• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknik Analisis Data

Dalam dokumen Download (9MB) (Halaman 55-60)

BAB III METODE PENELITIAN

H. Teknik Analisis Data

b) Menghitung Deviasi Standar Variabel 𝑦1 dan 𝑦2 dengan rumus 𝑆𝐷1 = βˆšβˆ‘π‘“π‘¦12

𝑁1 – (βˆ‘π‘“π‘¦1

𝑁1 )2 𝑆𝐷2 = βˆšβˆ‘π‘“π‘¦22

𝑁2 - (βˆ‘π‘“π‘¦2

𝑁2 )2 Keterangan :

𝑆𝐷1 dan 𝑆𝐷2 : Standar Deviasi

βˆ‘π‘“π‘¦12 π‘‘π‘Žπ‘› βˆ‘π‘“π‘¦22 : Jumlah hasil perkalian antara frekuensi masing-masing interval dengan 𝑦12 dan 𝑦22

βˆ‘π‘“π‘¦1 atau βˆ‘π‘“π‘¦2 : Jumlah hasil perkalian antara masing-masing interval dengan 𝑦12 dan 𝑦22

N : Number of cases

c) Membuat pengelompokan dengan menggunakan rumus :

𝑀𝑦 + 1. 𝑆𝐷𝑦 dikatakan baik, 𝑀𝑦 + 1. 𝑆𝐷𝑦 dikatakan kurang, dan antara 𝑀𝑦 - 1. 𝑆𝐷𝑦 sampai dengan 𝑀𝑦 + 1. 𝑆𝐷𝑦 dikatakan cukup.

d) Setelah dibuat pengelompokan dicari ferkuensinya dengan hasilnya dipresentasikan dengan rumus :

𝑃 = 𝑓

𝑁 x 100%

Keterangan :

P : Angka Presentase f : Frekuensi

N : Jumalh data (Number of cases)

2. Teknik Analisis Data Statistik

Penelitian ini menggunakan statistika inferensial parametris, yaitu yang digunakan untuk menguji parameter populasi melalui statistik, atau menguji ukuran populasi melalui data sampel.71 Teknik analisis data ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang

71 Ibid., 149.

telah diutarakan oleh peneliti. Maka dari itu, untuk mengetahui perbandingan y1 dan y2 menggunakan teknik analisis komparasi independent sample t test. Teknik komparasi yaitu teknik yang digunakan dalam sebuah penelitian yang berusaha mencari persamaan atau perbedaan tentang benda, orang, prosedur kerja, ide, kritik terhadap orang, kelompok, dan lain-lain.72 Teknik analisis data parametris digunakan untuk menjawab hipotesis masing- masing variabel, adapun hipotesis yang dimaksud adalah:

1) Uji Prasyarat a. Uji Normalitas

Uji Normalitas merupakan uji kenormalan distribusi (pola) data. Dengan demikian, uji normalitas ini mengansumsi bahwa, data di tiap variabel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.73

Metode yang popular digunakan adalah uji Kolmogorov Smirnov, yaitu:

Hipotesis :

𝐻0 : data berdistribusi normal 𝐻1 : data tidak berdistribusi normal Statistik uji :

π·π‘šπ‘Žπ‘₯ = {𝑓𝑖

𝑛 βˆ’ [π‘“π‘˜π‘–

𝑛 βˆ’ (𝑝 ≀ 𝑧)]}

Dimana :

n = jumlah data 𝑓𝑖 = frekuensi

π‘“π‘˜π‘– = frekuensi kumulatif z = yβˆ’ ΞΌ

𝜎

π·π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ = π·π‘Ž(𝑛)

72 Retno Widyaningrum, Statistik Edisi Revisi Cet. VI (Yogyakarta: Pustaka Felicha, 2017), 149.

73 Andhita Dessy Wulansari, Aplikasi Statistika Parametrik Dalam Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Felicha, 2016), 38.

