PENDAHULUAN
Latar Belakang
Yakoob & Halim (2016) menyatakan bahwa 46 perusahaan dari 62 perusahaan yang melakukan proses IPO di Bursa Malaysia pada tahun 2012-2015 mengalami underpricing dengan tingkat pengembalian awal (initial return) tertinggi. Oleh karena itu, disebutkan hampir seluruh perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Malaysia pada tahun itu mengalami underpricing.
Rumusan Masalah
Inkonsistensi hasil penelitian sebelumnya mendorong dilakukannya penelitian mengenai penyebab terjadinya underpricing IPO di BEI. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti berpendapat perlu adanya penelitian yang berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Undervaluation Saham Pada Perusahaan Go Public yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2017-2019.”
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap underpricing saham pada perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia. Untuk mengetahui apakah inflasi berpengaruh terhadap undervaluation saham pada perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia.
Manfaat Penelitian
Untuk mengetahui apakah Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap underpricing saham perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia.
TINJAUAN PUSTAKA
- Kajian Teori
- Pasar Modal
- Initial Public Offering
- Underpricing dan Faktor-Faktor yang mempengaruhi Underpricing
- Return On Asset
- Debt to Equity
- Ukuran Perusahaan
- Inflasi
- Penelitian Terdahulu
- Kerangka Konseptual
- Hipotesis
Hasil penelitian adalah financial leverage, profitabilitas, reputasi underwriter, umur perusahaan dan ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap underpricing pada perusahaan yang melakukan IPO. Financial leverage mempunyai pengaruh positif terhadap underpricing pada perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2013. Profitabilitas mempunyai pengaruh negatif terhadap underpricing pada perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2013.
Reputasi underwriter berpengaruh negatif terhadap underpricing pada perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2013. Umur perusahaan berpengaruh negatif terhadap underpricing pada perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2013. Ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap underpricing pada perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2013.
Secara parsial hanya reputasi, financial leverage, return on equity (ROE), ukuran perusahaan dan umur perusahaan yang berpengaruh positif terhadap harga saham asli. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Underpricing Saham: Studi Pada Perusahaan Yang Melakukan IPO Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2018. Dalam penelitian ini variabel Return on Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Ukuran Perusahaan dan Inflasi secara bersama-sama dapat mempengaruhi tingkat Underpricing Saham. underpricing saham pada perusahaan yang melakukan IPO periode 2017-2019.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Lokasi dan Waktu Penelitian
Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran
Penelitian ini membahas empat variabel independen yaitu Debt to Equity Ratio (DER), Return On Asset, Ukuran Perusahaan dan Tingkat Inflasi yang akan dijelaskan sebagai berikut. Return on Assets merupakan variabel independen untuk mengukur kinerja perusahaan berdasarkan profitabilitas dengan perbandingan aset. Hutang dalam kaitannya dengan ekuitas, Hutang dalam kaitannya dengan ekuitas merupakan rasio yang mengukur sejauh mana jumlah hutang dapat ditutupi oleh ekuitas (Darmadji dan Fakhrudin, 2012).
Ukuran Perusahaan Besar kecilnya perusahaan dihitung berdasarkan besar kecilnya perusahaan yang dihitung dari log total aset perusahaan pada tahun terakhir perusahaan tercatat di bursa atau dilihat dari waktu perusahaan itu sendiri (Nandariko dan Yuli, 2012). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah rata-rata tingkat inflasi pada bulan dimana perusahaan menyelesaikan penawaran umum perdananya, yang dinyatakan dalam persentase.
Populasi dan Sampel Penelitian
Perusahaan yang IPO di Bursa Efek Indonesia antara Januari 2017 sampai dengan Desember 2019 yang sahamnya underpriced. Tersedia data mengenai harga permintaan di pasar perdana dan harga saham pada akhir hari pertama di pasar sekunder.
Metode Pengumpulan Data
Database dokumenter dimana data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari berbagai jurnal dan data keuangan di Bursa Efek Indonesia. Penelitian kepustakaan yaitu data yang dikumpulkan dari berbagai buku yang berkaitan dengan permasalahan penelitian ini. Akses terhadap website dan website lainnya digunakan untuk mencari informasi terkait permasalahan penelitian.
