BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
B. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif maka berikut tabel hasil analisis dari masing-masing variabel yang terdiri dari variabel independen Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Ukuran Perusahaan (Size), Inflasi dan variabel dependen underpricing.
Tabel 4.1 Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ROA 107 .0008 5.408 .967 1.380
DER 107 .0059 7.378 1.088 1.168
SIZE 107 -26.164 30.119 2.372 7.268
INFLASI 107 .01 .80 .322 .188
UNDERPRICING 107 .012 1.840 .608 .248
Valid N (listwise) 107
Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif pada tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa jumlah data atau n yang digunakan dalam penelitian adalah 107 perusahaan. Underpricing merupakan variabel dependen yang diperoleh dari harga saham saat IPO yang didapat dari harga pasar perdana dibagi dengan harga saham di pasar sekunder atau sering disebut Initial Return. Nilai minimum yang diperoleh adalah sebesar 0.012, nilai maximum yang diperoleh adalah sebesar 1.840 rata rata underpricing 0.608 dan standar deviasi 0.248.
a. Variabel Return On Asset (ROA) yang diperoleh pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai minimum 0.0008, nilai maximum 5.408, rata-rata Return on Asset adalah sebesar 0.967 dan standar deviasi 1.380 yang memiliki arti bahwa profitabilitas perusahaan dalam kondisi sangat baik. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai minimum yang bernilai positif serta tingginya nilai maximum.
b. Variabel Debt to Equity Ratio (DER) yang diperoleh pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai minimum 0.005930, nilai maximum 7.378, rata-rata Debt to Equity Ratio sebesar 1.088 dan standar deviasi sebesar 1.168 yang memiliki arti bahwa kegiatan perusahaan lebih banyak didanai oleh utang daripada modal. Hal tersebut dapat dilihat dari tingginya rata-rata dan nilai maximum. Namun nilai DER bervariasi untuk setiap perusahaan, tergantung dari jenis kegiatan dan karakteristik usaha.
c. Variabel Ukuran Perusahaan (Size) yang diperoleh pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai minimum -26.164, nilai maximum 30.119, nilai rata-rata 2.372 dan standar deviasi 7.268 yang memiliki arti bahwa skala perusahaan cukup tinggi meskipun nilai minimun bernilai negatif namun memiliki nilai maximum dan rata-rata yang tinggi.
d. Variabel Inflasi yang diperoleh pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai minimum 0.01, nilai maximum 0.80, nilai rata-rata 0.322, dan nilai standar deviasi 0.188 yang memiliki arti bahwa tingkat inflasi berada pada inflasi ringan hal tersebut dapat kita lihat pada nilai minimum, maximum serta rata- rata berada dibawah 10%.
2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat (dependent variable) dan variabel bebas (independent variable).
Dan diantara variabel terikat dan variabel bebas mempunyai distribusi normal atau mendekati normal.
Uji normalitas juga dapat dilakukan dengan uji One Sample Kolmogorov- Smirnov Test. Dengan menguji statistik non-parametik Kolmogrov Smirnov (K-S) terhadap nilai residual persamaan regresi, dengan hipotesis pada tingkat signifikan 0,05. Dimana : H0 : p ≥ 0,05 data residual berdistribusi normal.
Pada tabel 4.2 disimpulkan bahwa model regresi ini memenuhi asumsi normalitas karena probabilitas lebih besar daripada alpha (α) yaitu asymp. Sig 0,478 > alpha (α) 0,05.
Tabel 4.2
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 107
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .23129729
Most Extreme Differences Absolute .081
Positive .081
Negative -.058
Kolmogorov-Smirnov Z .842
Asymp. Sig. (2-tailed) .478
a. Test distribution is Normal.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.
Deteksi adanya multikolonieritas dapat dilakukan dengan melihat nilai variance inflation factor (VIF) atau tolerance value. Batas dari tolerance factor (VIF) adalah 0,10 dan batas VIF adalah 10.
Dari tabel 4.3 dapat diketahui bahwa nilai tolerance diatas 0,10 dan VIF dibawah 10 sehingga dapat dikatakan tidak terjadi multikolonieritas.
c. Uji Autokolerasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi
Tabel 4.3 Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 1 (Constant)
ROA .936 1.068
DER .986 1.014
SIZE .985 1.015
INFLASI .930 1.075
yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Identifikasi secara statistik ada atau tidaknya gejala autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin – Watson (DW test).
Tabel 4.4 Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .366a .134 .100 .235789 1.690
a. Predictors: (Constant), INFLASI, SIZE, DER, ROA b. Dependent Variable: UNDERPRICING
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa nilai DW statistik sebesar 1.690.
nilai DU pada distribusi tabel Durbin Watson berdasarkan K(4) dan N (107) maka diperoleh nilai DL 1.5885 dan DU 1.7837, dikurangkan dari (4-DU) 4- 1.7837=2.2163. karena nilai Durbin Watson diantara DL dan DU, maka dapat dikatakan bahwa data penelitian menunjukkan tidak terdapat autokorelasi.
