat putri : Hj. Lia zannuba Adilah, S.Pd Pengawas santri putra : Ustadz M. Yanuar Rifqi Pengawas santri putri : Ustadzah Nur Hasanah
Tabel 1
Struktur Organisasi Di Dalam Pondok Pesantren Al-Azhar Jember
Keterangan Putra Putri
Ketua M. Diyaul Haq Siti Muzayyanah
Wakil ketua M. Agus Syari Toyib Yuliatul Fitriah Sekretaris Didin Dwi Cahyo Dwi Ratna Sari Bendahara Kholilur Rohman Siti Masrifah
Sie. Ubudiyah Sofyan Tsauri Putri Maulidiyah Sie. Pendidikan Handoko Eko Saputra Sania Himatul Hasanah Sie. Keamanan Abdur Rohman Roudhotul Jannah Sie. Kebersihan M. Dandi Pratama Ana fitria
Sie. Perlengkapan Izzul Muttaqin Faridatul Hasanah Sie. Kesehata Muhammad Hasbi Dinda Ayu Agustin (sumber data: Dokumentasi pondok pesantren Al-Azhar Jember).
5. Keadaan santri
a. Jumlah santri putra dan putri pondok pesantren Al-Azhar Jember dari tahun 1996-sekarang sebagai berikut:
Tabel 2
Jumlah santri putra dan putri pondok pesantren Al-Azhar Jember No. Tahun Jumlah Santri
Putra
Jumlah Santri Putri
1. 1996 – 1997 5 7
2. 1997 – 1998 12 29
3. 1998 – 1999 17 37
4. 1999 – 2000 26 42
5. 2000 – 2001 29 90
6. 2001 – 2002 28 113
7. 2002 – 2003 32 130
8. 2003 – 2004 37 125
9 2004 – 2005 40 133
10 2005 – 2006 43 132
11 2006 – 2007 48 140
12 2007 – 2008 51 164
13 2008 – 2009 63 171
14 2009 – 2010 58 180
15 2010 – 2011 82 190
16 2011 – 2012 95 194
17 2012 – 2013 90 195
18 2013 – 2014 85 190
19 2014 – 2015 113 205
20 2015 – 2016 125 194
21 2016 – 2017 139 210
b. Kegiatan sehari-hari santri
Jadwal kegiatan sehari-hari santri putra dan putri di dalam pondok pesantren Al-Azhar Jember.
Tabel 3
Jadwal kegiatan sehari-hari di dalam pondok pesantren Al-Azhar Jember No. Waktu Nama Kegiatan (Putra) Nama Kegiatan (Putri) 1. 03.00 – 04.00 Sholat tahajjud berjamaah Sholat tahajjud berjamaah 2. 04.00 – 05.00 Sholat subuh berjamaah
beserta wiridnya
Sholat subuh berjamaah beserta wiridnya
3. 05.00 – 05.30 Membaca al-qur’an dan wirdul lathif bersama
Membaca al-qur’an bersama
4. 05.30 – 06.30 Pengajian kitab kuning Pengajian kitab kuning 5. 06.30 – 07.00 Persiapan sekolah formal Persiapan sekolah formal 6. 07.00 – 07.15 Sholat dluha Sholat dluha
7. 07.15 – 11.30 Kegiatan belajar
mengajar sekolah formal
Kegiatan belajar
mengajar sekolah formal 8. 11.30 – 12.00 Istirahat dan sholat
dluhur berjamaah
Istirahat dan sholat dluhur berjamaah 9. 12.00 – 13.00 Melanjutkan KBM
sekolah formal
Melanjutkan KBM sekolah formal 10. 13.00 – 14.30 Istirahat Istirahat
11. 14.30 – 15.00 Persiapan sholat ashar Persiapan sholat ashar 12. 15.00 – 15.30 Sholat ashar berjamaah Sholat ashar berjamaah 13. 15.30 – 17.00 KBM madrasah diniyah
pondok pesantren
KBM madrasah diniyah pondok pesantren 14. 17.00 – 17.45 Mandi dan makan serta
persiapan sholat maghrib
Mandi dan makan serta persiapan sholat maghrib
15. 17.45 – 18.45 Sholat maghrib
berjamaaah dan membaca rotibul haddad
Sholat maghrib
berjamaaah dan membaca rotibul haddad
16. 18.45 – 19.30 Pembacaan rotibul haddad
Percakapan bahasa arab
17. 19.30 – 20.00 Sholat isya berjamaah Sholat isya berjamaah 18. 20.00 – 21.30 Pengajian kitab kuning Pembelajaran bahasa arab 19. 21.30 – 22.00 Muthola’ah Muthola’ah
20. 22.00 – 03.00 Istirahat Istirahat
B. Penyajian data dan analisis
Penyajian data merupakan bagian yang memuat tentang uraian data dan temuan yang diperoleh dengan menggunakan metode dan prosedur yang diuraikan seperti pada bab III. Uraian ini atas deskripsi data yang disajikan dengan topik sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian. Hasil analisis data merupakan temuan penelitian yang disajikan dalam bentuk pola, kecenderungan dan motif yang muncul dari data. Di samping itu, temuan dapat berupa penyajian kategori, sistem klasifikasi, dan tipologi.
