• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bagian ini menjelaskan proses penelitian seperti pelaksanaan, perencanaan, pengumpulan data, analisis data, dan penulisan laporan harus dijelaskan untuk membantu peneliti membuat desain penelitian. Berikut adalah tahap penelitian:

1. Sebelum terjun ke lapangan ada tahap persiapan atau pra lapangan, beberapa kegiatan diantaranya:

a. Mengembangkan konsep pada penelitian.

b. Mencari dan memilah pada bidang penelitian c. Mengelola perizinan

d. Menjelajah serta memperhitungkan keadaan lapangan

e. Mencari, memilah dalam mempergunakan informan f. Menyiapkan peralatan untuk penelitian.

g. Memiliki etika atau akhlak yang baik saat terjun 2. Tahap pelaksanaan penelitian

a. Menggali dengan dalam serta memahami latar belakang keadaan lokasi serta menyiapkan diri.

b. Masuk ke lapangan penelitian

c. Berpartisipasi sambil pengumpulan data 3. Tahap analisis data

Peneliti menggunakan tahap analisis data untuk memperbaiki keterangan data dengan mengumpulkan berbagai informan, subjek, dan dokumentasi dengan memakai bahasa yang lebih baik serta sistematika, sehingga tidak ada kesalahpahaman atau salah penafsiran dalam laporan hasil penelitian.

1. Profil SLB

Sekolah Luar Biasa Negeri Jember pertama kali dikenal dengan SDLB Negeri Jember berdiri pada tahun 1985/1986. SDLB Negeri Jember dikepalai dengan Bapak Drs. Sukirman dari awal berdirinya hingga tahun 2006. Kemudian dipimpin Ibu umi Salmah, S.Pd, M.Pd, hingga saat ini.

Selain itu, sekolah menyediakan asrama untuk siswa atau siswi yang menginginkan tinggal di sana dan rumahnya cukup jauh.

VISI, MISI DAN TUJUAN SEKOLAH VISI

Terwujudnya sekolah yang unggul, kompetitif dan berprestasi serta memiliki kemampuan vokasi istimewa sebagai bekal hidup mandiri.

MISI

a. Penerapan pembelajaran realistis, berkarakter, dan pembentukan pribadi yang unggul sesuai dengan bakat dan kemampuan.

b. Menyelenggarakan Pendidikan akademik dan keterampilan sesuai dengan Dunia Usaha Dunia Industri , dan Dunia Kerja (DUDIKA).

c. Penerapan etika dan moral dengan penanaman IMTAQ yang berkesinambungan.

TUJUAN

a. Melengkapi fasilitas sarana dan prasarana pendidikan yang memadai

b. Meningkatkan kualitas tenaga kependidikan yang profesional

c. Pembelajaran akademik yang aktif, kreatif, efisien, dan menyenangkan sesuai kemampuan siswa

d. Pelayanan keterampilan sebagai bekal hidup mandiri e. Pelayanan rehabilitasi fisik, motorik, emosi dan sosial

f. Menanamkan pendidikan agama serta melaksanakan ibadah sesuai agama yang dianutnya

g. Mengembangkan bakat murni sesuai kemampuan siswa 2. Rekapitulasi Data SLB

Tabel 4.1 1. Data PTK dan PD

No Uraian Guru Tendik PTK PD

1 Laki – Laki 4 1 5 75

2 Perempuan 18 1 19 66

TOTAL 22 2 24 141

Keterangan :

1. Penghitungan jumlah PTK adalah yang sudah mendapat penugasan, berstatus aktif dan terdaftar di sekolah induk.

2. Singkatan:

PTK= guru ditambah tendik PD= peserta didik

Tabel 4.2 2. Data Sarpras

No Uraian Jumlah

1 Ruang Kelas 22

2 Ruang Lab 0

3 Ruang Perpus 1

TOTAL 23

Tabel 4.3 3. Data Rombongan Belajar

No Uraian Detail Jumlah Total

1 Kelas 1 L 2

P 4 6

2 Kelas 2 L 6

P 6 12

3 Kelas 3 L 6

P 7 13

4 Kelas 4 L 3

P 4 7

5 Kelas 5 L 7

P 6 13

6 Kelas 6 L 7

P 6 13 3. Letak Geografi

SLB Negeri Jember berada di Jl. Dr. Soebandi Gang Kenitu No.56 Kec Patrang Kab Jember dengan seluas tanah 3.500 m2. Batas bangunan sekolah yakni:

a. Sebelah utaranya SLB : jalanan umum b. Sebelah baratnya SLB: perum warga c. Sebelah timurnya SLB: perum warga

d. Sebelah selatannya SLB: lahan kosong miliknya warga 4. Profil informan

Dalam meneliti tentu membutuhkan seseorang yang bisa digali informasinya, ditanyai tentang banyak hal, dan berpengaruh terhadap orang disekitar. Tujuannya tidak lain ialah agar informan yang diteliti mempunyai ide dan wawasan yang luas untuk berbagi informasi pada saat mengumpulkan data-data. Pertama-tama yang peneliti lakukan adalah datang menemui Ibu Etik selaku Guru di SLB, memang tugas beliau untuk

mengatur mahasiswa yang ingin melakukan penelitian ataupun hanya berkunjung ke SLB. Kemudian peneliti melakukan wawancara kepada beliau karena tujuan peneliti sendiri ingin meneliti anak Tunarungu, dan kebetulan beliau adalah guru Tunarungu. Ibu etik inilah yang membantu peneliti memilih narasumber sebagai informan peneliti. Dan selama penelian ini bisa terkendali aman atas bantuan Ibu Etik dengan tetap berkordinasi setiap melakukan pengumpulan data kepada anak tunarungu.

