BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
B. Hasil Penelitian
Pada bagian ini, peneliti menyajikan data secara lengkap dari setiap siklus sehingga memberikan gambaran yang jelas tentang ada atau tidak adanya peningkatan/perubahan pada proses dan hasil belajar. untuk mempermudah pemahaman membaca, maka peneliti menyajikan hasil penilaian siswa yang diperoleh melalui tes/ujian dalam bentuk tabel.
Berikut data-data yang ada dan mengacu pada fokus penelitian, diantaranya:
1. Kondisi Pra Siklus
Langkah pertama dalam kegiatan penelitian tindakan ini adalah pra siklus, pada pelaksanaan pra siklus ini peneliti perlu mengetahui metode pembelajaran dan hasil yang dicapai siswa melalui metode yang diterapkan oleh guru dalam pembelajaran pendidikan Agama Islam, oleh karena itu peneliti mengumpulkan data awal berupa hasil wawancara, observasi, dan melakukan pre tes untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dengan menggunaka metode yang sebelumnya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Sulaiha, S.Pd.I. sebagai guru pengajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas VIII C SMP Negeri 1 Jelbuk Jember memaparkan bahwasannya:
Metode yang biasa saya terapkan kepada siswa itu biasanya menggunakan seperti metode ceramah, tanya jawab, dan lain-lain, untuk metode koperatif masih belum pernah saya terapkan kepada siswa. Terkait efektif atau tidaknya itu gak nentu, tapi memang hanya beberapa siswa saja yang sering aktif ketika tanya jawab.
untuk hasil belajar yang diperoleh siswa memang masih banyak
yang dibawah rata-rata, saya sendiri memang belum puas dengan hasil belajar yang diperoleh siswa.58
Selain melalui wawancara, peneliti juga menguatkan dengan melalui tahap observasi, bahwasannya Pada saat pembelajaran berlangsung, siswa cenderung masih pasif dalam mengikuti proses pembelajaran, hal ini di karenakan oleh variasi mengajar guru yang kurang bervariasi sehingga mengakibatkan hasil belajar siswa rendah.
Selain melalui wawancara dan observasi, peneliti juga mengumpulkan dokumen yang berkaitan dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, hasil yang peneliti peroleh berupa rekapitulasi penilaian akhir mata pelajaran PAI, sebagai berikut:
Tabel 4.3
Nilai Akhir Siswa sebelum penerapan Siklus
NO NIS Nilai Siswa NO NIS Nilai Siswa
1 6993 80 19 7011 78
2 6994 80 20 7012 76
3 6995 78 21 7013 78
4 6996 77 22 7014 78
5 6997 78 23 7015 78
6 6998 85 24 7016 77
7 6999 76 25 7017 84
8 7000 77 26 7018 79
9 7001 76 27 7019 78
10 7002 75 28 7020 78
11 7003 80 29 7021 75
12 7004 78 30 7022 80
13 7005 75 31 7088 80
14 7006 80 32 7089 76
15 7007 78 33 7090 76
16 7008 77 34 7105 77
17 7009 78 35 7091 76
58 Wawancara dengan Sulaiha sebagai guru PAI SMPN Jelbuk Jember.
18 7010 80 36 7092
Rata-rata Nilai 78,1
Presentase ketuntasan klasikal 25%
Maka, dapat kita lihat dari data nilai siswa pada mata pelajaran pendidikan Agama Islam diperoleh rata-rata nilai sebesar 78,1 dengan siswa yang mencapai nilai KKM (80) sebanyak 9 orang dan siswa yang belum mencapai nilai KKM (80) sebanyak 27 orang, dengan presentase ketuntasan klasikal 25%.
