• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknik Analisis Data

BAB III METODE PENELITIAN

G. Teknik Analisis Data

Setelah semua data penelitian terkumpul maka dilakukan analisis data dan hasil penelitian mampu menjawab masalah penelitian yang sedang diteliti. Oleh karena itu peneliti dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis Deskriptif dengan prosedur sebagai berikut :

1. Reduksi Data

Memfokuskan pada hal-hal yang penting, penelitian akan dilakukan dengan membagi data ke dalam beberapa kategori, semua data yang terkumpul melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Sehingga data bisa lebih terpusat dan terpilah dengan baik, yaitu data-data mengenai solidaritas sosial masyarakat dalam tradisi mappadendang pada suku bugis.

2. Penyajian Data

Setelah data direduksi atau dikumpulkan, selanjutnya data diolah sehingga dapat menyajikan informasi yang lebih mudah untuk diinterpretasikan dan dianalisis lebih lanjut. Peneliti menarasikan bentuk solidaritas masyarakat dalam tradisi mappadendang pada suku Bugis dan bagaimana pengaruh tradisi mappadendang pada suku Bugis dalam kehidupan masyarakat di Kec.Lilirilau Kab. Soppeng.

3. Penarikan Kesimpulan

Langkah selanjutnya dalam menganalisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan, dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada atau berupa gambaran suatu objek yang sebelumnya masih samar-samar hingga di teliti menjadi jelas. Setiap kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah apabila ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Upaya penarikan kesimpulan yang dilakukan peneliti selama berada di lapangan.

Setelah pengumpulan data, peneliti mulai mencari arti penjelasan- penjelasan yang mengarah pada penelitian.

Penarikan kesimpulan akan dilakukan peneliti sebagai tugas akhir dengan menentukan kesimpulan dari data yang telah di reduksi dan disajikan. Hal ini penting dilakukan peneliti sebagai jawaban terhadap persoalan atau masalah penelitian yaitu gambaran solidaritas sosial masyarakat dalam tradisi mappadendang pada suku Bugis.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 1. Hasil Dokumentasi

a. Gambaran Umum dan Lokasi Penelitian

1) Luas, Batas Wilayah dan Letak Geografis Desa Parenring

Secara geografis Desa Parenring Kecamatan Lilirilau Kabupaten Soppeng, berada pada posisi koordinat 120.045048 BT/-4.333197 LS.

Luas wilayah Desa Parenring adalah 14 Ha/Km yang terdiri dari 3 (tiga) wilayah dusun, 6 (enam) Rukun Warga (RW) dan 18 (Delapan Belas) Rukun Tetangga (RT).

Tabel 1.1 Jumlah RT dan RW di Desa Parenring

No. Dusun RW RT

1. Donriaja 2 6

2. Tammakatu 2 6

3. Batu Sinampung 2 6

Jumlah 6 18

Sumber : Kantor Desa Parenring Kecamatan Lilirilau Kabupaten Soppeng, 26 Agustus 2019 ( Dokumentasi Kantor Desa Parenting Kecamatan Lilirilau )

Batas-batas wilayah Desa Parenring Kecamatan Lilirilau Kabupaten Soppeng adalah sebagai berikut :

a) Sebelah Utara : Desa masing dan Desa Baringeng

b) Sebelah Timur : Desa Masing dan Desa Manciri

c) Sebelah Selatan : Desa Tetewatu dan Desa Abbanuange d) Sebelah Barat : Kelurahan Ujung dan Desa Paroto

Jarak tempuh Desa Parenring ke Kecamatan Lilirilau adalah 10 km melalui tiga Kelurahan ( Kelurahan Ujung, Kelurahan Macanre, dan Kelurahan Cabbenge ), sedangkan jarak ke kabupaten Soppeng adalah 22 km yang melalui satu Kecamatan yaitu Kecamatan Ganra yang dapat ditempuh dengan waktu sekitar 30 menit. Sedangkan jarak Desa ke Provinsi dapat di tempuh 172 Km melalui tiga Kabupaten yaitu Kabupaten Barru, Pangkep, dan Maros dapat ditempuh dengan waktu 4 jam menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat.

