BAB III METODE PENELITIAN
E. Tehnik Pengumpulan Data
Angket atau kuesioner, yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk diberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna. Angket merupakan metode pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.31 Dalam hal ini, peneliti menyebarkan kuesioner kepada pihak-pihak terkait untuk mendukung berbagai data yang diperlukan selama penelitian berlangsung.
2). Observasi
Observasi atau pengamatan langsung adalah kegiatan pengumpulan data dengan melakukan penelitian langsung terhadap kondisi objek penelitian yang mendukung kegiatan tersebut, sehingga didapat gambaran secara jelas tentang kondisi objek penelitian tersebut.32 Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini menyangkut kegiatan
31 Eko Putro Widoyoko, Tehnik Penyusunan Instrumen Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014) hlm. 33.
32Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif dilengkapi dengan Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), hlm. 19
33
pengamatan langsung terhadap produksi batu bata di Kecamatan Wanasaba, Kabupaten Lombok Timur.
3). Skala Likert
Kuesioner/ angket yang disusun dalam variabel independent berisi daftar lima belas pernyataan dan variabel dependent berisi daftar lima pernyataan dengan menggunakan skala skor nilai. Skala yang digunakan adalah skala likert seperti dibawah ini:
a. Sangat setuju = 5 b. Setuju = 4 c. Ragu-ragu = 3 d. Tidak setuju = 2 e. Sangat tidak setuju = 1
4). Dokumentasi
Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia, yaitu berbentuk surat, catatan harian, cendera mata, laporan dan foto. Sifat utama data ini tak terbatas pada ruang dan waktu, sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi diwaktu silam.33 Dalam penelitian ini, metode dokumentasi dilakukan
33Ibid, hlm.42.
34
dengan cara memperoleh data dari produsen batu bata di Kecamatan Wanasaba, Kabupaten Lombok Timur.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji regresi linier berganda.Uji regresi linier berganda adalah alat yang dapat digunakan untuk memprediksi permintaan di masa yang akan datang berdasarkan data masa lalu atau untuk mengetahui pengaruh satu atau lebih variabel bebas (independent) terhadap satu variabel tak bebas (dependent).
Penerapan metode regresi berganda karena jumlah variabel bebas (independent) yang digunakan lebih dari satu yang memengaruhi satu variabel tak bebas (dependent). Persamaan umum regresi linear berganda digunakan sebagai berikut.34
Y= a + b1X1 + b2X2+ …..+bnXn
Di mana:
Y= Variabel terikat
X1= Variabel bebas pertama X2= Variabel bebas kedua Xn= Variabel bebas ke…n a dan b1 serta b2 = Konstanta
34Ibid, hlm.301.
35 1) Uji Asumsi Klasik
Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan uji statistik regresi dalam mempelajari hubungan yang ada diantara variabel-variabel tidak bebas jika variabel bebasnya diketahui atau sebaliknya. Pada prakteknya ada empat asumsi klasik yang paling sering digunakan, yaitu:35
a) Uji Normalitas
Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah sebaran data yang terdistribusi secara normal/tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk mendeteksi normalitas dapat dilakukan dengan analisis grafik dan uji statistik. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dan distribusi nomal.
b) Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent).
Model regresi yang yang baik seharusnya tidak terjadi kolerasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari besaran Variance Inflation Factor dan Tolerance.
35Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponogoro),2009. hlm. 160-165
36 c) Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas.
Heterokedastisitas merupakan indikasi bahwa varian antar residual tidak homogen yang mengakibatkan nilai taksiran yang diperoleh tidak lagi efisien.
d) Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah keadaan dimana terjadinya korelasi dari residual untuk pengamatan satu dengan yang lain yang disusun menurut rentan waktu. Tujuan uji korelasi adalah untuk menguji apakah dalam model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t1 (sebelumnya). Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi dalam model regresi.
Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dengan dilakukan uji D-W (Durbin Watson) dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Nilai d < dl atau d > 4-dl, berarti terdapat autokorelasi.