Keputusan :74

Tolak 𝐻0 apabila π·β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” β‰₯ π·π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ b. Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah objek yang diteliti memiliki varian yang sama. Untuk mengetahui apakah data homogen atau tidak, peneliti menggunakan uji Levene. Langkah-angkah uji Levene adalah sebagai berikut :75

Hipotesis :

𝐻0 : varians homogen 𝐻1 : varians tidak homogeny Statistik uji :

πΉβ„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘”= πΉπ‘π‘’π‘šπ‘π‘–π‘™π‘Žπ‘›π‘”

𝐹𝑝𝑒𝑛𝑦𝑒𝑏𝑒𝑑

Dengan

πΉπ‘π‘’π‘šπ‘π‘–π‘™π‘Žπ‘›π‘” = [((βˆ‘π‘¦)

2/𝑛)π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™]βˆ’ ((βˆ‘π‘¦)π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™)2 [(𝑛)π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™]

[π‘˜βˆ’1]

𝐹𝑝𝑒𝑛𝑦𝑒𝑏𝑒𝑑 = [(βˆ‘π‘¦

2)π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™]βˆ’[((βˆ‘π‘¦)2/𝑛)π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™]

[(𝑛)π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™]βˆ’[π‘˜βˆ’1]

Dimana :

k = jumlah variabel yang diuji n = jumlah data

y = |𝑦 βˆ’ Γ½|

πΉπ‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ = πΉπ‘Ž(π‘˜βˆ’1;π‘π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™βˆ’1)

Keputusan :

Tolak 𝐻0 apabila πΉβ„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘”β‰₯ πΉπ‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™

74 Ibid., 45.

75 Ibid., 29.

3. Analisis Data Komparatif

Independent sample t test merupakan salah satu tes statistik yang digunakan untuk menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis nihil yang menyatakan bahwa diantara dua buah mean sample yang diambil secara random sari populasi yang sama, tidak terdapat perbedaan yang signifikan.76 Untuk uji ini, antara variabel satu dengan yang lain tidak berhubungan. Adapun rumus independent sample t test yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :77

Hipotesis :

𝐻0 = tidak ada perbedaan rata-rata yang signifikan antaa variabel π‘Œ1 dan π‘Œ2 𝐻1 = ada perbedaan rata-rata yang signifikan antaa variabel π‘Œ1 dan π‘Œ2 Statistik uji :

π‘‘β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” = Γ½1βˆ’Γ½2

√[

(βˆ‘π‘›π‘¦1𝑦12

𝑖=1 βˆ’ (βˆ‘π‘›π‘¦1𝑦1)2

𝑖=1𝑛𝑦1 )+ (βˆ‘π‘›π‘¦1𝑦22

𝑖=1 βˆ’ (βˆ‘π‘›π‘¦1𝑦2)2 𝑖=1𝑛𝑦2 ) 𝑛𝑦1+ 𝑛𝑦2βˆ’2

] [ 1

𝑛𝑦1+ 1 𝑛𝑦2 ]

Dimana :

Γ½1 = mean data y1 Γ½2 = mean data y2

βˆ‘π‘›π‘–=1𝑦1𝑦12 = total data y1

βˆ‘π‘›π‘–=1𝑦1𝑦 = total data y2 𝑛𝑦1 = jumlah data y1 𝑛𝑦2 = jumlah data y2

π‘‡π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ = π‘‘π‘Ž [(𝑛𝑦1βˆ’1)+(𝑛𝑦2βˆ’1)]

Keputusan tolak 𝐻0 apabila |π‘‘β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘”| β‰₯ π‘‘π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™

76 Widyaningrum, Statistik Edisi Revisi Cet. VI, 151.

77 Wulansari, Aplikasi Statistika Parametrik Dalam Penelitian, 64.

50

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Statistik

1. Deskripsi Data tentang Motivasi Belajar dalam Pembelajaran Fikih Materi Kurban Pada Penggunaan Media Pembelajaran Power Point Kelas X IIS 1 MAN 1 Kota Madiun

Data tentang variable π‘Œ (motivasi belajar fikih materi kurban dengan menggunakan media pembelajaran power point) pada siswa kelas X IIS 1 di MAN 1 Kota Madiun, didapat dari instrumen angket yang telah dibuat oleh peneliti dan diisi oleh responden sesuai dengan keadaan responden masing-masing. Angket yang digunakan dalam memperoleh data tentang variable π‘Œ1 (motivasi belajar fikih materi kurban dengan media pembelajaran power point) ini terdiri dari beberapa indikator, diantaranya adalah siswa memiliki hasrat dan keinginan untuk belajar fikih, siswa memiliki minat untuk belajar fikih. Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai subjek atau responden dalam penelitian ini adalah seluruh kelas X IIS 1 MAN 1 Kota Madiun yang berjumlah 18 siswa.