2) Keadaan Iklim

Iklim Desa Parenring mempunyai iklim kemarau dan penghujan, hal tersebut berpengaruh langsung terhadap pola tanam yang ada di Desa Parenring. Iklim suatu daerah sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman dan kelangsungan hidup hewan ternak. Kondisi geografis Desa Parenring umumnya merupakan dataran rendah dan perladangan.

3) Kependudukan

a) Laju pertumbuhan penduduk Desa Parenring

Penduduk Desa Parenring terus mengalami pertumbuhan yang tidak stabil/penurunan, dari tahun ke tahun sebanyak 100 jiwa mengalami pertumbuhan sebesar 0,73% sampai dengan tahun 2018 menjadi sebesar 1.939 jiwa. Data tersebut menunjukkan bahwa jumlah

penduduk Desa Parenring Selama 3 tahun terjadi penurunan 100 jiwa dengan pertumbuhan rata-rata 0,14% Dengan luas wilayah 4 km2, kepadatan penduduk desa parenring pada tahun 2016 sebesar 450/km2, pada tahun 2018 mengalami kenaikan menjadi sebesar 500/km2.

Untuk lebih jelas, data perkembangan penduduk Desa Parenring dari Tahun 2016 sampai dengan tahun 2018, dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 1.2 : Perkembangan jumlah penduduk Desa Parenring Tahun 2016-2018

No. Tahun

Jenis Kelamin

Jumlah

Peru bahan

Pertum buhan

Kepada tan(Km)

L P

1. 2016 895 972 1.867 - - -

2. 2017 910 998 1.908 - - -

3. 2018 927 1.012 1.939 - - -

Sumber : Kantor Desa Parenring Kecamatan Lilirilau Kabupaten Soppeng, 26 Agustus 2019 ( Dokumentasi Kantor Desa Parenting Kecamatan Lilirilau )

b) Jumlah Penduduk Per Dusun

Jumlah penduduk terbanyak dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2018 berada di Dusun Tammakkatu, sedangkan Dusun yang berpenduduk rendah terdapat di Dusun Donriaja. Lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 1.3 : Jumlah Penduduk Per Dusun Desa Parenring Tahun 2016-2018

No. Dusun

Jumlah Penduduk

2016 2017 2018

1. Donriaja 582 592 597

2. Tammakkatu 651 667 685

3. Batu Sinampung 634 649 657

Jumlah 1.867 1.908 1.939

Sumber : Kantor Desa Parenring Kecamatan Lilirilau Kabupaten Soppeng, 26 Agustus, 2019 ( Dokumentasi Kantor Desa Parenting Kecamatan Lilirilau )

4) Jenis Pekerjaan

Penduduk usia kerja adalah penduduk usia 15 tahun keatas. Jenis pekerjaan di Desa Parenring pada tahun 2016 sampai dengan tahun 2018 dominan pada jenis mata pencharian pertanian.

Berikut disajikan data mata pencaharian penduduk umur 15 tahun keatas di Desa Parenring pada tahun 2016-2018, sebagai berikut :

Tabel 1.4 : Komposisi Penduduk Desa Parenring Mata Pencaharian Tahun 2016-2018

No. Jenis Pekerjaan Jumlah

1. Pertanian/Perkebunan 887

2. Bangunan & Pertukanan 32

3. Pedagang 43

4. PNS 17

5. TNI/POLRI -

6. Karyawan Swasta 5

7. Pensiunan 4

8. Guru 7

9. Bidan/Perawat 9

10. Buruh 23

11. Supir Angkutan 11

12. Jasa Lainnya -

Jumlah 1.037

Sumber : Kantor Desa Parenring Kecamatan Lilirilau Kabupaten Soppeng, 26 Agustus 2019 ( Dokumentasi Kantor Desa Parenting Kecamatan Lilirilau )

5) Tradisi dan Budaya

Tradisi dan budaya merupakan identitas yang dimiliki oleh setiap daerah. Masyarakat desa parenring kecamatan lilirilau mempunyai tradisi dan budaya yang beragam salah satunya adalah tradisi Mappadendang.

