• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknik Analisa Data

Dalam dokumen PDF SKRIPSI - Metrouniv.ac.id (Halaman 37-43)

BAB III METODELOGI PENELITIAN

D. Teknik Analisa Data

Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, menemukan pola, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan orang lain.39 Analissis data melibatkan upaya mengidentifikasi ciri-ciri suatu objek dan kajian oleh anggota-anggota budaya. Makna demikian biasanya divalidasi oleh para anggota budaya sebelum hasil akhirnya diperlukan.

Sifat penelitian yang akan digunakan adalah deskriptif kualitatif.

Menurut Sumadi suryabrata deskriptif merupakan penelitian yang dilakukan untuk membuat pencandraan (deskriptif) secara sistematis, factual dan akurat mengenai situasi-situasi atau kejadian.40

Setelah penulis memperoleh data maka langkah selanjutnya adalah mengolah data-data tersebut. Artinya penulis menyaring informasi-informasi yang telah didapat dan menganalisis menggunakan cara berfikir induktif, yaitu suatu cara berfikir dimana ditarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individual. Penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan pertanyaan-pertanyaan yang mempunyai ruang lingkup khusus dan terbatas dalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan

39 Lexy J., Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandunng: Remaja Rosdakarya, 2009), h. 248.

40 Sumadi suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta:Rajawali Press, 1991), h. 19.

pertanyaaan yang bersifat umum.41 Dalam menaganalisis data, peneliti harus menggunakan data yang diperoleh dari sumber data primer, sumber data sekunder dan sumber data tersier bila diperlukan.

Kemudian ditarik kesimpulan mengenai perilaku konsumen wanita dilihat dari pandangan etika konsumsi dalam Islam (study kasus konsumsi pakaian mahasiswi ekonomi syariah IAIN metro angkatan 2015).

41 Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,2005), h.48.

BAB IV

LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Profil IAIN Metro

1. Sejarah Singkat Berdirinya IAIN Metro

Cikal bakal berdirinya Institute Agama Islam Negeri (IAIN) Metro tidak terlepas dari sejarah berdirinya Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Intan Bandar Lampung bermula dari usaha tokoh masyarakat dan tokoh agama yang tergabung dalam yayasan kesejahteraan Islam Lampung (YKIL) Berdiri tahun 1961 di Tanjung Karang diketahui oleh Raden Muhammad Sayid. Musyawarah tersebut telah mengambil keputusan antara lain mendirikan 2 (dua) Fakultas, yaitu Fakultas tarbiyah dan Fakultas syariah yang berkedudukan di tanjung karang dibawah satuan dan asuhan YKIL.

Setelah melalui perjuangan yang gigih dari YKIL maka pada tanggal 13 oktober 1964 keluarlah Surat Keputusan Menteri Agama RI No.86/1964 yang isinya merubah status Fakultas tarbiyah YKIL tersebut menjadi negeri, namun tidak berdiri sendiri melainkan sebagai cabang Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah Palembang.

Pada tahun 1967 atas permintaan masyarakat Metro Lampung Tengah kepada YKIL agar dibuka Fakultas di metro, maka dibukalah Fakultas Syariah dan Fakultas Tarbiyah. Selanjutnya dengan persetujuan Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah Palembang di Tanjung karang.

Fakultas Tarbiyah yang baru di metro itu dijadikan kelas jauh Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah Palembang di Tanjung Karang.

Pada tahun 1996 terjadi perubahan terkait kebijakan penataan kelembagaan di tingkat Perguruan Tinggi Agama melalui Surat Edaran Dirjen Bimas Islam Nomor : E.III.0T.00/AZ/1804/1996, tanggal 23 Agustus 1996 tentang Penataan Kelembagaan Fakultas- Fakultas IAIN di luar induk menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN). Kebijakan ini dimaksudkan sebagai upaya revitalisasi kelembagaan pendidikan tinggi di lingkungan Departemen Agama Republik Indonesia (Kementrian Agama) agar terbentuk otonomi akademik yang lebih mandiri.