Berdasarkan presentase motivasi belajar fikih materi kurban dengan menggunakan media pembelajaran power point kelas X IIS 1 MAN 1 Kota Madiun adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1

Presentase Skor Motivasi Belajar Fikih Materi Kurban dengan Menggunakan Media Pembelajaran Power Point

Skor Angket f Prosentasi

94 1 6%

89 1 6%

87 1 6%

82 1 6%

81 1 6%

76 2 11%

Skor Angket f Prosentasi

75 4 22%

72 2 11%

71 1 6%

69 1 6%

65 1 6%

62 1 6%

51 1 6%

Jumlah 18 100%

Berdasarkan tabel 4.1 di atas, dapat diketahui bahwa perolehan skor tertinggi pada motivasi belajar fikih materi kurban dengan menggunakan media pembelajaran power point bernilai 94 dengan frekuensi sebanyak 1 orang dan skor terendah senilai 51 dengan frekuensi sebanyak 1 orang. Dari data tersebut, menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa dapat dibagi menjadi tiga bagian atau kategori, yaitu kategori tinggi, kategori sedang, dan kategori rendah. Dalam menentukan ketiga kategori tersebut, peneliti menggunakan bantuan aplikasi SPSS versi 25.0 untuk mencari mean dan standar deviasi. Dengan perhitungan sebagai berikut:

Tabel 4.2

Deskripsi Statistik Motivasi Belajar Fikih Materi Kurban dengan Menggunakan Media Pembelajaran Power Point

Berdasarkan output di atas, maka dapat diperoleh bahwa nilai My = 74.83 dan SDy

= 10.007. Untuk mengetahui tingkatan motivasi belajar siswa tergolong tinggi, sedang, dan rendah, dibuatlah pengelompokkan dengan rumus sebagai berikut:

a. Skor lebih dari My + 1.Sdy termasuk dalam kategori tinggi.

b. Skor kurang dari My - 1.Sdy termasuk dalam kategori rendah.

c. Skor antara My - 1.Sdy sampai dengan My + 1.Sdy termasuk dalam kategori sedang.

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

VAR00001 18 51 94 74,83 10,007

Valid N (listwise) 18

Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut:

a. My + 1.SDy = 74.83 + 1.10.007

= 74.83 + 10.007

= 84.837 (dibulatkan menjadi 85) b. My - 1.SDy = 74.83 - 1.10.007

= 74.83 - 10.007

= 64.823 (dibulatkan menjadi 65)

Berdasarkan hasil perhitungan dengan rumus di atas, maka dapat disimpulkan bahwa skor nilai lebih dari 85 dikategorikan tingkat motivasi belajar siswa tinggi, skor nilai kurang dari 65 sampai 85 dikategorikan tingkat motivasi belajar siswa sedang, sedangkan skor nilai di bawah 65 dikategorikan tingkat motivasi belajar siswa rendah. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai motivasi belajar siswa dengan menggunakan media Power Point dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3

Presentase dan Kategori Motivasi Belajar Siswa

No Skor Frekuensi Presentase Kategori

1. Lebih dari 85 3 17% Tinggi

2. 65 sampai dengan 85 13 72% Sedang

3. Kurang dari 65 2 11% Rendah

Jumlah 18 100% -

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa sebanyak 3 atau 17% peserta didik dapat dikategorikan mendapat nilai yang tinggi, 13 atau 72% peserta didik dapat dikategorikan mendapat nilai sedang, dan 2 atau 11% peserta didik dapat dikategorikan mendapat nilai rendah.