Dalam menganalisis dan menyajikan data yang menjadi bahan penelitian, maka harus menggunakan salah satu dari berbagai metode penelitian yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Untuk lebih tepatnya, kita harus mengenal terlebih dahulu berbagai macam masalah yang akan menjadi kajian, sehingga metode penelitian yang akan digunakan pasti sesuai dengan masalah yang dikaji. Mari kita bahas penyajian data yang berbentuk pokok masalah dalam penelitian ini.
a. Internalisasi Nilai-Nilai Kecerdasan Spiritual Dalam Membina Akhlak Santri Kepada Allah Di Pondok Pesantren Al-Azhar Kauman Muktisari Jember.
Dalam agama hal yang pertama kali harus dikenalkan kepada anak adalah tentang Allah, Jadi sudah sepantasnya jika akhlak kepada Allah merupakan akhlak yang pertama harus ditanamkan kepada anak. Salah satu caranya adalah dengan proses pembelajaran seperti dalam pesantren.
Di pesantren Al-Azhar Kauman Muktisari Jember akhlak santri kepada Allah dibina dengan beberapa hal, antara lain melalui kultum dan praktek ibadah. Disana santri diajarkan bagaimana seharusnya menjadi seorang hamba dan apa saja yang harus dilakukan seorang hamba.
1) Pengajaran kultum yang mengajarkan tentang pentingnya bertaubat kepada Allah
Manusia adalah tempatnya salah dan dosa, oleh karena itu, sudah sepantasnya jika kita selaku manusia selalu bertaubat untuk memohon ampun kepada Allah. Hal itu yang menjadi alas an pokok pesantren Al-Azhar Kauman Muktisari Jember untuk mengadakan kultum setiap selesai sholat maghrib berjama’ah, yang mengikuti kultum tersebut tidak hanya santri saja melainkan masyarakat juga, hal itu dikarenakan masyarakat sekitar juga berjama’ah bersama santri.
KH. Abdul Hamid Hasbullah mengatakan:
“Akhlak kepada Allah itu adalah harus akhlak yang pertama yang harus dikenalkan kepada anak, oleh karena itu tidak cukup dengan hanya menerima ilmu di pesantren saja, tetapi dari lingkungan juga. Dari lingkungan tidak hanya berbentuk
pengajian, tapi dari bentuk hasanah, artinya pemberian contoh yang baik, terutama oleh orang tua santri sendiri. Seorang kiai pun juga harus menjadi uswah bagi santri dalam hal apapun terutama dalam hal ibadahnya. Oleh karena itu, dalam membina akhlak santri kepada Allah tidak cukup hanya dengan KBM, tapi juga dengan praktek dan uswah.71
Ustadz Yanuar selaku ustadz mengatakan:
“Kalau berbicara masalah akhlak kepada Allah berarti erat kaitannya dengan bagaimana seorang hamba menyembah atau patuh kepada sang Kholiq. Hal itu diajarkan melalui kultum dan praktek ibadah yang sudah ada di pesantren ini. Selain itu santri juga harus benar-benar mengamalkan apa yang sudah diajarkan. Seorang guru atau ustadz pun harus demikian, jangan hanya bisa memberitahu tapi juga bisa mengamalkan pula agar dapat menjadi uswah bagi para santri.72
M. diyaul Haq selaku santri mengatakan:
“Dalam hal ini kiai tidak hanya menjelaskan tenyang taubat saja, tapi tentang taqwa, sabar, tawakkal, ikhlas dan yang lainnya yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan Allah.73
2) Praktek ibadah
Yang dimaksud dengan praktek ibadah di sini adalah santri tidak hanya memperoleh materi tapi langsung dipraktekkan. Dalam hal sholat misalnya, ketika sudah memperoleh materi sholat yang baik dan benar maka santri harus mempraktekkan hal tersebut sesuai dengan apa yang sudah diajarkan.
