37 b. Tahap pelaksanaan
Pada tahap ini berisi tentang pembelajaran dengan model PjBL, dan melakukan post test.
c. Tahap akhir
Pada tahap ini berisi tentang analsis data hasil penelitian, menguji hipotesis dan menarik kesimpulan penelitian.
38
Keterangan :
Z : Transformasidariangkakenotasi pada distribusi normal Xi : Angka pada data
SD : Probabilitaskomulatifempiris Dengan kriteria:
i. Jika nilai │F (x) – S (x) │terbesar<nilaitabellilliefors, maka Ho diterima; Ha ditolak
ii. Jika nilai │F (x) – S (x)
│terbesar>darinilaitabellilliefors, maka Ho ditolak; Ha diterima
Adapun pengunaan uji normalitas menggunakan SPSS, langkah-langkahnya yaitu diawali dengan masuk ke program SPSS. Lalu, klik Variable View pada SPSS editor. Pada kolom Name, baris pertama dan kedua ktik kelas subjek penelitian yaitu control dan eksprimen, pada kolom Decimal, ubah semua angka menjadi angka 1(
sesuai kebutuhan), dan pada kolom Label ketik jenis tes yang diujikan. Kemudian klik Data View pada SPSS
39
editor dan masukkan nilai posttest pada kolom control dan eksprimen. Selanjutnya pilih menu Analyze, kemudian masuk ke Descriptive Statistics, lalu Explore. Pada jendela Explore, terdapat kolom Dependent List, pindahkan variabel yang ingin diuji ke kolom tersebut.
Jika variable besifat kualitatif, pindahkan ke kolom Factor List. Pilih Both pada Display, centang pada bagian Descriptive, lalu isi Confidence interval For Mean dengan angka tertentu yang sesuai kebutuhan , kemudian klik Continue. Klik Plots, lalu beri centang pada Normality Plots Witht Tests, jika sudah klik Continue kemudian klik OK.
Apabila dua kelompok data yang di uji tidak berdistribusi normal maka dilakukan uji hipotesis berupa uji non parametrik dalam bentuk
uji Mann-Whitney U.
Uji Mann-Whitney U mempunyai syarat yaitu:
Data yang diuji harus berskala rasio, interval, atau ordinal.
Terdapat 2 kelompok data yang diuji.
40
Tidak terpengaruh atas normalitas data.
Data tidak berpasangan alias berbeda kelompok.
Kelompok yang diuji variansnya sama alias homogen
Cara Uji Mann Whitney di SPSS
Sebelum melakukan uji ini di SPSS, pastikan data telah diinput dan sebaran data telah diketahui . kemudian ikuti langkah- langkah berikut:
Masuk ke menu Analyze, lalu klik secara berurutan Nonparametric Tests, Legacy Dialogs, 2 independent Samples.
Isikan Test Variabel List dan Grouping Variabel pada kotak dialog 2 Independent- Sampel Test dan beri tanda centang pada Mann-Whitney U.
Kemudian klik Define Groups dan isikan kode masing- masing kelompok data, lalu klik Continue.
Jika sudah, klik options dan beri tanda centang pada Descriptive. Kembali klik
41 Continue.
Terakhir, klik OK.
2. Uji homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk memperlihtkan bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama. Perlu kiranya melakukan pengujian homogenitas yakni dengan rumus sebagai berikut:
Dengan kriteria pengujian sabagai berikut:
Data dikatan homogeny:
i. Jika , dan data tidak homogeny ii. Jika
dengan taraf signifikasi 5% ( 05
,
0
).
Adapun langkah- langkahnya di awali dengan masuk ke program SPSS. Lalu, klik variable view pada SPSS editor.
Pada kolom name baris pertama klik “kelas” dan pada baris kedua ketik data yang akan diuji “nilai”, pada kolom decimal, ubah semua angka menjadi angka 1 ( sesuai
42
kebutuhan ), pada kolom label, untuk baris pertamaketik
“kelas” sedangkan pada baris kedua ketik “nilai posttest”
dan pada kolom value, untuk baris kedua dikosongkan.
Pada baris pertama kolom ini klik kotak kecil, lalu langkah selanjutnya yaitu ketik “1” pada value dan pada label ketik
“eksprimen” lalu klik add dan ktik “2” pada value dan pada label ketik “kontrol” , lalu klik add kemudian klik Data View pada SPSS editor. Pada kolom kelas klik angka “1”
dan “2” sesuai dengan kelasnya serta pada kolom “nilai”
masukkan hasil nilai peserta didik yang ingin di uji.