2. Deskripsi Data tentang Motivasi Belajar dalam Pembelajaran Fikih Materi Kurban Pada Penggunaan Media Pembelajaran Video Animasi Kelas X IIS 2 MAN 1 Kota Madiun

Data tentang variable π‘Œ (motivasi belajar fikih materi kurban dengan menggunakan media pembelajaran video animasi) pada siswa kelas X IIS 2 di MAN 1 Kota Madiun

diperoleh dari Angket yang telah dibuat oleh peneliti dan diisi oleh responden sesuai dengan keadaan responden masing-masing. Angket yang digunakan dalam memperoleh data tentang variable π‘Œ (motivasi belajar fikih materi kurban dengan media pembelajaran video animasi) ini terdiri dari beberapa indikator, diantaranya adalah siswa memiliki hasrat dan keinginan untuk belajar fikih, siswa memiliki minat untuk belajar fikih. Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai subjek atau responden dalam penelitian ini adalah seluruh kelas X IIS 2 MAN 1 Kota Madiun yang berjumlah 18 siswa. Berdasarkan presentase motivasi belajar fikih materi kurban dengan menggunakan media pembelajaran video animasi kelas X IIS 2 MAN 1 Kota Madiun adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4

Presentase Skor Motivasi Belajar Fikih Materi Kurban dengan Menggunakan Media Pembelajaran Video Animasi

Skor Angket f Prosentasi

94 1 6%

90 2 11%

89 2 11%

88 1 6%

86 2 11%

85 1 6%

83 2 11%

82 2 11%

79 2 11%

78 1 6%

73 1 6%

54 1 6%

Jumlah 18 100%

Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa perolehan skor tertinggi pada motivasi belajar fikih materi kurban dengan menggunakan media pembelajaran video animasi bernilai 94 dengan frekuensi sebanyak 1 orang dan skor terendah senilai 54 dengan

frekuensi sebanyak 1 orang. Dari data tersebut, Motivasi belajar siswa dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu kategori tinggi, kategori sedang, dan kategori rendah. Dalam menentukan ketiga kategori tersebut, peneliti menggunakan bantuan aplikasi SPSS versi 25.0 untuk mencari mean dan standar deviasi. Dengan perhitungan sebagai berikut:

Tabel 4.5

Deskripsi Statistik Motivasi Belajar Fikih Materi Kurban dengan Menggunakan Media Pembelajaran Video Animasi

Berdasarkan dari output di atas, maka dapat diketahui My = 82.78 dan SDy = 8.869.

Untuk mengetahui tingkatan motivasi belajar siswa termasuk daam kategori tinggi, sedang, dan rendah, dibuatlah pengelompokkan dengan rumus sebagai berikut:

a. Skor lebih dari My + 1.Sdy adalah termasuk kategori tinggi.

b. Skor kurang dari My - 1.Sdy adalah termasuk kategori rendah.

c. Skor antara My - 1.Sdy sampai dengan My + 1.Sdy adalah termasuk kategori sedang.

Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut:

a. My + 1.SDy = 82.78 + 1. 8.869

= 82.78 + 8.869

= 91.649 (dibulatkan menjadi 92) b. My - 1.SDy = 82.78 - 1. 8.869

= 82.78 - 8.869

= 73.911 (dibulatkan menjadi 74)

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa skor nilai lebih dari 92 dikategorikan tingkat motivasi belajar siswa tinggi, sedangkan skor nilai kurang dari 74 sampai 92 dikategorikan tingkat motivasi belajar siswa sedang, sedangkan skor nilai di

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation

VAR00002 18 54 94 82,78 8,869

Valid N (listwise) 18

bawah 74 dikategorikan tingkat motivasi belajar siswa rendah. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai motivasi belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.6

Presentase dan Kategori Motivasi Belajar Siswa

No Skor Frekuensi Presentase Kategori

1. Lebih dari 92 1 6% Tinggi

2. 74 sampai dengan 92 15 83% Sedang

3. Kurang dari 74 2 11% Rendah

Jumlah 18 100% -

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa sebanyak 1 atau 6% peserta didik dapat dikategorikan mendapat nilai yang tinggi, 15 atau 83% peserta didik dapat dikategorikan mendapat nilai sedang, dan 2 atau 11% peserta didik dapat dikategorikan rendah.