KH. Abdul Hamid Hasbullah mengatakan:
“Praktek ibadah itu artoinya santri langsung mempraktekkan apa yang sudah dipelajari, dan dalam pembelajaran juga ada praktek, misalnya dalam ha;l sholat dan wudlu’, pembelajarannya langsung praktek, artinya setelah meneriam pemahaman tentang wudlu’ dan sholat yang benar santri langsung mengaplikasikan atau mempraktekkan apa yang
71 KH. Abdul Hamid Hasbullah, Wawancara, 10 April 2017.
72 Ustadz Yanuar Rifki, Wawancara, 18 April 2017.
73 M. Diyaul Haq (santri), Wawancara, Pondok Pesantren Al-Azhar Jember, 21 April 2017.
sudah didapat pada waktu [pembelajaran, jadi santri lebih bisa memahami dan ilmu yang didapatkan benar-benar diamalkan.”74
M. Agus Syarif Toyib selaku snatri mengatakan:
“Dalam hal praktek ibadah, kiai langsung memberikan contoh, jadi santri mudah untuk memahami dan mengikuti, misalnya dalam shgolat tahajjud, kiai langsung mengingatkan santri dan lansung sholat tahajjud, jadi langsung memberi contoh. Intinya kiai memberikan uswah sehingga sntri mengkuti apa yang dilakukan oleh kiai.75
Berdasarkan beberapa wawancara di atas maka dapat difahami bahwa kiai dalam membina akhlak santri kepada Allah tidak hanya mengandalkan pembelajaran yang ada dipondok, artinya tidak hanya mengandalkan KBM akan tetapi diselingi demgan beberapa kegiatan seperti kultum dan praktek ibadah. Intinya dalam membina akhlak kepada Allah haruslah disertai dengan praktek dan uswah yang baik.
Dalam KBM tidak cukup, santri belajar sendiri di pondok nya untuk memperdalam apa yang sudah dipelajari.76
b. Internalisasi Nilai-Nilai Kecerdasan Spiritual Dalam Membina Akhlak Santri Kepada manusia Di Pondok Pesantren Al-Azhar Kauman Muktisari Jember.
Pembinaan akhlak yang kedua adalah akhlak kepada manusia.
Tuidak bisa dipungkiri bahwa manusia pasti butuh terhadap manusa yang lain, manusia tidak bisa hidup sendirian tanpa bantuan orang lain. Oleh
74 KH. Abdul Hamid Hasbullah, Wawancara, 10 April 2017.
75 M. Agus Syarif Toyib, Wawancara, 20 April 2017.
76 Observasi, 21 April 2017.
karena itu agar kehidupan manusia harmonis harudslah disadari dengan akhlak yang baik
KH. Abdul Hamid Hasbullah mengatakan:
“Akhlak kepada manusia adalah akhlak yang sangat mudah dipengaruhi, contoh kecil dalam perkataan, dalam perkataan saja seseorang dapat selamat atau tidak, kenapa? Karena perkataan itu lebih tajam daripada pedang, hali itu terbukti, jika seseorang tidak bisa bertutur kata yang baik terutama kepada yang lebih tua maka oirang tersebut dianggal tidak sopan bahkan tidak menghormatoi yang lebih tua, belum laghi jika perkatyaan itu menyinggung perasaan seseorang bisa terjadi pewrtikaian bahkan sampai terjadi perkelahian, itu contoh kecil dari bertutur kata”.
Dalam hal ini akhlak kepada manusia dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:
a) Akhlak kepada diri sendiri
Gus A. Mujtaba Rodli selaku pengawas pesantren mengatakan:
“Akhlak kepada diri sendiri itu berkaitan dengan menjaga diri kita dari hal-hal yang tidak baik dan berusaha untuk menjadi manusia yang baik seperti shiddiq, amanah, sabar, dan yang lainnya. Oleh karena itu setiap santri haruslah belajar untuk selalu mempunyai sifat yang baik. Dan cara kita menanamkan akhlak tersebut adalah dengan mengajarkan melalui kegiatan belajar mengajar.77
b) Akhlak kepada keluarga
Akhlak kepada keluarga erat kaitannya dengan bagaimana seorang yang lebih muda menghormati yang lebih tua dan sebaliknya yang tua menyayangi yang muda, itulah inti dari akhlak kepada keluarga.