Tradisi Mappadendang merupakan tradisi yang dilakukan masyarakat desa parenring kecamatan lilirilau setiap tahun. Tradisi Masyarakat di desa parenring bersifat unik dan khas, tradisi inilah yang menjadi ciri khas dan yang membedakan masyarakat parenring yang berada dikecamatan lilirilau dengan masyarakat lainnya di daerah lain khususnya di Indonesia.

Mengapa khas, karena budaya itu dibangun oleh masyarakat untuk kepentingan mereka. Tradisi adalah sesuatu yang dibuat oleh manusia secara bersama, bukan tradisi yang datang dari luar.

6) Agama dan Sosial

Agama yang dianut masyarakat desa parenring kecamatan lilirilau adalah agama Islam, hal ini dibuktikan bahwa tempat ibadah di desa parenring kecamatan lilirilau hanya terdapat mesjid dan musollah. Berikut daftar tabel tempat ibadah di desa parenring kecamatan lilirilau:

Tabel 1.5 : Jumlah Tempat Ibadah di Desa Parenring Kecamatan Lilirilau Kabupaten Soppeng

No Tempat Ibadah Lokasi

1. Masjid Nurul Falah Dusun Donriaja 2. Masjid Lailatul Qadri Dusun Donriaja 3. Masjid Miftahul Khair Dusun Tammakatu 4. Masjid Nurul Ijtihad Dusun Tammakatu 5. Masjid Rahmatullah Dusun Batu Sinampung 6. Masjid Mambaul Ijtihad Dusun Batu Sinampung

Jumlah 6

Sumber : Kantor Desa Parenring Kecamatan Lilirilau Kabupaten Soppeng, 26 Agustus 2019 ( Dokumentasi Kantor Desa Parenting Kecamatan Lilirilau )

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa sarana ibadah di desa Parenring kecamatan lilirilau hanya terdapat tempat ibadah bagi umat Islam. Jumlah masjid yang ada di desa tersebut sebanyak enam, masing-

masing terdapat di dusun donriaja, dusun tammakatu dan di dusun batu sinampung.

Fasilitas umum yang ada di daerah penulisan ini sangat terbatas.

Jumlah sarana umum yang ada di desa parenring kecamatan lilirilau sebanyak tiga sekolah di tingkat sekolah dasar masing-masing berada di dusun donriaja, dusun tammakat, dan dusun batu sinampung, sementara dua TK yang berada di dusun donriaja dan dusun tammakatu dan terdapat juga Posyandu yang berada di dusun donriaj serta lapangan sepak bola yang berada di dusun Tammakatu.

Untuk mengetahui lebih jelas tentang jumlah dan kondisi lembaga atau sarana umum yang ada di wilayag desa parenring kecamatan lilirilau kabupaten soppeng, peneliti mengetengahkan melalui tabel sebagaimana yang terlihat sebagai berikut :

Tabel 1.6 : Jumlah Fasilitas Umum di Desa Parenring Kecamatan Lilirilau Kabupaten Soppeng

No Jenis fasilitas umum Jumlah Lokasi

1. SDN 118 Ujung 1 Dusun Donriaja

2. SDN 119 Lalempare’e 1 Dusun Tammakatu 3. SDN 206 Ujung Baru 1 Dusun Batu Sinampung

4. TK 2

Dusun Donriaja dan Dusun Tammakatu

5. Posyandu 2

Dusun Donriaja dan Dusun Tammakatu

6.. Lapangan sepak bola 1 Dusun Tammakatu

Sumber : Kantor Desa Parenring Kecamatan Lilirilau Kabupaten Soppeng, 26 Agustus 2019

Dengan melihat sarana umum yang ada di desa parenring kecamatan lilirilau kabupaten soppeng, menunjukkan bahwa masih membutuhkan beberapa jumlah sarana umum seperti sekolah tingkat SMP dan Sekolah tingat SMA.