2. Nilai du < d < 4-du, berarti tidak terdapat autokorelasi.
37
3. Nilai dl < d < du atau 4-du < d < 4-dl, berarti tidak ada kesimpulan.
2) Uji Validitas dan Reliabilitas a) Uji Validitas
Validitas/ kesahihan adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur tersebut benar-benar mengukur apa yang diukur. Validitas ini menyangkut akurasi instrumen. Suatu butir instrumen dikatakan valid apabila memiliki sumbangan yang besar terhadap skor total. Dengan kata lain dikatakan mempunyai validitas yang tinggi, jika skor pada butir mempunyai kesejajaran dengan skor total. Kesejajaran ini dapat diartikan dengan korelasi, sehingga untuk mengetahui validitas butir digunakan rumus korelasi product moment, maka dapat dilihat pada tabel nilai product moment atau menggunakan SPSS untuk mengujinya.36
Valid tidaknya suatu item instrumen dapat diketahui dengan membandingkan indeks korelasi product moment atau rhitung dengan nilai kritisnya dan rumus product moment yang digunakan adalah sebagai berikut:
rhitung
√
36 Eko Putro Widoyoko, Tehnik Penyusunan Instrumen Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014)hlm. 141-147.
38 Dimana:
n = Jumlah responden
x = Skor variabel (jawaban responden)
y = Skor total dari variabel (jawaban responden)
Dengan degree of freedom (df) = (n-2) dan dengan tingkat signifikansi= 0,05, maka:
a. Variabel dikatakan valid jika r hitung> r tabel b. Variabel dikatakan tidak valid jika r hitung< r tabel
Dalam penelitian ini untuk menghitung nilai korelasi product moment atau r hitung menggunakan bantuan aplikasi SPSS version 17.
b) Uji Reabilitas
Reabilitas adalah untuk mengetahui hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula. Reabilitas instrumen merupakan syarat untuk pengujian validitas instrumen. Oleh karena itu walaupun instrument yang valid pada umumnya pasti reliable, tetapi pengujian reabilitas instrumen perlu dilakukan.37
Uji reabilitas dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach yang berguna untuk mengetahui apakah alat
37Ibid, hlm.158.
39
ukur yang dipakai dapat diandalkan atau dipercaya. Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliable dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach, bila koefisien reabilitas nilai Alpha Cronbach>
0,60.38 Dalam penelitian ini untuk menghitung nilai Alpha Cronbach menggunakan bantuan aplikasi SPSSversion 17
3) Uji F
Uji F dikenal dengan Uji serentak atau uji Model/Uji Anova, yaitu uji untuk melihat bagaimanakah pengaruh semua variabel bebasnya secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya. Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat. Signifikan, berarti hubungan yang terjadi dapat berlaku untuk populasi.Penggunaan tingkat signifikansinya beragam, tergantung keinginan peneliti, yaitu 0,01 (1%) ; 0,05 (5%) dan 0,10 (10%).Hasil uji F dilihat dalam tabel ANOVA dalam kolom sig.39 4) Uji t
Uji t melakukan pengujian terhadap koefisien regresi secara parsial. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikansi peran secara parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen dengan mengasumsikan bahwa variabel independen lain dianggap konstan.
38 Ibid,hlm. 159.
39Ibid, hlm.305.
40
Uji ini dapat dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel atau dengan melihat kolom signifikansi pada masing-masing t hitung. Kaidah pegujiannya jika, t hitung < t tabel maka Ho diterima dan sebaliknya jika, t hitung > t tabel maka Ha diterima dan t tabel dapat dicari dengan menggunakan tabel t.40
5) Uji Dererminasi (R2)
Uji determinan adalah kuadrat dari koefisien korelasi Pearson Product Moment yang dikalikan dengan 100%.41 Dilakukan untuk mengetahui seberapa besar variabel X mempunyai konstribusi atau mampu menerangkan variabel Y. Formula dari koefisien determinasi adalah sebagai berikut :
KP = r2 x 100%
Keterangan :
KP : nilai koefisien determinasi r : nilai koefisien korelasi
Analisis ini digunakan untuk mengidentifikasi berapa persentase konstribusi variabel X terhadap variabel Y. Untuk melengkapi analisis data kuantitatif ini maka peneliti menggunakan alat hitung SPSS (Statistic Product And Service Solusion) yang berupa analisis deskriptif (frekuensi). SPSS adalah computer statistic yang mampu memproses
40Ibid, hlm.306.
41 Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: CV Alfabeta, 2006). hlm. 212
41
data statistic secara cepat dan tepat, untuk mencari berbagai outputyang dikehendaki para pengambil keputusan yang akan menunjukkan gambaran pengaruh modal dan tenaga kerja dalam memproduksi batu bata di Kecamatan Wanasaba, Kabupaten Lombok Timur.
