• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

G. Teknik Analisis Data

N = Number of cases

1 = Bilangan konstan (yang tidak boleh diubah-ubah)

𝛴𝑓𝑋2 = Jumlah hasil perkalian antara frekuensi tiap-tiap skor (f) dengan skor yang telah dikuadratkan lebih dahulu (X2) (Σ𝑓𝑋)2 = Kuadrat jumlah hasil perkalian antara frekuensi tiap-tiap skor

(f) dengan masing-masing skor yang bersangkutan (X)

Sudijono (2012:166)

Kriteria yang digunakan untuk menentukan kategori kemampuan merumuskan hipotesis peserta didik SMA Muhammadiyah 3 Makassar dalam penelitian ini adalah menggunakan skala lima berdasarkan pada perolehan skor ideal dengan kategori sangat rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Kategori kemampuan mengklasifikasi objek fisika peserta didik berdasarkan kriteria yang dikemukakan oleh Riduwan

Tabel 3.3 Kriteria Interpretasi Skor Interval Presentase

Skor (%) Kriteria Interpretasi

0 – 20 Sangat rendah

21 – 40 Rendah

41 – 60 Sedang

61 – 80 Tinggi

81 – 100 Sangat tinggi

Bila pengkategorian pada tabel diatas disesuaikan dengan skor

kemampuan merumuskan hipotesis fisika dalam penelitian ini, maka diperoleh.

Riduwan (2013:

30 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Uji coba Lapangan

Hasil uji coba validitas yang dilakukan bahwa dari 21 butir soal yang diajukan dalam tes kemampuan merumuskan hipotesis peserta didik yang sepaket dengan buku telaah dalam bentuk soal essai, terdapat 12 butir soal yang valid dan 9 butir soal yang invalid.

2. Hasil Analisis Statistik Deskriftif

Secara umum rangkuman hasil analisis statistik deskriftif yang berkaitan kemampuan merumuskan hipotesis fisika peserta didik ditunjukkan dengan kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan tes berupa soal essai. Hasil tes kemampuan merumuskan hipotesis fisika peserta didik dapat dilihat pada tabel 4.1 beriku

Tabel 4.1 Skor Kualitas Merumuskan hipotesis Fisika Peserta Didik Kelas XI MIA SMA Muhammadiyah 3 Makassar.

Statistik Skor Nilai Statistik

Ukuran Sampel 13

Skor Ideal Maksimum 60

Skor Ideal Minimum 0

Skor Tertinggi 41

Skor Terendah 12

Rentang Skor 29

Skor Rata-Rata 32,69

Standar Deviasi 42,83

Sumber:Lampiran 5

Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa skor rata-rata yang diperoleh peserta didik adalah 32,69 dari skor ideal 60 yang mungkin dapat dicapai oleh pesera didik, dengan standar deviasi 42,83. Dimana skor tertinggi yaitu 41 dan skor terendah yaitu 12 dengan rentang skor 29.

Jika skor peserta didik dikelompokkan ke dalam lima kategori, maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase seperti pada tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2 Frekuensi Tes KualitasMerumuskan Hipotesis Fisika Peserta Didik Kelas XI MIA SMA Muhammadiyah 3 Makassar.

Interval Skor

Kategori

Frekuensi Persentase %

0 – 12 Sangat rendah 1 7,70

13 – 25 Rendah 2 15,40

25 – 37 Sedang 7 53,85

38– 49 Tinggi 3 23,07

50 - 62 Sangat Tinggi 0 0

Berdasarkan Tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa dari 13 peserta didik yang menjadi sampel penelitian, 1 peserta berada di kategori sangat rendah dimana 7,70

% peserta didik yang berada pada kategori sangat rendah, 2 peserta didik berada pada kategori rendah dengan pesentase 15,40 %, 7 peserta didik berada pada kategori sedang dengan persentase 53,85 %, 3 peserta didik berada pada kategori tinggi dengan persentase 23,07 %, dan 0 orang peserta didik yang berada pada kategori sangat tinggi

Jika skor tes kemampuan mengelompokkan peserta didik disajikan dalam bentuk diagram, maka akan seperti berikut :

Gambar 4.1 Diagram Kategori Skor Tes Kemampuan Merumuskan Hipotesis Peserta Didik Kelas XI MIA SMA Muhammadiyah 3 Makassar.

Dapat dilihat dari Tabel 4.1 dan 4.2 diperoleh skor rata-rata kemampuan merumuskan hipotesis peserta didik sebesar 31,30. Jika skor rata-rata peserta didik dihubungkan dengan tabel 4.2 dan gambar 4.1 maka skor rata-rata kemampuan merumuskan hipotesis peserta didik kelas XI MIA di SMA Muhammadiyah 3 Makassar berada pada kategori sedang persentase 53,85 % dengan frekuensi 7 orang.

Gambaran peserta didik berdasarkan jenis-jenis kemampuan merumuskan hipotesis yang dimana antara lain, kemampuan merumuskan hipotesis deskriptif, komparatif dan asosiatif. Dilakukan dengan cara mencari skor rata-rata setiap jenis hipotesis yang dipersentasekan dengan skor ideal masing-masing jenis penelitian.

Jenis hipotesis dengan skor tertinggi yang berturut-turut adalah hipotesis asosiatif kemudian hipotesis komparatif dan yang terakhir hipotesis deskriptif.