B. Inferensial Statistik (Pengujian Hipotesis) 1. Uji Prasyarat

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah data yang digunakan dapat berdistribusi secara normal atau tidak.

Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data yang digunakan telah memenuhi prasyarat untuk independent sample t test. Apabila signifikansinya lebih besar dari 0,05, maka data tersebut dinyatakan normal. Uji normalitas penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov Smirnov dengan bantuan software SPSS versi 25.0 sebagai berikut:

Hipotesis :

𝐻0 : data berdistribusi normal 𝐻1 : data tidak berdistribusi normal Statistik uji :

π·π‘šπ‘Žπ‘₯ = {𝑓𝑖

𝑛 βˆ’ [π‘“π‘˜π‘–

𝑛 βˆ’ (𝑝 ≀ 𝑧)]}

Dimana :

n = jumlah data 𝑓𝑖 = frekuensi

π‘“π‘˜π‘– = frekuensi kumulatif z = yβˆ’ ΞΌ

𝜎

π·π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ = π·π‘Ž(𝑛) Keputusan :

Tolak 𝐻0 apabila π·β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” β‰₯ π·π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™

Berikut ini adalah hasil perhitungan uji Normalitas yang telah dilakukan:

Tabel 4.7

Hasil Perhitungan Uji Normalitas

Berdasarkan tabel 4.7 di atas, dalam kolom pertama tentang motivasi belajar siswa dengan menggunakan media Power Point, diketahui bahwa tingkat signifikansi media Power Point sebesar 0,146, sedangkan dalam kolom kedua menganai motivasi belajar siswa dengan menggunakan media video animasi, diketahui bahwa tingkat signifikansi media Video Animasi sebesar 0,095. Dalam uji Kolmogorov Smirnov jika nilai signifikansi > 0,05, maka data dapat disimpulkan berdistribusi normal. Karena 0,146 >

0,05 dan 0,095 > 0,05, maka dapat dikatakan bahwa kedua data tersebut berdistribusi normal. Maka dari itu, data tentang motivasi belajar dengan menggunakan media Power

Tests of Normality Media

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Hasil Motivasi Belajar

Media PPT ,176 18 ,146 ,961 18 ,613

Media Video Animasi ,187 18 ,095 ,814 18 ,002

Point dan data tentang motivasi belajar dengan menggunakan media video animasi telah memenuhi prasyarat untuk lanjut ke independent sample t test. test.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas yaitu suatu uji dalam penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui atau melihat apakah data yang digunakan dapat bersifat homogen atau tidak. Uji homogenitas adalah uji prasyarat untuk independent sample t test. Data dapat disebut homogen jika tingkat signifikansinya lebih dari 0,05. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji Levene untuk uji homogenitas. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat melalui penjelasan berikut:

Hipotesis :

𝐻0 : varians homogeny 𝐻1 : varians tidak homogeny Statistik uji :

πΉβ„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘”= πΉπ‘π‘’π‘šπ‘π‘–π‘™π‘Žπ‘›π‘”

𝐹𝑝𝑒𝑛𝑦𝑒𝑏𝑒𝑑

Dengan

πΉπ‘π‘’π‘šπ‘π‘–π‘™π‘Žπ‘›π‘” = [((βˆ‘π‘¦)

2/𝑛)π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™]βˆ’ ((βˆ‘π‘¦)π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™)2 [(𝑛)π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™]

[π‘˜βˆ’1]

𝐹𝑝𝑒𝑛𝑦𝑒𝑏𝑒𝑑 = [(βˆ‘π‘¦2)π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™]βˆ’[((βˆ‘π‘¦)2/𝑛)π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™]

[(𝑛)π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™]βˆ’[π‘˜βˆ’1]

Dimana :

k = jumlah variabel yang diuji n = jumlah data

y = |𝑦 βˆ’ Γ½|

πΉπ‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ = πΉπ‘Ž(π‘˜βˆ’1;π‘π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™βˆ’1)

Keputusan :

Tolak 𝐻0 apabila πΉβ„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” β‰₯ πΉπ‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™

