BAB III METODOLOGI PENELITIAN
G. Teknik Analisis Data
3. Pedoman Studi Dokumentasi
Tabel 3.4.
Kisi – kisi Dokumentasi
NO Dokumen
1.
2.
3.
4.
Catatan struktur kepengurusan sekolah Catatan nama peserta didik di sekolah Peraturan tata tertib di sekolah
Foto dokumentasi kegiatan proses belajar – mengajar
Analisis data kualitatif bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang di peroleh , selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu atau menjadi hipotesis. Miles dan Huberman yang dikutip oleh Sugino, mengemukan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.59
a. Data Reduction ( Reduksi Data )
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal – hal yang pokok, memfokuskan pada hal – hal yang pokok, memfokuskan pada hal – hal yang penting, di cari tema dan polanya dan membuang yang tidak di perlukan. Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi.
b. Data Display ( Penyajian data )
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendislpay data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa di lakukan dalam uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, Flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman ( 1984 ) menyatakan “ the most frequent from display data for qualitative research data ini the past has been narrative text “. yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.
c. Conclusion Drawing / Verification
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. kesimpulan awal yang dikemukan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak di temukan bukti – bukti yang kuat yang mendukung pada tahap
59 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif ( Bandung : CV Alfabeta, 2010.) h. 337
pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukan pada awal, didukung oleh bukti – bukti yang valid dan konsisten saat saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukan merupakan kesimpulan yang kredibel. 60
Selanjutnya data dari angket penelitian ini, penulis menggunakan teknik analisis secara kualitatif yang dinamakan deskritif analisis yaitu menggambarkan apa adanya.
Langkah pertama adalah membuat Tabel frekuensi kemudian dilengkapi dengan presentasi. Dalam hal ini penulis menggunakan rumus sebagai berikut :
P = x 100 % Keterangan :
P : Angka Presentasi F: Frekuensi yang di cari
N: Number of Cases ( Jumlah frekuensi/banyaknya individu) 100%: Bilangan tetap61
60 Ibid., h. 338 - 345
61 Anas Sudjono, Pengantar Stastistik Pendidikan, ( Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1997), cet ke – 8, H. 40
48 BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Sekolah PKBM Himmata Jakarta Utara 1. Sejarah singkat sekolah PKBM Himmata Jakarta Utara
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) HIMMATA didirikan pada tahun 2004 yang awal kegiatan belajar mengajar bermula dari pembinaan anak-anak jalanan, yatim dan dhu‟afa yang berada di sekitar wilayah Pertamina Plumpang Jakarta Utara. Anak-anak tersebut sebagian besar tidak memiliki latar belakang pendidikan formal maupun non formal. Oleh sebab itu, didirikanlah PKBM HIMMATA sebagai sarana pembekalan ilmu dan keterampilan untuk anak-anak jalanan, yatim dan dhuafa sebagai modal utama untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Saat ini program yang dijalankan oleh PKBM HIMMATA tanpa biaya, yang meliputi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Pendidikan Paket A Setara SD, Paket B Setara SMP dan Paket C Setara SMA, Pendidikan Life Skill dengan unggulan utama adalah pembuatan sabun cair dan sampo motor maupun seni Angklung serta Teater.
PKBM HIMMATAyang berada di bawah naungan Yayasan HIMMATA, dilahan 1.005 m² PKBM HIMMATA saat ini dibangun beberapa ruang belajar yang digunakan sebagai sarana kegiatan belajar mengajar, diantaranya laboratorium komputer, laboratorium lifeskill, laboratorium bahasa, Sanggar/Aula Kreatifitas, Taman Bacaan Masyarakat(TBM), Studio Musik, dan Laboratorium Keterampilan Tata Boga. Peserta didik PKBM HIMMATA saat ini mencapai lebih dari 400 orang. Hampir sebagian besar berada pada tingkatan usia sekolah.
Masalah yang dihadapi oleh PKBM HIMMATA saat ini adalah animo masyarakat yang tinggi untuk mengikuti kegiatan pendidikan maupun keterampilan
sementara kemampuan PKBM HIMMATA untuk menyelenggaran kegiatan program pendidikan dan keterampilan sangat terbatas.