Tindak lanjut dari Surat Edaran Dirjen Bimas Islam tersebut pada tanggal 23-25 April 1997 di Jakarta, diadakan Rapat Kerja pada Rektor dan Dekan Fakultas di luar induk. Dalam Rapat Kerja tersebut diserahkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1997 tertanggal 21 maret 1997 tentang Perubahan dan Pengesahan Fakultas di luar induk menjadi sekolah tinggi Agama Islam Negeri(STAIN). Berdasarkan Keputusan inilah maka di Indonesia berdiri Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) sebanyak 33 yang salah satunya adalah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Jurai Siwo Metro.

Tahun 2016 adalah tahun peralihan STAIN menjadi IAIN.

Perubahan status ini tertuang dalam peraturan Presiden No.71 tanggal

1 agustus 2016, menurut Perpres tersebut, pendirian IAIN Metro merupakan perubahan bentuk dari Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Jurai Siwo Metro.Terkait dengan perubahan itu, maka semua kekayaan ,pegawai, hak dan kewajiban dari masing- masing STAIN dialihkan menjadi kekayaan,pegawai, hak kewajiban IAIN masing-masing. Demikian pula, semua mahasiswa STAIN perguruan tinggi tersebut menjadi mahasiswa IAIN.

Perubahan status menjadi IAIN juga akan mendorong pembentukan Fakultas-Fakultas baru yang akan lahir sesuai dengan kebutuhan masyarakat akan pendidikan, serta pembangunan sarana dan prasaranayang lebih memadai guna mewujudkan IAIN Metro menjadi lebih baik.

2. Visi dan Misi IAIN Metro a. Visi IAIN Metro

Menjadi perguruan tinggi agama islam yang inovatif dalam sinergi socio-ecotechno-preneurship berlandaskan nilai-nilai keIslaman dan keIndonesiaan.

b. Misi IAIN Metro

1) Mengimplementasikan nilai-nilai keislaman dalam pelaksanaan, pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

2) Membangun budaya akademik yang produktif dan inovatif dalam pengelohan sumberdaya melalui kajian keilmuan, model pembelajaran, dan penelitian.

3) Menumbuhkan socio-ecotechno-preneurship civitas akademik dalam pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

4) Melaksanakan system tatakelola manajemen kelembagaan yang professional dan berkeadaban yang berbasis teknologi informasi.

3. Gambaran Umum Jurusan Ekonomi Syariah IAIN Metro.

Legalitas Program Studi Ekonomi Syariah (Esy) dibuktikan dengan adanya Surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Islam Nomor:

DJ.I/385/2008 Tentang Perpanjangan Izin Penyelenggaraan Program Program Studi pada Perguruan Tinggi Agama Islam dan Surat Keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Nomor: 001/BAN-PT/AK-XII/SI/III/2009 Tentang Status, Peringkat, dan Hasil Akreditasi Program Sarjana di Perguruan Tinggi dengan nilai 322(B). program Studi Ekonomi Islam (ESY) IAIN Metro yang berkedudukan di JL. Ki Hajar Dewantara 15 A Kota Metro 34111 Lampung Indonesia telp.(0725) 41507.Fax (0725) 47296. Website:

www.iain.metrouniv.ac.id, E-mail: Visi Program Studi Ekonomi Syariah (ESY)

IAIN Metro

Menjadi pusat kajian, penelitian dan pelatihan di bidang ilmu-ilmu Ekonomi Islam di regional SUMBAGSEL tahun 2020.

a. Misi Program Studi Ekonomi Syariah (ESY) IAIN Metro

1) Menyelenggarakan pendidikan tinggi yang berorientasi pada profesionalisme kerja dan pengembangan akademis.

2) Menyiapakan praktisi professional muslim di bidang Ekonomi Syariah.