Kemudian peneliti juga melakukan tahap Pretes, guna mengetahui perbandingan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah dilaksanakannya penerapan model pembelajaran Cooperative Script. hasil yang diperoleh pada tahap ini dapat dilihat pada gambar table di bawah:
Tabel 4.4
Nilai Hasil Pretes Siswa
NO NIS Nilai Pretes NO NIS Nilai Pretes
1 6993 80 19 7011 80
2 6994 45 20 7012 70
3 6995 85 21 7013 80
4 6996 60 22 7014 60
5 6997 80 23 7015 55
6 6998 60 24 7016 55
7 6999 80 25 7017 90
8 7000 80 26 7018 60
9 7001 60 27 7019 50
10 7002 20 28 7020 80
11 7003 50 29 7021 80
12 7004 55 30 7022 85
13 7005 85 31 7088 50
14 7006 65 32 7089 80
15 7007 50 33 7090 50
16 7008 50 34 7105 55
17 7009 85 35 7091 40
18 7010 80 36 7092 50
Rata-rata Nilai 65 Presentase ketuntasan klasikal 41,66%
Dari data yang peroleh dapat peneliti deskripsikan ada 21 peserta didik yang belum mencapai nilai KKM (80), ada 9 siswa yang mendapat nilai KKM (80) dan 6 siswa mendapat di atas nilai KKM (80). Dari data hasil belajar peserta didik tersebut menunjukkan bahwa sebanyak 21 peserta didik yang belum tuntas belajar dan 15 peserta didik yang tuntas belajar. Dari hasil data yang diperoleh menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik berada pada taraf rendah, yaitu terlihat pada ketuntasan klasikal peserta didik hanya 41,66%. Dalam pra siklus ada 21 peserta didik yang tidak tuntas belajarnya dan 15 peserta didik yang tuntas belajar. Hal ini dikarenakan proses pembelajaran masih menggunakan metode lama.
Untuk mengetahui ketuntasan secara klasikal, peneliti menghitung dengan sebagai berikut:
Presentase tuntas klasikal =
=
x 100%
= 41,66%
Berikut Peneliti deskripsikan nilai hasil belajar siswa pada tahap pra siklus, Berdasarkan data yang diperoleh maka dapat dideskripsikan bahwa hasil belajar siswa pada tahap pra siklus sebagai berikut:
Tabel 4.5
Deskripsi Hasil Belajar Siswa pada Tahap Pra Siklus
Deskripsi Nilai
Nilai Maksimal 90
Nilai Minimal 20
Rata-rata 65
Median 60
Modus 80
Siswa yang mendapat nilai 20-31 terdapat 1 siswa (3%), nilai 32- 43 terdapat 1 siswa (3%), nilai 44-55 terdapat 12 siswa (33%), 56-67 terdapat 6 siswa (17%), 68-79 terdapat 1 siswa (3%), dan 80-91 terdapat 15 siswa (42%). Hal ini dapat dilihat pada table frekuensi sebagai berikut:
Tabel 4.6
Frekuensi Hasil Belajar Siswa pada Tahap Pra Siklus Rentang Nilai Frekuensi Presentase
20-31 1 3%
32-43 1 3%
44-55 12 33%
56-67 6 17%
68-79 1 3%
80-91 15 42%
Untuk memudahkan pembaca, peneliti menggambarkan presentase hasil belajar siswa pada tahap pra siklus dalam bentuk diagram lingkaran, sebagai berikut:
Gambar 4.2 Presentase frekuensi hasil belajar tahap Prasiklus 2. Pelaksanaan Siklus I
a. Perencanaan Siklus I
Pada tahap ini peneliti merencanakan penerapan pembelajaran dengan menggunakan Metode Pembelajaran Cooperative Script sebanyak tiga kali pertemuan. Hal-hal yang dilakukan dalam perencanaan adalah:
1) Menentukan pokok bahasan.
2) Membuat desain pembelajaran dengan menggunakan Metode Pembelajaran Cooperative Script. Desain pembelajaran tergambar pada RPP.
3) Mempersiapkan sumber belajar seperti buku PAI SMP Kelas VIII.
4) Membuat soal postest siklus I sebagai pengukur hasil pencapaian pelaksanaan siklus I, kemudian dijadikan sebagai
20-31 32-43 44-55 56-67 68-79 80-91
bahan refleksi untuk menerapkan pelaksanaan siklus selanjutnya.
Semua rancangan instrumen tersebut terlampir pada lampiran.
