• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Penelitian

a. Bentuk Kreativitas Guru di Masa Pandemi Covid-19 pada Kelas V SD Inpres Sero

Penelitian ini memfokuskan pada guru dan siswa kelas V sebagai narasumber yang kemudian diberikan beberapa pertanyaan oleh pewawancara. Kreativitas guru di masa pandemi covid-19 adalah cara yang dilakukan oleh guru untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan metode atau strategi mengajar yang menyenangkan dengan tujuan untuk menghilangkan kejenuhan serta membangkitkan mina belajar

pada peserta didik yang disesuikan dengan kondisi pembelajaran saat ini dimana semua aktivitas pembelajaran dialihkan ke dalam sistem daring atau pembelajaran secara online. Selain metode dan strategi mengajar yang perlu diperhatikan pula yaitu guru juga harus mampu memanfaatkan media yang ada. Dengan adanya media maka hal tersebut juga bisa lebih menunjang dalam proses belajar. Bukan hanya metode, strategi serta media yang diperlukan dalam mengajar, akan tetapi yang juga berperan penting dalam hal mengajar yaitu guru harus memiliki variasi dalam mengajar sehingga peserta didik tidak akan merasa jenuh dalam belajar. Variasi mengajar yang dilakukan oleh guru akan menarik minat peserta didik untuk mengikuti pelajaran dengan baik, sehingga peserta didik dapat menerima pelajaran dengan baik walaupun dibatasi situasi pandemi covid-19.

Menurut Rahmawati, S.Pd selaku walikelas V SD Inpres Sero ketika ditanya apakah menggunakan model/metode/strategi/pendekatan pembelajaran pada saat mengajar selama pandemi covid-19, ia mengatakan bahwa:

“Selama proses pembelajaran online, tidak ada model pembelajaran yang digunakan, dikarenakan kendala beberapa siswa dan kesiapan teknologi yang kurang memadai sehingga beberapa sintaks dari model pembelajaran tidak terlaksana.”

Cara guru dalam mengatur proses pembelajaran yang terjadi merupakan salah satu aspek terpenting agar peserta didik dapat memahami

isi materi yang disampaikan oleh guru dan menghindarkan siswa dari rasa bosan mengikuti pembelajaran. Menurut Rahmawati, S.Pd ketika ditanya bagaimana cara mengajar selama pembelajaran online, ia menuturkan bahwa:

“Selama proses pembelajaran online ini, setiap kelas akan dimulai, siswa diarahkan untuk mengisi daftar hadir melalui google form yang telah dibuat, kemudian diberikan materi dalam bentuk pdf atau hanya mengarahkan siswa untuk membaca buku tema sesuai dengan materi yang dibelajarkan pada hari itu, kemudian diberikan tugas dan dikumpulkan sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan.”

Dimasa pandemi covid-19 ini, teknologi sangat diperlukan agar pekerjaan tetap dapat terlaksana, begitupun juga dalam dunia pendidikan.

Handphone merupakan salah satu teknologi yang sangat diperlukan agar pembelajaran dapat terlaksana. Menurut Rahmawati, S,.Pd ketika ditanya apakah semua peserta didiknya memiliki handphone, ia menuturkan bahwa:

“Hampir 90% siswa telah memiliki handphone pribadi khususnya dikelas V, untuk sisanya belum memiliki handphone dan masih menggunakan miliki orangtuanya yang digunakan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.”

Kepemilikan teknologi khususnya handphone menjadi salah satu kendala tersendiri bagi peserta didik yang memiliki ekonomi kalangan bawah. Beberapa peserta didik belum memiliki handphone pribadi sehingga proses pembelajarannya menjadi terhambat. Menurut Rahmawati, S.Pd ketika bagaimana cara mengatasi peserta didik yang tidak memiliki

handphone sehingga proses pembelajarannya menjadi terhambat, ia menuturkan bahwa:

“Untuk beberapa siswa yang tidak memiliki handphone pribadi kami berikan sedikit keringanan dengan memberikan waktu ekstra untuk pengumpulan tugasnya.

