PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS VII MTs NAHDLATUS SHAUFIAH
WANASABA
OLEH
PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
2022
ii
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS VII MTs NAHDLATUS SHAUFIAH
WANASABA
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar
Sarjana Pendidikan
OLEH
PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
2022
iii
iv
v
vii
viii MOTTO
”Siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan dapat”
ix
PERSEMBAHAN
“Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayahku
H.Martini dan Ibuku (alm). Aminah, keluargaku, almamaterku, semua guru dan dosenku,”
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, atas berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas VII MTs Nahdlatus Shaufiah Wanasaba”
Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, juga kepada keluarga, sahabat dan pengikutnya, Aamiin.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program Sarjana Tadris Matematika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram. Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak luput dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada :
1. Dr. Parhaini Andriani, M.Pd.,Si. selaku pembimbing I dan Lalu Sucipto, M.Pd. selaku pembimbing II yang memberikan bimbingan, motivasi dan koreksi mendetail, terus menerus dan tanpa bosan ditengah kesibukannya dalam suasana keakraban menjadikan proposal skripsi ini menjadi lebih matang dan cepat selesai;
xi
2. Samsul Irpan M.Pd selaku penguji I dan Ahmad Nasrullah M.Pd selaku penguji II yang memberikan arahan dan saran yang baik dan sangat membangun.
3. Dr. Alkusairi, M.Pd. selaku ketua jurusan program studi Tadris Matematika;
4. Dr. Jumarim, M.HI. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan;
5. Prof. Dr. H. Masnun, M.Ag. selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram yang telah memberikan tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan memberikan bimbingan dan peringatan untuk tidak berlama-lama di kampus tanpa pernah selesai;
6. Kedua orang tua yang tidak henti-hentinya memberikan motivasi, nasehat, cinta dan kasih saying serta do’a yang tentu takkan bisa penulis balas;
7. Teman-teman yang telah membantu mengoreksi, memotivasi, serta menyemangati penulis sehingga proposal skripsi ini bisa selesai;
8. Semua pihak yang telah banyak memberikan bantuan serta dukungan moral atau materil sehingga skripsi ini selesai sesuai target
Penyusun telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan dalam menyusun skripsi ini, namun masih banyak kekurangan dan kesalahan dari segi teknik penulisan, maupun tata bahasa, oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
xii
membangun guna menyempurnakan skripsi ini. Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang berlipat-ganda dari Allah SWT, dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi semua.Aamiin.
Mataram, 27 Mei 2022
(Zahraini Jamilah)
xiii DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
HALAMAN LOGO ... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv
NOTA DINAS PEMBIMBING ... v
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... vi
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ... vii
HALAMAN MOTTO ... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
xiv
ABSTRAK ... xix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan dan Manfaat ... 7
D. Definisi Operasional ... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka ... 11
B. Kerangka Berfikir ... 27
C. Hipotesis Penelitian ... 28
BAB III METODE PENELITIAN ... 29
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 29
B. Populasi dan Sampel ... 31
C. Waktu dan Tempat Penelitian ... 32
D. Variabel Penelitian ... 33
E. Desain Penelitian ... 34
F. Instrument/Alat dan Bahan Penelitian ... 35
G. Teknik Pengumpulan Data/Prosedur Penelitian ... 36
H. Teknik Analisa Data ... 37
xv
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46
A. Hasil Penelitian ... 46
B. Pembahasan ... 53
BAB V PENUTUP ... 59
A. Kesimpulan ... 59
B. Saran ... 60
DAFTAR PUSTAKA ... 61
LAMPIRAN ... 63
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Populasi Siswa di MTs-Nahdlatus Shaufiah Wanasaba, 31.
Tabel 3.2 Desaian Penelitian, 33.
Tabel 4.1 Uji Normalitas, 49.
Tabel 4.2 Uji Homogenitas, 51.
Tabel 4.3 Uji Hipotesis, 52.
xvii DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Kurva Uji-t, 45.
xviii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 LKS PjBL, 63.
