• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

E. Teknik Analisis Data

Setelah data yang diteliti dikumpulkan, maka tahap selanjutnya yang peneliti akan lakukan adalah menganalisis data. Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dengan cara mengorganisasi data ke dalam katagori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang asing.58

Adapun analisis data bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh.59 Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskiptif berupa kata-kata tertulis atau pengalian data dilakukan melalui deskripsi objek dan situasi, dokumentasi pribadi, catatan lapangan dan fotografi.60 Penelitian kualitatif juga bersifat induktif penelitian berangkat dari kasus yang berdasarkan kasus pengalaman nyata.

58 Sugiono, 335

59 Ibid

60 Lukas S. Musionto, “Perbedaan Pendekatan Kuantitatif dengan Pendekatan Kualitatif dalam Metodelogi Penelitian” Jurnal Manajemen dan Kewiraushaan Vol 4, No. 2/ September 2020, 129.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa analisis data adalah proses mencari atau menyusun secara sistematis berupa kata- kata tulisan maupun lisan yang diperoleh dari wawancara, observasi dan dokumentasi, kemudian membuat kesimpulan supaya dapat dipahami.

Terdapat tiga jalur kegiatan yaitu reduction (Reduksi Data), data display (penyajian data), menarik kesimpulan.

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Reduksi data adalah merangkum memilih hal-hal yang pokok memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Data yang diperoleh di lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci.61 Seperti yang telah dikemukakan, makin lama penelitian di lapangan maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data.

Prosesnya reduksi data yaitu peneliti memilih dan memfokuskan data yang akan diteliti. Maka tahap pertama yang peneliti akan lakukan adalah memilih, merangkum, memfokuskan yang berkaitan dengan penerapan pendidikan karakter anak usia dini. Dengan teknik reduksi data maka akan memberikan gambaran yang jelas terhadap penerapan metode pembiasaan dalam pendidikan karakter anak usia dini di TK ABA 31 Way Pacar Gedung Wani Lampung Timur.

61 Ibid, 338.

2. Data Display (Penyajian Data)

Data Display adalah penyajian data setelah dilakukan reduksi data.62 Dengan mendisplay data (penyajian data) maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi dan merencaakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami. Setelah data tentang penerapan metode pembiasaan dalam pendidikan karakter anak usia dini di TK ABA 31 Way Pacar Gedung Wani Lampung Timur, maka langkah selanjutnya peneliti akan menyajikan data dalam bentuk naratif dari sekumpulan informasi yang berasal dari reduksi data. Penyajian data dalam bentuk naratif tersebut akan memudahkan peneliti dalam memahami masalah yang terjadi di lapangan.

3. Penarikan Kesimpulan

Pada tahap penarikan ini kesimpulan ini yang dilakukan adalah memberikan kesimpulan terhadap hasil analisis serta penjelasan dari data yang telah diperoleh. Peneliti melakukan pengambilan kesimpulan atau verifikasi data yang diperoleh berdasarkan data yang telah di reduksi dan dirangkum kemudian disajikan dalam bentuk uraian untuk memperoleh kesimpulan hasil penerapan metode pembiasaan dalam pendidikan karakter anak usia dini di TK ABA 31 Way Pacar Gedung Wani Lampung Timur.

62 Djamal, Paradigma Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2015), 148

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

a. Sejarah Singkat TK ABA 31 Way Pacar Gedung Wani Lampung Timur

TK ABA 31 Way Pacar Gedung Wani didirikan pada tahun 1990 dan disahkan berdasarkan persetujuan Pemerintah Kabupaten Lampung Timur Dinas Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2020 dengan Nomor 800/PIOP-420/PAUD/03-SK.02/2020. TK ABA 31 Way Pacar Gedung Wani merupakan lembaga pendidikan dengan status satuan pendidikan anak usia dini yaitu swasta yang di bawah naungan yayasan Aisyiyah yang berlokasi di Jln Bawang Tijang Gedung Wani Lampung Timur dan berdiri di atas tanah dengan luas 660 M.

b. Visi TK ABA 31 Way Pacar Gedung Wani Lampung Timur Adapun visi TK ABA 31 Way Pacar yakni mewujudkan aparatur pendidikan yang profesional dan berkualitas untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas cerdas dan kompetitif menuju masyarakat yang madani.

c. Misi TK ABA 31 Way Pacar Gedung Wani Lampung Timur Adapun misi TK ABA 31 Way Pacar Gedung Wani, yaitu:

1) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam mewujudkan pembangunan manusia seutuhnya.