3) Menjadi sentra laboratorium penelitian keilmuan ekonomi syariah.

Program Studi S1 Ekonomi Syariah (ESY) IAIN Metro memiliki misi terdepan dalam melahirkan Sarjana Ekonomi Islam yang professional dan Islami.

Adapun kompetensi lulusan Program Studi S1 Ekonomi Syariah (ESY) IAIN Metro adalah sebagai berikut:

1) Tenaga Profesional Lembaga Perbankan Syariah, Bank Umum Syariah BPRS

2) Tenaga Profesional Lembaga-Lembaga Keuangan Syariah non Bank seperti, Pegadaian (Rahn), Asuransi Syariah dan Baitul Maal Wa Tamwil (BMT).

3) Tenaga Profesional Pengelola Zakat (Amil Zakat) 4) Tenaga Profesional Pengelola Wakaf (Nadzir).

5) Tenaga Adsministrasi pada kantor Kementrian Agama.

6) Menjadi Wirausahawan yang handal berbasis Syariah.

B. Hasil penelitian

1. Perilaku Konsumen Wanita Dilihat Dari Pandangan Etika Konsumsi Dalam Islam.

Bentuk perilaku konsumen adalah sejumlah tindakan-tindakan konsumen untuk menilai, memilih, mendapatkan barang dan jasa yang diinginkan. Perilaku konsumsi merupakan upaya dalam kegiatan yang berhubungan langsung dengan mengkonsumsi suatu barang dan

jasa, yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan. Survey yang telah dilakukan oleh penulis menggunakan metode wawancara , menghasilkan keterangan tentang perilaku konsumen wanita IAIN Metro angkatan 2015.

Pada saat usia remaja, seseorang memiliki kecenderungan untuk selalu tampil menarik, dengan memakai berbagai pakaian dan aksesoris seperti; sepatu, jam, tas,dan lain sebagainya untuk menunjang penampilan mereka. Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan dengan wawancara kepada mahasiswa IAIN Metro angkatan 2015 , maka peneliti mengambil acak sekitar 14 orang untuk dijadikan narasumber.

F adalah seorang anak petani karet dengan penghasilan kedua orang tuanya minimal sekitar 10jt/ 6 bulan, yang mana F ini merupakan 2 bersaudara. F mengungkap bahwa dirinya selalu mengutamakan penampilan yang menarik saat akan pergi ke kampus . Dalam hal ini membuat ia semakin tampil percaya diri baik untuk dirinya sendiri ataupun bila dihadapan teman-temannya, menurut penuturannya ia sering membeli pakaian di toko-toko maupun melalui online shop dalam satu bulan itu bisa sekitar 3-4 kali. Ia bisa membeli pakaian tersebut karena memang ia mendapatkan jatah bulanan dari orang tuanya yang bekerja sebagai petani karet sekitar Rp 2000.000/bulan. F juga menyukai beberapa jenis pakaian yang sedang trend diantaranya kemeja dan lain-lainnya. F juga sering

memanfaatkan iklan sebagai sebagai sumber informasinya tentang baju-baju keluaran terbaru.42

JN adalah anak seorang petani singkong, JN jugan merupakan anak terakhir dari 3 bersaudara. Ia berpendapat bahwa perilaku konsumen adalah perilaku yang menghabiskan atau menggunakan barang maupun jasa yang tersedia. Menurutnya juga membeli suatu pakaian itu karena memang ia suka dan juga merupakan kebutuhan.