2. Deskripsi Lingkungan
PKBM HIMMATA berada di daerah Plumpang Jakarta Utara, tepatnya di Tanah Merah Plumpang, Kelurahan Rawa Badak Selatan yang merupakan lokasi pemukiman penduduk yang telah sekian lama memanfaatkan lahan tidur milik Pertamina. Secara geografis lokasi PKBM HIMMATA dari arah utara berhadapan dengan Pasar Ular yang biasa dikenal masyarakat sebagai tempat yang menyediakan berbagai barang impor dengan harga yang relatif murah. Dari arah selatan, PKBM HIMMATA berdampingan dengan kilang minyak Pertamina Plumpang.
Dari arah timur berdekatan dengan wilayah Kelurahan Rawa Badak Selatan Kecamatan Koja. Dan dari arah Barat langsung berhadapan dengan jalan raya Yos Sudarso (by pass).
Daerah Tanah Merah Plumpang dipilih sebagai pusat lokasi pembinaan dan pendidikan oleh PKBM HIMMATA, karena dianggap akan memudahkan kinerja lembaga dalam menjangkau anak-anak jalanan, yatim dan dhuafa, dan tentunya juga mudah dijangkau oleh anak-anak tersebut, khususnya di wilayah Jakarta Utara. Tetapi mengingat mobilitas kerja anak jalanan khususnya yang memiliki karakteristik hidup di jalan (children of the street), cenderung tidak mengenal batas wilayah, maka keberadaan PKBM HIMMATA di Plumpang juga dapat dijangkau oleh komunitas anak jalanan di Ibukota Jakarta.
Di samping itu wilayah Tanah Merah Plumpang yang menjadi pusat kegiatan PKBM HIMMATA, adalah wilayah pemukiman yang selama ini ditempati oleh masyarakat urban perkotaan yang datang dari berbagai daerah di Indonesia untuk mengadu nasib di Ibukota Jakarta. Mengingat keterbatasan keterampilan atau skill kerja yang dimiliki, secara ekonomis masyarakat Tanah Merah Plumpang hampir seluruhnya bekerja di sektor
non formal yang lebih mengandalkan skill fisik atau lapangan kerja yang membutuhkan keterampilan sederhana, seperti buruh pelabuhan, pedagang asongan, karyawan pabrik, kuli, pemulung, dan lain sebagainya.
Kondisi sosial kemasyarakatan di sekitar PKBM HIMMATA adalah kalangan marjinal yang secara status, ekonomi maupun profesi yang merupakan kaum urbanisasi yang tidak memiliki keterampilan yang memadai. Sehingga dimungkinkan program yang telah dilaksanakan di PKBM HIMMATA ini dapat mendukung pelaksanaan dan pengembangan program PNFI sebagai upaya memenuhi kebutuhan belajar masyarakat dalam rangka memperbaiki kualitas hidupnya.
3. Identitas Sekolah
Tabel 4.1
1 Nama Lembaga PKBM HIMMATA
2 Alamat Lembaga Jl. Plumpang B No. 30 Rt.002/004, RBS, Koja, Jakarta Utara 14230 3 No. Telp/ Fax/ E-mail 0214303949/
4 Tahun Berdiri 2004
5 Legalitas Lembaga Terakreditasi BAN PNF 6 Rekening Bank BANK DKI Cabang Walikota
Jakarta Utara
No. Rek : 201-02-11012-2 Atas Nama PKBM HIMMATA
7 NPWP 70.593.937.9-045.000
4. Peranan PKBM Himmata
Perhatian khusus kepada anak jalanan, yatim dan dhuafa yang diberikan oleh PKBM HIMMATA didasarkan pada peta permasalahan yang dihadapi anak yaitu: permasalahan kelangsungan hidup (survival),
permasalahan perkembangan (developmental), dan permasalahan perlindungan (protection).
Tabel 4.2
PERMASALAHAN INDIKASI
Kelangsungan Hidup (survival)
- ancaman bahaya seksual.
- ancaman Narkoba (pemakai dan pengedar).
- ancaman kesehatan (akibat polusi udara, lingkungan tidak higienis).