47

2) Meningkatkan kompetensi dan kualifikasi guru yang berorientasi pada wawasan keunggulan.

3) Mengembangkan dan meningkatkan keunggulan akademik yang profesioanal.

4) Mewujudkan lembaga pendidik yang mandiri dan kegiatan belajar mengajar yang kondusif.

d. Tujuan Pendidikan TK ABA 31 Way Pacar Gedung Wani Lampung Timur

Adapun tujuan pendidikan TK ABA 31 Way Pacar, yakni:

1) Peningkatan pelayanan pemerataan dan akses pendidikan.

2) Peningkatan managemen dan mutu pendidikan.

e. Data Pendidik TK ABA 31 Way Pacar Gedung Wani Lampung Timur

TK ABA 31 Way Pacar Gedung Wani sebagai lembaga pendidikan formal mengutamakan pelayanan pendidikan bagi seluruh peserta didik. Adapun data pendidik TK ABA 31 Way Pacar Gedung Wani dapat dilihat berdasaran tabel berikut ini:

Tabel.1

Data Pendidik TK ABA 31 Way Pacar Gedung Wani

No Nama Guru L/P Jabatan Pendidikan

Terakhir

Status Kepegawaian

1 Jariyah S.Pd.I P Kepala TK S1 PAI GTY

2 Sri Puji Rahayu S.Pd P Guru Kelas S1 PAUD GTY Sumber : Data TK ABA 31 Way Pacar Gedung Wani Lampung Timur

f. Data Peserta Didik TK ABA 31 Way Pacar Gedung Wani Lampung Timur

Data nama peserta didik TK ABA 31 Way Pacar Gedung Wani pada tabel.2 di bawah:

Tabel.2

Data Nama Peserta Didik TK ABA 31 Way Pacar Gedung Wani

No Nama Jenis Kelamin

1 Rendi Mei Sucipto Laki-Laki

2 Fahri Maulana Laki-Laki

3 Aisyah Istiqomah Laki-Laki

4 Annasya Andreena Oktavia Perempuan

5 Nur Latifatun Nisa Perempuan

6 Aaron Wahyu A Laki-Laki

7 Vameli Anggraini Perempuan

8 Restu Wijaksono Laki-Laki

9 Zaleesa Alya Putri Perempuan

10 Binar Cahya Kirana Perempuan

11 Natasya Anggraini Perempuan

12 Kenzy Aprilio Winata Laki-Laki

13 Muhammad Jovin Pratama Laki-Laki

14 Fajar Al Fahri Laki-Laki

15 Amelia Anggraini Perempuan

16 Intan Arda Chandra Kirana Perempuan

17 Dinda Aprilia Wulandari Perempuan

18 Medina Nur Naira Aziz Perempuan

19 Putri Azka Kania Perempuan

20 Rengganis Shanum Albana Perempuan

21 Asyfa Rizki Azalia Perempuan

22 Wildan Putra Ramadhan Perempuan

23 Zain Azhar Laki-Laki

24 Farhan Nur Alif Laki-Laki

g. Sarana dan Prasarana TK ABA 31 Way Pacar Gedung Wani Lampung Timur

Proses pembelajaran akan berjalan dengan lancar dan optimal apabila dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang meamdai. Adapun sarana dan prasarana yang terdapat di TK ABA 31 Way Pacar Gedung Wani, sebagai berikut:

Tabel.3

Sarana yang Dimiliki di TK ABA 31 Way Pacar Gedung Wani

No Jenis Jumlah Kondisi

1 Meja Anak 20 buah Baik

2 Kursi Anak 20 buah Baik

3 Kursi Guru 2 buah Baik

4 Meja Guru 2 buah Baik

5 Tempat Cuci Tangan 2 buah Baik

6 Kipas Angin 2 buah Baik

7 Papan Tulis 2 buah Baik

8 Rak Sepatu 1 buah Baik

9 Ayunan Besi 2 buah Baik

10 Jungkitan 1 buah Baik

11 Peluncuran 1 buah Baik

12 Bola Dunia 1 buah Baik

13 Jembatan Lengkung 1 buah Baik

14 Bola Kecil Warna Warni 8 buah Baik

15 Puzzle 10 buah Baik

16 Balok 10 buah Baik

17 Ring Donat 5 buah Baik

18 Boneka 2 buah Baik

19 Bola Besar 5 buah Baik

20 Buku Cerita 10 buah Baik

21 Buku Iqro 20 buah Baik

22 Alat Mewarnai 5 buah Baik

23 Ronce 2 buah Baik

Prasarana yang dimiliki oleh TK ABA 31 Way Pacar Gedung Wani dilihat pada tabel.4