2. Hasil Observasi

a. Tata cara Mappadendang

Komponen utama dalam Mappadendang terdiri atas enam wanita, tiga laki-laki, lesung, alu, bilik baruga, pakaian tradisional, dan baju bodoh. Para perempuan yang beraksi dalam bilik baruga disebut dengan pakkindona, kemudian pria yang menari dan menabur bagian ujung lesung disebut dengan pakkambona. Bilik baruga terbuat dari bambu. Personil yang bertugas dalam mappadendang dipinpin oleh dua orang masing-masing berada di kepala lesung untuk mengatur ritme dan tempo irama dengan menggunakan alat penumbuk yang berukuran pendek, biasanya yang menjadi pengatur ritme adalah orang-orang yang sudah berpengalaman. Sedangkan yang menumbuk di badan lesung adalah mereka perempuan atau laki-laki yang sudah mahir dengan menggunakan kayu atau bambu yang berukuran setinggi badan orang.

Pakaian yang dikenakan pada saat acara mappadendang dimulai pemain yang akan tampil mengenakan pakaian adat yang telah ditentukan.

Bagi wanita diwajibkan memakai baju bodoh dan laki-laki berbaju kuning, ada yang memakai lilit kepala ada juga yang tidak memakainya.

b. Kerjasama masyarakat dalam melaksanakan Tradisi Mappadendang Kerjasama masyarakat desa parenring kecamatan lilirilau kabupaten soppeng dalam melaksanakan tradisi mappadendang sangat baik dan bisa dilihat dari pembagian tugas seperti membersihkan tempat yang akan ditempati mappadendang, pembuatan bilik baruga, serta ada juga yang pergi mencari padendang yang akan digunakan karena sudah tidak banyak lagi orang yang bisa melakukan padendang. Maka, masyarakat setempat menyewa padendang untuk digunakan dalam tradisi mappadendang. Selain itu ada juga yang berkumpul dan bekerjasama untuk membuat ayunan besar dan panjat pinang serta mempersiapkan tali yang akan digunakan untuk tarik tambang sebagai bentuk hiburan masyarakat yang hadir. Masyarakat setempat bekerjasama mengerjakan pekerjaan yang telah ditentukan demi kelancaran acara Mappadendang. Dari kerja sama masyarakat dalam membuat bilik baruga, ayunan besar, panjat pinang, dan mempersiapkan tali yang digunakan untuk tarik tambang, dari situlah timbul nilai-nilai kebersamaan dan nilai kekeluargaan dalam Tradisi Mappadendang.

c. Aktifitas yang dilakukan dalam Tradisi Mappadendang

Selain Mappadendang, ada juga perlombaan sepertitarik tambang, panjat pinang, dan menaiki ayunan yang berukuran besar. Adapun tujuan dilaksanakannya perlombaan seperti tarik tambang dan panjat pinang yaitu, untuk meningkatkan rasa kebersamaan, mempererat hubangan masyarakat setempat dengan masyarakat yang berasal dari daerah lain, dan juga menjadi

hiburan bagi masyarakat yang hadir pada saat Tradisi Mappadendang dimulai.

d. Interaksi masyarakat yang berbeda desa/kelurahan dengan masyarakat setempat

Dalam Tradisi Mappadendang ini interaksi masyarakat sangat baik, tidak memandang masyarakat yang berasal dari luar desa parenring maupun dari dalam desa parenring itu semuanya dianggap sama saja ketika sudah hadir pada saat acara Mappadendang dimulai. Bahkan ada masyarakat yang berasal dari luar desa parenring yang ikut berpartisipasi dalam pembuatan bilik baruga yang akan dugunakan pada saat Mappadendang. Selain itu yang memimpin dalam Mappadendang juga bersal dari luar desa parenring karena masyarakat setempat sudah tidak adalagi yang mahir dalam memainkan padendang sehingga masyarakat setempat mencari orang yang mahir dalam memainkan padendang tersebut.

3. Hasil Wawancara

a. Bentuk Solidaritas Sosial Masyarakat Desa Parenring Kecamatan Lilirilau Kabupaten Soppeng

Masyarakat akan selalu hidup berdampingan dan berinteraksi karena manusia akan selalu hidup bergantung dengan yang lain. Dalam kehidupan sangat dibutuhkan adanya solidaritas karena masyarakat bisa saling berdampingan dalam pemenuhan kebutuhan dan mendorong pula masyarakat untuk saling berinteraksi dan bekerja sama merubah kondisi kehidupan yang awalnya kurang baik berubah menjadi yang lebih baik. Solidaritas dalam

sebuah tradisi sangat dibutuhkan karena dapat mempermudah pekerjaan dan mencapai tujuan-tujuan tertentu yang sudah di rencanakan.