Salah satu faktor pendorong juga adalah kebutuhan selain itu karena ingin setara dengan teman ketika kumpul bersama. Dalam satu bulan pun ia membeli pakaian minimal 3 kali. Rata-rata baju yang ia beli berkisar 100 ribuan. Ia pun suka membeli pakaian yang mengikuti trend mode, bagi JN ketika membeli pakaian yang sesuai dengan trend dianggapnya akan menambah percaya diri. Kemudian dana untuk membeli pakaian tersebut ia ambil dari uang saku yang digunakan untuk kebutuhan kuliah yang dijatah oleh orang tuanya dalam 1 bulan 1juta. Terkadang juga ketika iaakan membeli pakaian mengurangi jatah uang jajan dan uang main atau jalan-jalan. Ia juga lebih suka membeli pakaian yang terlihat elegan. Ia lebih sering tertarik membeli pakaian di online shop. ia juga berpendapat bahwa pakaian secara Islam itu haruslah tertutup auratnya dan tidak berlebihan. Bahkan jika memiliki uang lebih tidak seharusnya dihambur-hamburkan melainkan

42Wawancara terhadap F pada tanggal 6 maret 2018

menyisihkan sedikit untuk disedekahkan bagi yang kurang mampu.

Namun hal tersebut masih belum ia terapkan.43

AY adalah anak dari seorang wirausaha yang penghasilannya tidak menentu, ia juaga anak ke 2 dari 3 bersaudara. Ia berpendapat bahwa perilaku konsumen adalah sikap kita terhadap suatu barang.

Alasan AY dalam membeli pakaian karena keinginan dan juga karena iseng-iseng saja ketika melihat suatu pakaian yang dirasa menarik dan unik. Faktor yang mempengaruhi yang pertama karena kebutuhan ketika ada teman yang mengajak untuk berseragam ia pun menurutinya, yang kedua karena ingin mengikuti trend. Dalam membeli pakaian pun ia tak menentu terkadang dalam 1 bulan biasa 2 samapa 3 kali minimal. Rata-rata ia beli pakaian adalah model gamis alasan baginya karena lebih simpel dan tidak harus menyesuaikan atasan ataupun bawahan. Dana yang ia gunakan untuk membeli barang atau pakaian tersebut dari orang tua karena memang jatah bulana nnya sekitar 1juta/bulan dan ia lebik tertarik membeli pakaian yang simpel dan selalu memperhatikan kehalalan barang tersebut.

Secara Islam pun menurutnya berpakaian yang harus sederhana dan menutup aurat.44

AZ merupakan anak dari seoang petani yang berpenghasilan sesuai dengan masa tanam padi yang tidak menentu hasilnya.

Sedangkan S merupakan anak pedagang kelontong . AZ dan S

43 Wawancara terhadap JN pada tanggal 10 Desember 2018

44 Wawancara terhadap AY pada tanggal 10 desember 2018

menyatakan bahwa ketika ia membeli pakaian yang ia utamakan kenyaman bahan daripada pakaian tersebut. Menurutnya pakaian itu bukan hanya dilihat model terbarunya namun kualitas dari bahan tersebut sangat ia perhatikan dan AZ pun mengungkapakan bahwa promosi ataupun iklan merupakan penunjang mendapatkan informasi terhadap mode dan trend terbaru mengenai pakain. Selain itu dari faktor lingkungan juga yang mempengaruhi AZ untuk membeli sebuah pakaian. Dalam hal ini ia menuturkan bahwa uang jatah bulannya sekitar kurang lebihnya 800rb/bulan. Sedangkan S mendapat jatah bulanan sekitar 850rb-/bulan. Mereka memanfaatkan uang tersebut untuk kebutuhan kuliahnya dan terkadang ia gunakan juga untuk membeli barang termasuk juga pakaian yang ketika mereka lihat bagus dan nyaman dipakainya meskipun baju tersebut belum tentu sangat dibutuhkan. Untuk harga baju yang setiap ia beli itu relatif dari kisaran 75 ribu-100 ribuan lebih. Ia menungkapkan keinginanlah yang seketika sering muncul.45

Menurut El perilaku konsumen adalah perilaku seseoarang dalam menggunakan barang maupun jasa. El mengaku ia sering membeli pakaian karena ia sering tertarik dengan iklan ataupun produk model baju yang baru. Ia mengungkapkan bahwa ada faktor yang sering menjadi alasan dirinya seperti itu misalnya karena adanya pengaruh dari teman sebaya yang suka berpenampilan menarik bahkan

45Wawancara terhadap AZ dan S pada tanggal 3 maret 2018

terkadang ia rela untuk meminjam uang kepada temannya untuk memenuhi keinginannya,untuk El mendapati barang yang disukainya meskipun pada akhirnya akan berdampak buruk untuk keuangannya.