Tabel.4

Prasarana yang Dimiliki TK ABA 31 Way Pacar Gedung Wani

No Jenis Prasarana Status

1 Status Gedung Bangunan Milik TK ABA 31 Way

Pacar Gedung Wani 2 Ruang Kelas:

a. Jumlah ruangan yang dimiliki b. Luas ruangan

c. Kondisi ruangan

3 ruang 162 m Baik 3 Halaman Sekolah

4 Kantor Guru Ada

5 Toilet Ada

Berdasarkan tabel di atas dapat dipahami bahwa sarana dan prasarana di TK ABA 31 Way Pacar Gedung Wani Lampung Timur sudah memenuhi standar yang baik dan dilengkapi juga dengan sarana bermain di dalam maupun di luar kelas. Alat bermain di dalam kelas seperti balok, ronce, puzzle dan lain sebagainya. Sedangkan alat permainan di luar kelas seperti ayunan, jungkat- jungkit, jembatan lengkung, bola dunia, ayunan besi, dan seluncuran.

Sarana dan prasarana yang ada di TK ABA 31 Way Pacar Gedung Wani memiliki status gedung bangunan milik sendiri dengan jumlah ruang yang dimiliki yaitu tiga terdiri dari ruang kelas A, ruang kelas B dan kantor dengan kondisi ruangan baik. Luas ruangan TK ABA 31 Way Pacar yaitu 162 m yang di dalamnya sangat nyaman dan aman untuk belajar maupun bermain.

h. Struktur Organisasi TK ABA 31 Way Pacar Gedung Wani Lampung Timur

Agar semua anggota mengetahui kedudukan dan tanggungjawab masing-masing maka struktur organisasi lembaga pendidikan formal sangat dibutuhkan. Hal tersebut dapat dilihat dari gambar berikut ini:

Gambar 1

Struktur Organisasi TK ABA 31 Way Pacar Gedung Wani KAPALA TK

JARIYAH S.Pd.I

Guru Kelas A SRI PUJI RAHAYU S.Pd

Guru Kelas B JARIYAH S.Pd.I

Siswa dan Siswi TK ABA 31 Way Pacar

Gedung Wani

i. Letak Geografis TK ABA 31 Way Pacar Gedung Wani Lampung Timur

TK ABA 31 Way Pacar Gedung Wani Lampung Timur berdiri di atas tanah dengan luas 660 m dan luas bangunan . Untuk lebih detailnya dijelaskan pada gambar di bawah ini:

Jln Bawang Tijang Gedung Wani

Pagar Depan Gerbang Depan Pagar Depan

Halaman Bermain Outdoor

Gambar 2

Letak Geografis TK ABA 31 Way Pacar Gedung Wani Kelas AKelas BKantor

2. Deskripsi Hasil Penelitian

a. Penerapan Metode Pembiasaan dalam Pendidikan Karakter Anak Usia Dini di TK ABA 31 Way Pacar Gedung Wani Lampung Timur

Pendidikan karakter menjadi pendidikan yang sangat penting untuk dilaksanakan di sekolah, terutama untuk anak usia dini yang mengalami fase yang dimana rentan terhadap perubahan sikap. Anak usia dini merupakan masa keemasan yang dimana membutuhkan bimbingan dan pembiasaan serta upaya melindungi diri dari dampak buruk. Selanjutnya peneliti menanyakan pendapat pendidik di TK ABA 31 Way Pacar Gedung Wani Lampung Timur mengenai seberapa penting pendidikan karakter diterapkan untuk membentuk karakter anak. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara kepada Ibu Sri Puji Rahayu S.Pd yang menyatakan bahwa:

“Pendidikan karakter sangat penting sebagai pondasi dikehidupan yang akan datang, karena pada dasarnya semua anak mempunyai karakter yang baik. Sifat yang buruk akan timbul ketika anak kurang mendapatkan pendidikan. Potensi anak akan hilang jika tidak dikembangkan sejak usia dini. Pembentukan karakter harus dilaksanakan secara terus menerus dan ada dalam kehidupan sehari-hari, sehingga menjadi kebiasaan karakter yang baik (W.01.F1./1a.1).”