77 Gus A. Mujtaba Rodli, Wawancara, 24 April 2017.
KH. Abdul Hamid Hasbullah mengatakan:
“Santri yang mondok di Al-Azhar adalah tanggung jawab saya dan pesantren, orang tua telah menitipkan anaknya kepada saya dengan niatan agar anaknya menjadi manusia yang mempunyai akhlak yang baik. Di daerah pesantren saja banyak pemuda atau pemudi yang tidak sopan kepada kedua orang tuanya, contoh kecil dalam hal bicara, banyak yang tidak mengerti cara berbicara dengan orang tua yang baik, oleh karena itu kita berusaha memperbaiki dan membina akhlak santri dengan cara kegiatan belajar mengajar, dan dengan cerita pada masa Rosulullah serta selalu berbahasa halus kepada orang tua, selain itu kita juga bekerja sama dengan keluarga untuk memantau perilaku santri”.78
c) Akhlak kepada masyarakat
Akhlak kepada masyarakat adalah bagaimana seorang santri hidup di masyarakat, seperti bagaimana cara berinteraksi dan bagaimana cara bertemu di masyarakat dan yang lainnya.
Ustadzah Nur Hasanah selaku pengajar mengatakan:
“Santri dalam berbaur dengan masyarakat tidak jauh berbeda dengan bergaul kepada sesama teman, karena sama-sama berinteraksi dengan orang lain. Santri haruslah benar-benar menjaga akhlaknya, terutama dalam berbicara. Oleh karena itu di pesantren ini diwajibkan untuk memakai bahasa daerah yang halus, agar nantinya ketiak berinteraksi dengan yang lain bisa terbiasa menggunakan bahasa daerah halus. Selain itu ada sumbangsih juga dari masyarakat, artinya ada beberapa masyarakat yang bersedia dan selalu melaporkan tingkah laku santri”.79
Dari beberapa wawancara di atas dapat difahami bahwa akhlak kepada manusia itu kuncinya adalah menjaga lisan, menjaga ucapan dan tingkah laku. Tingkah laku di sini kepada semuanya baik kepada diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Namun setiap malam jum’at
78 KH. Abdul Hamid Hasbullah, Wawancara, 10 April 2017.
79 Ustadzah Nur Hasanah, Wawancara, 18 April 2017.
diadakan acara manaqib dan pembacaan burdah bagi para santri, santri pun cukup antusias karena hanya itulah pembacaan yang khusus dalam pondok pesantren Al-Azhar yang mana juga merupakan nilai-nilai kecerdasan spiritual.80
c. Internalisasi Nilai-Nilai Kecerdasan Spiritual Dalam Membina Akhlak Santri Kepada Alam Di Pondok Pesantren Al-Azhar Kauman Muktisari Jember.
Akhlak kepada lingkungan adalah bagaimana manusia menjaga lingkungan hidup dan melestarikannya. Manusialah yang harusnya menjaga lingkungan agar tetap bersih dan indah, karena manusia itu sendiri yang menggunakan dan menikmati alam dan sumberdayanya, dan sudah sepantasnya untuk dijaga. Pembinaan akhlak kepada lingkungan melalui pembiasaan menjaga lingkungan agar selalu bersih dan menjaga atau memelihara tanaman.
Ahmad Badri mengatakan:
“Akhlak kepada alam itu tergantung kepada setiap individu, oleh karena itu pembinaannya haruslah menggunakan pembiasaan yaitu pembiasaan untuk selalu menjaga keberihan serta memelihara tanaman yang ada agar tidak rusak, selain itu santri juga dibiasakan untuk menyantuni binatang dalam artian bukan memelihara saja akan tetapi menjaga dan merawatnya.81
Siti Muzayyanah mengatakan:
“Akhlak kepada lingkungan di sini dibina melalui cara menjaga kebersihan lingkungan, karena jika lingkungan sudah bersih maka akan merasa nyaman, jika sudah merasa nyaman maka akan dapat belajar dengan nyaman pula, selain itu santri juga harus
80 Observasi, 17 April 2017
81 Ahmad Badri, 01 Mei 2017.
memelihara sumberdaya alam seperti memelihara tanaman dan menjaga serta merawatnya.82
Ustadzah Zulfatus Tsaniyah selaku pengajar mengatakan:
“Menjaga kebersihan sangatlah ditekankan di dalam pondok pesantren A-Azhar ini, ada jadwal tersendiri untuk bersih-bersih lingkungan pesantren. Bersih-bersih lingkungan pesantren dijadwal untuk setiap kamar bergantian, sehingga mudah pembagiannya.