Untuk mengetahui hasil perhitungan uji Homogenitas yang telah dilakukan, dapat dilihat melalui tabel berikut:

Tabel 4.8

Hasil Perhitungan Uji Homogenitas

Berdasarkan hasil perhitungan uji homogenitas dengan menggunakan SPSS di atas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansinya sebesar 0,649, karena nilai signifikansinya >

0,05, yaitu 0,649 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan sudah bersifat homogen. Maka dari itu, data tentang motivasi belajar siswa dengan menggunakan media Power Point dan motivasi belajar siswa dengan menggunakan media Video Animasi telah memenuhi prasyarat untuk lanjut ke tahap selanjutnya, yaitu independent sample t test.

2. Uji Hipotesis (Independent Sample t -Test)

Berdasarkan dari hasil analisis uji prasyarat yang telah dilakukan oleh peneliti, diketahui bahwa data dapat berdistriusi normal dan memiliki variansi yang homogen.

Dalam pengambilan keputusan ini, apabila P-Value <  maka tolak H0 atau terima H1 yang artinya terdapat perbedaan antara media video animasi dengan media Power Point secara signifikan, dan apabila P-Value >  maka terima H0 atau tolak H1 yang artinya tidak terdapat perbedaan antara media video animasi dengan media Power Point secara signifikan. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat melalui tabel berikut ini:

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Hasil Motivasi Belajar

Based on Mean ,211 1 34 ,649

Based on Median ,210 1 34 ,650

Based on Median and with adjusted df

,210 1 33,873 ,650

Based on trimmed mean

,220 1 34 ,642

Tabel 4.9

Hasil Perhitungan Independent Sample t Test

Tabel di atas merupakan hasil perhitungan keberartian (signifikansi) perbandingan rata-rata variable 𝑦1 dan 𝑦2 dengan independent sample t test.

Hipotesis:

𝐻0 : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara variable 𝑦1 dan 𝑦2 𝐻1 : Ada perbedaan yang signifikan antara variable 𝑦1 dan 𝑦2 Statistik Uji:

 : 0,05 P-Value(Sig.) : 0,017 Keputusan:

Karena P-Value<  yaitu 0,017 < 0,05, maka tolak H0 atau terima H1 yang artinya ada perbedaan yang signifikan antara variable 𝑦1 dan 𝑦2.

Dari keputusan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara motivasi belajar siswa yang menggunakan media video animasi dan media power point. Jika dilihat dari nilai mean nya, media video animasi (82,78) memiliki nilai mean lebih tinggi dibandingkan dengan media powei point (74,83), yang artinya

Independent Samples Test Levene's

Test for Equality

of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95%

Confidence Interval of the

Difference Lower Upper Hasil

Motivasi Belajar

Equal variances assumed

,21 1

,649 -2,521 34 ,017 -7,944 3,152 -14,350 -1,539

Equal variances not assumed

-2,521 34 ,017 -7,944 3,152 -14,353 -1,536

media pembelajaran video animasi lebih dapat meningkatkan motivasi belajar fikih materi kurban dibandingkan dengan media power point.

C. Intrepretasi dan Pembahasan

Berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di MAN 1 Kota Madiun, peneliti mengamati beberapa hal yang menjadi pokok bahasan dalam penelitian ini, yaitu mengenai motivasi belajar fikih materi kurban dengan menggunakan media pembelajaran video animasi pada siswa kelas X IIS di MAN 1 Kota Madiun, motivasi belajar fikih materi kurban dengan menggunakan media pembelajaran power point pada siswa kelas X IIS di MAN 1 Kota Madiun, dan perbedaan motivasi belajar fikih materi kurban yang signifikan antara yang menggunakan media pembelajaran video animasi dan media pembelajaran power point pada siswa kelas X IIS di MAN 1 Kota Madiun. Untuk kebih jelasnya peneliti akan menguraikannya dalam pembahasan berikut:

1. Motivasi Belajar Fikih Materi Kurban dengan Menggunakan Media Pembelajaran Video Animasi Pada Siswa Kelas X IIS di MAN 1 Kota Madiun

Untuk memperoleh informasi mengenai motivasi belajar fikih materi kurban dengan menggunakan media pembelajaran video animasi pada siswa kelas X IIS di MAN 1 Kota Madiun, peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan angket yang berjumlah 26 butir petanyaan yang kemudian harus diisi oleh seluruh responden sesuai dengan keadaan masing-masing responden itu sendiri dengan sejujur-jujurnya. Dari instrument angket tersebut, peneliti kemudian mengloah datanya yang kemudian mengkategorikan skor nilai dari setiap responden ke dalam tiga kategori yaitu, kategori tinggi, kategori sedang, dan kategori rendah.