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti yang dilakukan dengan guru dapat diketahui bahwa di TK ABA 31 Way Pacar Gedung Wani Lampung Timur untuk pendidikan karakter sangat penting diterapkan karena menjadi pondasi untuk masa depan anak, agar anak memiliki kepribadian yang baik. Oleh karena itu, TK ABA 31 Way Pacar Gedung Wani Lampung Timur

melaksanakan metode pembiasaan sebagai upaya penanaman karakter kepada anak. Bentuk-bentuk metode pembiasaan ini dikemas dalam bentuk kegiatan pembiasaan dilakukan di sekolah.

Dalam pendidikan karakter ini memiliki tujuan yang ingin dicapai seperti yang diungkapkan oleh Ibu Sri Puji Rahayu selaku guru TK ABA 31 Way Pacar sebagai berikut:

“Tujuan yang ingin dicapai dari pendidikan karakter ini tentu saja ingin menjadikan anak sebagai generasi penerus bangsa yang memiliki sifat yang bermartabat yang berkarakter yang bisa menunjukkan potensi dan kemampuan setiap individu itu sendiri.

Seperti menjadi pribadi yang kuat, bertanggung jawab, jujur, mandiri, disiplin dan berprilaku baik. Sehingga anak mampu bersosialisasi dengan baik di dalam lingkungan masyarakat sekitar serta mampu menolong dirinya sendiri dalam rangka kecakapan hidup (W.01.F1./1a.2).”

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan bahwa tujuan pendidikan karakter ini untuk menjadikan anak menjadi pribadi yang baik serta bertanggung jawab baik untuk diri sendiri, keluarga maupun lingkungan sekitar.

Pendidikan bukan hanya mengembangkan kemampuan intelektual anak namun juga membentuk karakter anak agar menjadi pribadi yang dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekitar, menjadikan anak beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara kepada Ibu Jariyah selaku kepala TK yang menyatakan bahwa:

“Cakap bersosialisasi dengan lingkungan memberikan energi positif karena apabila seseorang mempunyai karakter baik

pasti akan mudah bersosialisasi ataupun berkomunikasi dengan lingkungan setempat seperti menghargai orang lain, mau bergotong royong, saling tolong menolong dan mampu menempatkan diri dengan baik sehingga akan membuat orang lain nyaman. Dan pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain (W.01.F1./2b.1)”.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa cakap bersosialisasi sangat penting dalam pembentukan karakter anak usia dini. Karena pada hakikatnya individu adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain. Adapun budaya sekolah yang diterapkan di sekolah juga membentuk karakter anak seperti yang di ungkapkan oleh Ibu Sri Puji Rahayu sebagai berikut:

“Budaya sekolah yang mencerminkan pendidikan karakter yaitu seperti menerapkan kegiatan pembiasaan pada awal dan akhir proses belajar, pembiasaan berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan, budaya berbaris sebelum masuk kelas dengan tertip, mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, membiasakan anak melepas dan memakai sepatu sendiri dan kegiatan kegiatan lain yang dapat mengembangkan potensi dalam pembentukan karakter (W.01.F1./2b.2).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa budaya sekolah dapat menjadi cerminan diri seseorang dimana budaya sekolah ini menerapkan pembiasaan untuk anak tertib dalam melaksanakan aturan yang telah dibuat oleh sekolah. Pendidikan karakter identik dengan akhlak sehingga karakter merupakan nilai- nilai perilaku manusia yang universal yang meliputi seluruh akivitas manusia baik dalam berhubungan dengan Tuhan seperti yang diungkapkan oleh Ibu Sri Puji Rahayu selaku pendidik TK ABA 31 Way Pacar sebagai berikut:

“Ajaran agama mengarahkan manusia mempercayai dengan sepenuh hati akan adanya Tuhan Yang Maha Esa. Dalam pendidikan karakter meliputi pengembangan nilai-nilai keagamaan dan moral, sosial emosional dan kemandirian yang diharapkan akan meningkatkan ketaqwaan serta mengembangkan benih-benih keimanan dalam kepribadian anak untuk beribadah (W.01.F1./1c.1)”.