Setiap hari minggu ada kerja bakti yang diikuti seluruh santri”.83 M. Dandi Pratama dan Ana fitria selaku sie. Kebersihan di dalam pondok pesantren mengatakan:
“Setiap orang pasti menyukai kebersihan dan keindahan, hal itu bisa tercipta karena manusia itu sendiri, artinya tergantung kepada manusia itu sendiri. Jika ia terbiasa untuk selalu bersih-bersih maka otomatis lingkungannya akan selalu bersih dan akan terasa nyaman, namun sebaliknya jika orang tersebut malas maka tidak akan tercipta lingkungan yang bersih dan nyaman. Itu yang saya pelajari dari KH. Abdul Hamid Hasbullah, beliau sangat memelihara kebersihan lingkungan.84
Dari hasil wawancara di atas, maka dapat difahami bahwa pembinaan akhlak kepada alam adalah dengan cara selalu menjaga kebersihan yang bertujuan untuk menciptakan suasana belajar yang nyaman. Selain itu santri juga harus menjaga tanaman sekitar agar tidak rusak dan merawatnya serta menyantuni binatang dalam artian menjaga dan merawatnya.
Jadi, dapat dipastikan bahwa para santri yang berada di dalam pondok pesantren akan memiliki kecerdasan spiritual yang selalu mendapat binaan dari para ustadz dan ustadzah serta keluarga di rumah para santri.
82 Siti Muzayyanah, Wawancara, 21 April 2017.
83 Ustadzah Zulaftus Tsaniyah, Wawancara, 30 April 2017.
84 M. Dandi Pratama dan Ana Fitria, Wawancara, 05 Mei 2017.
C. Pembahasan Temuan
Setelah data yang diperoleh melalui hasil penelitian dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi, maka data tersebut disajikan dan dianalisa melalui pembahasan temuan. Yang mana hal tersebut merupakan tanggapan dari pokok pikiran atau pertanyaan-pertanyaan dari metode penelitian ataupun kajian teori.
1. Internalisasi Nilai-Nilai Kecerdasan Spiritual dalam Membina Akhlak Santri kepada Allah Di Pondok Pesantren Al-Azhar Kauman Muktisari Jember
Akhlak kepada Allah adalah akhlak pertama yang harus dikenalkan oleh orang tua terhadap anaknya. Oleh karena itu akhlak Allah harus diperhatikan, baik orang tua maupun pendidik. Akhlak harus dibina, dibentuk dan dilatih dengan kesabaran dan sungguh-sungguh agar menjadi sebuah perilaku yang spontan muncul dalam prilaku sehari-hari.
Hal itu dapat melalui beberapa metode seperti yang diterapkan dalam pondok pesantren Al-Azhar. Akhlak santri kepada Allah dibina dengan menerapkan metode pembiasaan dan keteladanan.yaitu pengulangan setiap harinya sehingga menjadi sebuah kebiasaan yang nantinya akan menjadi suatu perilaku yang spontanitas, dan keteladanan melalui suatu pemberian contoh kepada santri.
Kegiatan yang dikembangkan di pondok pesantren Al-Azhar dalam membina akhlak santri kepada Allah adalah dengan diadakannya program kultum setelah selesai sholat bejama’ah, dan praktek ibadah. Semua ini
dilaksanakan dalam rangka mengajarkan kepada santri untuk selalu bertaubat dan mendekatkan diri kepada Allah. Namun dari semua program itu tidak semua santri dapat mengaplikasikannya apa yang sudah didapat.
Sebagai sebuah keterampilan yang dipastikan semua orang tidak dapat melakukannya kecuali di dalam pondok pesantren. Dan keterampilan ini juga disebut keterampilan non teknis, yang tidak sama dengan yang lain. Tidak disamakan karena keterampilan non teknis lebih banyak memanfaatkan daya emosional atau tindakan yang lebih mudah menyentuh perasaan. Tetapi, kalau keterampilan teknis lebih banyak memanfaatkan daya intelektual atau berbagai macam kecerdasan berfikir.
2. Internalisasi Nilai-Nilai Kecerdasan Spiritual dalam Membina Akhlak Santri kepada Manusia Di Pondok Pesantren Al-Azhar Kauman Muktisari Jember
Akhlak kepada manusia bisa dilihat dari bagaimana seseorang berinteraksi dengan orang lain, karena pada intinya akhlak kepada manusia adalah interaksi dengan sesama, baik interaksi secara lisan maupun tingkah laku. Dalam hal ini peneliti membagi akhlak kepada sesama menjadi tiga bagian yaitu akhlak kepada diri sendiri, kepada keluarga, dan kepada masyarakat.
Akhlak kepada diri sendiri yakni santri dibiasakan untuk selalu menjaga dirinya agar selalu berada di jalan Allah, artinya selalu menjauhi larangan-larangan dan menjalankan segala perintah-Nya. Untuk akhlak dalam keluarga dan akhlak bermasyarakat tidak jauh berbeda dengan yang