• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEKNIK ANALISIS DATA

Dalam dokumen pengaruh model pembelajaran cooperative (Halaman 46-50)

BAB III METODE PENELITIAN

H. TEKNIK ANALISIS DATA

Untuk penganalisaan data dalam penlitian ini di gunakan uji statistik parametris dengan menggunakan t–tes. Tetapi sebelumnya di lakukan uji normalitas dan uji homoginitas sebagai syarat dapat di laksanakan analisis data.

1. Uji Prasyarat

Adapun uji prasarat yang digunakan dalam teknik analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Uji normalitas

Uji normalitas data adalah bentuk pengujian tentang ke normalan distribusi data. Tujuan dari uji ini adalah untuk mengetahui apakah data yang terambil merupakan data terdistribusi normal atau bukan. Maksud dari data terdistribusi normal adalah data yang akan mengikuti bentuk distribusi normal dimana data memusat pada nila rata- rata dan median. Rumus yang di gunakan adalah rumus kai kuadrat (chi square) dengan simbol X2.42Adapun prosedur pengujian normalitas data sebagai berikut:43

1) Manentukan rata-rata 2) Menentukan standar deviasi

3) Membuat daftar frekuensi observasi dan frekuensi ekspetasi

 Banyak kelas interval (aturan sturges)

K = 1 + 3,3 log (n), dengan n banyaknya rsponden data

42 Alfira Mulya Astuti, Statistika Peneltian, (Mataram; Insan Madani Publishing Mataram, 2016), hlm. 61- 62.

43 Subana, Statistik Pendidikan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2005), hlm. 124.

32

 Rentang = skor terbesar – skor terkecil

 Panjang kelas interval (P) = 4) Menghitung harga X2 dengan menggunakan rumus ;

Dimana :

x2 : Harga kai kuadrat (chi square) Oi : Frekuensi Observasi

Ei : Frekuensi harapan 5) Kriteria pengujian normalitas

Ho ditolak jika x2 hitung ≥ x2 tabel

Ho diterima jika x2 hitung ≤ x2tabel

6) Kesimpulan

Jika x2hitung ≤ x2tabel : Sampel berasal dari populasi berdistrubusi normal jika x2hitung ˃ x2tabel : sampel berasal dari populasi berdisribusi tidak normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data homogen (sama) atau tidak. Populasi-populasi dengan Varians yang sama besar dinamakan populasi dengan varians homogen. Uji homogenitas dilakukan menggunakan uji fisher.44

1. Cari Fhitung dengan menggunakan rumus:

Keterangan:

= Varians terbesar

44 Ibid. hlm. 63-64.

33 = Varians terkecil

Kriteria pengambilan keputusan

Jika F hitung < Ftabel maka Ho diterima (homogen) Jika F hitung ˃ Ftabel maka Ho ditolak (tidak homogen) 2. Uji hipotesis

Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas, maka untuk menguji data yang diperoleh yang digunakan rumus t-test. Uji hipotesis ini digunakan untuk mengetahui adanya perbandingan hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe cooperative script dan siswa yang diajarkan menggunakan pembelajaran konvensional. Rumus t-test yang digunakan untuk pengujian yaitu.45

t = ̅ ̅

dengan derajat kebebasan dk = ( + - 2) Kriteria keputusan

Jika t-hitung≤ t-tabel, maka Ho ditolak Jika t-hitung > t-tabel, maka Ho diterima Adapun langkah – langkah analisis t-test : a. Merumuskan hipotesis

Berdasarkan dari hipotesis yang dibuat maka pengujian hipotesis dengan uji dua pihak :

1) Memilih rumus uji t yang digunakan setelah melakukan uji normalitas dan uji homogenitas terhadap data, selanjutnya adalah melakukan pengujian hipotesis menggunakan uji-t yang tepat sesuai dengan kriteria di atas.