Lampiran 2 Hasil Uji dengan SPSS, 64.
Lampiran 3 Soal Post Test, 69.
Lampiran 4 Jawaban Siswa, 71.
Lampiran 5 Nilai Post, 75.
Lampiran 6 daftar Nama-nama Siswa, 75.
Lampiran 7 Validasi Soal Tes, 77.
Lampiran 8 RPP,79.
Lampiran 9 Foto-foto Penelitian, 81.
Lampiran 10 Kartu Konsul Skripsi, 85.
Lampiran 11 Surat Keterangan Penelitian, 87.
Lampiran 12 Surat Rekomendasi Penelitian,88.
Lampiran 13 Hasil Cek Plagiasi, 91 Lampiran 14 Kunci Jawaban Post Tes,95.
xix
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR
KREATIF SISWA KELAS VII MTs NS WANASABA Oleh:
Zahraini Jamilah 180103117 ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VII MTs NS Wanasaba. Penelitian ini merupakan penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian yang digunakan adalah quasi eksprimen. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan menggunakan rancangan penelitian posttest-only control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII MTS-Nahdlatus Shaufiah Wanasaba.Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari kelas VIIA sebagai kelas eksperimen dan kelas VIIB sebagai kelas control yang ditentukan menggunakan teknik sampel jenuh.. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah tes tertulis dalam bentuk soal uraian kemampuan berpikir kreatif yang dianalisis dengan menggunakan uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis menggunakan uji- t. Dari hasil perhitungan uji-t diperoleh nilai t hitung sebesar 0,03 atau sig <0,05 yang dimana artinya bahwa terdapat pengaruh hasil kemampuan berpikir kreatif siswa yang signifikan antara siswa yang diberi perlakuan model pembelajaran project based learning (PjBL) dengan siswa yang tidak diberi perlakuan.
Kata Kunci: Model Pembelajaran, Project Based Learning, dan Berpikir Kreatif
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
Pada era globalisasi ini banyak sekali perkembangan dalam segala bidang khususnya dalam bidang pendidikan. Konsep pendidikan bukan hanya sekedar proses interaksi yang terjadi antara guru dan siswa agar siswa dapat mengembangkan potensi- potensi dalam dirinya. Tetapi, pendidikan juga merupakan suatu upaya secara sadar dan terencana supaya potensi siswa dapat berkembang. Pendidikan dan pembelajaran adalah suatu bentuk kegiatan siswa untuk membangun pemahaman pada konsep ilmu dan pengalaman. Konsep ini diperoleh siswa dari sebuah interaksi dan komunikasi yang terjalin antara guru dan siswa. Guru menjadi pembimbing dan menciptakan suasana belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Agar tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik, guru perlu memilih model pembelajaran yang tepat untuk diterapkan dalam proses pembelajaran.1
1 Retno Purwasih, dkk. Pengaruh Model Project Based Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Pemebelajaran Tematik SD Negeri 1 Metro Utara Semester Genap Tahun Pelajaran 2016/2017. FKIP: Universitas Lampung. 2017, hlm 1
2
Model pembelajaran merupakan suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap- tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.2 Dari konsep pembelajaran, model pembelajaran dapat didefinisikan bahwa model pembelajaran merupakan prosedur atau pola sistematis yang digunakan sebagai pedoman untuk mencapai sebuah tujuan dalam pembelajaran dan didalamnya terdapat sebuah strategi, teknik, metode, bahan, media dan alat penilaian pembelajaran.
Banyak model pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Tetapi di sekolah masih menggunakan model pembelajaran konvensional. Berdasarkan studi awal di sekolah MTs- Nahdlatus Shaufiah Wanasaba, diperoleh informasi bahwa pada pembelajaran matematika guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkontruk pengetahuannya sendiri. Model pembelajaran yang digunakan para guru adalah
2Trianto. 2007. Model – Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta : Prestasi Pustaka. Hlm 15 .