Selanjutnya pengolahan data dilakukan dengan cara buka menu Analyze , dan klik Compare Mean, kemudian klik One- Way ANOVA. Lalu pindahkan variable “nilai”
kedalam Dependent List dan variable “kelas” ke Fixed Factor (s). kemudian klik Options. Pilih Homogeneity of variance test, lalu klik Continue dan OK.
3. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan signifikan antara kemampuan berpikir kreatif siswa kelompok kontrol dan kelompok eksprimen.
43
Rumus yang digunakan dengan cara menentukan uji-t pooled varians, yaitu:
thit =
Keterangan:
= Rata-rata sampel 1 2 = Rata-rata sampel 2 S1 = Simpanganbakusampel 1 S2 = Simpanganbakusampel 2 S12 = Varianssampel 1
S12 = Varianssampel 2
r = Korelasiantaraduasampel
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah:
i. Ho = Tidak ada pengaruh yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas kontrol dan kelas eksprimen.
ii. Ha = Ada pengaruh yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif siswa kelas kontrol dan kelas eksprimen.
Hipotesis tersebut berlaku ketentuan sebagai berikut:
- Jika nilai sig (2-tailed) < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.
44
- Jika nilai sig (2-tailed) > 0,05 maka Ha ditolak dan Ho diterima.
Untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang telat dibuat sebelumnya dan mengambil kesimpulan,metode analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini menggunkan Analisis Komperasi dengan menentukan uji-t dengan bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kereatif Siswa Kelas VII-Mts NS Wanasaba. Pengujian uji-t dalam penelitian ini dilakukan dengan IBM SPSS Statistic 20.
Dengan rumus Analyze-Compare Means-Independent of Means T-Test. Hasil uji-t dilihat pada kolomt-test for Equality of means jika nilai Sig (2-tailed) < 0,05 maka Ha dierima dan Ho ditolak.
Selanjutnya pengolahan data dilakukan dengan cara klik Analyze, lalu Compare Means, kemudian pilih Independent Sample T-Test. Pada kolom uji masukkan nilai kedalam test variable (s) sedangkan pada Grouping Variable, masukkan kelas dengan cara klik Define Group dan pada Group 1 ketik angka “1” dan
45
pada group 2 ketik angka “2”, lalu klik Continue. Tahap terakhir yaitu pengisian tingkat signifikansi dengan a=
5% dilakukan dengan klik Options dan ubah Confideence Level menjadi 95% lalu klik Continue dan OK. Oleh karena itu, untuk melihat hasil hipotesis dapat ditentukan nilai Equal Variances Assumed sig (2- tailed).
Uji hipotesis menggunakan uji-t yang dianalisis menggunakan SPSS dengan gambar sebagai berikut:
Gambar 4.1: kurva uji-t
46 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian
1. Deskriptif Pelaksanaan Penelitian
Hasil penelitiandiperolehsetelahmenerapkan model pembelajaranproject based learning (PjBL) pada materi garis dan sudut pada kelas VIIA yang berjumlah 25 orang siswasebagaikelaseksperimen dan kelas VIIB yang berjumlah 25 orang sebagaikelaskontrol.
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Nahdlatus Shaufiah Wanasaba Tahun Pelajaran 2021/2022 sebanyak 5 kali pertemuan diantaranya 2 kali pertemuan di kelas control, dan 3 kali pertemuan di kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL). Adapun tujuan penelitian ini untuk menguji apakah ada pengaruh menggunakan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi garis dan sudut di kelas VII, agar terciptanya proses pembelajaran yang efesien dan efektif dan mudah untuk dipraktikkan secara langsung kepada
47
peserta didik supaya lebih memahami materi yang diajarkan.
Pada pertemuan pertama, peneliti memberikan materi pada kelas control yaitu kelas VIIB dengan menggunakan model pembelajaran yang biasa digunakan di sekolah tersebut. Setelah memberikan materi pada kelas control, pada pertemuan kedua, selanjutnya peneliti memberikan posttest dengan menggunakan soal tes kemampuan berpikir kreatif. Tujuan memberikan soal tersebut untuk mengetahui bagaimana kemampuan berpikir kreatif siswa pada saat menggunakan model pembelajaran yang biasa digunakan di sekolah.