45 Ibid, hlm. 73-79.

34 2) Analisis data

Menemukan hasil thitung tersebut dibandingkan dengan ttabel dengan derajat kebebasan (dk) sesuai dengan ketentuan dari masing- masing rumus uji- t yang digunakan.

3) Membuat keputusan

Jika t tabel = t hitung t tabel, maka di terima jika nilai berada dalam interval dan ditolak jika nilai berada diluar interval.

4) Menarik kesimpulan.

35 BAB IV

A.Hasil Penelitian 1. Validasi Instrumen

1) Validitas Instrumen Tes

Instrumen penelitian yang berupa soal uraian sebelum digunakan untuk pengambilan data hasil belajar, terlebih dahulu dilakukan uji validitas. Uji coba diberikan kepada 20 orang siswa kelas XI MA Darul Aman Selagalas dan selanjutnya dilakukan uji validitas butir soal. Uji validitas dilakukan untuk memperoleh data yang valid (Sahih) terhadap instrumen yang telah dibuat sebanyak 10 soal. Adapun kriteria kevalidan data, yaitu:

 Jika rhitung ≥ rtabel = valid

 Jika rhitung ≤rtabel = tidak valid

Berikut data hasil Uji validasi soal yang diukur pada taraf sognifikan 5% dapat dilihat pada tabel 4.1, yaitu:

Tabel 4.1 Data Hasil Analisis Uji Validitas Soal Uraian No

Soal

rxy rtabel Keputusan

1 -0.09324 0,444 Tidak Valid

2 0.459075 0,444 Valid

3 0.526406 0,444 Valid

4 0.019153 0,444 Tidak Valid

5 0.484841 0,444 Valid

6 0.522136 0,444 Valid

7 0.441548 0,444 Tidak Valid

8 0.472 0,444 Valid

9 0.334968 0,444 Tidak Valid

10 0.562858 0,444 Valid

35

36

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 10 soal ternyata terdapat 6 soal yang dinyatakan valid dikarenakan rxy ≥ rtabel dan 4 soal dinyatakan tidak valid karena rxy rtabel .

2) Reliabilitas Instrumen Tes

Setelah Instrumen (soal) diuji validitas, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur sejauh mana suatu alat dapat memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya untuk mengtahui kemampuan seseorang. Adapun kriteria pengujian reliabilitas, yaitu:

 Jika rhitung ≥ rtabel = reliabel

 Jika rhitung rtabel = tidak reliabel

Berikut data hasil Uji validasi soal yang diukur pada taraf sognifikan 5% dapat dilihat pada tabel 4.2, yaitu:

Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabilitas

Stastistik Data

Responden 20

Soal 10

rhitung 0,504

rtabel 0,444

Kesimpulan rhitung ≥ rtabel

reliabel

Berdasarkan hasil analisis uji reliabilitas yang telah dilakukan didapatkan sebesar rhitung= 0.504 dimana rtabel= 0,444 dengan taraf signifikan 5 %. Nilai ri rtabel sehingga soal dikatakan reliabel.

3) Taraf Kesukaran

Setelah melakukan uji reliabilitas, selanjutnya dilakukan uji taraf kesukaran soal. Uji taraf kesukaran soal dilakukan untuk mengetahui tingkat kesulitan soal, karena soal yang baik adalah soal

37

yang tidak terlalu sukar (sulit) dan tidak terlalu mudah. Berikut data hasil uji taraf kesukaran soal yang dapat dilihat pada tabel 4.3, yaitu:

Tabel 4.3 Data Hasil Uji Taraf Kesukaran No

Soal

TK Kriteria Kesimpulan

1 0,33 0,00 – 0,30

Sukar 0,31 – 0,70

Sedang 0,71 – 1,00

Mudah

Sedang

2 0,32 Sedang

3 0,31 Sedang

4 0,30 Sukar

5 0,28 Sukar

6 0,94 Mudah

7 0,59 Sedang

8 0,82 Mudah

9 0,91 Mudah

10 0,51 Sedang

Berdasarkan keterangan dari tabel diatas, klasifikasi tingkat kesukaran soal nomor 8,9 bersifat mudah (0,70 – 1,00), soal nomor 1,2,3,4,7,10 bersifat sedang (0,30 – 0,70), dan soal nomor 4,5 bersifat sukar (0,00 – 0,30).