Terkadang juga jika ada hal yang mendesak kami menghubungi orangtua siswa agar siswa dapat menggunakan handphone milik orangtuanya sehingga siswa tidak tertinggal akan pelajaran contohnya ketika ada jadwal zoom.”

Proses pembelajaran disituasi pandemi covid-19 ini menuntut guru maupun siswa agar melek teknologi. Teknologi pembelajaran seperti zoom, clasroom, google meet, dan whatsapp menjadi sebuah keharusan yang harus dikuasai oleh guru maupun siswa agar pembelajaran dapat tetap berjalan.

Hal ini juga dibenarkan oleh Rahmawati, S.Pd selaku walikelas V ketika ditanya apakah menggunakan teknologi pembelajaran pada proses belajar mengajar, ia menuturkan bahwa:

“Ya, ini menjadi keharusan bagi para guru maupun siswa, mereka harus mendownload zoom dan whatsapp agar proses pembelajaran dapat mereka ikuti, zoom kita gunakan ketika ada sesuatu hal yang penting, sedangkan whatsapp menjadi aplikasi utama yang wajib dimiliki peserta didik agar mereka dapat berinteraksi, dapat melihat materi maupun tugas yang diberikan, serta mereka mengisi daftar hadir melalui grup whatsapp. Jadi untuk jadwal zoom kami sudah tetapkan dan menghimbau kepada peserta didik maupun orangtua siswa sehingga semua peserta didik dapat mengikuti zoom.”

Penggunaan media pembelajaran saat proses belajar mengajar

khususnya dalam situasi pandemi covid-19 ini sangat diperlukan, agar pesan pembelajaran dapat tetap tersampaikan walaupun dibatasi akan situasi.

Media pembelajaran juga akan memudahkan guru untuk mengemas materi yang akan menarik minat siswa. Menurut Rahmawati S.Pd keika ditanya terkait apakah memanfaatkan media pembelajaran dalam menyampaikan materi, ia menuturkan bahwa:

“Untuk saat ini proses penyampaian materi pembelajaran hanya diberikan dalam bentuk pdf ataupun mengarahkan siswa membaca buku tema masing-masing sesuai dengan pembelajaran yang sedang dibelajarkan.”

Pemberian tugas dalam proses pembelajaran merupakan hal yang penting dan wajib dilaksanakan untuk mengukur sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah dibelajarkan. Sebaliknya pemberian tugas yang berlebih akan membuat siswa menjadi jenuh dan bosan. Menurut Rahmawati, S.Pd ketika ditanya apakah senantiasa memberikan tugas kepada peserta dididk, ia menuturkan bahwa:

“Pemberian tugas senantiasa kami berikan kepada siswa, jika materi telah tersampaikan, selanjutnya siswa mengerjakan tugas. Jadi setiap pembelajaran telah disiapkan tugas yang harus dikerjakan siswa dan dikumpulkan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.”

Tidak dapat minat siswa dalam mengikuti pembelajaran online dapat dikatakan naik turun. Ini dikarenakan berbagai kendala yang dialami oleh masing- masing siswa. Menurut Rahmawati, S.Pd ketika ditanya

bagaimana partisipasi peserta didik selama pembelajaran online, ia menuturkan bahwa :

“Selama proses pembelajaran online terlaksana banyak kendala yang dialami oleh masing-masing siswa yang membuat mereka tidak mengikuti pembelajaran yang telah dijadwalkan. Terkadang 5-6 orang siswa tidak mengikuti dan mengisi daftar hadir dikarenakan tidak memiliki kuota maupun tidak memiliki handphone. terkadang juga saat zoom semua siswa dapat mengikuti kegiatan tersebut.”