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti merancang pelaksanaan siklus I, dalam pertemuan pertama dan kedua pemberian materi pelajaran sedangkan dalam pertemuan ketiga pelaksanaan tes, sebagaimana yang dipaparkan pada tabel berikut ini:
Tabel 4.7
Jadwal perencanaan siklus I
No Hari / tanggal Pertemuan Materi
1
Kamis 25 Agustus 2022
Pertemuan I
Menghindari minuman keras, judi,
dan pertengkaran 2
Kamis 01 September 2022
Pertemuan II
Mengutamakan kejujuran dan menegakkan keadilan
3 Kamis
08 September 2022
Pertemuan III
Uji kompetensi b. Pelaksanaan Siklus I
Pada tahap ini rencana pembelajaran yang dirancang dan direncanakan diterapkan dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
peneliti menerapkan pembelajaran dengan menggunakan Metode Pembelajaran Cooperative Script sebanyak tiga kali pertemuan.
peneliti didampingi Guru PAI SMP Negeri 1 Jelbuk Jember sebagai Kolaborator.
1) Pertemuan pertama
Pelaksanaan Siklus I tahap ke-1 dilaksanakan pada tanggal 25 Agustus 2022. pada siklus I tahap ke-1 materi pokoknya adalah menghindari minuman keras, judi, dan pertengkaran. Penelitian yang telah dilakukan akhirnya diperoleh data-data yang dapat diuraikan sebagai berikut:
Proses awal pembelajaran pada pertemuan pertama dimulai, peneliti yang didampingi oleh guru pengajar. Pembelajaran dimulai pertama kali dengan berdoa dipimpin oleh peneliti sebagai pelaksana penerapan pembelajaran dilanjutkan dengan perkenalan, karena proses penelitian di kelas baru pertama kali dilakukan. Namun hari sebelumnya peneliti sudah menjelaskan kepada peserta didik terkait metode yang peneliti terapkan dalam proses pembelajarn. Setelah proses perkenalan dan mengabsen sebagai perkenalan terhadap peserta didik selesai, maka pelajaran dimulai menuliskan di papan tulis pokok materi yang menjadi bahan kajian selama penelitian yakni “menghindari minuman keras, judi, dan pertengkaran” serta menerangkan secara singkat (10 menit) indikator-indikator ketentuan menghindari minuman keras, judi, dan pertengkaran. Proses pembelajaran dilanjutkan pada penerapan metode Cooperatif script, Guru melakukan kegiatan pembelajaran yang sudah disusun dalam RPP.
Dalam proses pembelajaran peserta didik kurang memperhatikan guru, masih banyak yang mengobrol sendiri dan kurang konsen pada pembelajaran. Hanya beberapa peserta didik saja yang aktif dalam pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I tahap ke-1 dengan menggunakan model pembelajaran kooperati skrip kurang optimal. Hal ini ditunjukkan dengan adanya beberapa peserta didik yang masih mengobrol sendiri pada saat pembelajaran.
Peserta didik kurang tertarik pada pembelajaran dengan model yang peneliti terapkan, karena peserta didik belum terbiasa menggunakan model pembelajaran tersebut. Pada siklus I tahap ke-1 belum menunjukkan proses belajar yang baik, peserta didik masih malu dan ragu untuk bertanya. Hal ini disebabkan karena peserta didik belum terbiasa dengan ditemani orang lain ketika belajar selain guru Agamanya. Sebagai penutup guru menyimpulkan hasil setiap kelompok yang telah dipelajari serta memberikan kesempatan pada peserta didik untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami.
Peneliti melakukan pengamatan secara cermat terhadap aktivitas peserta didik menggunakan Lembar Observasi Siswa yang telah disiapkan terlebih dahulu. Guru memberikan tes perbuatan kepada peserta didik di akhir siklus untuk mengetahui
tingkat penguasaan materi pelajaran yang baru dibahas di dalam kelas.