2. Pengumpulan Data a. Data Observasi

Nilai awal yang didapatkan dari observasi bertujuan untuk mengetahui homogenitas kedua kelas sebelum diberikan perilakuan.

Berdasarkan nilai awal diperoleh data bahwa nilai rata-rata untuk kelas eksperimen 75,66 dan kelas kontrol 80,83. Hasil nilai awal kedua kelas dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini.

Tabel 4.4 Nilai Observasi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Kelas Jumlah

Siswa

Nilai Tertinggi

Nilai Terendah

Rata-rata

Ekaperimen 30 90 55 75,66

Kontrol 12 90 55 80,83

38

Pengujian homogenitas dilakukan pada data nilai awal siswa kelas X A dan kelas X B yang diambil dari nilai ulangan harian pada materi tata nama senyawa (nilai observasi) untuk mengetahui kemampuan awal siswa baik siswa kelas eksperimen dan kontrol sebelum diberikan perlakuan. Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini.

Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Nilai Observasi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Kelas Jumlah Siswa

S2 (Varians )

Fhitung Ftabel Kriteria

Ekspeimen 30 166,78 1,48 2,6 Homogen

Kontrol 12 112,88

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Fhitung≤ Ftabel yaitu 1,48 2,6. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki kemampuan awal yang sama dengan taraf signifikan 5%.

b. Post-test

Berdasarkan hasil tes dalam hal ini post-test yang telah diberikan kepada kelas eksperimen XA dan kelas kontrol XB. Hasil nilai posttest kedua kelas dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini.

Tabel 4.6 Data Post-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas Jumlah Siswa Nilai

Tertinggi

Nilai Terendah

Rata-rata

Eksperimen 29 100 62 82,62

Kontrol 12 90 45 73

Dari tabel 4.6 di atas terlihat bahwa kelas eksperimen memiliki nilai tertinggi 100, nilai terendah 62 dan mempunyai nilai rata-rata 82.62 Sedangkan pada kelas kontrol nilai tertinggi 90, nilai terendah

39

45 dan nilai rata-rata 73,41. Dari rata-rata nilai dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dari pada nilai rata-rata kelas kontrol.

3. Analisis Data

Dalam suatu penelitian, analisis data merupakan salah satu langkah yang harus dilakukan peneliti setelah semua data yang diperoleh dalam penelitian terkumpul. Adapun langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam analisis data adalah sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Sebelum uji hipotesis dilakukan, terlebih dahulu peneliti melakukan uji normalitas data. Karena uji normalitas ini merupakan uji prasyarat yang harus dipenuhi sebelum menggunakan uji parametrik. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari lapangan berdistribusi normal atau tidak. Adapun hasil perhitungan pada tabel 4.7 hasil uji normalitas dengan menggunakan Chi Square (x2) adalah sebagai berikut:

Tabel 4.7 Data Hasil Uji Normalitas

Kelas x2 hitung x2 tabel Kriteria

Eksperimen 4,18 11,07 Normal

Kontrol 1,19 9,48 Normal

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa x2hitung kelas eksperimen adalah 4,18 menunjukan bahwa data kelas eksperimen berdistribusi normal karena memenuhi kriteria x2 hitung ≤ x2tabel (4,18

≤ 11,07). Sedangkan hasil x2 hitung untuk kelas kontrol menunjukan

40

bahwa data kelas kontrol berdistribusi normal karena memenuhi kriteria x2 hitung ≤ x2tabel (1,19 ≤ 9,48).