Tidak dapat dipungkiri banyak kendala yang dihadapi guru dalam proses belajar mengajar. Dari segi teknis seperti kendala jaringan, kuota yang terkadang habis sehingga pembelajaran akan terhenti. Dari segi peserta didik, guru harus senantiasa kreatif, inovatif, dan senantiasa membangkitkan minat belajar siswa yang menjadi tantangan tersendiri bagi guru khususnya di masa pandemi covid-19. Menurut Rahmawati, S.Pd, ketika ditanya bagaimana cara mengatasi siswa yang merasa bosan atau tidak mengikuti pelaran, ia menuturkan bahwa:

“Permasalahan ini menjadi permasalahan yang senantiasa dihadapi oleh teman-teman guru di masa pandemi covid- 19, beberapa siswa masih belum memiliki handphone (hp) ataupun masih menggunakan hp milik orangtuanya sehingga pada saat pembelajaran tiba, mereka tidak mengikuti proses belajar mengajar, jadi terkadang kami beranggapan anak ini malas, akan tetapi setelah di asesment memang terkendala akan teknologi jadi terkadang kami juga memberikan waktu ekstra unuk siswa atau menghubungi orangtua siswa yang bersangkutan agar memerhatikan tugas yang diberikan dan memberikan handphonenya kepada anaknya agar mengikuti zoom yang sudah dijadwalkan, untuk siswa yang merasa bosan ataupun merasa jenuh dan tidak fokus akan pelajaran,

biasa hanya kami tegur, untuk solusi lain sampai saat ini belum ada mengikat kita dibatasi oleh keadaan covid-19.”

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bentuk reaivitas guru di masa pandemi covid-19 pada kelas v SD Inpres Sero, yaitu : a) tidak menggunakan model pembelajaran selama proses pembelajaran online; b) cara guru mengajar terkesan monoton dan kurang kreatif dalam menyampaikan pembelajaran; c) pemberian tugas yang berlebihan tanpa mempertimbangkan kondisi siswa; dan d) kurang memanfaatkan media pembelajaran lainnya dalam menyampaikan materi yang dapat menarik minat dan perhatian siswa; dan e) pemanfaatan teknologi pembelajaran kurang dimaksimalkan.

b. Minat Belajar Siswa di Masa Pandemi Covid-19 pada Kelas V SD Inpres Sero

Tidak bisa dipungkiri, bahwa dalam proses pembelajaran seringkkali kita menemukan minat belajar peserta didik yang naik turun pada saat proses pembelajaran daring berlangsung. Peserta didik yang mengalami kejenuhan tidak akan memperhatikan pelajaran yang disampaikan karena perhatiannya tidak tertuju pada materi pelajaran. Begitupun sebaliknya, jika peserta didik memiliki minat yang tinggi dalam proses pembelajaran, maka materi yang disampaikan oleh guru dapat dipahami dengan mudah.

Kejenuhan belajar ini menyebabkan peserta didik tidak bersemangat

dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga materi yang disampaikan oleh guru tidak bisa dimengerti dan dipahami oleh peserta didik. Kejenuhan belajar yang terjadi tidak bisa sepenuhnya disalahkan pada peserta didik maupun guru. Karena kejenuhan yang sedang terjadi pada setiap orang dapat dipengaruhi oleh beberapa factor penyebab. Baik itu faktor dari dalam maupun faktor dari luar. Tergantung dari setiap orang yang sedang merasakan rasa jenuh.

Menurut Nasya Sari Akila yang merupakan salah satu siswa dari kelas V ketika ditanya apakah guru anda menggunakan model pembelajaran pada saat mengajar di masa pandemi covid-19 ini, ia menuturkan bahwa:

“Saya kurang mengerti model pembelajaran kak, setiap hari Ibu guru menyampaikan pembelajaran sama seperti hari-hari lainnya, hanya memberikan tugas di whatsapp dan memberikan materi, kemudian tugas dikumpulkan di grup whatsapp, terkadang juga zoom untuk bahas jawaban dari tugas.”