2) Pertemuan kedua
Pelaksanaan Siklus I tahap ke-2 dilaksanakan pada tanggal 1 September 2022. Siklus I tahap ke-2 adalah mengutamakan kejujuran dan menegakkan keadilan. Penelitian yang telah dilakukan akhirnya diperoleh data-data yang dapat diuraikan sebagai berikut:
Pada pertemuan kedua yaitu sebagai pelaksanaan tahap ke-2 dari siklus I, pembelajran diterapkan oleh peneliti dan bu Sulaiha sebagai pengamat sekaligus sebagai kolaborator dari pelaksanaan penelitian ini. Seperti biasa pada awal kegiatan pembelajaran peneliti memulai pelajaran dengan doa, kemudian pemaparan indikator-indikator pencapaian, peneliti melakukan kegiatan pembelajaran yang sudah disusun dalam RPP.
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I tahap ke-2 dengan menggunakan model pembelajaran kooperati skrip yang diterapkan langsung oleh peneliti, terdapat peningakatan dari pertemuan sebelumnya. Sesuai hasil pengamatan, peneliti mengamati dalam proses pembelajaran peserta didik masih ada beberapa peserta didik yang kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran, namun peserta didik sudah cukup baik dalam memperhatikan guru saat mengajar, hal ini dapat dilihat bahwa
peserta didik sudah mulai tertarik pada pembelajaran dengan model yang terapkan, peserta didik mulai beradaptasi menggunakan model pembelajaran tersebut, mereka mulai memahami alur model pembelajaran tersebut dan mengikuti arahan yang diminta oleh guru. Pada siklus I tahap ke-2 belum menunjukkan proses belajar yang baik, namun sudah bisa dikatakan ada peningkatan dari sebelumnya, karena peserta didik mulai antusias dalam mengikuti perintah yang diminta oleh guru, namun mereka masih malu dan ragu, hal ini disebabkan karena peserta didik belum terbiasa dengan model pembelajaran yang baru. Sebagai penutup guru menyimpulkan hasil setiap kelompok yang telah dipelajari serta memberikan kesempatan pada peserta didik untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami.
Gambar 4.3 Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 3) Pertemuan ketiga
Pada setiap akhir siklus, peneliti melakukan evaluasi tes untuk mengetahui tingkat capaian siswa setelah penerapan metode Cooperative Script pada siklus I yang dilaksanakan pada tanggal 8 September 2022. Nilai hasil belajar peserta didik dalam siklus I
diambil dari nilai tes kognitif peserta didik, dengan sebanyak 15 butir soal terdiri dari 10 soal pilihan ganda dan 5 soal esaay.
Setelah melalui 2 tahap pertemuan, peneliti melakukan pengukuran sebagai post tes dari pelaksanaan siklus I penerapan model pembelajaran Cooperative Script.
Gambar 4.4 Pelaksanaan Evaluasi Siklus 1 c. Pengamatan/Observasi Siklus I
Observasi dilakukan terhadap aktifitas guru dan aktifitas peserta didik. Pengamatan dilakukan untuk merekam semua kemampuan kognitif tentang menghindari minuman keras, judi, dan aktifitas belajar peserta didik dan kegiatan guru. Pada tahap ini dilakukan observasi secara langsung oleh guru dan peneliti dengan menggunakan pedoman observasi yang telah disusun.
1) Hasil observasi aktivitas siswa Siklus I
Dalam siklus I ini pengamatan aktivitas siswa dilakukan pada setiap pelaksanaan penerapan pembelajaran yaitu sebanyak dua tahap, tahap perrtama diperoleh dengan total keseluruhan point aktivitas siswa sebanyak 144, sedangkan presentase aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran diperoleh sebesar 50%. Lebih
jelasnya dapat dilihat pada halaman lampiran hasil observasi aktivitas siswa siklus 1 tahap ke-1.