2. Uji Homogenitas

Setelah kedua sampel penelitian dinyatakan berdistribusi normal, selanjutnya dilakukan pengujian homogenitas dengan uji perbedaan varians dengan menggunakan uji Fisher. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang ditetapkan berasal dari populasi yang memiliki varians yang relatif sama. Adapun kriteria penerimaan bahwa suatu data (sampel) dinyatakan homogen atau tidak dengan rumusan sebagai berikut:

 Jika Fhitung ≤ Ftabel maka sampel homogen

 Jika Fhitung Ftabel maka sampel tidak homogen

Berikut data hasil Uji Homogenitas soal dapat dilihat pada tabel 4.8, yaitu:

Tabel 4.8 Data Hasil Uji Homogenitas Kelas Jumlah

Siswa

S2 (varians)

Fhitung Ftabel Kriteria

Eksperimen 29 85,10 2,10 2,61 Homogen

Kontrol 12 178,81

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa Fhitung adalah 2,10 sedangkan Ftabel 2,61 maka data homogeny karena Fhitung ≤ Ftabel. 3. Uji Hipotesis

Dalam penelitian ini, setelah mengetahui bahwa data berdistribusi normal, selanjutnya dilakukan uji hipotesis untuk

41

mengetahui apakah hipotesis diterima atau ditolak. Pengujian hipotesis tersebut akan diuji-t dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

 Jika thitung ≤ ttabel, maka Ha diterima

 Jika thitung ˃ ttabel, maka Ha ditolak

Adapun langkah-langkah pengujian hipotesisnya adalah sebagai berikut:

a. Merumuskan hipotesis

Ha: Model pembelajaran cooperative script berpengaruh terhadap hasil belajar siswa MA Darul Aman Selagalas.

b. Menetukan Level of Significance sebesar 5 % c. Menentukan rumus statistik t-test

Dalam penelitian ini rumus statistik t-test yang digunakan adalah pooled varians. Hal ini dikarenakan sampel yang digunakan dua kelompok dimana n1 n2 dan varians homogen ( = ) dengan derajat kebebasan (dk) = n1 + n2 – 2, dimana n adalah banyaknya sampel, dengan n1 = 29 dan n2 = 12 sehingga dk = 29 + 12 – 2 = 99. Adapun hasil perhitungan uji hipotesis pada tabel 4.9 di bawah ini.

Tabel 4.9 Data Hasil Statistik t-test Kelas Jumlah

Siswa

Rata- rata

S2 (Varians)

Thitung Ttabel Kriteria

Eksperimen 29 81,62 85,10 2,26 2,02 Ha

diteriama

Kontrol 12 73,41 178,81

42

Berdasarkan tabel di atas, hasil statistik t-test menggunakan pooled varians menunjukkan bahwa t-hitung yang diperoleh adalah 2,26 dan t-tabel yang diperoleh adalah 2,02.

d. Menentukan kriteria pengujian dan penarikan kesimpulan

Berdasarkan kriteria keputusan apabila thitung ≥ t-tabel dalam penelitian ini t-hitung = 2,26 ≥ ttabel = 2,02, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Berarti model pembelajaran cooperative script berpengaruh terhadap hasil belajar kimia kelas X MA Darul Aman Selagalas Tahun Pelajaran 2018/2019.

B.Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran cooperative script terhadap hasil belajar kimia siswa MA Darul Aman Selagalas Tahun Ajaran 2018/2019. Dalam proses kegiatan belajar mengajar seorang pendidik dituntut untuk merencanakan dan menggunakan model yang cocok sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Tujuan seorang pendidik menggunakan model pembelajaran untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa belajar sehingga tercapainya hasil belajar yang optimal.

Penelitian ini dilaksanakan pada hari selasa 22 april sampai 21 Mei 2019 di MA Darul Aman Selagalas. Adapun yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XA yang berjumlah 29 orang, dan kelas XB yang berjumlah 12 orang. Disaat peneliti melakukan observasi awal dikelas XA jumlah siswanya 30 orang. Penelitian ini dilakukan sepenuhnya oleh peneliti.