- ancaman pertumbuhan (kurang gizi).
- ancaman jiwa (korban kecelakaan lalu lintas dan tindakan kriminalitas).
Perkembangan (developmental)
- perkembangan kepribadian yang tidak baik (cepat dewasa, berwatak keras, susah diatur, liar, bebas tanpa arahan).
- hilangnya fungsi pengasuhan dan pembinaan dari orang tua dan keluarga.
- tidak adanya kesempatan untuk mengikuti pendidikan (perkembangan intelektual, moral, dan sosial terhenti).
Perlindungan (protection)
- adanya perlakuan salah terhadap anak.
- eksploitasi anak untuk kepentingan ekonomi, seksual, dan instrumen tindak kriminal.
- belum adanya jaminan nyata dari pemerintah dan perhatian dari masyarakat terhadap masalah anak jalanan.
5. Visi dan Misi sekolah PKBM Himmata Jakarta Utara a. Visi
Unggul dalam pendidikan bagi anak kurang beruntung di Indonesia berdasarkan pribadi muslim, mandiri, cerdas dan aktif.
b. Misi
1. Meningkatkan mutu terunggul dalam pendidikan bagi anak bernasib tidak beruntung di Indonesia.
2. Mengembangkan dan menyebarkan ide pembaruan tentang pembinaan dan pendidikan anak di Indonesia.
3. Mendidik peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia, memiliki kecakapan hidup, mandiri dan memiliki kompetensi untuk menghadapi masa depan.
4. Menjalankan pelayanan pemdidikan bagi masyarakat khususnya terhadap anak yang bernasib kurang beruntung.
5. Melakukan kerjasama dengan pemerintah dan masyarakat dalam pengembangan dan peningkatan kualitas pendidikan.
B. Keadaan pengurus, fasilitas yang dimiliki 1. Keadaan pengurus
Tabel 4.3
JABATAN NAMA PENDIDIKAN HP
Ketua Syahrudin,
S.Kom
S-1 0856 9524 2555
Sekretaris Ahmad Yanuari SMA 0856 9253 3396
Bendahara Carnasim SMK 0857 8255 4461
Kord. Paket A Sri Yuliyanti SMK 0857 1166 2618
2. Sarana dan fasilitas yang dimiliki
Tabel 4.4
Kord. Paket B & C Untung SMK 0857 7308 9515 Kord Lifeskill Ade Indra. K SMA 0857 1914 5578
Kord TBM M. Imam A Haris SMA 0896 7620
1. Status Lahan/
Bangunan
Luas Tanah
Luas Bangunan
1.005 M 700 M
Milik Sendiri 2. Rincian Bangunan Ruang Tamu
Ruang Sekretariat
Ruang Kantor Pengurus
Ruang Belajar Teori
Ruang Praktek Keterampilan
Ruang Usaha/ Produksi
Ruang Taman Bacaan
Ruang Serba guna
2 ruang
2 ruang
1 ruang
7 ruang
4 ruang
1 ruang
2 ruang
1 ruang 3 Sarana
Kesekretariatan
Kursi Tamu
Meja – Kursi Kerja
Lemari Arsip/ Filing Kabinet
Komputer/ Laptop
Printer
Mesin Faximile/ Telpon
7 set
6 set
6 unit
6 unit
2 unit
1 unit 4 Sarana Pembelajaran Meja- kursi belajar
Papan tulis
Buku modul/ bahan ajar
Media pembelajaran
216 set
8 buah
60 eks
2 unit
3. Deskripsi Data dan Analisis Data
1. Deskripsi dan Analisis atas Data yang bersumber dari guru
a) Proses penerapan metode hypnoteaching di sekolah. Sebenarnya metode hypnoteaching sudah sering digunakan oleh guru IPS di sekolah PKBM Himmata Jakarta Utara dalam proses pembelajaran.