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa pendidikan karakter sangat berpengaruh terhadap nilai keyakinan dan beribadah terutama beribadah dengan Tuhan. Pendidik memberi penjelasan kepada anak seperti yang diungkapkan oleh Ibu Sri Puji Rahayu sebagai berikut:

“Memberi penjelasan dengan bahasa sederhana dan mudah dimengerti anak, anak akan mendengarkan penjelasan kepada guru dengan bahasa yang lembut, tidak bertele-tele. Dengan bahasa yang mudah dipahami ini menjadikan anak agar mempunyai sikap mempercayai adanya tuhan dengan menyebutkan ciptaan- ciptaanya, patuh dalam menjalankan ajaran agama dan toleransi terhadap agama lain sehingga hidup rukun bagi umat beragama.

Dan memberi contoh mengucapkan kalimat takjub saat melihat ciptaan Tuhan (W.01.F1./1c.2)”.

TK ABA 31 Way Pacar Gedung Wani membagi metode pembiasaan dalam 5 bentuk pembiasaan yaitu kedisiplinan, kemandirian, tanggung jawab, religiusitas dan kejujuran. Hal ini diungkapkan oleh Ibu Sri Puji Rahayu selaku guru mengenai metode pembiasaan kedisiplinan:

“Metode pembiasaan yang dilakukan secara rutin dan terprogram, seperti datang ke sekolah tepat waktu, berbaris dengan tertib sebelum masuk kelas, menyimpan sepatu pada tempatnya sesuai dengan aturan yang disepakati bersama anak dan bergantian ketika akan mengaji. Hal ini untuk membentuk prilaku yang mencerminkan sikap taat terhadap peraturan untuk melatih

kedisiplinan pada anak. Tetapi terkadang ada anak yang masih terlambat datang ke sekolah (W.01.F2./2a.1)”.

Berdasarkan uraian di atas dapat dimaknai bahwa peserta didik sebelum dilakukan pembiasaan, sikapnya tidak disiplin.

Sehingga sekolah mengatasi hal tersebut dengan menerapkan pembiasaan disiplin dan memperketat aturan. TK ABA 31 Way Pacar Gedung Wani Lampung Timur menekankan anak untuk disiplin sejak dini agar kelak anak sudah dewasa sudah tertanam dalam diri anak. Guru juga memberikan tindakan kepada anak ketika anak tidak disiplin seperti yang diungkapkan oleh Ibu Sri Puji Rahayu:

“Mengingatkan mengenai batasan-batasan yang menjadi tanggung jawab anak yang harus ditaati dan memberi bimbingan serta memotivasi anak agar aktif bersedia mengikuti peraturan yang telah diterapkan tanpa paksaan.

Pendidik juga melakukan pendekatan terhadap anak dan mencoba mencari tahu apa yang membuat anak tidak berprilaku disiplin. Kemudian pendidik mengajarkan anak untuk disiplin sehingga anak mengerti bahwa kedisiplinan dapat menjadikan pribadi yang bertanggung jawab.

(W.01.F2./2a.2)”.

Setelah dilakukan metode pembiasaan disiplin anak juga diajarkan untuk mandiri seperti yang diungkapkan oleh Ibu Sri Puji Rahayu selaku guru di TK ABA 31 Way Pacar Gedung Wani yaitu sebagai berikut:

“Metode pembiasaan berdoa sebelum dan sesudah makan, makan bersama secara mandiri dan setalah kegiatan guru menguatkan dengan menekankan pada perilaku mandiri.

Seperti: anak-anak ibu guru sudah hebat semua mampu mandiri, makan sendiri dengan adab yang baik tanpa harus meminta bantuan orang lain (W.01.F2./2b.1)”.

Kendala yang dihadapi pendidik dalam menerapkan nilai karakter kemandirian yaitu anak belum terbiasa melakukan kegiatan sehari-hari dengan sendiri seperti yang diungkapkan oleh Ibu Sri Puji Rahayu selaku guru TK ABA 31 Way Pacar Gedung Wani yaitu sebagai berikut:

”Kendalanya adalah setiap anak memiliki karakter atau sifat yang berbeda-beda, sebagian anak memiliki rasa percaya yang rendah, sebagian yang lain memiliki rasa kurang semangat dalam belajar, dan ada juga anak yang terbiasa segala sesuatu dibantu dengan orang lain. Sehingga anak kurang dalam kemandiriannya.