Sedangkanm pada tahap kedua secara keseluruhan observasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dikatakan cukup baik. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel hasil observasi siswa siklus I tahap ke-2 sebagai berikut:
Tabel 4.8
Hasil Observasi siswa siklus I tahap ke-2 NO Nama Siswa
Aktivitas yang diamati
1 2 3 4 5 6 7 8
Jumlah
Point Keterangan
1 FAISAL √ √ √ √ √ √ √ √ 8 Baik Sekali
2 AGIL √ √ √ 3 Cukup
3 ANGELINA √ √ √ 3 Cukup
4 ARINI √ √ √ √ √ √ √ √ 8 Baik Sekali
5 AULIA √ √ √ √ √ √ √ 7 Baik Sekali
6 DANI √ √ √ 3 Cukup
7 EKA √ √ √ 3 Cukup
8 FEBY √ √ √ √ √ √ 6 Baik
9 HAIKAL √ √ √ 3 Cukup
10 HOSNIYAH √ 1 Kurang Baik
11 LAILATUL √ √ √ √ 4 Cukup
12 M IKHSAN √ √ √ 3 Cukup
13 M ROFIQ √ √ √ 3 Cukup
14 M. ARBI √ √ √ 3 Cukup
15 M. ARUM √ √ √ √ 4 Cukup
16 MUSIFA √ √ √ 3 Cukup
17 OCA ERGA √ √ √ √ 4 Cukup
18 PUTRA √ √ √ √ 4 Cukup
19 REGINA √ √ √ √ √ √ √ √ 8 Baik Sekali
20 ROSIANA √ √ √ 3 Cukup
21 SALSABILA √ √ √ √ √ √ √ 7 Baik Sekali
22 SILVIA √ √ 2 Kurang Baik
23 SITI √ √ √ √ √ √ √ 7 Baik Sekali
24 SOVIYAN √ √ 2 Kurang Baik
25 SYAKIRA √ √ √ √ √ √ √ 7 Baik Sekali
26 TAUFIK √ √ √ 3 Cukup
27 TEDI √ √ √ 3 Cukup
28 WIDYATNA √ √ √ √ √ √ √ √ 8 Baik Sekali
29 WULAN √ √ √ √ √ √ √ 7 Baik Sekali
30 YULIANA √ √ 2 Kurang Baik
31 M. AFANDI √ √ √ √ √ √ √ √ 8 Baik Sekali
32 M. ARIL √ √ √ 3 Cukup
33 M. RENDI √ √ √ 3 Cukup
34 M. ROIS √ √ 2 Kurang Baik
35 M. ALBAR √ √ √ 3 Cukup
36 M. ALFAN √ √ √ 3 Cukup
JUMLAH 27 12 11 24 20 27 13 20 154 Cukup Keterangan:
Aktivitas siswa yang diamati 1. Memperhatikan penjelasan guru 2. Mengikuti petunjuk dari guru
3. Berani bertanya/menjawab dan menyampaikan ide 4. Memahami materi yang di pelajari
5. Menjelaskan materi pelajaran dengan baik 6. Antusias dalam kegiatan belajar mengajar 7. Memahami materi yang jelaskan oleh teman
8. Menyimpulkan materi pelajaran di akhir kegiatan pembelajaran
Kriteria skor:
- Kurang baik (1-2)
- Cukup (3-4)
- Baik (5-6)
- Baik sekali (7-8)
Dari data yang diperoleh hasil obsevasi aktivitas siswa kelas VII C pada siklus I tahap kedua dapat diketahui bahwa peserta didik yang sudah memperhatikan penjelasan guru sebanyak 27 orang, yang mengikuti petunjuk dari guru terdapat 12 orang,
yang berani bertanya dan menyampaikan ide sebanyak 11 orang, dan yang memahami materi sebanyak 24 orang, yang dapat menjelaskan materi dengan baik sebanyak 20 orang, yang berantusias dalam kegiatan belajar mengajar sebanyak 27 orang, yang memahami materi yang dijelaskan sebanyak 10 orang, dan yang menyimpulkan materi pelajaran yang baik sebanyak 20 orang. Dengan total keseluruhan point aktivitas siswa sebanyak 154. Selanjutnya dihitung presentasenya sebagai berikut:
Presentase Aktivitas Siswa =
=
x 100%
= 53,4%
Berdasarkan hasil yang diperoleh melalui observasi aktivitas siswa pada tahap ke-1 dan tahap ke-2 pada siklus I dapat dilihat perbandingannya bahwasannya pada tahap ke-1 diperoleh total skor 144 dan pada tahap ke-2 diperoleh total skor 154, sedangkan presentase keseluruhan aktivitas siswa yang terpenuhi pada tahap ke-1 sebesar 50% dan meningkat pada tahap ke-2 menjadi 53,4%.