Ia pun tidak memandang barang atau jenis pakaian yang ia sukai yang terpenting ketika ia lihat itu terlihat bagus tanpa harus juga harga yang mahal46

C, J, dan D mengatakan bahwa berpakaian secara islami itu yang menutup aurat seorang wanita dan sopan, namu terkadang mereka tergiur oleh adanya iklan model baju terbaru juga mereka selalu mempertimbangkan mode dan trend baju sekarang. C biasanya membeli pakaian yang modelnya tunik, kemeja itu biasanya dalam 1 bulan 3 kali, kalau J terkadang 2-3 kali sedangkan D tidak menentu.

Mereka sebenarnya mengetahui konsumsi yang secara Islami yakni haruslah berhemat bahkan kalau pun ada uang lebih setidaknya haruslah bersedekah , namun keinginan serta lingkungan yang sering mempengaruhi mereka. 47

Wawancara yang dilakukan oleh penulis yang mewawancarai seorang mahasiswi yang bernama R yang mana anak petani dengan penghasilan kira-kira 3jt/kali tanam padi, ia mengatakan bahwa ia kurang memahami tentang etika konsumsi dalam islam secara detail , begitu pula yang dikemukakan oleh DS anak seorang pedagang. Akan tetapi R dan DS memahami secara umum etika konsumsi dalam Islam

46 Wawancara terhadap El pada tanggal 3 maret 2018

47Wawancara terhadap C,J dan D dan pada tanggal 3 maret 2018

. kebutuhan yang dianggap primer bagi R adalah makanan dan juga pakain. Menurut R pakaian sekarang adalah mutlak yang harus di konsumsi, karena selain sebagai penunjang belajar, pakaian merupakan bentuk trend yang selalu di ikuti oleh anak muda sekarang.dalam hal ini uang saku pemberian orang tuanya berkisar dari 750.000-/bulan sedangkan DS diberi uang saku sekitar 900.000- /bulan.mereka suka membeli barang seperti pakaian yang hampir sama modelnya misalkan kemeja ataupun model gamis yang sebenarnya mereka sudah memiliki hanya terkadang warna dan modelnya agak berbeda. Sebenarnya mereka sadar sikap yang sering berlebihan akan hal tersebut tidak baik tetapi keinginan mereka yang sulit untuk dihilangkan. Mereka menganggap hal seperti itu wajar manusiawi.

Untuk membeli pakaian, Rdan DS selalu memanfaatkan iklan sebagai alat memperoleh informasi mengenai model baju terbaru. R mengatakan bahwa ia membeli pakaian minimal 3 dalam sebulan, sedangkan D membeli minimal 1 dan maksimal tidak menentu.48

Wawancara yang dilakukan oleh penulis yang bertemu dengan sumber informan yang berinisial AN,B, dan CT mengungkapkan perilaku konsumen itu merupakan pemakaian barang dan jasa.

Menurut penuturan A dan B yang mana adalah anak seorang petani, sedangkan CT adalah anak seorang PNS. B menyatakan membeli

48 Wawancara terhadap R dan DS pada tanggal 4 juni 2018

pakain hanya ketika akan lebaran saja Mereka mengatakan bahwa mereka tidak selalu terpengaruh oleh iklan ataupun hal lainnya karena mereka juga tidak merupakan anak kost mereka diberikan uang saku rata-rata 400.000-450.000-/bulan, itu pun ia gunakan fokus untuk biaya kuliah seperti fotokopy,nge-print tugas dan uang bensin.49

Dari beberapa wawancara yang telah dilakukan oleh penulis, didapatkan hasil dari beberapa mahasiswa yang telah diwawancara ada yang mengetahui konsep konsumsi yang secara Islam yaitu ketika membeli pakaian harus menutup aurat dan juga tidak terlalu berlebihan.