Kata-kata positif perlu diberikan kepada siswa. Misalnya, guru mengatakan “dilarang membuang sampah sembarangan”, sehingga siswa secara langsung menerima kata-kata positif tersebut. Oleh karena itu, guru sangat berperan dalam menggunakan metode hypnoteaching. Guru dituntut memiliki kemampuan berbahasa indonesia yang baik dan benar.62
b) Manfaat penerapan metode hypnoteaching di sekolah. Metode hypnoteaching merupakan metode pembelajaran cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai yang dikehendaki. Metode hypnoteaching merupakan salah satu cara yang digunakan guru untuk melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Manfaat dari metode hypnoteaching salah satunya dari siswa agar siswa tidak merasa bosan dalam proses pembelajaran. Situasi dalam kelas sangat diperlukan agar siswa tertarik pada pembelajaran tersebut.63
c) Hambatan dalam mengajar menggunakan metode hypnoteaching di sekolah. Kondisi siswa baik secara sosial maupun ekonomi tentunya akan mempengaruhi kondisi psikis dari siswa itu sendiri.
Terkadang walaupun guru telah mengikuti langkah dalam proses penerapan metode hypnoteaching, jika siswa menolak sugesti yang
62 Hasil wawancara dengan guru PKBM Himmata Jakarta Utara
63 Hasil wawancara dengan guru PKBM Himmata Jakarta Utara
5 Sarana Keterampilan Alat Keterampilan 8 set
diberikan oleh guru maka hasil dari penerapan metode hypnoteaching tidak akan maksimal.64
d) Pengaruh metode hypnoteaching terhadap peningkatan motivasi belajar siswa. Salah satu langkah dalam penerapan metode hypnoteaching yaitu dengan menggunkan kata – kata positif , kata – kata positif itu yang guru jadikan bahan untuk memberikan sugesti – sugesti yang positif sehingga siswa termotivasi untuk belajar. Kemudian di awal proses pembelajaran guru memulai dengan games, cerita inspiratif serta yeeling, hal tersebut akan membuat siswa tertarik dan semangat untuk belajar, sehingga secara tidak langsung akan memotivasi siswa itu sendiri.65
2. Deskripsi dan analisis atas data yang bersumber dari siswa
Berikut ini adalah deskripsi data mengenai hasil angket yang bersumber dari siswa kelas X dan kelas XI PKBM Himmata Jakarta Utara dengan membuat tabulasi yang merupakan proses mengubah data diri dari instrumen pengumpulan data (angket) menjadi tabel-tabel angka (presentase) dapat dilihat dari kriteria yang disuguhkan dalam bentuk tabel-tabel, dan juga disertai analisis atas data yang telah didapat.
Tabel 4.5
Saya dapat mengerjakan tugas sampai dengan selesai tanpa berhenti
No Alternatif Jawaban F %
1 Selalu 8 47%
2 Sering 3 18%
3 Kadang – Kadang 6 35%
4 Tidak Pernah 0 0%
JUMLAH 17 100%
64 Hasil wawancara dengan guru PKBM Himmata Jakarta Utara
65 Hasil wawancara dengan guru PKBM Himmata Jakarta Utara
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa menurut siswa kelas X dan XI di PKBM Himmata Jakarta Utara selalu mengerjakan tugas sampai dengan selesai tanpa berhenti maksudnya tidak melewati nomor sebelumnya. Dari 17 responden 8 atau 47% menyatakan bahwa selalu dapat mengerjakan tugas sampai dengan selesai tanpa berhenti. 3 atau 18% responden menyatakan bahwa siswa sering mengerjakan tugas sampai dengan selesai tanpa berhenti. 6 atau 35% responden menyatakan bahwa kadang-kadang siswa mengerjakan tugas sampai dengan selesai tanpa berhenti. Dengan demikian siswa mengerjakan tugas selalu berurutan sesuai nomor.