Dalam penelitian ini, data yang diperoleh dari hasil belajar peserta didik

43

melalui tes yang dilakukan setelah semua materi yang diajarkan selesai yakni materi Hukum-hukum dasar kimia.

Analisis data pada penelitian ini guna mengetahui adanya pengaruh model pembelajaran cooperative script terhadap hasil belajar kimia siswa kelas X MA Darul Aman Selagalas adalah menggunakan uji-t namun sebelum menggunakan uji ini data penelitian harus diuji prasarat yaitu uji homogenitas dan uji normalitas. Hasil uji normalitas data nilai kelas eksperimen sebanyak 4,18 sedangkan nilai kelas kontrol sebanyak 1,19. Karena nilai kedua kelas lebih kecil dari xtabel maka data hasil belajar kelas tersebut dinyatakan berdistribusi normal. Selain data dinyatakan berdistribusi normal selanjutnya adalah uji homogenitas. Hasil uji homogenitas data hasil belajar diperoleh Fhitung = 2,10 dan Ftabel = 2,61 sehingga dapat dinyatakan homogen karena Fhitung < Ftabel.

Data yang sudah melalui uji prasyarat normalitas dan homogenitas serta telah dinyatakan berdistribusi normal dan homogen, maka dapat dilanjutkan dengan analisis uji-t. Hasilnya untuk uji-t diperoleh thitung = 2,26 dan ttabel = 2,02 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang positif dengan model pembelajaran cooperative script terhadap hasil belajar kimia kelas X MA Darul Aman Selagalas.

Berdasarkan data hasil belajar yang diperoleh oleh kelas eksperimen dan kelas kontrol terdapat perbedaan. Hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran cooperative script sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas eksperimen sebanyak 81,26 sedangkan nilai rata-rata kelas

44

kontrol 73,41. Tingginya hasil belajar siswa pada kelas eksperimen disebabkan karena dalam pelaksanaan proses pembelajaran partisipasi siswa dalam menyelesaikan masalah saat diskusi cukup optimal. Dengan adanya pergantian posisi atau bertukar peran saat kegiatan diskusi berlangsung hal ini membuat semua siswa ikut aktif dalam kegiatan diskusi, sehingga hal ini berdampak positif terhadap keaktifan dan keterlibatan siswa dalam kegiatan diskusi, serta membuat siswa semakin semangat untuk belajar. Oleh karena itu, siswa lebih memahami materi pelajaran sehingga hasil belajar yang didapat tinggi (diatas KKM).

Pelaksanaan pembelajaran pada kelas kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional, dimana guru dalam memberikan materi hanya menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran guru berpedoman pada RPP. Dalam kegiatan pembelajaran menggunakan model ceramah, sebagian siswa tidak terlalu memperhatikan penyampaian materi dari guru karena proses penyampaian yang cenderung membuat siswa jenuh, kurang memahami akan materi yang diajarkan, hal ini disebabkan kurangnya perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran. Hal ini berdampak kepada nilai hasil belajar siswa yang kurang bagus.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Didimus yang menyatakan bahwa (model pembelajaran cooparative script dan NHT) dapat meningkatkan nilai hasil belajar siswa.46 Dan penelitian model

46 Didimus, Gabungan Model Pembelajaran Cooparative Script dan TPS Mampu Memberdayakan Hasil Belajar Kognitif Biologi, Jurnal Pendidikan Biologi, Volume 10, No.

2,tahun 2007, hlm. 14.

45

pembelajaran cooperative script oleh Irma, Sanjaya dan Rodi Edi sangat berpengaruh terhadap nilai hasil belajar siswa.47

47 Irma Tiara, dkk, Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Script Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA NEGERI 3 Tanjung Raja, Jurnal Pendidikan Kimia, Tahun 2013, HLM. 162.