Pendapat lain dikemukakan oleh Muh. Tri Putra Ananda B yang merupakan salah satu siswa kelas V, ketika ditanya dengan pertanyaan yang sama, ia menuturkan bahwa:

“Kurang tau kak, sampai saat ini Ibu Guru hanya memberikan materi dalam bentuk pdf atau diarahkan membaca buku tema, setelah kami membaca materi, kami diberikan tugas yang dikumpul di grup whatsapp, sesekali juga kami zoom untuk membahas jawaban dari tugas yang diberikan guru.”

Jawaban lain juga dipaparkan oleh Nur Afni Kadir yang merupakan salah satu siswa kelas V, ketika ditanya dengan pertanyaan yang sama, ia menuturkan bahwa:

“Saya kurang tau apakah Ibu guru menggunakan model pembelajaran atau tidak, pembelajaran yang saya rasakan setiap harinya hampir sama, hanya isi daftar hadir di grup whatsapp, melihat materi dan mengerjakan tugas.

Terkadang juga zoom sesekali.”

Pendapat terakhir juga dikemukakan oleh Farhanah Indarabbihi yang merupakan salah satu siswa kelas V, ketika ditanya dengan pertanyaan yang sama, ia menuturkan bahwa:

“Sepertinya tidak menggunakan kak, proses pembelajaran yang terjadi dikelas setiap harinya kita diarahkan mengisi absen, kemudian Ibu guru memberikan materi dalam bentuk pdf atau membaca buku tema masing-masing selanjutnya kami diarahkan untuk membaca, setelah itu baru kerja tugas dan tugas dikumpulkan di grup whatsapp.”

Cara guru dalam menyampaikan pembelajaran merupakan ujung tombak agar siswa dapat memahami materi dengan baik sehingga siswa tidak merasa bosan maupun jenuh. begitupun sebaliknya, apabila cara guru kurang kreatif dalam pembelajaran, siswa akan cepat merasa bosan dan tidak tertarik mengikuti pembelajaran. Menurut Nasya Sari Akila yang merupakan salah satu siswa dari kelas V ketika ditanya bagaimana guru anda mengajar selama pembelajaran, ia menuturkan bahwa:

“Cara Ibu guru mengajar selama pembelajaran online kita hanya diberikan materi dalam bentuk pdf atau diarahkan membaca buku tema, kemudian selanjutnya mengerjakan tugas dan dikumpulkan, setiap hari begini yang terjadi kak.”

Pendapat lain dikemukakan oleh Muh. Tri Putra Ananda B yang merupakan salah satu siswa kelas V, ketika ditanya dengan pertanyaan yang sama, ia menuturkan bahwa:

“Ibu guru mengarahkan kami mengisi daftar hadir, selepas itu Ibu guru memberikan materi di grup whatsapp, kemudian kami mengerjakan tugas, lalu dikumpulkan dengan cara chat pribadi Ibu guru.”

Jawaban lain juga dipaparkan oleh Nur Afni Kadir yang merupakan salah satu siswa kelas V, ketika ditanya dengan pertanyaan yang sama, ia menuturkan bahwa:

“Hampir sama setiap harinya, kami mengisi daftar hadir di google form yang diberikan Ibu guru di grup whatsapp, setelah itu kami diberikan materi dalam bentuk pdf ataupun membaca buku tema masing- masing, kemudian mengerjakan tugas yang diberikan lalu dikumpulkan.”

Pendapat terakhir juga dikemukakan oleh Farhanah Indarabbihi yang merupakan salah satu siswa kelas V, ketika ditanya dengan pertanyaan yang sama, ia menuturkan bahwa:

“Sejauh ini cara Ibu guru mengajar selama proses pembelajaran online tiap harinya hampir sama, kami hanya diberikan tugas, mengisi daftar hadir, lalu mengirimkan tugas. Sesekali zoom itupun hanya sekali dalam seminggu untuk membahas hal-hal penting.”