2. Pembahasan.

Pada hakekatnya konsumsi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perilaku manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup yaitu sandang, pangan, dan papan.. jika dipandang secara khusus, maka sering kali konsumsi hanya terbatas pada pola makan dan minum. Namun, apabila cakupan konsumsi diperluas akan ditemukan konsep bahwa konsumsi merupakan segala aktivitas yang dilakukan untuk mendapatkan kepuasan atau pnggunaan suatu produk sehingga mengurangi atau menghabiskan daya guna produk tersebut. Seperti memanfaatkan mesin cuci dan memakai pakaian termasuk dalam konsep konsumsi.50 Dalam Islam selalu mengajarkan konsep hemat

49Wawancara terhadap A,B dan C pada tanggal 4 juni 2018

50Dwi Suwiknyo, Kompilasi Tafsir Ayat-Ayat Ekonomi Islam, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar), h.148

dan tidak boleh berlebih-lebihan serta kesederhanaan merupakan kunci utama untuk kegiatan konsumsi.

Kebijakan dalam membelanjakan harta juga sama pentingnya dengan mengikuti etika maupun prinsip dalam Islam, karena kebijakan dalam membelanjakan harta akan menentukan apakah seseorang termasuk dalam konsumen yang bersifat konsumtif atau tidak berdasarkan perilaku konsumen yang dilakukan.

Setelah penulis mendapatkan informasi dari narasumber kemudian untuk selanjutnya penulis uraikan dengan etika konsumsi dalam Islam. Etika berasal dari kata yunani ethos, yang dalam bentuk jamaknya (tha etha) berarti adat istiadat atau kebiasaan. Dalam pengertian ini, etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun pada suatu masyarakat atau kelompok masyarakat yang diwariskan dari satu orang ke orang lain atau dai satu generasi ke generasi yang lain.51 Sedangkan konsumsi mempunyai makna sebagai penggunaan barangdan jasa untuk memuaskan kebutuhan manusiawi.52

Etika Islam tentang konsumsi ini diarahkan kepada pihak konsumen bukan pada pihak produsen. Konsumen hendaknya membelanjakan harta sesuai dengan kebutuhannya tanpa berlebih-lebihan dan menghindari pembelanjaan yang dapat

51Muhammad Djakfar, Etika Bisnis, (Jakarta : Penebar Plus, 2012),h.14

52 Suherman Rosyidi, pengantar Teori Ekonomi,(Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2001) ,h.147

mengakibatkan tabzir ( pemborosan). Selain itu Islam juga menganjurkan hidup sederhana dan menjauhi hidup yang mewah.53

Berdasarkan hasil wawancara dari peneliti terhadap F, bahwa F ini selalu mengutamakan penampilan agar terlihat tampil lebih percaya diri baik untuk dirinya sendiri maupun berada dihadapan teman- temannya. Hal tersebut ia ungkapkan apabila ia membeli pakaian dalam satu bulan dapat ia beli sekitar 3-4 kali. Dalam hal ini ada factor yang mempengaruhi atas perilaku F, seperti faktor pribadi yakni keputusan pembeli yang juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, dan juga dipengaruhi oleh faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga serta peran dan status sosial.

Suatu tindakan yang dilakukan oleh F ini mengarah dari perilaku konsumen menuju perilaku konsumtif. Dimana indikator salah satu dari perilaku konsumtif adalah pembelian yang tidak rasional artinya pembelian yang lebih didasari oleh sifat emosional karena adanya dorongan untuk mengikuti orang lain atau berbeda dari orang lain serta adanya perasaan bangga.