6) Uji Regresi Linear Berganda
Uji regresi linier berganda adalah alat yang dapat digunakan untuk memprediksi permintaan di masa yang akan datang berdasarkan data masa lalu atau untuk mengetahui pengaruh satu atau lebih variabel bebas (independent) terhadap satu varibel tak bebas (dependent). Penerapan metode regresi berganda jumlah variabel bebas (independent) yang digunakan lebih dari satu yang memengaruhi satu variabel tak bebas (dependent)42
Tujuan dilakukan pengujian hipotesis terhadap penerapan metode regresi linear berganda adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh antara kelompok data A dan B (variabel X1 dan X2), terhadap kelompok data C (variabel tak bebas) serta untuk menguji signifikansi secara parsial dua varibel bebas (independent)terhadap variabel tak bebas (dependent), yakni untuk mengukur secara terpisah kontribusi yang ditimbulkan dari masing-masing variabel.
42Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif dilengkapi dengan Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013) hlm. 302.
42
Jika nilai probabilitas< 0,05, maka dapat dikatakan terdapat pengaruh yang signifikan secara variabel bebas terhadap variabel terikat.Namun, jika nilai signifikansi> 0,05, maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara antara variabel bebas terhadap variabel terikat.43
43Ibid, hlm.202.
43 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian
1. Profil Lokasi Penelitian
a) Sejarah Kecamatan Wanasaba
Kecamatan Wanasaba merupakan kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Kecamatan Wanasaba terbentuk sejak tahun 2001, Kecamatan Wanasaba terdiri dari 14 desa dan 76 dusun yang masing-masing dikepalai oleh seorang kepala dusun, dengan luas wilayah 55,89 km2 dengan tinggi wilayah dari permukaan laut berkisar antara 144-522 meter. Jumlah penduduk kecamatan wanasaba adalah 61.456 jiwa, terdiri dari laki-laki 28.087 jiwa dan perempuan 33.372 jiwa.
b) Letak Geografis Kecamatan Wanasaba
KecamatanWanasaba mempunyai letak yangstrategis karna berada di jalur jalanNegara jurusan Mataram – LabuhanKayangan.Kecamatan Wanasaba terletak diantara±116º - 177º BT dan 8º - 9º LSdengan ketinggian 144-522 meter daripermukaan laut dengan batas-batas:
Sebelah Utara : Kecamatan Sembalun
Sebelah Timur : Kecamatan Pringgabaya dan Suela Sebelah Selatan : Kecamatan Aikmel dan Labuhan Haji
44 Sebelah Barat : Kecamatan Aikmel
c) Kehidupan Ekonomi dan Usaha Batu Bata di Kecamatan Wanasaba Kecamatan Wanasaba Lombok Timur sebenarnya kaya akan potensi khususnya dalam bidang Pertanian, perkebunan, peternakan, produksi batu-bata, produksi genteng dan lain lainya. Bisa dibilang aikon Kecamatan Wanasaba adalah pertanian.Selain itu, di Kecamatan Wanasaba banyak sekali pengrajin makanan seperti, beraneka ragam macam jajan jajanan, cemilan, nasi bungkus, nasi kotak, soto, keripik, kue dan minuman. Olahan ini kualiatasnya sudah sangat cukup lumayan enak.Potensi-potensi tersebut memberikan tambahan pundi-pundi pemasukan rupiah yang lumayan cukup bagi warga desa. Namun potensi tersebut tidak dapat dimaksimalkan oleh warga desa. Disebab kurangnya pelatihan dan bimbingan yang dilakukan oleh pemerintah desa untuk kelompok pengerajin dan industri rumahan, terkendala dengan masalah pemasaran produk untuk dijual ke pasar.Produk-produk hasil desa ini belum memiliki merek sama sekali sehingga nilai jualnya belum bisa dimaksimalkan. Selain itu, promosi produk juga kurang begitu gencar karena hanya mengandalkan dari mulut ke mulut saja.
Adapun bisnis yang paling dominan di Kecamatan Wanasaba adalah bisnis batu bata. Di saat semakin banyaknya inovasi dalam hal bahan-bahan bangunan. Seperti, penggunaan batako ataupun bata ringan.
45
Batu bata hasil karya masyarakat di Kecamatan Wanasaba Kabuapetn Lombok Timur tetap di daerah ini.Para pengusaha batu bata di Kecamatan Wanasaba tetap menunjukkan eksistensinya hingga saat ini.