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Gambar 4.2
Pada grafik scatterplots terlihat jelas bahwa tidak ada pola tertentu karena titik menyebar tidak beraturan baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. maka dapat disimpulkan tidak terdapat gejala heteroskedastisitas atau H0 diterima.
3. Pengujian Hipotesis a. Uji Analisis Regresi
Analisis regresi bertujuan untuk mengestimasi dan/atau memprediksi rata- rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui (Gujarati, 2003).
Tabel 4.5 Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .307 .095 3.221 .002
ROA .035 .017 .192 2.012 .047
DER .056 .020 .264 2.843 .005
SIZE .006 .003 .172 1.848 .068
INFLASI .212 .126 .161 1.684 .095
a. Dependent Variable: UNDERPRICING
Dari tabel 4.5 dapat dirumuskan suatu persamaan regresi untuk underpricing saham perusahaan go public yang melakukan IPO sebagai berikut :
UP = 0,307 + 0.035 X1 + 0.056 X2 + 0.006 X3 + 0.212 X4 + e
Dari persamaan regresi diatas menunjukkan bahwa kempat faktor yang mempengaruhi underpricing memiliki koefisien regresi yang bervariasi yang berbeda-beda. Hal ini mengindikasikan bahwa keempat variabel tersebut mempunyai pengaruh positif terhadap underpricing saham.
b. Uji T (Uji Parsial)
Uji t bertujuan menunjukkan apakah ada pengaruh yang nyata secara parsial antara variabel bebas terhadap variabel terkait. Berikut hasil uji t pada variabel- variabel independen terhadap variabel dependen :
1) Return on Asset (ROA)
Hasil uji hipotesis secara parsial menggunakan alat uji statistik spss menyatakan bahwa nilai signifikan Return On Asset yaitu 0.047, di mana nilai signifikan berada pada level 5%. Selain itu Return on Asset bernilai positif sebesar 2.012 menyatakan bahwa Return On Asset berpengaruh positif dengan nilai signifikan 4.7% terhadap Underpricing.
2) Debt to Equity Ratio (DER)
Hasil uji hipotesis secara parsial menggunakan alat uji statistik spss menyatakan bahwa nilai signifikan Debt to Equity Ratio yaitu 0.005, di mana nilai signifikan berada pada level 1%. Selain itu Debt to Equity Ratio bernilai positif sebesar 2.843 menyatakan bahwa Debt to Equity Ratio berpengaruh positif dengan nilai signifikan sebesar 0.5% terhadap Underpricing.
3) Ukuran Perusahaan
Hasil uji hipotesis secara parsial menggunakan uji statistik spss menyatakan bahwa nilai signifikan Ukuran perusahaan yaitu 0.068, di mana nilai signifikan berada pada level 10%. Selain itu ukuran perusahaan bernilai positif sebesar 1.848 menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif dengan nilai signifikan 6.8% terhadap underpricing.
4) Inflasi
Hasil uji hipotesis secara parsial menggunakan uji statistik spss menyatakan bahwa nilai signifikan Inflasi yaitu 0.095, di mana nilai signifikan berada pada level 10%. Selain itu inflasi bernilai positif sebesar 1.684 menyatakan bahwa inflasi berpengaruh positif dengan nilai signifikan 9.5% terhadap underpricing.
c. Uji F (Uji Simultan)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah ada pengaruh secara bersama-sama antara variabel terikat (Y) dengan variabel bebas (X).
Tabel 4.6 ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression .876 4 .219 3.940 .005a
Residual 5.671 102 .056
Total 6.547 106
a. Predictors: (Constant), INFLASI, SIZE, DER, ROA b. Dependent Variable: UNDERPRICING
Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa model persamaan ini memiliki nilai F hitung 3.940 dengan tingkat signifikan 0.005 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi dapat digunakan untuk memprediksi Return On Asset, Debt to Equity Ratio, Ukuran Perusahaan dan Inflasi secara bersama – sama berpengaruh terhadap Underpricing.
d. Interpretasi Koefisien Determinasi (R2 )
Koefisien determinasi (R2) pada dasarnya untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Nilai R2 berkisar antara 0 sampai dengan 1, bila R2 = 0 berarti tidak terdapat hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, apabila R2 = 1 berarti variabel bebas memiliki hubungan yang sempurna terhadap variabel terikat.
Tabel 4.7 Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .366a .134 .100 .235789
a. Predictors: (Constant), INFLASI, SIZE, DER, ROA b. Dependent Variable: UNDERPRICING
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.6 nilai koefisien dterminasi sebesar 0.134 artinya variabilitas dari variabel dependen dijelaskan oleh variabel independen sebesar 13.4%. Sedangkan sisanya sebesar 86.6%, dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak diteliti atau tidak masuk dalam model regresi.