• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada tahun 2017, Perbankan UMKM menjalankan beberapa inisiatif untuk

Dalam dokumen Step Forward, Dream Bigger (Halaman 148-154)

mendukung implementasi strategi yang telah ditetapkan melalui Program Lending yang sesuai dengan kebutuhan nasabah.

Tinjauan Segmen Bisnis

Kredit UMKM (Rp triliun)

17 16

15 8,3

32,8

22,6 1,9

8,3 33,6

0,6

24,6

7,7 35,0

27,3 Mikro Linkage Mikro Laju UKM

Perolehan kredit UKM naik sebesar 10,7% yoy menjadi Rp27,3 Triliun

10,7%

Perbankan UMKM juga terus memperkokoh basis nasabah yang potensial dan berkualitas melalui kolaborasi antar bagian melalui program referral dan cross selling.

Seiring dengan program Pemerintah dalam membangun sektor UMKM, sejak tahun 2013, CIMB Niaga telah memberikan layanan perbankan pada sektor UMKM. Dalam hal ini, CIMB Niaga menggunakan 2 (dua) strategi pendekatan, yaitu strategi pendekatan langsung dan strategi pendekatan tidak langsung, yang diimplementasikan melalui 2 (dua) sub-segmen dari Perbankan UMKM, yaitu Perbankan UKM (SME) dan Micro Linkage.

Dalam rangka untuk semakin memperkokoh pemantauan kualitas kredit, unit tersebut membentuk tim Deteksi Dini dan Manajemen Kualitas Aset yang berperan dalam melakukan pemantauan kualitas kredit secara portofolio dan menyeluruh mulai dari pendeteksian kesehatan kondisi debitur melalui sarana yang diciptakan predictive tools, monitoring tunggakan, hingga penyelesaian dari kredit bermasalah.

KINERJA TAHUN 2017

Pada sisi aset, Perbankan UMKM berhasil mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 4,3% menjadi Rp35,0 triliun dari Rp33,6 triliun pada tahun sebelumnya. Meningkatnya risiko kredit juga membuat Perbankan UMKM memilih untuk tetap tumbuh dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian. Hal ini tampak pada rasio kredit bermasalah pada tahun 2017 yang menurun menjadi 3,5% dibandingkan tahun 2016 yang sebesar 3,6%.

Rasio Kredit Bermasalah (%)

17 16

15

2,8%

3,6% 3,5%

Sedangkan dari sisi pengumpulan dana simpanan nasabah, total simpanan nasabah yang berhasil dikumpulkan mencapai Rp37,5 triliun, meningkat dibandingkan tahun 2016. Peningkatan pada simpanan nasabah ini dikontribusi dari peningkatan deposito berjangka pada tahun 2017 sebesar 10,9% menjadi Rp14,9 triliun dari Rp13,4 triliun pada tahun 2016.

Sedangkan CASA mengalami peningkatan sebesar 8,3% atau menjadi Rp22,6 triliun. Salah satu penggerak utama atas terhimpunnya dana dalam jumlah yang relatif besar ini adalah peningkatan volume pembiayaan yang disalurkan melalui program pembiayaan khusus untuk sektor UMKM yang mensyaratkan para mitra bisnisnya untuk membuka rekening di CIMB Niaga.

CASA (Rp triliun)

20,2 20,9 22,6

17 16

15

PERBANKAN UMKM

Simpanan Nasabah (Rp triliun)

34,4 34,3 37,5

17 16

15

Perbankan UMKM berhasil membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp1,4 triliun di tahun 2017, yang relatif sama dengan tahun 2016.

Laba Sebelum Pajak (Rp miliar)

17 16

15

1.098

1.374 1.372

Pada tahun 2017, CIMB Niaga telah berhasil melakukan rekalibrasi Mikro Laju sehingga ke depannya akan semakin berfokus pada unit bisnis UKM dan Micro Linkage.

1. Perbankan UKM (SME Banking)

Unit Perbankan UKM menangani nasabah yang merupakan para pelaku usaha kecil dan menengah yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia.

Beberapa insiatif telah dilakukan oleh Unit ini yang terutama bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis dan mempercepat proses kredit, namun dengan tetap menjaga proses kehati- hatian dalam penyaluran kredit (prudent).

Program pembiayaan kredit usaha yang dilakukan di segmen bisnis ini adalah program pembiayaan, baik untuk meningkatkan portofolio dari nasabah

yang telah menjadi debitur CIMB Niaga, yang menunjukkan kinerja yang baik, di mana program ini dapat digunakan untuk pengembangan bisnis debitur, maupun program pembiayaan untuk mendapatkan nasabah baru di sektor UKM. Selain itu, perbankan UKM juga melakukan perbaikan proses kredit yang berkesinambungan, sehingga dapat diperoleh tingkat kepuasan layanan kepada debitur yang lebih baik.