Dari analisis data mengenai motivasi belajar fikih materi kurban dengan menggunakan media pembelajaran video animasi pada siswa kelas X IIS di MAN 1 Kota Madiun, diperoleh informasi bahwa motivasi belajar fikih materi kurban dengan

menggunakan media pembelajaran video animasi pada siswa kelas X IIS di MAN 1 Kota Madiun dalam kategori tinggi sebesar 6% dengan frekuensi sebanyak 1 responden, dalam kategori sedang sebesar 83% dengan frekuensi sebanyak 15 orang, dan dalam kategori rendah sebesar 11% dengan frekuensi sebanyak 2 responden. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa motivasi belajar fikih materi kurban dengan menggunakan media pembelajaran video animasi pada siswa kelas X IIS di MAN 1 Kota Madiun dikatakan dalam kategori sedang dengan prosentase sebesar 83%.

2. Motivasi Belajar Fikih Materi Kurban dengan Menggunakan Media Pembelajaran Power Point Pada Siswa Kelas X IIS di MAN 1 Kota Madiun

Untuk memperoleh informasi mengenai motivasi belajar fikih materi kurban dengan menggunakan media pembelajaran power point pada siswa kelas X IIS di MAN 1 Kota Madiun, peneliti menggunakan angket yang berjumlah 26 butir petanyaan dalam mengumpulkan datanya. Angket tersebut kemudian harus diisi oleh seluruh responden sesuai dengan keadaan masing-masing responden itu sendiri dengan sejujur-jujurnya. Dari instrument angket tersebut, peneliti kemudian mengloah datanya dan kemudian mengkategorikan skor nilai dari setiap responden ke dalam tiga kategori atau kelompok.

Tiga kateogri tersebut yaitu, kategori tinggi, kategori sedang, dan kategori rendah.

Dari analisis data mengenai motivasi belajar fikih materi kurban dengan menggunakan media pembelajaran power point pada siswa kelas X IIS di MAN 1 Kota Madiun, diperoleh informasi bahwa motivasi belajar fikih materi kurban dengan menggunakan media pembelajaran power point pada siswa kelas X IIS di MAN 1 Kota Madiun dalam kategori tinggi sebesar 17% atau sebanyak 3 responden, dalam kategori sedang sebesar 72% atau sebanyak 13 orang, dan dalam kategori rendah sebesar 11% atau sebanyak 2 responden. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa motivasi belajar fikih materi kurban dengan menggunakan media pembelajaran power point pada siswa kelas X

IIS di MAN 1 Kota Madiun dikatakan dalam kategori sedang dengan prosentase sebesar 72%.

3. Perbedaan Motivasi Belajar Fikih Materi Kurban yang Signifikan antara yang Menggunakan Media Pembelajaran Video Animasi dan Media Pembelajaran Power Point Pada Siswa Kelas X IIS di MAN 1 Kota Madiun

Berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan SPSS versi 25.0, media pembelajaran video animasi lebih besar pengaruhnya terhadap motivasi belajar fikih materi kurban dibandingkan dengan media power point. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan hasil perhitungan dari mean sebesar 82,78 untuk media video animasi, sedangkan media power point memiliki nilai mean sebesar 74,83. Dengan demikian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara motivasi belajar siswa yang menggunakan media video animasi dan media power point.