Teknik Analisis Data
Nilai minimum yang diperoleh sebesar 0,012, nilai maksimum yang diperoleh sebesar 1,840, rata-rata underprice sebesar 0,608 dan standar deviasi sebesar 0,248. Hasil pengujian hipotesis secara parsial dengan menggunakan alat uji statistik SPSS menunjukkan nilai signifikansi Return On Assets sebesar 0,047 dengan nilai signifikansi berada pada taraf 5%. Selain itu Return on Assets mempunyai nilai positif sebesar 2,012 yang menunjukkan bahwa Return On Assets berpengaruh positif dengan nilai signifikan sebesar 4,7% terhadap Underpricing.
Selain itu Debt to Equity Ratio mempunyai nilai positif sebesar 2,843 yang menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio berpengaruh positif dengan nilai signifikan sebesar 0,5% terhadap underprice. Selain itu ukuran perusahaan mempunyai nilai positif sebesar 1,848 yang menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif dengan nilai signifikan sebesar 6,8% terhadap underprice. Selain itu inflasi mempunyai nilai positif sebesar 1,684 yang menunjukkan bahwa inflasi berpengaruh positif dengan nilai signifikan sebesar 9,5% terhadap underprice.
Hal ini terjadi karena nilai koefisiennya sebesar 0,192 dan nilai signifikansinya sebesar 0,47, dimana nilai signifikansinya berada pada taraf 5%. Dengan demikian dapat dikatakan hipotesis variabel Return on Assets (ROA) yang menyatakan bahwa Return On Assets (ROA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap underpricing saham pada perusahaan yang melakukan penawaran umum perdana (IPO) ditolak. Namun hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Thoriq dkk (2018), Mega dan Virany (2015) bahwa Return on Assets berpengaruh positif dan signifikan terhadap Underpricing. Hal ini terjadi karena nilai koefisiennya sebesar 0,264 dengan nilai signifikan sebesar 0,068, dimana nilai signifikansinya berada pada taraf 10%. Jadi dapat dikatakan hipotesis variabel ukuran perusahaan menyatakan ukuran perusahaan mempunyai pengaruh positif signifikan sebesar 6,8. % atas underpricing saham pada perusahaan yang melakukan penawaran umum perdana (IPO) ditolak.
Hal ini terjadi karena nilai koefisiennya sebesar 0,161 dengan nilai signifikan sebesar 9,5% dimana nilai signifikansinya berada pada taraf 10%, sehingga dapat dikatakan hipotesis variabel inflasi menyatakan bahwa inflasi berpengaruh positif dan signifikan sebesar 9,5 % underpricing saham perusahaan yang melakukan penawaran umum perdana (IPO), diterima. Penelitian ini menguji pengaruh return on assets (ROA), debt-equity rasio (DER), ukuran perusahaan (size) dan inflasi terhadap underpricing saham pada perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tersebut.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Objek Penelitian
Hasil Penelitian
Variabel return on assets (ROA) yang diperoleh pada tabel 4.1 menunjukkan nilai minimum sebesar 0,0008, nilai maksimum sebesar 5,408, rata-rata return on aset sebesar 0,967 dan standar deviasi sebesar 1,380 yang berarti profitabilitas perusahaan sangat baik. Bagus. kondisi. Variabel Debt-Equity Ratio (DER) yang diperoleh dari Tabel 4.1 menunjukkan nilai minimum sebesar 0,005930, nilai maksimum sebesar 7,378, rata-rata rasio utang terhadap ekuitas sebesar 1,088 dan standar deviasi sebesar 1,168 yang berarti kegiatan perusahaan dibiayai. lebih banyak dengan utang dibandingkan ekuitas.. Variabel inflasi yang diperoleh pada tabel 4.1 menunjukkan nilai minimum sebesar 0,01, nilai maksimum sebesar 0,80, nilai mean sebesar 0,322 dan nilai standar deviasi sebesar 0,188 yang berarti tingkat inflasi merupakan inflasi ringan. . dalam nilai minimum, maksimum dan rata-rata - rata-rata di bawah 10%.