46 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran cooperative script terhadap nilai hasil belajar kimia siswa. Hal ini terbukti dari hasil uji t yang dilakukan dimana thitung ttabel atau 2,26 2,02.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpulkan di atas, maka dapat diajukan saran-saran untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran kimia, yaitu:

1. Diharapkan kepada siswa memperbanyak pengalaman belajar yang didapat dari lingkungan sekitar, serta memotivasi dirinya sendiri untuk giat dalam belajar di sekolah maupun belajar di rumah.

2. Diharapkan bagi pembaca, skripsi ini dapat menjadi gambaran informasi dan masukan tentang model pembelajaran cooperative script terhadap hasil belajar siswa pada pelajaran kimia, khususnya materi hukum-hukum dasar kimia.

3. Bagi peneliti selanjutnya yang berkenan ingin melakukan penelitian yang sama, skripsi ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam mengembangkan penelitian yang berhubungan dengan variabel- variabel yang mempengaruhi hasil belajar.

46

47 DAFTAR PUSTAKA

A’la, Miftahul, Quantum Teaching, Diva Press: Jakarta, 2011.

Alfina Mulya Astuti, Statistika Peneltian, Mataram; Insan Madani Publishing Mataram, 2016.

Arief, Media Pendidikan:pengertian, pengembangan dan pemanfaatannya, Jakarta; Rajaagrafindo Persada: 1996.

Aris, Shoimi, 68 Model Pembelajaran Inovatif dan Kurikulum 2013. Yogyakarta:

Ar-Ruzz Media, 2014.

Arikunto Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pedidikan, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2016.

Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2010.

Bahtiar, Strategi Belajar Mengajar Sians (IPA). Mataram: Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram; 2015.

Didimus, Gabungan Model Pembelajaran Cooparative Script dan TPS Mampu Memberdayakan Hasil Belajar Kognitif Biologi, Jurnal Pendidikan Biologi, Volume 10, No. 2,tahun 2007.

Djamarah, Srategi Belajar Mengajar, Jakarta; Rineka Cipta, 1994.

Fatmawati, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap Hasil Belajar IPA pada Peserta Didik Kelas IV MIN Bontosunggu Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa, Skripsi, Makasar: FTK UIN Alauddin Makasar, 2017.

Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo, 2011.

Irma Tiara, dkk, Pengaruh Penerapan Model Cooparative Script Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA NEGERI 3 Tanjung Raja, Jurnal Pendidikan Kimia, Tahun 2013.

Muchtaridi, kimia 1, Jakarta; yudistira, 2016.

Ni ketut Suryani, Pengaruh Model Pembelajaran Cooparative Script Terhadap Hasil Belajar Sosiologi ditinjau dari Motivasi Berprestasi siswa Kelas X SMA PGRI 1 Amlapura, Universitas Ganesha: E-Journal Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha vol. 4, 2013.

47

48

Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Pendidikan Dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif dan Berkualitas, Jakarta:

Kencana, 2009.

Riyanto Yatim, Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi Bagi Guru/Pendidik Dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R dan D), Bandung: Alfabeta, 2014.

Suprijono Agus. Cooparative Learning, Yogyakarta; Pustaka Belajar, 2010.

Suprijono Agus, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2014.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung; Alfabeta 2018.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung : Alfabeta, 2014.

Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2016.

Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2007 Susanto Ahmad, Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar, Jakarta:

Kencana, 2013.

Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Iovatif, Sudiarjo : Masmedia Buana Pustaka, 2009.

Syah Muhibbin, Psikologi Belajar Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada, 2003.

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Prosegresif, Jakarta: Kencana, 2010.

1

SILABUS

Nama Sekolah : SMA Mata Pelajaran : KIMIA Kelas/Semester : X/2

Standar Kompetensi : Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam perhitungan kimia (stoikiometri) Alokasi Waktu : 20 jam (untuk UH 4 jam)

Kompetensi dasar Materi

Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian

Alokasi Waktu

Sumber/

bahan/alat

2.11 Mendeskripsikan tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana serta persamaan reaksinya.

Tata nama senyawa

Menentukan senyawa biner (senyawa ion) yang terbentuk dari tabel kation (golongan utama) dan anion serta memberi namanya dalam diskusi kelompok.