Selanjutnya pada pertemuan ketiga peneliti melakukan penelitian di kelas VIIA atau pada kelas eksperimen. Pada kelas eksperimen peneliti menggunakan 3 kali pertemuan, pada pertemuan pertama peneliti menyampaikan materi dengan menggunakan model pembelajaran project based learning (PjBL) dengan 6 sintak yaitu: penyajian permasalahan, membuat perencanaan, membuat penjadwalan, mengawasi kemajuan belajar, melakukan penilaian dan evaluasi. Pada penyampian materi garis dan sudut, pembelajaran tidak hanya menggunakan metode ceramah saja tetapi melalui model pembelajaran PjBL ini metode pembelajaran akan dikemas lebih menarik sehingga siswa
48
tidak telalu bosan saat proses pembelajaran berlangsung.
Selanjutnya pada pertemuan kedua, peneliti memberikan sebuah project yang akan dibuat oleh siswa. Project tersebut tentang materi garis dan sudut, tapi sebelum memulai membuat project siswa terlebih dahulu dibagi menjadi 5 kelompok yang terdiri dari 3-4 orang siswa. Tujuan pembuatan project tersebut agar siswa dapat memahami materi garis dan sudut dan jug agar pembelajaran tidak membosankan. Adapun alat dan bahan yang digunakan untuk membuat project tersebut yaitu: kardus sebagai alas tempat menempel gambar dan tempat membuat garis, kertas manila digunakan untuk membuat gambar bangun ruang yang diinginkan yang akan ditempel di kardus, gunting digunakan untuk memotong kertas sesuai keinginan, lem digunakan untuk menempel gambar, pensil/spidol digunakan untuk membuat garis dan sudut dan penggaris untuk mengukur besar garis dan sudut.
Setelah membuat project, pada pertemuan selanjutnya atau pertemuan ketiga peneliti melakukan posttest untuk melihat kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VIIA.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data nilai keterampilan berpikir peserta didik. Hasil penelitian tersebut diuraikan sebagai berikut.
49 1. Uji Normalitas
Nilai kemampuanberpikirkreatifsiswadapatdiperolehdarihasil posttest. Setelah mendapatkanhasilnya, data tersebutdiujinormalitasnya. Hasil uji normalitas data kemampuanberpikirkreatifdapatdilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Tests of Normality
Kelas
Shapiro-Wilk Statistic Df Sig.
berfikir kreatif kelas A .865 25 .003 Kelas B .939 25 .119
Berdasarkan tabel 4.1, hasil analisis nilai post test kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas eksperimen yaitu kelas VIIA dan kelas kontrol yaitu kelas VIIB bahwa data tersebut normal, karena nilai │F (x) – S (x) │terbesar > dari nilai tabel lilliefors, maka Ho ditolak; Ha diterima.
Apabila dua kelompok data yang di uji tidak berdistribusi normal maka dilakukan uji hipotesis berupa uji non parametrik dalam bentuk uji Mann-Whitney U.
Hasil uji Mann-Whitney U data kemampuan berpikir kreatif dapat dilihat pada tabel 4. 2.
50
Tabel 4.2 Hasil Uji Mann-Whitney u Ranks
Kriteria N Mean
Rank Sum of Raneks Kemampuan_Berpikir
_Kreati f
1 25 31.96 799.00
2 25 19.04 476.00
Total 50
Dari hasil Rank, dapat dilihat bahwa nilai mean pada kelas A lebih besar dari pada nilai mean pada kelas B ( 31.96 > 19.04 )
Tabel 4.3 Hasil Uji Mann-Whitney U Test
Statisti csa
Kemampuan _B erpikir_Kre atif
Mann-Whitney U 151.000
Wilcoxon W 476.000
Z -3.166
Asymp. Sig. (2-
tailed) .002
a. Grouping Variable: Kriteria
Dari nila uji Mann-Whitney, dapat dilihat pada hasil dimana nilai statistic uji Z yang kecil yaitu -3.166 dan nilai nilai sig.2-tailed adalah 0,002 < 0,05 maka dari itu hasil uji signifikan secara statistic, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.
51 2. Uji Homogenitas
Pada uji homogenitas dengan menggunakan SPSS versi 16.0 terhadap data yang diperoleh dari siswa yang berupa nilai kemampuan berpikir kreatif dari kedua kelas yaitu kelas control dan kelas eksperimen dari hasil posttest.