Tabel 4.6
Saya tidak dapat mengerjakan tugas ketika mengalami kesulitan
No Alternatif Jawaban F %
1 Selalu 1 6%
2 Sering 5 29%
3 Kadang – Kadang 10 59%
4 Tidak Pernah 1 6%
JUMLAH 17 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa menurut siswa kelas X dan XI di PKBM Himmata Jakarta Utara kadang-kadang tidak dapat mengerjakan tugas ketika mengalami kesulitan. Dari 17 responden 1 atau 6% menyatakan bahwa selalu tidak dapat mengerjakan tugas ketika mengalami kesulitan. 5 atau 29%
menyatakan bahwa sering tidak dapat mengerjakan tugas ketika mengalami kesulitan. 10 atau 59% meyatakan bahwa tidak dapat mengerjakan tugas ketika mengalami kesulitan. 1 atau 6% menyatakan bahwa tidak pernah tidak dapat mengerjakan tugas ketika mengalami kesulitan. Jadi, kesimpulannya kadang- kadang siswa tidak mengerjakan tugas ketika mengalami kesulitan, oleh karena itu guru harus memberikan perhatian lebih kepada siswanya.
Tabel 4.7
Apabila ada tugas atau PR saya dapat mengerjakannya dengan baik
No Alternatif Jawaban F %
1 Selalu 7 41%
2 Sering 4 24%
3 Kadang – Kadang 6 35%
4 Tidak Pernah 0 0%
JUMLAH 17 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa menurut siswa kelas X dan XI di PKBM Himmata Jakarta Utara selalu mengerjakan tugas atau pr dengan baik. Hal itu disebabkan pengaruh dari metode hypnoteaching untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Dari 17 responden 7 atau 41% menyatakan bahwa selalu mengerjakan tugas atau pr dengan baik. 4 atau 24% menyatakan bahwa sering mengerjakan tugas atau pr dengan baik. 6 atau 35% menyatakan bahwa kadang- kadang mengerjakan tugas atau pr. Jadi, metode hypnoteaching sangat diperlukan dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan motivasi siswa dalam mengerjakan tugas.
Tabel 4.8
Saya dapat bersikap cukup puas terhadap prestasi yang telah dicapai
No Alternatif Jawaban F %
1 Selalu 6 35%
2 Sering 4 24%
3 Kadang – Kadang 6 35%
4 Tidak Pernah 1 6%
JUMLAH 17 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa kelas X dan XI di PKBM Himmata Jakarta Utara selalu bersikap puas terhadap prestasi yang telah dicapai. Dari 17 responden 6 atau 35% menyatakan bahwa selalu bersikap puas terhadap prestasi yang telah dicapai. 4 atau 24% menyatakan bahwa sering bersikap puas terhadap prestasi yang telah dicapai. 6 atau 35% menyatakan bahwa kadang-kadang bersikap puas terhadap prestasi yang telah dicapai. 1 atau 6% menyatakan bahwa tidak pernah bersikap puas terhadap prestasi yang telah dicapai. Jadi, metode hypnoteaching lebih di tingkatkan lagi, karena yang menjawab selalu dan kadang- kadang jumlahnya sama. Oleh karena itu, guru dituntut lebih mendalam lagi dalam menggunakan metode hypnoteaching.
Tabel 4.9
Saya berminat untuk mencapai sebuah target dalam berprestasi
No Alternatif Jawaban F %
1 Selalu 14 82%
2 Sering 3 18%
3 Kadang – Kadang 0 0%
4 Tidak Pernah 0 0%
JUMLAH 17 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa kelas X dan XI di PKBM Himmata Jakarta Utara selalu berminat untuk mencapai sebuah target dalam berprestasi.
Dari 17 responden 14 atau 82% menyatakan bahwa selalu berminat untuk mencapai sebuah target dalam berprestasi. 3 atau 18% menyatakan bahwa sering berminat untuk mencapai sebuah target dalam berprestasi. Jadi, dalam diri siswa harus di tanamkan sebuah target dalam mencapai prestasi. Metode hypnoteaching sangat diperlukan agar siswa lebih serius dalam mencapai target tersebut.