Hal ini terbukti dengan jumlah pengusaha batu-bata yang semakin bertambah, dengan lokasi pembuatan batu bata yang bisa lebih dari satu tempat. Konsumen batu bata asal Kecamatan Wanasaba bahkan beredar hingga wilayah Kota Mataram. Adapun permintaan dari luar Lombok Timur, seperti dari Lombok Tengah dan Kota Mataram masih tetap ada.
Tarif yang digunakan untuk pembelian batu bataberbeda sesuai jauh dekatnya jarak tempuh, karena mempertimbangkan biaya transportasi.
Untuk wilayah Aikmel dan sekitarnya, dikenakan harga 450 ribu per seribu bata dengan pola bebas biaya angkut. Sedangkan, bagi daerah di luar itu disesuaikan dengan harga maksimal untuk pengiriman ke Kota Mataram.
2. Pengumpulan dan Penyajian Data a) Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah pengusaha batu bata yang ada di wilayah Wanasaba Lombok Timur. Karakteristik responden didasarkan pada jenis kelamin, usia dan pendidikan terakhir.
Pengolongan yang dilakukan terhadap responden dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai gambaran responden
46
sebagai objek penelitian. Gambaran umum objek penelitian tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Responden Persentase
1 2
Laki-laki Perempuan
19 13
59,4%
40,6%
∑ - 32 100%
Menurut kategori jenis kelamin, dapat dilihat bahwa responden didominasi oleh jenis kelamin laki-laki sebanyak 19 orang atau sebesar 59,4%, sedangkan responden yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 13 orang atau sebesar 40,6%. Hal ini mengindikasikan bahwa jumlah pengusaha batu bata laki-laki lebih dominan dibandingkan pengusaha batu bata perempuan.
2) Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Adapun karakter responden berdasarkan usia adalah sebagai berikut:
47
Tabel 4.2Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
No Usia Responden Persentase
1 2 3 4
17 – 25 tahun 26 – 40 tahun 41 – 55 tahun 55 – 60 tahun
0 3 21
8
0%
9,4%
65,6%
25,0%
∑ - 32 100%
Menurut kategori usia responden, dapat dilihat bahwa responden didominasi usia antara 41-55 tahun sebanyak 21 orang atau sebesar 65,6%, kemudian diatas usia 55 tahun sebanyak 8 orang atau sebesar 25,0%, dan usia 26-40 tahun sebanyak 3 orang atau sebesar 9,4%. Ini artinya pengusaha batu bata didominasi oleh kaum dewasa.
3) Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Adapun karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3Karakterisitik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
No Pendidikan Responden Persentase
1 2 3 4 5 6
SD/Sederajat SMP/Sederaat SMA/Sederajat
Diploma S1 S2
15 10 5 0 2 0
46,9%
31,3%
15,6%
0%
6,3%
0%
∑ - 32 100%
48
Menurut kategori pendidikan terakhir, dapat dilihat bahwa responden didominasi oleh responden yang berpendidikan SD sebanyak 15 orang atau sebesar 46,9%, diikuti lulusan SMP sebanyak 20 orang atau sebesar 31,3%, kemudian lulusan SMA sebanyak 5 orang atau sebesar 15,6% dan lulusan S1 sebanyak 2 orang atau sebesar 6,3%
b) Penyajian Data Hasil Angket
Setelah data berhasil dikumpulkan dalam suatu penelitian, peran dari penyajian data sangat penting karena penyajian data merupakan salah satu bukti bahwa peneliti sudah melakukan penelitian. Pengisian kuesioner diukur dengan menggunakan skala likert yang terdiri atas: (a) Sangat Setuju diberi skor 5; (b) Setuju diberi skor 4; (c) Ragu-ragu diberi skor 3;(d) Tidak Setuju diberi skor 2 dan (e) Sangat Tidak Setuju diberi skor 1.
1) Variabel Modal (X1)
a. Saya selalu menambahkan modal untuk produksi usaha saya
49
Tabel 4.4 Indikator Penambahan Modah Usaha
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid RR 3 9.4 9.4 9.4
S 17 53.1 53.1 62.5
SS 12 37.5 37.5 100.0
Total 32 100.0 100.0
Tabel di atas menyatakan bahwa 37,5% pengusaha batu bata sangat setuju dengan skor 5 karena sering menambahkan modal pada usaha batu bata yang dimiliki, dan sebesar 53,1% menyatakan Setuju dengan skor 4terhadap penambahan modal usaha karena pengusaha batu bata selalu menambahkan modal pada usahanya, namun 9,4,0%masih merasa ragu-ragu dengan skor 3karena merasa tidak selalu menambahkan modal pada usahanya.