Teknologi mendorong semua proses kegiatan dapat berjalan walaupun dibatasi dengan kondisi saat ini yaitu pandemi covid-19 dimana mengharuskan semua kegiatan dialihkan secara online. Begitupun juga dalam dunia pendidikan, teknologi khususnya handphone memiliki peranan yang sangat penting agar proses pembelajaran dapat tetap terlaksana. Dari hasil wawancara bersama siswa kelas V, ketika ditanya apakah kalian memiliki handphone pribadi, ditemukan hampir seluruh siswa telah memiliki handphone pribadi, akan tetapi beberapa siswa belum memiliki handphone pribadi dan masih menggunakan milik orangtuanya sehingga mereka mengalami hambatan dalam mengikuti pembelajaran. Mereka harus menunggu orangtuanya pulang bekerja agar dapat mengikuti proses pembelajaran.

Penggunaan teknologi pembelajaran sangat diperlukan oleh siswa guna dapat mengikuti proses pembelajaran yang terjadi. Siswa dituntut agar memiliki handphone agar dapa mengikuti perkembangan dan proses pembelajaran yang dialihkan secara dalam jaringan. Apabila siswa tidak memiliki fasilitas tersebut, maka proses pembelajarannya pun akan terhambat. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, menurut Nasya Sari Akila yang merupakan salah satu siswa dari kelas V ketika ditanya apakah anda menggunakan teknologi pembelajaran seperti (zoom,

classroom, whatsapp, google meet) pada saat pembelajaran, ia menuturkan bahwa:

“Iya kak, saya ada aplikasi zoom, classroom, dan whatsapp di hp saya kak, aplikasi whatsapp sering saya gunakan untuk kerja tugas dan absen dikelas, Zoom juga beberapa kali digunakan ketika ada arahan dari Ibu guru, terkadang juga hp yang saya gunakan dipakai juga oleh kakak saya untuk belajar online.”

Pernyataan yang dikemukakan oleh Muh. Tri Putra Ananda B yang merupakan salah satu siswa kelas V, dijelaskan bahwa beberapa fitur yang paling sering digunakan murid pada pembelajaran daring menggunakan aplikasi zoom, classroom, whatsapp, google meet. Ketika ditanya dengan pertanyaan yang sama, ia menuturkan bahwa:

“Ada kak, aplikasi zoom dan whatsapp, aplikasi ini digunakan di kelas untuk proses belajar bersama Ibu guru, aplikasi whatsapp yang paling sering digunakan dikelas kak karna disitu Ibu guru kirim tugas dan kirim materi.”

Jawaban lain juga dipaparkan oleh Nur Afni Kadir yang merupakan salah satu siswa kelas V, ketika ditanya dengan pertanyaan yang sama, ia menuturkan bahwa:

“Saya ada kak, ada aplikasi whatsapp dan zoom, Ibu guru yang meminta kami download karna digunakan unuk belajar dikelas, digunakan untuk ambil materi, membaca materi, isi daftar hadir, dengan kerja tugas kak, tapi saya biasa tidak ikut pembelajaran karena handphonenya Bapakku saya pakai, jadi biasa kerja tugas setelah Bapak pulang kerja.”

Pendapat terakhir juga dikemukakan oleh farhanah indrabbihi yang

merupakan salah satu siswa kelas V, ketika ditanya dengan pertanyaan yang sama, ia menuturkan bahwa:

“Ada kak aplikasi zoom dan whatsapp, aplikasinya digunakan untuk belajar online dikelas, tetapi biasa saya telat ikut pelajaran karena tunggu ayah pulang kerja baru bisa buka grup whatsapp, Ibu guru juga tidak marah, jadi biasa malam baru buka materi dan kerja tugas yang ada di grup whatsapp.”