Upaya yang dilakukan untuk menjaga atau mempertahankan solidaritas dalam sebuah tradisi diantara mereka berbeda- beda, dari kelas satu dengan kelas lainnya. Misalnya masyarakat yang sebagai penyelenggara dan ketua adat dan masyarakat yang memberikan sumbansi kepada penyelenggara semua yang turut terlibat dalam acara ritual dan tradisi.

Biasanya mereka saling melengkapi saling menghormati diantara sesama saling membantu dan lain sebagainnya.

Kerjasama merupakan kegiatan yang dilakukan oleh beberapa orang atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Ketika kerja sama dalam masyarakat tidak terjalin dengan baik maka ubungan masyarakat akan mengalami ketidak harmonisan.

Aktifitas tradisi Mappadendang di desa parenring kecamatan lilirilau selalu bekerjasa dalam pelaksanaan ritual baik dalam persiapan maupun dalam pelaksanaan ritual tersebut. Bentuk kerjasama itu dapat dilihat dari pembagian tugas dalam melaksanakan tradisi Mappadendang ini seperti yang telah dikatakan oleh informan (HT) bahwa :

“Kerja sama masyarakat disini sangat baik karena setiap orang yang terlibat dalam tradisi Mappadendang mempunyai tugas masing-masing ada yang ditugaskan untuk mencari padendang untuk di sewa dan ada yang ditugaskan untuk mendatangi rumah warga atau masyarakat setempat untuk meminta sumbangan demi kelancaran tradisi Mappadendang ini”. (wawancara, Tanggal 5 september 2019).

Penjelasan diatas menjelaskan bahwa masyarakat setempat turut berpartisipasi secara sukarela dengan menyumbangkan uangnya untuk melancarkan pendanaan acara tradisi Mappadendang ini.

Bentuk solidaritas gotong royong dapat terlihat mulai dari aktivitas pada saat ingin membangun baruga padendang, memasang alat padendang dan sampai dengan proses penyembelihan kerbau semua masyarakat yang berada di lokasi tersebut secara bersamaan melaksanakan pekerjan tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara salah satu informan (I) mengatakan bahwa :

“Pada saat mau dilaksanakan Mappadendang masyarakat secara bersama-sama membersihkan lokasi yang akan digunakan untuk mappadendang dan begitu juga pada saat akan dibuat baruga kecil untuk memasang alat padendang masyarakat disini bekersama, karena kalau dikerjakan secara sendiri-sendiri maka proses pembuatannya akan berlangsung lama”.

(wawancara, Tanggal 5 september 2019).

Solidaritas dalam sebuah kelompok saling berinteraksi dan bekerja sama tidak memandang dari strata sosialnya. Solidaritas dalam sebuah komunitas tanpa rukun atau saling membantu dan gotong royong tidak akan berjalan lancar.

Tujuannya karena yang namanya hidup harus saling membantu dan tolong menolong hidup itu tidak sendirian di situ ada kelompok masyarakat dan kebetulan penelitian ini yang membahas tentang tradisi mappadendang di Kecamatan Lilirilau dan biasanya masyarakat pasti solidaritasnya sangat tinggi yang saling membantu dan tolong menolong dalam pelaksanaan ritualnya.

Kegiatan gotong royong pada saat pelaksanaan mappadendang yang akan dilaksanakan yaitu membersihkan peralatan yang akan digunakan pada saat melaksanakan tradisi mappadendang dan pada saat proses penyembeliyan hewan semua dikerjakan secara bersamaan.