b. Modal yang dipergunakan sangat bermanfaat untuk usaha saya
Tabel 4.4 Indikator Manfaat Modal
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid RR 5 15.6 15.6 15.6
S 17 53.1 53.1 68.8
SS 10 31.3 31.3 100.0
Total 32 100.0 100.0
50
Tabel diatas menyatakan bahwa 31,3% pengusaha batu bata sangat setuju dengan skor 5 karena merasa modal yang dimiliki sangat bermanfaat untuk produksi usahanya, dan 53,1%
menyatakan setuju dengan skor 4 karena pengusaha batu bata merasa modal yang dimiliki cukup bermanfaat untuk produksi usahanaya, namun 15,6% masih ragu-ragu dengan skor 3 karena merasa modal yang dimiliki sedikit dan kurang bermanfaat untuk mencukupi kebutuhan produksi.
c. Modal yang saya gunakan kurang lebih 25 juta perbulan Tabel 4.5 Indikator Besar Modal
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid RR 6 18.8 18.8 18.8
S 16 50.0 50.0 68.8
SS 10 31.3 31.3 100.0
Total 32 100.0 100.0
Tabel diatas menyatakan bahwa 31,3% pengusaha batu bata sangat setuju dengan skor 5 karena modal yang digunakan lebih dari 20 juta perbulan dan 50,0% menyatakan setuju dengan skor 4 terhadap modal yang saya gunakan kurang lebih 20 juta perbulan, namun 18,8% masih ragu-ragu dengan skor 3.
51
d. Biaya saya untuk membeli bahan baku produksi tidak menghabiskan modal saya
Tabel 4.6 Indikator Manfaat Modal
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid RR 7 21.9 21.9 21.9
S 19 59.4 59.4 81.3
SS 6 18.8 18.8 100.0
Total 32 100.0 100.0
Tabel diatas menyatakan bahwa 18,8% pengusaha batu bata sangat setuju dengan skor 5 karena biaya untuk membeli bahan baku produksi tidak menghabiskan modalnya dan 59,4%
menyatakan setuju terhadap biaya untuk membeli bahan baku terkadang juga menghabiskan modal yang dimiliki, namun 21,9%
masih ragu-ragu.
52
e. Modal produksi saya seimbang dengan hasil jumlah produksi yang saya dapatkan.
Tabel 4.7 Indikator Penggunaan Modal
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid RR 3 9.4 9.4 9.4
S 17 53.1 53.1 62.5
SS 12 37.5 37.5 100.0
Total 32 100.0 100.0
Tabel diatas menyatakan bahwa sebesar 37,5% pengusaha bat bata sangat setuju dengan skor 5 karena modal yang dimiliki sudah sesuai dengan jumlah produksi yang didapatkan dan 53,1%
menyatakan setuju dengan skor 4 terhadap modal produksi seimbang dengan hasil jumlah produksi, namun 9,4% masih ragu- ragu dengan skor 3.
2) Varibel Tenaga Kerja (X2)
a. saya memiliki jumlah tenaga kerja 5-10 orang
Tabel 4.8 Indikator Jumlah Tenaga Kerja
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid RR 3 9.4 9.4 9.4
S 18 56.3 56.3 65.6
SS 11 34.4 34.4 100.0
Total 32 100.0 100.0
53
Tabel diatas menyatakan bahwa sebesar 34,4% pengusaha batu bata sangat setuju dengan skor 5 karena jumlah tenaga kerja yang dimiliki melebihi 10 orang dan 56,3% menyatakan setuju dengan skor 4 karena tenaga kerja yang dimiliki berjumlah 5-10 orang, namun 9,4% masih ragu-ragu dengan skor 3 karena jumlah tenaga kerja yang dimiliki tidak tentu jumlahnya.
b. tenaga kerja yang saya miliki bekerja 6-8 jam perhari
Tabel 4.9 Indikator Efektivitas Tenaga Kerja
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid RR 1 3.1 3.1 3.1
S 22 68.8 68.8 71.9
SS 9 28.1 28.1 100.0
Total 32 100.0 100.0
Tabel diatas menyatakan bahwa sebesar 28,1% pengusaha batu bata sangat setuju dengan skor 5 karena tenaga kerja dimiliki bekerja 6-8 jam perhari dan 68,8% dengan skor 4setuju terhadap pernyataan tenaga kerja yang saya miliki bekerja 6-8 jam perhari, namun 3,1% masih ragu-ragu.