3
model pembelajaran ekspositori dan model pembelajaran konvensional (tradisional). Model ini berlangsung satu arah dimana pengajar memberikan gagasan/ide dan siswa menerimanya, model pembelajaran ini juga dapat membuat siswa menjadi pasif, pembelajaran membosankan, serta guru tidak mengetahui kesukaran-kesukaran siswa. Model pembelajaran konvensional ini hanya berpusat pada guru saja, sehingga siswa kurang mengembangkan kemampuan mereka dalam proses belajar mengajar.Selain itu, materi pembelajaran matematika khususnya pada materi garis dan sudut disajikan secara langsung sehingga menyebabkan siswa tidak mampu untuk mengembangkan kemampuan berfikir kreatif pada saat proses memahami pelajaran matemtaika khususnya pada materi garis dan sudut dengan baik, mudah, dan menyenangkan, yang dapat menyebabkan hasil belajar matematika siswa menjadi rendah.3
Pada materi garis dan sudut sangat dibutuhkankemampuanberpikir kreatif dalam memahami materi-
materi yang banyak rumusnya dan juga
harusmampuberpikirkreatifuntukmenggambarsudut dan
3Mujahidin (Guru Matematika Kelas VII MTs NahdlatusShaufiahWanasaba), Wawancara, Wanasaba, 20 September 2021
4
garis.Untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dan supaya siswa memahami materi pembelajaran matematika, maka penulis mencoba memberikan pembelajaran melalui model pembelajaran Project Based Learning (PjBL).
Pembelajaran Project Based Learning adalah model pembelajaran yang berfokus pada peserta didik dalam kegiatan pemecahan masalah dan tugas-tugas dan model pembelajaran ini juga menekankan pada pengadaan proyek dalam pembelajaran, yang melibatkan siswa aktif untuk memberi stimulus mengatasi masalah, yang dilakukan secara berkelompok, dan pada akhirnya menghasilkan karya nyata. Pembelajaran Project Based Learning juga merupakan model pembelajaran yang menggunakan proyek/
kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interprestasi, sistesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.4
Model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dapat meningkatkan pada kegiatan pembelajaran yang dikaitkan dengan objek yang mampu untuk menggali dan mengembangkan kemampuan akademik yang dimiliki peserta didik. Selain itu dapat
4Daryonto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013.
Yogyakarta Penerbit Gava Media.
5
memunculkan kemampuan kreativitas peserta didik sehingga peserta didik akan lebih proaktif dalam pembelajaran. Model Project Based Learning (PjBL) dapat mendorong peserta didik untuk berpikir kreatif melalui pemecahan masalah secara bersama, sehingga diperlukan kemampuan berpikir kreatif peserta didik.
Kemampuan berpikir kreatif merupakan kemampuan atau peroses berpikir untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat memecahkan masalah.5 Sedangkan kreativitas merupakan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru (produk) atau membuat kombinasi baru berdasarkan berdasarkan fakta, data, informasi atau unsur-unsur yang ada.6 Kreativitas sangat perlu dikembangkan dalam peroses pendidikan salah satunya adalah pembelajaran Matematika yang harus memusatkan pembelajaran pada siswa (student center) sehingga siswa dapat memiliki kemampuan dalam berpikir dan memecahkan permasalahan sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam peroses pembelajaran.
Model pembelajaran Project Based Learning dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa karena apabila
5Munandar. 2014. Pengembangan Keativitas Anak Berbakat. Jakarta : Rineka Cipta.
6Hartanto, 2011. Mengembangkan Kreativitas Siswa Melalui Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Inquiri. Jurnal Kependidikan Triatik. Vol. 14, No 1.
6
seseorang menerapkan berpikir kreatif dalam menyelesaikan suatu project untuk memecahkan masalah, maka akan menghasilkan banyak ide-ide baru dalam menyelesaikan masalah tersebut, seperti penelitian terdahulu yang dilakukan Lestari (2021) dengan judul
“Pengaruh Model Project Based Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 2 Sanggar”.