Kondisi saat ini yang dihadapkan pada pandemi covid-19 khususnya dalam bidang pendidikan mengharuskan semua aktivitas pembelajaran dialihkan secara dalam jaringan atau yang lebih dikenal dengan istilah pembelajaran online. Guru dituntut agar senantiasa kreatif menyampaikan pembelajaran, begitupun dengan siswa agar menyesuaikan dengan keadaan yang terjadi. Jika guru tidak mampu mengemas materi pembelajaran yang menarik buat siswa, maka siswa akan merasa jenuh dengan pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, menurut Nasya Sari Akila yang merupakan salah satu siswa dari kelas V ketika ditanya apakah guru anda menggunakan media pembelajaran inovatif yang menarik perhatian kalian pada saat menyampaikan materi, ia menuturkan bahwa:

Biasa Ibu guru memberikan materi dalam bentuk pdf atau kami hanya diarahkan membaca buku tema masing- masing. untuk media pembelajaran lainnya kami belum pernah coba.

Pendapat lain dikemukakan oleh Muh. Tri Putra Ananda B yang merupakan salah satu siswa kelas V, ketika ditanya dengan pertanyaan

yang sama, ia menuturkan bahwa:

“Hanya pemberian materi dalam bentuk pdf kak, Ibu guru arahkan kami membaca materi dalam pdf sampai habis kemudian mengerjakan tugas, tetapi kuotaku terkadang habis jadi saya tidak bisa download materi. Jadi saya harus isi kuota lagi kak, terkadang bosan juga kak isinya kurang menarik untuk diperhatikan.”

Jawaban lain juga dipaparkan oleh Nur Afni Kadir yang merupakan salah satu siswa kelas V, dari semua mata pelajaran kebanyakan mengunakan file pdf unntuk memberikan materi pembelajaran saat pembelajaran daring. Tetapi siswa juga kadang mengeluh dengan habisnya kuota untuk mengunduh file pdf tersebut, ketika ditanya dengan pertanyaan yang sama, ia menuturkan bahwa:

“Biasa membosankan karena pembelajarannya hanya dibagikan materi dalam bentuk pdf atau diarahkan membaca buku tema masing-masing dimana isi materinya terkadang kurang menarik dan membosankan untuk dibaca.”

Pendapat terakhir juga dikemukakan oleh Farhanah Indarabbihi yang merupakan salah satu siswa kelas V, guru sering memberikan file pdf kepada siswa bahwa mereka ingin menggunakan fitur pdf dalam memberikan file pembelajaran yang akan di bahas dalam proses pembelajaran. Ketika ditanya dengan pertanyaan yang sama, ia menuturkan bahwa:

“Ada kak, Ibu guru selalu berikan materi dalam bentuk pdf atau membaca buku tema masing-masing yang diberikan

melalui grup whatsap, cuman terkadang saya download materi setelah Ayah saya pulang kerja, jadi biasa lambat kirim tugas yang diberikan Ibu guru.”

Pemberian tugas selama proses pembelajaran digunakan untuk mengukur sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang dibelajarkan. ketika beban tugas berlebih akan membuat siswa merasa bosan dan juga jenuh. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, menurut Nasya Sari Akila yang merupakan salah satu siswa dari kelas V ketika ditanya apakah guru anda senantiasa memberikan tugas, ia menuturkan bahwa:

“Ibu guru senantiasa memberikan tugas setiap pelajaran, jadi terkadang setiap harinya ada 3-4 tugas yang diberikan oleh Ibu guru yang kami harus kumpulkan di hari yang sama.”