Solidaritas tetap terjaga yaitu dengan saling menjaga kepercayaan dan mencapai tujuan-tujuan bersama. Sesuai dengan hasil wawancara salah satu informan (H) yang mengatakan bahwa :

“Acara ini selalu setiap tahun dan banyak datang karena ini sudah menjadi tradisi syukuran. Acara ini dilaksanakan sebagai bentuk rasa syukur atas keberhasilan memanen padi, selain itu ibu-ibu setempat juga ikut membantu memasak dalam acara mappadendang ini diselenggarakan”. (wawancara, tanggal 5 september 2019).

Penjelasan diatas merupakan sesama warga masyarakat harus saling membantu atau tolong menolong apalagi mengenai kepercayaan dan tujuan- tujuan dalam suatu ritual tradisi. Banyak cara agar solidaritas tetap terjaga yaitu dengan ikatan sosialnya yang dalam kehidupan sehari-hari sesama petani maupun dengan kelompok lainnya mereka tetap saling tolong- menolong.

Bentuk solidaritas yang dihasilkan dari hubungan sosial antar sesama masyarakat yaitu saling tolong menolong disaat mereka yang berbeda stratifikasi tapi menjalankan tradisi yang sama maka mereka akan senantiasa saling membantu untuk melanjacarkan pelaksanaan tradisi sampai selesai di laksanakan.

Solidaritas akan tetap terjaga yaitu dengan ikatan sosialnya yang dalam kehidupan sehari-hari sesama pekerja berprofesi sebagai petani

maupun dengan kelompok lainya mereka tetap saling tolong menolong. Maka dari itu dengan solidaritas yang ada di lingkungan ini tidak hanya masuk ke jenis solidaritas mekanik. Solidaritas mekanik terbentuk dalam hubungan buruh petani dengan pemilik lahan. Hubungan pemilik lahan dan buruh tani terbentuk pada saat pembagian pekerjaan dan berimbas kepada pelaksanaan ritual mappadendang karena terdapat pembagian pekerjaan dalam pelaksanaan tradisi.

Hubungan solidaritas mereka dalam klasifikasi solidaritas mekanik karena diantara mereka terdapat spesialisasi dalam hal pembagian kerja didasarkan pada tingkat homogen yang tinggi dalam kepercayaan dan kepentingan bersama. Berdasarkan hasil wawancara dari informan (MI) yang mengatakan bahwa:

“Acara mappadendang sudah mentradisi dan yang mengsponsori langsung adalah partisipasimasyarakat, masyarakat yang masih percaya dengan tradisi ini pastinya banyak menyumbangkat materi atau pun non materinya supaya acara bisa terlaksana dengan baik karena mereka masih beranggapan kalau tidak dilaksanakan besar kemungkinan akan gagal panen”. (Wawancara, tanggal 5 september 2019)

Kegiatan gotong royong masyarakat yang berdasarkan tradisi yang masih kental masih sering dijumpai di kalangan masyarakat khususnya di desa parenring kecamatan lilirilau kabupaten soppeng. Acara ini menjadi ajang hiburan bagi para tamu yang hadir, karena didalam tradisi mappadendang mempertunjukkan aksi menumbuk padi dengan alu secara gotong royong. Selain sangat menghibur bagi hadirin juga menunjukan suatu

pernyataansikap dan kebersamaan para petani bugis dalam hal ini selalu bergotong royong.

Setelah melaksanakan panen raya masyarakat melakukan ritual adat sebagai bentuk rasa syukur kepada maha pencipta yang telah memberikan hasil panen yang berlimpah sekaligus juga sebagai penghargaan bagi para petani yang telah bekerja keras mengelolah usaha taninya.

b. Tradisi Mappadendang Dalam Membangun Solidaritas Sosial Masyarakat

Dalam tradisi Mappadendang dapat meningkatkan hubungan sosial sesama masyarakat desa parenring kecamatan lilirilau kabupaten soppeng dan masyarakat desa tetangga selain itu tradisi Mappadendang juga merupakan suatu hiburan bagi masyarakat setempat dan sekitarnya. Karena ketika diadakan Mappadendang masyarakat bersama-sama datang untuk menyaksikan tradisi Mappadendang. Ketika diadakan tradisi Mappadendang biasanya menjadi sebuah ajang untuk mencari jodoh bagi para muda mudi.