Hasil wawancaara terhadap JN yang dilakukan peneliti maka didapatkan peryataan yang mana JN ini merupakan salah satu konsumen yang cenderung konsumtif tidak terkecuali AY yang juga konsumen yang menuju konsumtif. Mereka mengungkpakan bahwa pakaian merupakan

53Aziz ,Etika Bisnis Persepektif Islam,171 Dikutip Oleh Abd. Ghafur, Konsumsi Dalam Islam, Di Unduh Pada Tanggal 10 Oktober

suatu kebutuhan yang mutlak juga tidak ingin tertinggal dengan teman dan lebih suka mengitkuti trend dan mode . Mereka sering membeli pakaian dalam 1 bulan minimala 3 kali dan maksimal tidak menentu.

Faktor dari iklan dan pengaruh teman yang utama membuat mereka seperti itu. Suatu tindakan yang dilakukan oleh JN dan AY ini mengarah dari perilaku konsumen menuju perilaku konsumtif. Dimana indikator salah satu dari perilaku konsumtif adalah pembelian yang tidak rasional artinya pembelian yang lebih didasari oleh sifat emosional karena adanya dorongan untuk mengikuti orang lain atau berbeda dari orang lain serta adanya perasaan bangga.

Namun mereka juga berpendapat bahwa pakaian secara Islam itu haruslah tertutup auratnya dan tidak berlebihan. Bahkan jika memiliki uang lebih tidak seharusnya dihambur-hamburkan melainkan menyisihkan sedikit untuk disedekahkan bagi yang kurang mampu. Namun hal tersebut masih belum mereka terapkan.

Hasil wawancara terhadap AZ yang dilakukan peneliti maka didapatkan pernyataan yang mana AZ ini merupakan salah satu konsumen pakaian juga. Ia mengungkapkan bahwa ketika membeli suatu barang terutama pakaian yang pertama ia lihat adalah bahan daripada barang tersebut bukan hanya dilihat dari modelnya saja, namun kualitas bahan harus diperhatikan. AZ selalu menggunakan iklan maupun promosi sebagai informasi untuk mendapatkan pakaian. Selain itu factor

lingkungan pengaruh bagi dirinya. Senada yang diungkapkan AZ bahwa S juga sama pendapatnya dengan AZ.

S juga mengungkapkan bahwa uang saku yang diberikan oleh orang tuanya selain untuk keperluan kuliah ia juga gunakan untuk kepentingan lainnya. Salah satunya adalah untuk membeli pakaian. S berpendapat ketika melihat barang yang bagus ia langsung membelinya.

Hal ini merupakan perilaku yang masuk dalam indikator pembelian secara impulsif yakni pembelian yang semata-mata hanya didasari oleh hasrat yang tiba-tiba atau keinginan sesaat, tanpa melalaui pertimbangan dan perncanaan serta keputusan dilakukan ditempat pembelian.

EL merupakan salah satu pengguna barang maupun jasa. Ia juga sering membeli pakaian karena iklan maupun teman dikampusnya.

Bahkan demi kepentingannya ia terrkadang meminjam uang kepada temannya hanya untuk sekedar membeli barang yang diinginkannya.

Meskipun ia juga tahu bahwa akan berdampak buruk terhadap keuangannya nantinya.

Dalam hal ini ada faktor yang mempengaruhi perilaku EL yakni adanya faktor psikologi salah satunya motivasi yang bersifat psychogenic yaitu kebutuhan yang muncul dari tekanan psikologis seperti kebutuhan akan pengakuan , penghargaan atau rasa keanggotaan kelompok, dan juga faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga serta peran dan status sosial.

Dalam dokumen PDF SKRIPSI - Metrouniv.ac.id (Halaman 37-43)

Dokumen terkait