Maka untuk membuktikan bahwa data yang didapatkan dari kedua kelas tersebut apakah homogeny atau tidak, maka perlu dilakukan uji homogenitas.
Hasil uji homogenitas dapat data kemampuan berpikir kreatif dapat dilihat pada tabel 4.2
Test of Homogeneity of Variances berpikir kreatif
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.091 1 48 .155
Berdasarkan tabel 4.2, hasil perhitungan uji homogenitas nilai posstest kemampuan berpikir kreatif kedua kelas tersebut dapat disimpulkan bahwa data tersebut dikategorikan homogeny karena
ℎi g ≥ dengan taraf signifikasi 5%
52 3. Uji Hipotesis
Setelah data yang didapatkan oleh peneliti dinyatakan normal dan homogeny, maka dilakukan uji hipotesis. Pada penelitian ini uji hipotesis menggunakan SPSS versi 16.0 dengan teknik uji perbedaan dua sampel yang tidak saling berhubungan (independent sample t- Test). Uji beda t pada dua sampel bebas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan pada dua kelompok sampel yaitu kelompok kelas control dan kelas eksperimen.
Adapun hasil uji Independent Sample T-test dapat dilihat pada tabel 4.3
Independent Samples Test
t-test for Equality of Means
Sig. (2- tailed)
Mean Differenc
e
Std.
Error Differen
ce berpikir kreatif Equal
variances Assumed
.003 8.88000 2.79149 Equal
variances not assumed
.003 8.88000 2.79149
53
Berdasarkan hasil output perhitungan dari SPSS bahwa nilai signifikan pada kolom equal variances assumed sig. (2- tailed) sebesar 0.003. Nilai tersebut kurang dari 0.05 ( 0.003
< 0.05 ), maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak, dan Ha
diterima.
B. Pembahasan
Hasil kemampuan berpikir kreatif siswa di sekolah MTs Nahdlatus Shaufiah Wanasaba setelah dilakukan perlakuan menggunakan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dan tes menggunakan soal post test kemampuan berpikir kreatif dan hasil posttest tersebut diuji menggunakan SPSS versi 16.0. Adapun analisis data yang diperoleh dari uji normaitas yaitu, bahwa hasil posttest tersebut normal karena nilai │F(x) – S (x) │terbesar
> dari nilai tabel lilliefors (0,119 >0,05 ).
Sedangkan untuk uji homogenitasnya, data tersebut homogeny berdasarkan ℎi g ≥ dengan taraf signifikasi 5% ( 0,05
). Sedangkan untuk uji hipotesis yang didapatkan dari hasil posttest tersebut adalah nilai signifikan pada kolom equal variances assumed sig. (2-tailed) sebesar 0.003. Nilai tersebut kurang dari 0.05 ( 0.003 < 0.05 ), maka dapat disimpulkan bahwa
54
H0 ditolak, dan Ha diterima. Artinya model.
pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi garis dan sudut.
Menurut yang dilakukan Lailiya dan Ririn, terbukti adanya pengaruh model PjBL yang signifikan pada daya mampu dan kreativitasnya, pengujian dari : uji analisis, faired T-test, yakni nilai sign lebih kecidl dari 0,05 ( sign < 0,05) yaitu 0,000. Sehingga Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya penggunaan model pembelajaran PjBL lebih baik dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.
Penelitian yang dilakukan oleh Satria Mihardi, Mara Bangun Harap, dan Ridwan Abdullah Sani pada Tahun 2013 yang berjudul
“The Effect of Project Based Learning Model with KWL Worksheet on Student Creative Thingking Process in Physics Problem”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran berbasis proyek efektif untuk meningkatkan krmampuan berpikir kreatif siswa.
Penelitian lainnya yaitu dilakukan oleh Ferawati Wahida, Nurdin Rahma dan Siang tandi Gonggo yang berjudul pengaruh model pembelajaran berbasis proyek terhadap keterampilan
55
berpikir kreatif dan hasil belajar kimia siswa kelas X SMA Negeri 1 Parigi. Berdasarkan pada hasil penelitiannya, model pembelajaran berbasis proyek berpengaruh secara signifikan terhadap keterampilan berpikir kreatif dan hasil belajar siswa.
Penelitian yang dilakukan oleh Susanti yang berjudul “ Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Kemampuan Berpikir kreatif dan Siakap Ilmiah Siswa Pada materi Nutrisi”.