Pendapat lain dikemukakan oleh Muh. Tri Putra Ananda B yang merupakan salah satu siswa kelas 5A bahwa ia mendapatkan tugas setiap pembelajaran jadi terkadang siswa setiap hari ada 3-4 tugas yang diberikan oleh guru di hari yang sama makanya kadang siswa kewalahaan daan sampai kecapean dalam mengertjakan tugas tersebut., ketika ditanya dengan pertnyaan yang sama ia akan menuturkan salah satu siswa kelas V, ketika ditanya dengan pertanyaan yang sama, ia menuturkan bahwa:

“Terkadang banyak sekali diberikan tugas oleh Ibu guru, jadi kami biasa kewalahan mengerjakan tugas yang banyak. dalam satu hari kami biasa mengerjakan tugas 3-4 yang dikumpulkan pada hari yang sama, jadi biasa kami

bosan dan juga lelah.”

Jawaban lain juga dipaparkan oleh Nur Afni Kadir yang merupakan salah satu siswa kelas V, maka dapat disimpulkan bahwa setiap pertemuan atau setiap pembelajaran guru harus membatasi tugas yang diberikan oleh siswa sehinngga sisw tidak kelelahan. Ketika ditanya dengan pertanyaan yang sama, ia menuturkan bahwa:

“Banyak tugas yang diberikan Ibu guru, setiap pelajaran ada tugas, jadi dalam satu hari kami biasa mengerjakan 4 tugas yang harus dikumpulkan, terkadang juga merasa lelah jadi biasa saya lambat kirim tugas.”

Pendapat terakhir juga dikemukakan oleh Farhanah Indarabbihi yang merupakan salah satu siswa kelas V. Jadi, jika siswa terlambat mengumpulkan tugas sebagai guru harus memaklumi karena siswa terlalu banyak mendapatkan tugas sehingga dia terlambat untuk mengerjakannya.

Ketika ditanya dengan pertanyaan yang sama, ia menuturkan bahwa:

“Biasanya dalam satu hari biasanya 3 tugas diberikan kak, beda-beda tiap pelajaran, jadi biasa saya lambat kirim tugas karena banyak yang kami kerjakan, biasa juga bosan mengerjakan tugas terus jadi terkadang lambat dikirim.”

Kendala siswa dalam mengikuti pembelajaran khususnya dalam pembelajaran online ini memiliki hambatannya masing-masing. Dari hasil wawancara bersama siswa kelas V, ketika ditanya apakah kalian senantiasa hadir dalam pembelajaran, ditemukan bahwasannya beberapa siswa terkadang tidak hadir dalam pembelajaran yang sudah dijadwalkan

dikarenakan tidak memiliki handphone pribadi, beberapa siswa juga terkadang tidak mengikuti pembelajaran dikarenakan kuota yang habis.

Guru senantiasa dituntut agar lebih kreatif dan inovatif dalam menyampaikan pembelajarannya serta lebih peka terhadap siswa yang mengalami jenuh ataupun bosan dalam mengikuti proses pembelajaran online. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, menurut Nasya Sari Akila yang merupakan salah satu siswa dari kelas V ketika ditanya apa yang membuat kalian bosan ataupun malas mengikuti pembelajaran selama masa pandemi covid-19, ia menuturkan bahwa:

“Selama pembelajaran online ini, yang membuat kami bosan yaitu beban tugas yang berlebihan, kami diberikan banyak tugas dari masing-masing pelajaran, jadi kami terkadang lelah dan bingung yang mana harus diselesaikan terlebih dahulu.”

Pendapat lain dikemukakan oleh Muh. Tri Putra Ananda B yang merupakan salah satu siswa kelas V, bahwa pembelajaran onliine ini membuanya bosan dan mendapatkan tugas berlebihan dari guru jadi terkadang ada siswa yang kelelahaan dalam mengerjakan tugas tersebut.

ketika ditanya dengan pertanyaan yang sama, ia menuturkan bahwa:

“Pembelajaran yang terjadi terulang seperti hari-hari sebelumnya, hanya diberikan materi dalam bentuk pdf atau biasanya diarahkan baca buku kemudian mengerjakan tugas yang jumlahnya banyak yang harus dikerjakan dalam satu hari.”

Jawaban lain juga dipaparkan oleh Nur Afni Kadir yang merupakan

Dokumen terkait