Suatu kegiatan pembelajaran tentu saja tidak akan terlepas dari suatu media pembelajaran. Media pembelajaran sangat berpengaruh dalam suatu kegiatan pembelajaran. Media pembelajaran yang pas akan memberikan dampak positif bagi guru dan peserta didik serta dapat menciptakan suatu kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Dengan menerapkan media pembelajaran yang sesuai, akan mempermudah pendidik dalam menjelaskan materi kepada peserta didik, dan peserta didik juga dapat memahami materinya dengan mudah, sehingga dapat menumbuhkan gairah bagi peserta didik sehingga peserta didik dapat termotivasi dan senang dalam mengikuti kegiatan pemebelajaran.

Hal ini dapat dibuktikan dengan berdasarkan jurnal penelitian yg dilakukan oleh Ni Putu Eka Windi Putri Pertiwi , I Made Suarjana , Ni Wayan Arini menyatakan bahwa salah satu yang mempengaruhi motivasi siswa dalam belajar adalah penggunaan media pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Dengan adanya media

pembelajaran yang memadai, siswa akan termotivasi dan lebih mudah dalam mengerjakan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan mata pelajaran yang ada disekolah dan siswa akan lebih maju dalam belajar serta mencapai hasil belajar yang maksimal.78

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, menyatakan bahwa siswa-siswi kelas X IIS MAN 1 Kota Madiun lebih suka jika pembelajarannya menggunakan media video animasi karena terdapat animasi-animasi yang memuat peserta didik menjadi tidak bosan saat pembelajaran berlangsung. Dengan demikian, penerapan media video animasi dan power point dalam pembelajaran Fikih materi Kurban menyatakan bahwa media pembelajaran video animasi lebih memberikan dampak motivasi kepada peserta didik dibandingkan dengan media power point.

Hal ini dapat dibuktikan dengan pendapat yang dikemukakan Mayer dan Moreno dalam jurnal kadek sukiyasa dan sukoco β€œPengaruh Media Animasi Terhadap Hasil Belajar dan Motivasi Belajar Siswa Materi Sistem Kelistrikan Otomotif” mengemukakan bahwa animasi merupakan satu bentuk presentasi bergambar yang paling menarik, yang berupa simulasi gambar bergerak yang menggambarkan perpindahan atau pergerakan suatu objek.

Penggunaan animasi dalam proses pembelajaran sangat membantu dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pengajaran, serta hasil pembelajaran yang meningkat. Selain itu, penggunaan media pembelajaran khususnya animasi dapat meningkatkan daya tarik, serta motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.79

78 Putri Pertiwi, Suarjana, and Arini, β€œHubungan Antara Motivasi Belajar dan Media Pembelajaran dengan Hasil Belajar Matematika,” 303.

79 Sukiyasa, β€œPengaruh Media Animasi Terhadap Hasil Belajar Dan Motivasi Belajar Siswa Materi Sistem Kelistrikan Otomotif,” 129.

64

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti tentang Komparasi Motivasi Belajar Fikih Materi Kurban Ditinjau dari Penggunaan Media Pembelajaran Video Animasi Pada Siswa Kelas X IIS di MAN 1 Kota Madiun Tahun Ajaran 2021/2022, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Motivasi belajar fikih materi kurban dengan menggunakan media pembelajaran video animasi pada siswa kelas X IIS di MAN 1 Kota Madiun dalam kategori sedang dengan presentase sebesar 83% dengan frekuensi sebanyak 15 responden dari 18 responden.

2. Motivasi belajar fikih materi kurban dengan menggunakan media pembelajaran power point pada siswa kelas X IIS di MAN 1 Kota Madiun dalam kategori sedang dengan presentase sebesar 72% dengan frekuensi sebanyak 13 responden dari 18 responden.

3. Berdasarkan dari hasil analisis komparasi motivasi belajar yang menggunakan media video animasi dan media power point diketahui bahwa nilai P-Value (Sig.) sebesar 0,017, yang artinya <  (0,05). Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara motivasi belajar siswa yang menggunakan media video animasi dan media power point. Jika dilihat dari nilai mean nya, media video animasi (82,78) memiliki nilai mean lebih tinggi dibandingkan dengan media power point (74,83), yang artinya media pembelajaran video animasi lebih dapat meningkatkan motivasi belajar fikih materi kurban dibandingkan dengan media power point.

Dalam dokumen Download (9MB) (Halaman 55-60)

Dokumen terkait