Susanti menemukan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa yang mendapatkan pembelajaran berbasis proyek mengalami peningkatan.
Penelitian yang dilakukan oleh Rindi Novitri dan Sulton Nawawi yang berjudul “Pengaruh Model Project Based Learning pada Mata Kuliah Seminar Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Mahasiswa”. Hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan model Project Based Learning berpengaruh signifikan dalam meningkatkan keterampilan berpikir kreatif mahasiswa.
Berdasarkan penelitian di atas terlihat bahwa pembelajaran berbasis proyek dapat memberikan hasil kemampuan berpikir kreatif yang baik. Dengan keberhasilan penelitian yang dilakukan sebelumnya peneliti berharap adanya pengaruh dari penerapan model pembelajaran berbasis proyek terhadap kemampuan berpikir
56
kreatif siswa pada materi garis dan sudut.
Secara sederhana pembelajaran berbasis proyek didefinisikan sebagai suatu pengajaran yang mencoba mengaitkan anatara teknologi dengan masalah kehidupan sehari-hari yang dekat dengan siswa, atau dengan proyek sekolah. Model pembelajaran berbasis proyek atau model PjBL adalah sebuah pembelajaran yang inovatif, dan lebih menekankan pada belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks.28
Model project based learning yaitu pembelajaran kontekstual yang mengutamakan student centered dan menggunakan permasalahan lingkungan dalam mengintruksi pengetahuan dan keterampilan belajar siswa.29 Pembelajaran berbasis proyek ini pembelajaran yang diorientasikan untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan belajar para siswa melalui beberapa kegiatan merencanakan, melaksanakan penelitian, dan menghasilkan produk tertentu yang dirancang dalam satu wadah berupa proyek pembelajaran. Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahawa PjBL
28 Made Wena. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2011.H.145)
29 Hayati, W. I., Utaya, S., & Astina, I. K. 2016. Efektivita s student worksheet berbasis project based learning dalam menumbuhkan kemampuan berpikir kritis siswa pada materi pelajaran geografi. Jurnal Pendidikan, 1(3),468–474.
57
merupakan model pembelajaran yang melatih untuk memecahkan masalah sehari- hari yang pada akhirnya siswa mampu menngahsilkan sebuah karya proyek, dan melatih siswa untuk bekerja dalam tim atau kelompok. Atau kata lain bahwa dengan model PjBL siswa dilatih menyusun sendiri pengetahuannya, mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, mandiri, serta meningkatkan kepercayaaan diri.
Berpikir kreatif adalah suatu proses berpikir tingkat tinggi yang menghasilkan bermacam-macam komonikan jawanban.
Disamping itu berpikir kreatif juga dipandang sebagai suatu proses yang digunakan ketika seseorang memunculkan atau mendatangkan suatu ide baru yang dihasilkan dari pemikiranya.
Sebagai proses dari berpikir tersebut kereatifitas dapat dipandang sebagai produk dari berpikir kreatif, sedangkan aktifitas kreatif adalah kegiatan dalam pembelajaran yang diarahkan untuk mendorong atau memunculkan aktifitas siswa untuk berpikir kreatif (Sekar Dkk,2015). Berpikir kreatif dapat memberikan dorongan dan dukungan positif kepada siswa sehingga siswa lebih terpacu untuk mengembangkan kreatifitasnya (Febrianti Dkk, 2016:121). Selanjutnya Munandar (Sulistiarmi, 2016:10).
Menjelaskan bahwa berpikir kreatif merupakan kemampuan
58
berdasarkan data, menemukan banyak kemungkinan jawaban secara operasional, kreatifitas dirumuskan sebagai kemampuan berpikir dan memberi gagasan secara lancer lentur dan orisinil, serta mampu mengelaborasi suatu pemikiran atau gagasan. Hal tersebut menunjukkan bahwa berpikir kreatif dapat mengembangkan pola pikir dan daya pikir siswa yang mencakup wawasan dengan unsur yang luas.
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kreatif ada pada setiap diri siswa yang dapat mendorong atai memberikan dukungan positif untuk menciptakan ide-ide baru yang berpariasi, aktif dalam pembelajaran terutama menciptakan produk- produk baru sesuai dengan materi yang dipelajari.
Berdarkan hasil uji hipotesis dapat dikatakan bahwa kemampuan berpikir siswa pada mata pelajaran matematika di pengaruhi oleh penerapan model pembelajaran Project Based Learning terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa. Oleh karena itu model pembelajaran project based learning dapat dikaitkan dengan kemampuan berpikir kreatif.