Berdasarkan data yang diperoleh, maka dapat diketahui kritera skor secara keseluruhan aktivitas pesertadidik pada siklus I tahap ke-2 sebagai berikut:
Tabel 4.9
Kriteria Aktivitas siswa siklus I tahap ke-2 No Kriteria Aktivitas Jumlah Siswa
1. Kurang Baik 5
2. Cukup 20
3. Baik 1
4. Baik Sekali 10
Peserta didik yang sudah mencapaik kriteria baik sekali sebanyak 10 orang, yang mencapai kriteria baik sebanyak 1 orang, yang mencapai kriteria cukup sebanyak 20 orang, dan yang mencapai kriteria kurang baik sebanyak 5 orang.
Berdasarkan hasil pengamatan oleh peneliti, aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran diperoleh rata-rata cukup, sesuai dengan presentase. Namun ada beberapa siswa yang belum aktif saat guru melakukan tanya jawab. Hal ini terjadi karena dalam pembelajaran, interaksi guru dan siswa kurang terjalin dengan baik. Selama proses pembelajaran, pengamat mengamati jalannya proses pembelajaran. Setelah proses pembelajaran pada siklus I selesai maka pengamat mulai menghitung data yang terkumpul dari lembar pengamatan dan hasil evaluasi siswa. Dari nilai data yang diperoleh diatas menunjukkan hasil belajar siswa cukup baik sesuai presentase.
2) Hasil observasi aktivitas guru Siklus I
Berdasarkan observasi aktivitas guru selama dalam proses pembelajaran berlangsung, secara keseluruhan aktvitas guru dalam mengajar sudah baik tapi belum optimal, berdasarkan tabel berikut:
Tabel 4.10
Hasil Observasi Aktivitas Guru siklus I
NO INDIKATOR/ ASPEK YANG DIAMATI SKOR 1 2 3 4 I PRAPEMBELAJARAN
1. Memeriksa kesiapan siswa, media, berdo‟a dan cek kehadiran
√ II MEMBUKA PEMBELAJARAN
2. Melakukan kegiatan apersepsi dan
menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana kegiatan kemudian membuat kelompok
√
III KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN A. Penguasaan materi pelajaran
3. Menjelaskan materi pembelajaran dan memberikan waktu pada siswa untuk bertanya kemudian memberikan tugas untuk memahami materi
√
B. Pendekatan pembelajaran
4. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai serta
menguasai kelas
√
5. Melaksanakan pembelajaran secara runtut dan menguasai kelas
√ C. Penerapan model Cooperative Script
6. Guru mendemonstrasikan model
pembelajaran Cooperative script kepada siswa secara rinci
√
7. Guru memberikan waktu pada siswa untuk Memahami materi dan membantu siswa yang dalam kesulitan
√ 8. Guru memberi reward kepada siswa
yang berani tampil dan
mempresentasikan dengan baik.
√ D. Penilaian proses dan hasil belajar
9. Melakukan penilaian akhir sesuai kompetensi yangtelah dijelaskan
√ IV PENUTUP
10. Melakukan refleksi atau membuat kesimpulan dengan melibatkan siswa kemudian melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan tugas selanjutnya berdo‟a bersama
√
JUMLAH 2 4 3 1 Keterangan skor:1: kurang baik, 2: cukup, 3: baik, 4:baik sekali
Bedasarkan lampiran tersebut, hasil skor yang diperoleh masih terdapat 2 point kategori aktivitas kurang baik, 4 point kategori aktivitas cukup baik, 3 point kategori aktivitas baik, dan 1 point kategori aktivitas baik sekali. Dengan jumlah keseluruhan 23 point, dan berikut hasil presentasenya:
Presentase nilai akhir =
=
x 100%
= 57,5%
Berdasarkan hasil pengamatan oleh peneliti, aktivitas guru dalam mengikuti proses pembelajaran sudah baik, sesuai dengan presentase.