Menentukan nama senyawa biner yang terbentuk melalui ikatan kovalen.

Menentukan nama senyawa poliatomik yang terbentuk dari tabel kation (golongan utamadan NH4+) dan anion poliatomik serta memberi namanya dalam diskusi kelompok.

Menyimpulkan aturan pemberian nama senyawa biner dan poliatomik.

Menginformasikan nama beberapa senyawa organik sederhana.

Menuliskan nama senyawa biner

Menuliskan nama senyawa poliatomik

Menuliskan nama senyawa organik sederhana

Jenis tagihan Tugas individu kuis

Ulangan

Bentuk instrumen Tes tertulis

2 jam Sumber Buku kimia Lembar kerja siswa Lampiran 1

2 Kompetensi dasar Materi

Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian

Alokasi Waktu

Sumber/

bahan/alat

Persamaan

reaksi sederhana Mendiskusikan cara menyetarakan reaksi.

Latihan menyetarakan persamaan reaksi.

Menyetarakan reaksi sederhana dengan diberikan nama-nama zat yang terlibat dalam reaksi atau sebaliknya

4 jam

3.11 Membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hukum- hukum dasar kimia melalui percobaan serta menerapkan konsep mol dalam menyelesaikan perhitungan kimia.

4.11 mengolah dan menganalisis data terkait massa atom relatif, dan massa

Hukum dasar kimia

Hukum Lavoisier

Hukum Proust

Hukum Dalton

Hukum Gay Lussac

Hukum Avogadro

Merancang dan melakukan percobaan untuk membuktikan hukum Lavoisier, dan hukum Proust di laboratorium.

Menarik kesimpulkan dari data hasil percobaan.

Membuktikan Hukum Lavoisier melalui percobaan

Membuktikan hukum Proust melalui percobaan

Jenis tagihan Tugas individu Tugas kelompok Ulangan

Bentuk instrumen Tes tertulis,

Performans (kinerja dan sikap) Laporan tertulis.

2 jam Sumber Buku kimia

Bahan Lembar kerja, alat dan bahan untuk

percobaan.

3 Kompetensi dasar Materi

Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian

Alokasi Waktu

Sumber/

bahan/alat molekul relatif, hukum-

hukum dasar kimia, dan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia.

Mendiskusikan data percobaan untuk membuktikan hukum Dalton, hukum Gay Lussac dan hukum Avogadro dalam diskusi kelompok di kelas.

Menghitung volume gas pereaksi atau hasil reaksi berdasarkan hukum Gay Lussac.

Menemukan hubungan antara volum gas dengan jumlah molekulnya yang diukur pada suhu dan tekanan yang sama (hukum Avogadro).

Menganalisis senyawa untuk membuktikan berlakunya hukum kelipatan perbandingan (hukum Dalton)

Menggunakan data percobaan untuk membuktikan hukum perbandingan volum (hukum Gay Lussac).

Menggunakan data percobaan untuk membuktikan hukum hukum Avogadro.

Jenis tagihan Tugas individu Tugas kelompok Ulangan

Bentuk instrumen Tes tertulis

2 jam

Perhitungan kimia

Diskusi informasi konsep mol.

Menghitung jumlah mol, jumlah partikel, massa dan volum gas, menentukan rumus empiris, rumus molekul, air kristal, kadar zat dalam senyawa, dan pereaksi pembatas.

Mengkonversikan jumlah mol dengan jumlah partikel, massa, dan volum zat.

Menentukan rumus empiris dan rumus molekul

Menentukan rumus air kristal

Menentukan kadar zat dalam suatu senyawa.

Menentukan pereaksi pembatas dalam suatu reaksi

Menentukan banyak zat pereaksi atau hasil reaks

6 jam

Dalam dokumen pengaruh model pembelajaran cooperative (Halaman 46-50)

Dokumen terkait