59 BAB V PENUTUP A. Kesipulan
Berdasarkan rumusan masalah dan hasil analisis data yang telah diuraikan pada pembahasan ,maka terbukti bahwah ipotesis awal sesuai dengan hasil penelitian yang didapatkan, yang dimana hipotesisnya yaitu ada pengaruh pengunaan model pembelajaran Project Based Learning terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VII MTs Nahdlatus Shaufiah Wanasaba. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Project Based Learning pada kelas eksprimen lebih baik dari pada hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional pada kelas control. Nilai signifikan pada kolom equal variances assumed sig. (2-tailed) sebesar 0.003. Nilai tersebut kurang dari 0.05 ( 0.003< 0.05 ), maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak, dan Ha diterima. Artinya model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatifsiswa pada materi garis dan sudut.
60 B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka peneliti dapat mengajukan saran untuk lebih baik lagi sebagai berikut :
1. Bagi guru MTs Nahdlatus Shaufiah Wanasaba khususnya guru mata pelajaran matematika diharapkan lebih meningkatkan kualitas belajar untuk mendapatkan hasil pendidikan sesuai dengan yang diharapkan.
2. Bagi peneliti lain diharapkan untuk mengadakan penelitian lanjutan dengan mempersiapkan waktu dan rancangan yang lebih matang agar mendapatkan pendalaman hal-hal yang belum ditemukan dalam penelitilain.
61
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,ProsedurPenelitian(SuatuPendekatanPraktek),Jakarta:RinekaCi pta,2006,hlm126.
AhmadSusanto.PerkembanganAnakUsiaDini.(Jakarta:Kencana,2011).H.1 14.
AhmadTanzeh,
MetodologiPenelitianPraktis,(Yogyakarta:Teras,2011),hlm.64 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi,
dan Kebijakan Publik serta Ilmu - ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta:
Prenada Media, 2005), hlm.39
Daryonto.2014.Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013.
Yogyakarta Penerbit Gava
Erni Murniarti. (2016). Penerapan Metode Project Based Learning dalam Pembelajaran. Universitas KristenIndonesia, hlm21-22.
Hartanto,2011. Mengembangkan Kreativitas Siswa Melalui Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Inquiri. Jurnal Kependidikan Triatik.Vol.14,No1.
Hayati, W. I., Utaya, S., & Astina, I. K. 2016. Efektivitas student worksheet berbasis project based learningdalam menumbuhkan kemampuan berpikir kritis siswa pada materi pelajaran geografi.
Jurnal Pendidikan,1(3),468–474.
Heris Hedriana dan Utari Soemarno. Penilaian Pembelajaran Matematika.
(Bandung: PTRefika Aditama,2014).H.43–44.
Lestari, dkk (2021). Pengaruh Model project Based learning Terhadap kemampuan Berpikir Kreatif peserta Didik kelas VIII SMP Negeri 2 Sanggar. Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan. STKIP Bima:
Bima.Vol5hlm1187
Made Wena. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. (Jakarta : PT Bumi Aksara,2011).H.145
Mohammad Ali dan Mohammad Asrori. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik.Jakarta:BumiAksara,2011).H.42.
62
Munandar.2014.PengembanganKeativitasAnakBerbakat.Jakarta:RinekaCi pta..
Puguh Suharso, Metode Penelitian Kuantitatif untuk Bisnis: Pendekatan Filosofi dan Praktis,(Jakarta: PTIndeks,2009),hlm.3
Retno Purwasih, dkk. Pengaruh Model Project Based Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa padaPemebelajaran Tematik SD Negeri 1 Metro Utara Semester Genap Tahun Pelajaran 2016/2017.
FKIP:UniversitasLampung. 2017, hlm1
Ridwan,MetodedanTeknikMenyusunProposalPenelitian,(Bandung:alfabet a,2014,hlm70.
Sani, Ridwan Abdullah. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara,2014,hlm182-183
Sugiyono,MetodePenelitianPendidikan,(Bandung:Alfabeta,2015),hlm.115 Trianto. 2007. Model – Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi
Konstruktivistik. Jakarta : PrestasiPustaka. Hlm15
Widyawati, santi. (2016). “Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Program StudiPendidikanMatematika (IAIMNU)MeteroSanti, hlm109-110.
63 LKS PjBL GARIS DAN SUDUT