Dalam tradisi Mappadendang masyarakat desa parenring kecamatan lilirilau kabupaten soppeng melaksanakannya secara meriah dan kegembiraan karena dapat merkumpul bersama dan solidaritas mereka semakin tinggi. Menurut pernyataan seorang informan (J) bahwa:

“Dalam tradisi Mappadendang ada sebuah baruga kecil yang disebut dengan baruga padendang, baruga tersebut dibuat oleh masyarakat dengan bergotong royong”. (wawancara, tanggal 6 september 2019).

Dengan adanya tradisi Mappadendang, sifat dan sikap kegotong- royongan masyarakat pun semakin tinggi karena dalam pembuatan baruga

padendang dibuat dengan bergotong-royong sehingga setelah adanya Mappadendang jika masyarakat ingin menanam padi disawah masyarakat saling memanggil dan bergotong royong menanam padi. Dalam tradisi Mappadendang masyarakat juga dapat meningkatkan rasa syukur kepada Allah atas hasil panen yang didapat selama bercocok tanam. Menurut salah satu informan (MJ) bahwa:

“Tradisi Mappadendang yang dilaksanakan masyarakat desa parenring tetap dilaksanakan karena merupakan suatu tradisi yang dilakukan secara turun temurun dan tidak dapat dicekam karena dalam hadist dan al-quran tidak ada larangan tentang tradisi Mappadendang”. (wawancara, tanggal 6 september 2019).

Tradisi yang dilaksanakan dalam masyarakat desa parenring tetap dilaksanakan karena merupakan suatu bentuk ekspresi kegembiraan dan sudah menjadi tradisi yang dilakukan secara turun temurun. Tradisi ini lakukan karena menurut masyarakat merupakan suatu bentuk kesyukuran kepada Allah atas hasil panen yang diperoleh dan tadisi Mappaendang yang dilaksanakan tidak bertentang karena dalam al-quran dan hadis tidak terdapat larangan tentang upacara Mappadendang.

Ketika tradisi Mappadendang dilaksanakan masyarakat juga memberi kontribusi berupa uang, beras dan makanan serta kue tradisional untuk dimakan bersama dalam acara Mappadendang. Dari pernyataan salah satu informan (A) bahwa:

“Kebiasaan tradisi Mappadendang yang dilakukan masyarakat desa parenring mempunyai hubungan silaturahmi dari masyarakat yang hadir pada saat pelaksanaan tradisi mappadendang”. (wawancara, tanggal 6 september 2019)

Dari pernyataan informan di atas maka penulis menyimpulkan bahwa tradisi Mappadendang yang dilaksanakan masyarakat desa parenring merupakan suatu wadah yang dapat meningkatkan hubungan sosial antara masyarakat dan menjadi tempat hiburan bagi masyarakat setempat dan sekitarnya. Melalui tradisi Mappadendang masyarakat mengekspesikan kegembirannya atas hasil panen yang mereka dapatkan dan tradisi yang dilakukan masyarakat apat dilaksankan karena tidak dalam al-quran dan hadist tidak terdapat pertentangan atau larang. Dalam agama dan tradisi mappadendang terdapat persamaan yaitu mengenai hubungan sosial. Dalam agama menganjurkan manusia untuk menjaga hubungan silaturrahmi antar sesama. Dengan adanya tradisi Mappaendang ini masyarakat dapat meningkatkan hubungan sosial dan rasa golidaritas serta kegontong royongan pun semakin kuat.

Dengan adanya tradisi Mappadendang ini masyarakat merasa hubungan sosial mereka semakin kuat dan sikap gotong royong pun semakin tinggi dengan nilai kerifan dan kebersamaan yang tercipta. Selain itu proses ritual Mappadendang juga memberikan kontribusi dalam peningkatan hubungan ukhuwah masyarakat setempat maupun masyarakat yang berasal dari desa tetangga.

c. Pandangan Masyarakat Terhadap Tradisi Mappadendang

Tradisi mappadendang yang dilaksanakan di desa parenring kecamatan lilirilau kabupaten soppeng, merupakan salah satu tradisi atau budaya yang telah dilaksanakan dari zaman nenek moyang dan hingga saat ini

Dokumen terkait