Unit bisnis UKM juga terus mengintensifkan implementasi proses kredit dengan menggunakan Risk Acceptance Criteria yang telah disetujui, sekarang dikenal dengan nama Retail Lending Program (RLP), sebagai jawaban terhadap perubahan lingkungan usaha yang semakin kompetitif dan semakin pesat. Sistem ini mampu memberikan analisa terhadap pembiayaan berdasarkan data historis yang telah divalidasi.

Hasilnya adalah proses kredit yang cepat dengan potensi kualitas pembiayaan yang tetap terjaga.

Pada tahun 2017, Perbankan UKM mencatatkan kenaikan saldo kredit sebesar 10,7% dari Rp24,6 triliun pada tahun 2016 menjadi Rp27,3 triliun pada tahun 2017. Kenaikan ini merupakan efek dari berbagai upaya yang dilakukan CIMB Niaga dalam meningkatkan kinerja.

Di sisi lain, simpanan nasabah di tahun 2017 juga tercatat tumbuh sebesar 13,0%, yaitu dari Rp31,9 triliun menjadi Rp36,1 triliun. Dari total simpanan nasabah yang berhasil dihimpun, CASA tercatat sebesar Rp21,8 triliun atau naik 8,6% dari posisi tahun 2016 sebesar Rp20,0 triliun. Sedangkan deposito b e r j a n g k a tercatat sebesar Rp14,3 triliun atau naik 20,5% dari Rp11,9 triliun di tahun 2016. Pertumbuhan penghimpunan dana nasabah tersebut merupakan buah kerja sama dan dukungan yang baik dari Sales and Distribution (SnD) di bawah struktur Perbankan Konsumer sebagai penghimpun dana serta terlaksananya aktivitas cross-selling yang baik dengan SnD. Peningkatan simpanan nasabah di unit UKM juga didukung oleh implementasi konsep rantai pemasok terhadap

I NYOMAN PARMA, SE Direktur Utama KETUT VIRGOYASA, SE Direktur

BPR Suryajaya Kubutambahan

Kami telah menjalin kerja sama dengan CIMB Niaga selama 14 tahun sejak tahun 2004. Produk dan layanan yang kami gunakan meliputi Giro, Deposito, dan Fasilitas Pinjaman. Kualitas pelayanan yang diberikan oleh CIMB Niaga sangat memuaskan, dimana apa yang menjadi keinginan kami senantiasa direspon cepat.

Kami berharap kedepan CIMB Niaga dapat lebih meningkatkan pelayanan kepada nasabah terutama BPR dan memberikan suku bunga yang lebih bersaing.

2. Micro Linkage

Micro Linkage adalah sub segmen Perbankan UMKM yang menjalankan strategi pendekatan tidak langsung, yaitu dengan menjalin kemitraan strategis menggunakan pola kerja sama Linkage, berupa Executing, Channeling dan Joint Financing. Mitra strategis yang bekerja sama dengan Micro Linkage adalah Koperasi Unit Desa perkebunan yang menerapkan pola inti-plasma, Bank Pembangunan Daerah (BPD), Bank Perkreditan Rakyat (BPR), dan lembaga-lembaga lain yang berpotensi meningkatkan penyaluran kredit skala UMKM kepada masyarakat. Tujuan dari strategi ini adalah untuk lebih mengenali dan mengukur potensi pasar UMKM sesuai keberagaman bisnisnya sekaligus memanfaatkan keberadaan mitra strategis yang mampu membantu pertumbuhan segmen bisnis UMKM. Mitra strategis ini amat berperan dalam proses penyaluran pembiayaan maupun proses collection, yang memastikan bahwa kualitas aset akan tetap terjaga baik.

Salah satu contoh dari model bisnis yang telah diterapkan dalam skema ini adalah pembiayaan kepada para petani kelapa sawit/plasma.

Penyaluran pembiayaan kepada petani dilakukan Micro Linkage melalui koperasi yang anggotanya adalah para petani yang sama. Melalui koperasi, para petani menerima kredit dari CIMB Niaga dan menggunakannya untuk pembukaan dan pemeliharaan kebun kelapa sawit, di mana hasil panennya kemudian dibeli oleh perusahaan perkebunan.