c. Tenaga kerja yang saya miliki selalu melebihi target dalam produksi
54
4.10 Indikator Efektivitas Tenaga Kerja
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid STS 1 3.1 3.1 3.1
TS 3 9.4 9.4 12.5
RR 5 15.6 15.6 28.1
S 14 43.8 43.8 71.9
SS 9 28.1 28.1 100.0
Total 32 100.0 100.0
Tabel diatas menyatakan bahwa sebesar 28,1% pengusaha batu bata sangat setuju dengan skor 5 karena tenaga kerja yang dimilik selalu melebihi target dalam prodksi, 43,8% setuju, 15,6%
masih ragu-ragu, 9,4% tidak setuju dan 3,1% sangat tidak setuju terhadap pernyataan tenaga kerja selalu mencapai target produksi.
d. Tenaga kerja yang saya miliki mencukupi untuk mengolah produksi
Tabel 4.11 Indikator Efektifitas Tenaga Kerja
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid S 21 65.6 65.6 65.6
SS 11 34.4 34.4 100.0
Total 32 100.0 100.0
55
Tabel diatas menyatakan bahwa sebesar 34,4% pengusaha batu bata sangat setuju dengan skor 5 karena tenaga kerja yang dimiliki sangat membantu dalam mengolah produksi dan 65,6%
setuju dengan skor 4 karena tenaga kerja yang dimiliki cukup membantu dalam mengolah produksi.
e. Tenaga kerja yang saya miliki mampu mendorong produksi usaha saya
Tabel 4.12 Indikator Efektivitas Tenaga Kerja
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid TS 2 6.3 6.3 6.3
RR 1 3.1 3.1 9.4
S 19 59.4 59.4 68.8
SS 10 31.3 31.3 100.0
Total 32 100.0 100.0
Tabel diatas menyatakan bahwa sebesar 31,3% pengusaha batu bata sangat setuju dengan skor 5 karena tenaga kerja yang dimiliki sangat membantu dalam mendorong produktivitas usahanya, 59,4% setuju dengan skor 4 karena tenaga kerja yang dimiliki cukup membantu dalam mendorong produktivitas usahanya dan 3,1% terhadap pernyataan tenaga kerja yang dimiliki mampu mendorong produktivitas usaha, namun 6,3% masih tidak
56
setuju dengan skor 2 karena tenaga kerja yang dimilik tidak mampu mendorong produktivitas usahanya.
3. Variabel Produktivitas Usaha Batu Bata (Y)
a. Produksi yang saya hasilkan perhari kurang lebih 1000 batu bata Tabel 4.12 Indikator Tingkat Perolehan Hasil
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid RR 1 3.1 3.1 3.1
S 21 65.6 65.6 68.8
SS 10 31.3 31.3 100.0
Total 32 100.0 100.0
Tabel diatas menyatakan bahwa sebesar 31,3% pengusaha batu bata sangat setuju dengan skor 5 karena produksi yang dihasilkan perhari selalu melebihi 1000 batu bata dan 65,6% setuju dengan skor 4 karena produksi yang dihasilkan kurang lebih 1000 batu bata perhari, namun 3,1% maih ragu-ragu dengan skor 3 karena jumlah produksi perhari tidak tentu.
b.Optimalisasi produktivitas didasarkan pada jumlah modal yang tersedia
57
Tabel 4.13 Indikator Peningkatan Produktivitas
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid RR 1 3.1 3.1 3.1
S 25 78.1 78.1 81.3
SS 6 18.8 18.8 100.0
Total 32 100.0 100.0
Tabel diatas menyatakan bahwa sebesar 18,8% sangat setuju dengan skor 5 karena produktivitas usahanya sangat bergantung pada jumlah modal yang dimiliki dan 78,1% setuju dengan skor 4 namun 3,1% masih ragu-ragu.
c. Jumlah produktivitas dipengaruhi oleh jumlah tenaga kerja pada saat produksi
Tabel 4.14 Indikator Peningkatan Produktivitas
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid S 24 75.0 75.0 75.0
SS 8 25.0 25.0 100.0
Total 32 100.0 100.0
Tabel diatas menyatakan bahwa sebesar 25,0% pengusaha batu bata sangat setuju dengan skor 5 karena jumlah tenaga kerja sangat mempengaruhi jumlah produktivitas yang didapatkan dan 75,0% setuju dengan skor 4 karena jumlah tenaga kerja yang