Tabel 4.10
Saya bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugas agar prestasi saya lebih baik dari siswa lain
No Alternatif Jawaban F %
1 Selalu 9 53%
2 Sering 4 24%
3 Kadang – Kadang 3 18%
4 Tidak Pernah 1 6%
JUMLAH 17 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa kelas X dan kelas XI di PKBM Himmata Jakarta Utara selalu bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugas agar prestasinya lebih baik dari siswa lain. Dari 17 responden 9 atau 53% menyatakan bahwa selalu bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugas agar prestasinya lebih baik dari siswa lain. 4 atau 24% menyatakan bahwa sering bersungguh- sungguh dalam menjalankan tugas agar prestasinya lebih baik dari siswa lain. 3 atau 18% menyatakan bahwa kadang-kadang menyatakan bahwa bersungguh- sungguh dalam menjalankan tugas agar prestasinya lebih baik dari siswa lain. 1 atau 6% menyatakan bahwa tidak pernah bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugas agar prestasinya lebih baik dari siswa lain. Jadi, guru sudah menggunakan metode hypnoteaching dengan baik, dimana siswa selalu bersungguh-sungguh menjalankan tugasnya sebagai seorang siswa. Metode hypnoteaching sangat membantu siswa untuk termotivasi dalam berprestasi di sekolahnya.
Tabel 4.11
Saya selalu mendapatkan hasil yang maksimal ketika belajar di rumah
No Alternatif Jawaban F %
1 Selalu 2 12%
2 Sering 8 47%
3 Kadang – Kadang 7 41%
4 Tidak Pernah 0 0%
JUMLAH 17 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa kelas X dan XI di PKBM Himmata Jakarta Utara sering mendapatkan hasil yang maksimal ketika belajar di rumah.
Dari 17 responden 2 atau 12% menyatakan bahwa selalu mendapatkan hasil yang maksimal ketika belajar di rumah. 8 atau 47% menyatakan bahwa sering mendapatkan hasil yang maksimal ketika belajar di rumah. 7 atau 41%
menyatakan bahwa kadang-kadang mendapatkan hasil yang maksimal ketika belajar di rumah. Jadi, metode hypnoteaching yang diterapkan di sekolah mendapat pengaruh ketika siswa belajar dirumah. Dan ketika mendapat tugas dari sekolah siswa termotivasi untuk mendapatkan hasil yang maksimal bila dikerjakan di rumah.
Tabel 4.12
Saya tidak dapat mengerjakan tugas sekolah dengan bekerja sendiri
No Alternatif Jawaban F %
1 Selalu 2 12%
2 Sering 4 24%
3 Kadang – Kadang 8 47%
4 Tidak Pernah 3 18%
JUMLAH 17 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa kelas X dan XI di PKBM Himmata Jakarta Utara kadang-kadang tidak dapat mengerjakan tugas sekolah dengan bekerja sendiri. Dari 17 responden 2 atau 12% menyatakan bahwa selalu tidak dapat mengerjakan tugas sekolah dengan bekerja sendiri. 4 atau 24% menyatakan bahwa sering tidak dapat mengerjakan tugas sekolah dengan bekerja sendiri. 8 atau 47% menyatakan bahwa kadang-kadang tidak dapat mengerjakan tugas sekolah dengan bekerja sendiri. 3 atau 18% menyatakan bahwa tidak pernah tidak dapat mengerjakan tugas sekolah dengan bekerja sendiri. Jadi, guru harus lebih meningkatkan lagi metode hypnoteaching dalam pembelajaran agar siswa lebih termotivasi dalam bekerja sendiri dalam mengerjakan tugas ketimbang dengan bekerja sama dengan orang lain. Guru harus menanamkan sifat percaya diri terhadap siswa agar siswa lebih termotivasi.
Tabel 4.13
Saya dapat mengerjakan tugas sekolah itu dikerjakan di rumah
No Alternatif Jawaban F %
1 Selalu 6 35%
2 Sering 4 24%
3 Kadang – Kadang 5 29%
4 Tidak Pernah 2 12%
JUMLAH 17 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa kelas X dan XI di PKBM Himmata Jakarta Utara selalu mengerjakan tugas sekolah itu dikerjakan di rumah. Dari 17 responden 6 atau 35% menyatakan bahwa selalu dapat mengerjakan tugas sekolah itu dikerjakan di rumah. 4 atau 24% menyatakan bahwa sering dapat mengerjakan tugas sekolah dikerjakan di rumah. 5 atau 29% kadang-kadang dapat mengerjakan tugas sekolah dikerjakan di rumah. 2 atau 12% menyatakan bahwa tidak pernah dapat mengerjakan tugas sekolah dikerjakan di rumah. Jadi, guru memberikan siswa tugas sekolah atau pr selalu dikerjakan dirumah. Metode hypnoteaching
sangat berperan agar siswa lebih termotivasi dalam mengerjakan tugas sekolah dikerjakan di rumah. Karena metode hypnoteaching di dalamnya mengajarkan tentang fokus, sehingga siswa lebih konsentrasi mengerjakan tugas sekolah di rumah.