Dan terkadang menemukan anak yang orangtuanya di rumah tidak mengajarkan kemandirian, seperti ketika makan dirumah anak terbiasa disuapi, memakai sepatu terbiasa dibantu orangtua, sehingga ketika di sekolah anak akan mendapatkan kesulitan untuk mandiri. Guru harus memberi bimbingan dan pendampingan (W.01.F2./2b.2)”.

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa kemandirian sangat bermanfaat bagi anak usia dini dimasa yang akan datang terlebih kemandirian diajarkan kepada anak sejak kecil. Anak yang diajarkan mandiri sejak dini tidak akan mudah bergantung kepada orang lain dan menjauhkan dari sikap manja. Kendala yang dihadapi oleh anak juga dapat diatasi dengan melakukan bimbingan serta pendampingan kepada anak agar anak terbiasa untuk mandiri.

Selain metode pembiasaan disiplin diterapkan juga metode pembiasaan tanggung jawab sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibu Jariyah selaku kepala TK yaitu sebagai berikut:

“Membiasakan menanamkan sikap tanggung jawab seperti membuat kesepakatan boleh menggunakan mainan sekolah

asal setelah bermain harus membereskan mainan ke tempat semula. Membiasakan anak mengetahui tugas dan kewajibannya(W.01.F2./2c.1)”.

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa di TK ABA 31 Way Pacar Gedung Wani Lampung Timur sudah menerapkan sikap tanggung jawab sejak dini. Berusaha untuk mengembalikan barang yang telah digunakan ke tempatnya.

Sehingga dampak pembiasaan tersebut menumbuhkan sikap tanggung jawab kepada anak. Seperti yang diungkapkan ibu Jariyah selaku kepala TK sebagai berikut:

“Memberikan contoh keteladanan yang dapat dicontoh anak, karena sikap dan perilaku seorang guru sangat membekas dalam diri anak, sehigga sikap dan karakter guru menjadi cermin untuk anak-anak. Selain itu guru harus mampu memberi penjelasan mengenai dampak perilaku baik positif maupun negative yang dilakukan anak. Dan berikan pujian kepada anak ketika melakukan sesuatu yang positif (W.01.F2./2c.2)”.

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa ketika pembiasaan terus di terapkan, terutama pembiasaan positif maka karakter yang dibentuk akan melekat pada anak.

Metode pembiasaan akan berpengaruh besar pada tertanamnya karakter peserta didik. Hasil wawancara dengan Ibu Sri Puji Rahayu yaitu:

“Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan, mengucapkan salam, mengucapkan kalimat toyiba, membaca surat-surat pendek, mengenal nabi dan rasul, mengaji sebelum memulai pembelajaran(W.01.F2./2d.1)”.

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa pembiasaan religiusitas yang didalamnya membaca surat- surat pendek, mengaji bertujuan untuk meningkatkan nilai religiusitas anak. Sehingga anak tidak hanya pintar ilmu pengetahuan saja tetapi mengimbanginya dengan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Diharapkan anak tidak hanya mengaji di sekolah saja tetapi ketika di rumah juga diterapkan sehingga nilai-nilai religiusitasnya bisa di terapkan di masyarakat.

Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Sri Puji Rahayu sebagai berikut:

“Mengajak anak mengenal agamanya, tempat ibadah dan mengenal ciptaan-ciptaan Tuhan, serta kegiatan-kegiatan keagamaan yang harus dilaksanakan sebagai umat beragama yang taa(W.01.F2./2d.2)”.

Berdasarkan uraian di atas anak dibiaskan dengan mengetahui agama yang ada di masyarakat sekitar, mengenal tempat ibadah sesuai dengan agama yang dianut. Selanjutnya metode pembiasaan kejujuran yaitu seperti yang diungkapkan oleh Ibu Sri Puji Rahayu sebagai berikut:

“Di TK ABA 31 Way Pacar ini menerapkan karakter kejujuran hal ini diwujudkan dengan adanya himbauan bagi siapa saja yang menemukan benda atau uang yang terjatuh segara melaporkan kepada Ibu guru. Mengenalkan sikap jujur kepada anak melalui cerita, tanya jawab atau bermain peran. Memberi contoh mengenai sikap yang baik, mau memberi dan meminta maaf apabila melakukan kesalahan.

Dan anak diajak merasakan manfaat bila perilaku jujur di terapkan dalam kehidupan sehari-hari (W.01.F2./2e.1).”

Dokumen terkait