Berikut inilah profil narasumber yang dijadikan informan oleh peneliti:

a. Nama : Sri Etik Rimawati, S.Pd.

Jenis Kelamin: perempuan Pendidikan: S1

Ibu etik merupakan guru wali kelas Tunarungu dan sekaligus guru pendamping Nikita, Aisyah, Annisa, Agis. Ibu etik disini sebagai wali kelas 5 dan 6 anak berkebutuhan khusus hambatan pendengaran atau Tunarungu. Beliau guru yang bisa dibilang tangan kanan kepala sekolah, mengapa demikian karena ketika ada tamu baik dari guru atau dosen maupun mahasiswa, ibu etiklah yang mengatur penempatan mereka melakukan kegiatan yang diinginkan. Beliau menjadi guru wali kelas dengan berbagai keterampilan kebutuhan anak tunarungu serta bertugas mengajarkan semua materi dari ipa, ips, matematika, bahasa indonesia, belajar bahasa isyarat, dan lain sebagainya. Semua kegiatan di dalam kelas ibu etik sebagai pengatur

utama, dan tidak hanya itu ibu etik juga bertugas di kantin sekolah sebagai koki.

b. Nama : Umi Salmah, S.Pd., M. Pd.

Jenis kelamin: Perempuan Pendidikan: S2

Informan selanjutnya ialah Kepala Sekolah di SLB. Peneliti membutuhkan berbagai informasi tentang sejarah sekolah, data anak tunarungu, dan bagaimana kegiatan anak tunarungu dalam hal interaksi sosial. Beliau juga salah satu dosen pengampu mata kuliah bahasa isyarat peneliti saat semester 5. Sehingga sedikit banyak peneliti mengetahui beliau bahwa beliau sangat memahami bagaimna interaksi anak tunarungu baik pergaulannya maupun bahasa isyaratnya.

c. Nama: Nikita Kirania Ibrahim (nikita) Jenis kelamin: perempuan

Usia: 13 Kelas: 5 SD

Kategori: tunarungu berat

Nikita adalah anak yang aktif dikelasnya, banyak kelakuan random yang tidak jarang dia lakukan seperti jail ketemannya, kadang baik hati, kadang mencubit temannya dan lain-lain. Nikita termasuk anak yang tidak begitu pandai dalam memahami pelajaran melainkan diulang-ulang oleh guru. Namun nikita tidak segan untuk

maju ke depan kelas jika disuruh guru untuk menulis jawaban di papan tulis, interaksi dengan teman lainnya anak ini mudah berbaur dan mudah mengenal atau mengingat orang yang baru dikenalnya.

d. Nama: Aisyah Shabrina Albar Muin (aisyah) Jenis kelamin: Perempuan

Usia : 13 Kelas: 5 SD

Kategori: tunarungu berat

Aisyah adalah anak yang cukup rajin baik dari materinya, kedisiplinan masuk kelas, dan maju di depan kelas. Aisyah ini anak yang mudah memahami materi yang disampaikan guru, dan mudah mengenal dengan orang yang baru di kenal. Dan seringkali dia bercerita ingin memberi tahu peneliti pacarnya yang sekarang duduk di kelas 1 smp, pacarnya sama sama dari anak tunarungu. Hal ini membuktikan aisyah adalah anak yang ekstrovet meskipun dengan orang baru yang dikenalnya, dan mudah berbaur.

e. Nama: Annisa Rahma Rosalia (annisa) Jenis kelamin: perempuan

Usia : 12 Kelas: 5 SD

Kategori : tunarungu berat

Annisa adalah anak yang dingin ketika di kelas. dia sangat cuek ketika menghadapi keadaan apapun, dia tidak akan bercanda

dengan temannya jika temannya tidak mengajaki duluan bercanda.

Dan annisa termasuk anak yang mudah menangkap materi ajar dari guru, dan sering membantu temannya yang kesulitan, dia mudah menguasai dalam materi hitung yaitu matematika. Untuk interaksi sosial annisa tidak begitu membaur namun masih mau berinteraksi dengan orang baru.

f. Nama: Mulyasari Agistianita Prasetyo (agis) Jenis kelamin: perempuan

Usia: 18 Kelas: 5 SD

Kategori: tunarungu berat

Selanjutnya informan agis, anak ini adalah anak yang paling tua dalam segi umur dari pada teman-temannya, namun anak ini sempat tidak dinaikkan kelas oleh guru sebab masih belum bisa mencapai target pencapaian belajar. Agis ialah anak yang sangat pendiam, tidak bicara jika tidak diajak bicara, tidak akan bermain jika tidak diajak bermain, dan hal hal yang remeh membuat temannya tertawa agis tidak menghiraukan itu. Tidak jarang guru-guru lain menyebut agis ini anak yang introvert, dalam berinteraksi sosialnya agis sangat kurang membaur baik dengan teman ataupun dengan orang baru dikenal. Butuh pendekatan khusus untuk menghadapi anak introvert seperti agis.

Dokumen terkait