Tabel 4.14
Saya dapat mempertahankan pengetahuan saya untuk dijadikan keyakinan dalam berargumen (diskusi)
No Alternatif Jawaban F %
1 Selalu 6 35%
2 Sering 8 47%
3 Kadang – Kadang 2 12%
4 Tidak Pernah 1 6%
JUMLAH 17 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa kelas X dan XI di PKBM Himmata Jakarta Utara menyatakan bahwa sering mempertahankan pengetahuan saya untuk dijadikan keyakinan dalam berargumen (diskusi). Dari 17 responden 6 atau 35%
menyatakan bahwa selalu dapat mempertahankan pengetahuannya untuk dijadikan keyakinan dalam berargumen (diskusi). 8 atau 47% menyatakan bahwa sering mempertahankan pengetahuannya untuk dijadikan keyakinan dalam berargumen (diskusi). 2 atau 12% menyatakan bahwa kadang-kadang mempertahankan pengetahuannya untuk dijadikan keyakinan dalam berargumen (diskusi). 1 atau 6% menyatakan bahwa tidak pernah mempertahankan pengetahuannya untuk dijadikan keyakinan dalam berargumen (diskusi). Jadi, di dalam metode pembelajaran hypnoteaching diajarkan bagaimana cara siswa berpendirian kuat, sehingga siswa tidak mudah tergoyah pada pendiriannya.
Tabel 4.15
Saya tidak mampu mempertahankan pengetahuan saya (ragu-ragu) ketika menjawab soal-soal
No Alternatif Jawaban F %
1 Selalu 2 12%
2 Sering 5 29%
3 Kadang – Kadang 10 59%
4 Tidak Pernah 0 0%
JUMLAH 17 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa kelas X san XI di PKBM Himmata Jakarta Utara kadang-kadang tidak mampu mempertahankan pengetahuannya (ragu-ragu) ketika menjawab soal-soal. Dari 17 responden 2 atau 12%
menyatakan bahwa selalu tidak mampu mempertahankan pengetahuannya (ragu- ragu) ketika menjawab soal-soal. 5 atau 29% menyatakan bahwa sering tidak mampu mempertahankan pengetahuannya (ragu-ragu) ketika menjawab soal-soal.
10 atau 59% menyatakan bahwa kadang-kadang tidak mampu mempertahankan pengetahuannya (ragu-ragu) ketika menjawab soal-soal. Jadi, perlu di tingkatkan lagi dalam penerapan metode hypnoteaching agar siswa selalu mampu mempertahankan pengetahuannya ketika menjawab soal-soal.
Tabel 4.16
Saya berdiskusi dengan siswa lainnya jika saya mengalami kesulitan dalam proses belajar
No Alternatif Jawaban F %
1 Selalu 4 24%
2 Sering 7 41%
3 Kadang – Kadang 6 35%
4 Tidak Pernah 0 0%
JUMLAH 17 100%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa kelas X dan XI di PKBM Himmata Jakarta Utara sering berdiskusi dengan siswa lainnya jika mengalami kesulitan dalam proses belajar. Dari 17 responden 4 atau 24% menyatakan bahwa selalu berdiskusi dengan siswa lainnya jika mengalami kesulitan dalam proses belajar. 7 atau 41% menyatakan bahwa sering berdiskusi dengan siswa lainnya jika mengalami kesulitan dalam proses belajar. 6 atau 35% menyatakan bahwa kadang-kadang berdiskusi dengan siswa lainnya jika mengalami kesulitan dalam proses belajar. Jadi, dalam proses pembelajaran siswa di perbolehkan berdiskusi dengan siswa lainnya jika mengalami kesulitan. Karena dalam pembelajaran pasti ada masalah yang harus di diskusikan agar siswa lebih berfikir kritis.