3) Hasil Belajar Siswa Siklus I
Pada siklus I siswa diberikan tes dengan 15 soal pertanyaan untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman siswa terkait materi yang sudah dijelaskan. Nilai akhir siklus I dapat dilihat pada gambar tabel berikut:
Tabel 4.11
Hasil Belajar Siswa Siklus I
NO NIS Nilai Siklus I NO NIS Nilai Siklus I
1 6993 95 19 7011 90
2 6994 75 20 7012 65
3 6995 85 21 7013 90
4 6996 95 22 7014 30
5 6997 90 23 7015 90
6 6998 60 24 7016 65
7 6999 65 25 7017 95
8 7000 90 26 7018 75
9 7001 60 27 7019 70
10 7002 30 28 7020 90
11 7003 70 29 7021 90
12 7004 75 30 7022 75
13 7005 70 31 7088 90
14 7006 85 32 7089 85
15 7007 80 33 7090 80
16 7008 65 34 7105 70
17 7009 85 35 7091 80
18 7010 85 36 7092 75
Rata-rata Nilai 76,8
Presentase ketuntasan klasikal 50%
Dari data yang peroleh dapat peneliti deskripsikan ada 18 peserta didik yang belum mencapai nilai KKM (80), ada 3 orang yang mendapat nilai KKM (80) dan 15 orang mendapat diatas nilai KKM (80). Dari data hasil belajar peserta didik tersebut menunjukkan bahwa ada 18 peserta didik yang belum tuntas belajar dan 18 peserta didik yang tuntas belajar/mencapai nilai KKM (80). Hal ini disebabkan karena peserta didik kurang optimal dalam melaksanakan diskusi dengan kelompoknya, hal ini terlihat dari beberapa peserta didik yang masih belum bisa mengerjakan tes dengan benar dan masih ada beberapa peserta didik yang kurang aktif saat proses pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan data yang diperoleh maka dapat peneliti deskripsikan nilai hasil belajar siswa pada siklus II dengan penerapan model pembelajaran Cooperative Script, sebagai berikut:
Tabel 4.12
Deskripsi Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I
Deskripsi Nilai
Nilai Maksimal 95
Nilai Minimal 30
Rata-rata 76,8
Median 80
Modus 90
Maka dapa peneliti uraikan hasil belajar pada siklus I bahwasannya, Siswa yang mendapat nilai 30-41 terdapat 2 siswa (6%), nilai 42-53 terdapat 0 siswa (0%), nilai 54-65 terdapat 6 siswa (17%), 66-77 terdapat 9 siswa (25%), 78-89 terdapat 8 siswa (22%), dan 90-101 terdapat 11 siswa (31%). Hal ini dapat dilihat pada table frekuensi sebagai berikut:
Tabel 4.13
Frekuensi Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I
Rentang Nilai Frekuensi Presentase
30-41 2 6%
42-53 0 0%
54-65 6 17%
66-77 9 25%
78-89 8 22%
90-101 11 31%
Untuk memudahkan pembaca, peneliti menggambarkan presentase hasil belajar siswa pada siklus I dalam bentuk diagram lingkaran, sebagai berikut:
Gambar 4.5 Presentase frekuensi hasil belajarSiklus I
Untuk mengetahui ketuntasan secara klasikal, peneliti menghitung dengan rumus sebagai berikut:
Presentase tuntas klasikal =
=
x 100%
= 50%
Dari hasil yang peneliti peroleh melalui rumus diatas maka dapat peneliti ketahui bahwasannya nilai ketuntasan belajar secara klasikan adalah 50%, yang artinya jumlah siswa yang tuntas belajar secara individual adalah 18 siswa dari 36 siswa yaitu separuh dari total jumlah siswa keseluruan dalam kelas.