Hasil pengujian hipotesis secara parsial dengan menggunakan alat uji statistik SPSS mengatakan bahwa nilai signifikansi debt to equity ratio sebesar 0,005, dimana nilai signifikansinya berada pada taraf 1%. Hasil pengujian hipotesis secara parsial dengan menggunakan uji statistik SPSS menyebutkan nilai signifikansi terhadap ukuran perusahaan sebesar 0,068 dimana nilai signifikansi berada pada taraf 10%. Hasil pengujian hipotesis secara parsial dengan menggunakan uji statistik SPSS menyatakan bahwa nilai signifikansi inflasi sebesar 0,095, dimana nilai signifikansi berada pada taraf 10%.
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.6 diperoleh koefisien determinasi sebesar 0,134 yang berarti variabilitas variabel terikat dijelaskan oleh variabel bebas sebesar 13,4%.
Pembahasan
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2017), Ramadana (2018), Saputra dan Sitinjak (2018) yang menyatakan return on assets berpengaruh negatif terhadap underpricing. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Thoriq, dkk (2018), Saifudin dan Rahmawati, (2017), Haymans, dkk, (2019) yang menyatakan bahwa inflasi berpengaruh positif terhadap underpricing. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Underpricing Pada Perusahaan Go Public Yang Melakukan IPO Di Bursa Efek Indonesia.
Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat underpricing saham pada saat penawaran umum perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2009. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi underpricing pada saat penawaran umum perdana (IPO) di pasar saham Indonesia. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat underpricing pada saat penawaran umum perdana (IPO) pada periode pasar saham Indonesia. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat underpricing pada saat penawaran umum perdana (IPO) tercatat di Indonesia.
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Underpricing Pada Perusahaan Yang Melakukan IPO Ika Neni Kristanti Abstrak.
PENUTUP
Kesimpulan
Dapat dikatakan semakin tinggi nilai profitabilitas maka semakin baik karena dengan memperhitungkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, return on aktiva yang dimiliki perusahaan sudah menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang baik, hal ini karena pengolahan aset yang dimilikinya optimal dan laba bersihnya rendah. Nilai debt to equity ratio menunjukkan besarnya nilai utang suatu perusahaan, semakin tinggi nilai DER maka investor akan semakin ragu untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut karena memikirkan pelunasan utangnya di masa yang akan datang. Perusahaan yang memiliki aset lebih besar akan mengurangi ketidakpastian di masa depan yang berarti dapat membantu investor dalam memprediksi risiko dalam berinvestasi pada perusahaan tersebut.
Semakin tinggi tingkat inflasi suatu negara pada tahun perusahaan tersebut go public, maka semakin tinggi pula risiko terjadinya underpricing. Pasalnya, ketika inflasi tinggi, risiko tidak terjualnya saham asli semakin tinggi karena rendahnya minat investor untuk berinvestasi. Sebagai underwriter, underwriter cenderung menghindari risiko besar yang ditanggungnya ketika inflasi tinggi dengan menetapkan harga saham perdana yang rendah.
Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini hanya dilakukan pada perusahaan yang sahamnya mengalami underpricing pada saat melakukan penawaran umum perdana yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2018.
Saran
PENAWARAN UMUM AWAL (Studi Kasus Perusahaan Keuangan yang IPO pada Bursa Efek Jakarta Tahun Skripsi. Http://Www.Iaeme.Com/IJCIET/Index.Asp1739http://Www.Iaeme.Com/Ijciet/. Permasalahan. Asp?Jtype=IJCIET&Vtype=10&Itype=03http://Www.Iaeme.Com/IJCI ET/Issues.Asp?Jtype=IJCIET&Vtype=10&Itype=03. 2012) “Dampak Asimetri Informasi dan Manajemen Laba terhadap Biaya Ekuitas pada Perusahaan Perusahaan Real Estate yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia", Jurnal Mahasiswa Akuntansi Universitas Kristen Widya Mandala Surabaya, Vol. 1, No.
Pengaruh Umur Perusahaan, Inflasi Dan Suku Bunga Terhadap Underpricing (Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Melakukan IPO Pada Periode Bursa Efek Indonesia. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Underpricing Dalam Penawaran Umum Perdana (Studi Kasus Pada Perusahaan Keuangan Yang Go Public) Pada Analisis Pasar Saham Pengaruh Fundamental Perusahaan dan Kondisi Makroekonomi Terhadap Tingkat Underpricing Pada Saat Penawaran Umum Perdana (Studi Empiris Pada Perusahaan Go Public yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2011).
The influence of financial and non-financial information on the undervaluation of stock prices in companies making an initial public offering.