7.7

15.4

53.85

23.07

0 0

10 20 30 40 50 60

sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sanga Tinggi

PERSENTASE

KATEGORI

Diagram kategori skor

Tabel 4.3 Tabel Skor Kualitas merumuskan hipotesis berdasrakan jenis hipotesis pada Peserta Didik Kelas XI MIA SMA Muhammdiyah 3 Makassasr

Nama kelas

Jenis hipotesis dan skor Skor Total XI MIA Deskriptif Komparatif Asosiatif 31,79

8,85 10,30 12,76

Sumber: Lampiran 5

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa kemampuan merumuskan hipotesis yang dibagi menjadi tiga yakni hipotesis deskripitif, kompsratif dan asosiatif dan terlihat bahwa kemampun merumuskan hipotesis asosiatif adalah yang paling mudah bagi siswa itu dapat dilihat dari skor rata-ratanya yang teringgi di susul dengan hipotesis komparatif dan yang terkahir adalah hipotesis deskriptif sebagai yang tersulit, skor peserta didik dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut

Sumber: Lampiran 5

Gambar 4.2 Diagram Skor rata-rata merumuskan hipotesis deskriptif, komparatif dan asosiatif Peserta Didik Kelas XI MIA SMA Muhammadiyah 3 Makassar.

8.5 10.38 12,76

0 5 10 15

Deskriptif Komparatif Asosiatif

Rata-rata skor

jenis hipotesis

D I A G R A M S KO R R ATA - R ATA J E N I S H I P O T E S I S

Secara analisis yang lebih spesfik pada kemampuan merumuskan hipotesis maka tabel frekuensi dari tiap-tiap skor jenis kemampuan merumuskan h akan seperti seperti berikut;

Tabel 4.4 Frekuensi Kualitas Merumuskan Hipotesis Deskriptif Fisika Peserta Didik Kelas XI MIA SMA Muhammadiyah 3 Makassar.

Interval Skor

Kategori

Frekuensi Persentase %

0 – 4 Sangat rendah 1 7,7 %

5 – 9 Rendah 5 38,46 %

10 – 14 Sedang 7 53,85 %

15– 19 Tinggi 0 0

20 – 21 Sangat Tinggi 0 0

Berdasarkan data yang ada pada tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa dari 13 siswa ada 7 yang memiliki skor yang berada di kategori sedang dengan persentase 53,85 % sehingga dapat dikatakan bahwa untuk kemampuan merumuskan hipotesis deskriptif peserta didik masih berada pada kategori sedang.

Tabel 4.5 Frekuensi Tes Kemampuan Merumuskan Hipotesis Komparatif Fisika Peserta Didik Kelas XI MIA SMA Muhammadiyah 3 Makassar.

Interval Skor

Kategori

Frekuensi Persentase %

0 – 4 Sangat rendah 0 0 %

5 – 9 Rendah 5 38,46 %

10 – 14 Sedang 5 38,46 %

15– 19 Tinggi 3 23,07 %

20 – 21 Sangat Tinggi 0 0

Berdasarkan data yang ada pada tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa dari 13 siswa ada 5 siswa yang memiliki skor yang berada di kategori sedang dengan persentase 38,46 % sehingga dapat dikatakan bahwa untuk kemampuan merumuskan hipotesis komparatif peserta didik masih berada pada kategori sedang.

Tabel 4.6 Frekuensi Tes Kemampuan Merumuskan Hipotesis Asosiatif Fisika Peserta Didik Kelas XI MIA SMA Muhammadiyah 3 Makassar.

Interval Skor

Kategori

Frekuensi Persentase %

0 – 4 Sangat rendah 0 0

5 – 9 Rendah 1 7,76%

10 – 14 Sedang 8 61,53 %

15– 19 Tinggi 4 30,80 %

20 – 21 Sangat Tinggi 0 0

sumber: lampiran 5

Berdasarkan data yang ada pada tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa dari 13 siswa ada 8 siswa yang memiliki skor yang berada di kategori sedang dengan persentase 61,53 % sehingga dapat dikatakan bahwa untuk kemampuan merumuskan hipotesis komparatif peserta didik masih berada pada kategori sedang.

Jika melihat tabel 4.4, 4.5 dan 4.6 diatas maka akan dapat digambarkan secara jelas skor tiap-tiap jenis hipotesis yang mengacu pada tabel di atas sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan merumuskan hipotesis deskriptif memiliki skor rata-rata 8,85 yang dimana skor 8,85 ini berada pada kategori rendah dengan persentase 38,46 %, kemudian untuk kemampuan merumuskan hipotesis

komparatif memiliki skor rata-rata ada 10,36 yang berada pada kategori sedang dengan persentase 38,46 % dan yang terakhir kemampuan merumsukan asosiatif memiliki skor rata-rata 12,76 yang berada pada kategori sedang dengan persentase 61,53 %. Sehingga kemudian dinyatakan bahwa kemampuan merumuskan hipotesis asosiatif adalah kemampuan merumuskan hipotesis yang paling mudah bagi peserta didik lalu yang kedua kemampuan merumuskan hipotesis komparatif dan yang terakhir kemampuan merumuskan desriptif.

Dokumen terkait