Hasil yang diperoleh dari pengukuran tes kognitif tersebut menjawab bahwasannya pembelajaran yang diterapkan belum bisa dikatakan berhasil, oleh karena itu perlu diadakan siklus
30-41 42-53 54-65 66-77 78-89 90-101
lanjutan yakni siklus II.
d. Refleksi Siklus I
Dari hasil pengamatan oleh observer pada Siklus I ditemukan hal-hal sebagai berikut:
1) Tingkat kelulusan peserta didik pada pretest sebesar 41,66%, dan pada postest sebesar 50%.
2) Peserta didik yang dinyatakan tuntas belajar sesuai nilai KKM (80) pada siklus I berjumlah 18 dari 36 siswa.
3) Skor tertinggi pada pretest sebesar 90 dan pada postest sebesar 95.
4) Skor terendah pada pretest adalah 20 dan pada postest 30.
5) Skor aktivitas siswa yang diamati dalam kegiatan pembelajaran pada pertemuan ke-1 memperoleh 144 dan pada pertemuan ke-2 memperoleh skor 145
6) Sedangkan presentase keseluruhan aktifitas siswa pada pertemuan ke-1 sebesar 50% dan pada pertemuan ke-2 sebesar 53,4%
7) Peserta didik sudah baik dalam mengikuti pembelajaran, walaupun ada beberapa peserta didik yang masih tidak fokus ketika guru menerangkan.
8) Peserta didik masih kurang antusias dalam menjawab pertanyaan dari guru, maupun mengajukan pertanyaan untuk guru terhadap materi yang telah disampaikan.
9) Peserta didik belum mampu mempresentasikan materi pembelajaran dengan baik.
10) Masih ditemukan peserta didik yang masih belum mampu menyimpulkan materi yang dipelajari.
Berdasarkan refleksi siklus I tindakan yang akan dilakukan pada siklus II yaitu :
1) Guru harus lebih pandai dalam menguasai kondisi kelas dan peserta didik.
2) Guru harus lebih pandai dalam menyikapi peserta didik yang masih malu dan kurang mampu dalam mempresentasikan materi.
3) Guru sebaiknya mengarahkan peserta didik lebih aktif dalam proses pembelajaran.
4) Guru dapat memberikan tambahan nilai kepada peserta didik yang aktif dalam belajar agar peserta didik terpacu semangatnya dalam belajar.
5) Untuk membantu dan mengatasi peserta didik yang kesulitan atau belum percaya diri dalam bertanya atau mengeluarkan pendapat, guru harus memancing dengan pertanyaan-pertanyaan agar peserta didik berani bertanya atau menjawab pertanyaan
6) Guru memberikan reward kepada peserta didik yang mendapat nilai terbesar dan berani tampil/maju di depan kelas.
7) Guru dapat menciptakan kegiatan belajar yang menarik sehingga peserta didik lebih semangat dalam mengikuti proses pembelajaran.
3. Pelaksanaan Siklus II
Dalam pelakasaan siklus II merupakan lanjutan dari siklus sebelumnya, disini peneliti mengambil pokok materi “Lebih dekat kepada Allah SWT. dengan mengamalkan sholat sunnah”. Berikut ini beberapa tahapan pada siklus II:
a. Tahap Perencanaan Siklus II
Perencanaan tindakan yang akan dilakukan pada siklus II ini didasarkan hasil refleksi pada siklus I. Pada siklus ini guru lebih menekankan pada pendalaman materi dengan menekankan siswa dapat mempresentasikan materi dengan baik. Guru melakukan kegiatan pembelajaran lebih inovatif agar memancing siswa untuk lebih aktif dan berani bertanya kepada guru, serta guru akan lebih kreatif dalam memberikan bimbingan kepada siswa yang masih kurang aktif dalam proses pembelajaran. Tidak jauh beda dari siklus awal dalam mempersiapkan proses pelaksanaan tindakan kelas siklus II ini peneliti merancang berbagai hal, berikut ini:
1) Menentukan pokok bahasan.
2) Membuat desain pembelajaran dengan menggunakan Metode Pembelajaran Cooperative Script. Desain pembelajaran tergambar pada RPP.