Sedangkan mitra strategis Perbankan UMKM adalah lembaga-lembaga keuangan termasuk Bank Pembangunan Daerah (BPD), Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Koperasi. Sementara itu, pihak end user yang dibiayai CIMB Niaga adalah nasabah/debitur dari BPD dan BPR, serta anggota dari koperasi. Mitra tersebut ditunjuk sebagai agen bagi CIMB Niaga, di mana fungsinya sebagai marketing agent, collecting agent dan security agent. Pengembangan bisnis Micro Linkage didukung oleh 21 cabang lending (termasuk desk) yang tersebar di seluruh Indonesia, dengan total karyawan sekitar 80 orang.

HERU CAHYONO Batik Omah Laweyan

Kerja sama dengan CIMB Niaga telah berlangsung selama 13 tahun sejak 16 Juli 2004 dimana saya pertama kali memiliki rekening tabungan di CIMB Niaga. Untuk memudahkan saya dalam menjalankan operasional Toko Batik Omah Laweyan, saya juga melengkapi toko saya dengan fasilitas ATM dan EDC dari CIMB Niaga.

Beberapa kali saya ingin mendapatkan penjelasan mengenai hal-hal baru yang berkaitan dengan perbankan atau fasilitas yang saya miliki di CIMB Niaga, saya selalu mendapatkan layanan yang memuaskan dari petugas Bank dengan pelayanan yang ramah dan respon yang cepat.

Harapan saya akan CIMB Niaga ke depannya adalah semoga CIMB Niaga semakin dapat dijangkau tidak hanya untuk kalangan bisnis modern, melainkan juga seluruh masyarakat yang ingin mempercayakan pembiayaan dan simpanannya.

Pada tahun 2017, Micro Linkage menyalurkan dana kredit mencapai Rp2,5 triliun dan per akhir 2017, total portofolio kredit Micro Linkage adalah sebesar Rp7,7 triliun.

Dalam rangka mengatasi tantangan penurunan volume pembiayaan sehubungan dengan pertumbuhan ekonomi yang masih terbatas, unit kerja Micro Linkage semakin mengintensifkan program monitoring dan memperdalam analisis terhadap kualitas pembiayaan melalui komunikasi yang lebih efektif dengan para mitra.

RENCANA TAHUN 2018

Perbankan UMKM telah menyusun beberapa strategi dan kebijakan ke depan melalui Rencana Bisnis Bank dalam rangka meraih pertumbuhan yang berkelanjutan. Pada tahun 2018, Perbankan UMKM akan melakukan langkah strategis dengan terus meningkatkan pertumbuhan kredit, namun tetap menjaga prinsip kehati-hatian.

Untuk mendukung pertumbuhan bisnis sektor UMKM, Program Lending akan dilanjutkan dan terus diperluas cakupannya, serta disesuaikan dengan kebutuhan di pasar. Program Lending ini juga diharapkan dapat mempercepat proses evaluasi dan analisa calon debitur, sehingga dapat meningkatkan layanan kepada nasabah dari sisi kredit.

Untuk menjaga kualitas kredit, Perbankan UMKM akan membangun infrastruktur untuk memperkokoh Asset Quality Management, dengan fokus pada aspek monitoring sebagai tindakan preventif jika terdapat indikasi perburukan aset.

Dari sisi dana simpanan nasabah, Perbankan UMKM tetap akan mengejar CASA untuk pertumbuhan portofolio. Strategi program bundling dengan kredit akan terus dilanjutkan karena telah terbukti efektif untuk memperluas basis nasabah dan meningkatkan CASA.

Perbankan UMKM juga akan memperkokoh basis nasabah yang potensial dan berkualitas melalui kolaborasi antar bagian melalui program referral dan cross selling, serta melakukan optimalisasi dan peningkatan untuk produk value chain dan trade finance. Khusus untuk value chain, fiturnya akan terus dikembangkan, baik dari sisi produk maupun sisi controlling.

Secara intensif dan berkelanjutan, perbaikan proses akan senantiasa dilakukan untuk efisiensi waktu kerja, meningkatan kualitas layanan, melalui perbaikan waktu proses kredit dengan melakukan penyederhanaan dokumen persyaratan dan prosedur pemrosesan kredit.

Perbankan UMKM juga terus meningkatkan efisiensi biaya operasional melalui cost control management dan kebijakan smart spending.

Semua strategi ini diharapkan akan menumbuhkan dan mempercepat proses kredit namun dengan tetap menjaga kualitas kredit dalam kondisi baik dan memenuhi target yang ditetapkan oleh manajemen.

Dalam dokumen Step Forward, Dream Bigger (Halaman 148-154)