Ada pengaruh model pembelajaran terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik. Kemampuan model pembelajaran Project Based Learning berpikir kreatif dikatagorikan cukup efektif dengan kalsifikasi sedang.7
Dengan menggunakan pembelajaran project based learning (PjBL) siswa dapat memulai menggembangkan kemampuan berpikir kreatifnya sendiri melalui penemuan-penemuanya.
Dengan meningkatnya kemampuan berpikir siswa maka pemahaman siswa akan lebih matang dan hasil belajar siswa akan meningkat. Oleh karena itu peneliti mengajukan sebuah penelitian dengan judul “Pengaruh Model pembelajaran Project based Learning (PjBL) Terhadap Kemampuan Berpikir Kereatif Siswa Kelas VII MTs-Nahdlatus Shafiah Wanasaba”.
7Lestari, dkk (2021). Pengaruh Model project Based learning Terhadap kemampuan Berpikir Kreatif peserta Didik kelas VIII SMP Negeri 2 Sanggar. Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan. STKIP Bima: Bima. Vol 5 hlm 1187.
7
B. RUMUSAN MASALAH DAN BATASAN MASALAH 1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:“Apakah ada pengaruh model pembelajaran project based leraning (PjBL) terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VII MTs-Nahdlatus Shaufiah Wanasaba ?”
2. Batasan Masalah
Supaya peneliti dapat terarah dalam melaksanakan penelitian ini dan dapat mencapai target yang diinginkan serta mendapatkan hasil yang relevan, maka peneliti membatasi penelitian ini pada:
a. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran project based learning
b. Materi pelajaran dibatasi pada pokok materi Garis dan Sudut
c. Kelas yang digunakan yakni kelas VII.
C. TUJUAN PENELITIAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1. TujuanPenelitian
Berdasarkan permasalahan yang diuraikan dalam rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah: “Untuk mengetahui apakahada pengaruh model pembelajaran project
8
based learning (PjBL) terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VII MTs-Nahdalatus Shaufiah Wanasaba.”
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan pembelajaran matematika, baik secara teoretis maupun secara praktis. Adapun manfaat teoretis dan praktis tersebut adalah sebagai berikut.
2. Manfaat Teoretis
Manfaat teoretis dari penelitian ini adalah dapat menjadi refrensi atau masukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan dibidang pendidikan dalam mengembangkan dan menerapkan perangkat pembelajaran matematika inovatif, serta memperkaya ilmu pengetahuan terutama tentang pembelajaran menggunakan model pembelajaran project based learning (PjBL) terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa.
3. Manfaat Praktis a. Bagi Guru
Guru dapat memperoleh gambaran dan acuan untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, menarik, kreatif, efektif dan berpusat pada siswa serta memanfaatkan model pembelajaran yang ada dengan mengimplementasikan model pembelajaran project based
9
learning (PjBL) dalam pembelajaran matematika serta sebagai salah satu acuan dalam melakukan penelitian lebih lanjut, sehingga profesionalisme guru akan semakin meningkat.
b. Bagi Peneliti
Penellitian ini dapat memberikan pengalaman dan wawasan tentang metode/ strategi dalam mengajar secara langsung kepada peneliti sebagai calon guru matematika dalam menerapkan model pembelajaran project based learning (PjBL), sehingga dapat menambah wawasan mengenai pembelajaran matematika serta peneliti dapat mengetahui tingkat pemahaman konsep matematika siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan model pembelajar project based learning (PjBL).
c. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai sumber informasi dan pertimbangan mengenai penggunaan metode pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dalam menyajikan dan memcahkan masalah pada pembelajaran matematika.
10 D. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi penafsiran yang berbeda terhadap judul penelitian dan istilah-istilah yang digunakan, maka dipandang perlu menjelaskan beberapa istilah berikut.
1. Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL)
Model PjBL merupakan model pembelajaran yang melatih siswa untuk memecahkan masalah sehari-hari yang pada akhirnya siswa mampu menghasilkan sebuah karya proyek, dan melatih siswa untuk bekerja dalam tim atau kelompok. Atau kata lain bahwa metode PjBL yaitu siswa dilatih menyusun sendiri pengetahuanya, mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, mandiri, serta meningkatkan kepercayaan diri.
2. Berpikir Kreatif
Kemampuan berpikir kreatif merupakan suatu kemampuan mental untuk membantu memecahkan masalah, membuat suatu keputusan atau memnuhi keingintahuan dalam suatu aktivitas berpikir yang mencerminkan kelancaran, kewulesan, dan orisinal dalam berpikir serta kemampuan untuk menyatukan suatu gagasan, dengan indikator kemampuan berpikir kreatif yaitu kefasihan, fleksibelitas, maupun berpikir kreatif.
11 BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka
a. Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) 1) PengertianPjBL
Model pembelajaran yaitu suatu rancangan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di dalam kelas atau pembelajran dalam tutorial. Model PjBL adalah penerapan dari ppembelajaran aktif. Secara sederhana pembelajaran berbasis proyek didefinisikan sebagai suatu pengajaran yang mencoba mengaitkan anatara teknologi dengan masalah kehidupan sehari-hari yang dekat dengan siswa, atau dengan proyek sekolah. Model pembelajaran berbasis proyek atau model PjBL adalah sebuah pembelajaran yang inovatif, dan lebih menekankan pada belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks.8
8Made Wena. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. (Jakarta : PT Bumi Aksara,
2011). H. 145
12
Model project based learning yaitu pembelajaran kontekstual yang mengutamakan student centered dan menggunakan permasalahan lingkungan dalam mengintruksi pengetahuan dan keterampilan belajar siswa.9
Pembelajaran berbasis proyek ini pembelajaran yang diorientasikan untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan belajar para siswa melalui beberapa kegiatan merencanakan, melaksanakan penelitian, dan menghasilkan produk tertentu yang dirancang dalam satu wadah berupa proyek pembelajaran. Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahawa PjBL merupakan model pembelajaran yang melatih untuk memecahkan masalah sehari-hari yang pada akhirnya siswa mampu menngahsilkan sebuah karya proyek, dan melatih siswa untuk bekerja dalam tim atau kelompok. Atau kata lain bahwa dengan model PjBL siswa dilatih menyusun sendiri pengetahuannya,
9Hayati, W. I., Utaya, S., & Astina, I. K. 2016. Efektivitas student worksheet berbasis project based learning dalam menumbuhkan kemampuan berpikir kritis siswa pada materi pelajaran geografi. Jurnal Pendidikan, 1(3),468–474.
13
mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, mandiri, serta meningkatkan kepercayaaan diri.
Pembelajaran berbasis proyek meempunyai beberpa prinsip yaitu sebagai berikut :
a) Prinsip sentralistis (centrality) menegaskan bahwa kerja proyek merupakan esensi dari kurikulumyaitu merupakan pusat strategi pembelajaran
b) Prinsip pertanyaan pendorong/penuntun (driving question) baerarti bahwa kerja proyek berfokus pada
“pertanyaan atau permasalahan” yang dapat mendorong siswa untuk berjuang memperoleh konsep atau prinsip utama suatu bidang tertentu.
c) Prinsip investigasi konstruktif (construktive investigation) merupakan peroses yang mengarah kepada pencapaian tujuan, yang mengandung kegiatan inkuiri, pembangunan konsep, dan resolusi.
d) Prinsip otonomi (autonomy) dapat diartikan sebagai kemandirian siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran, yaitu bebas menentukan pilihanya sendiri, bekerja dengan minimal supervi si, dan bertangung jawab.
14
e) Prinsip realistis (realism) berarti proyek merupakan suatu yang nyata.10
2) Sintaks model PjBL
Adapun langkah-langkah Project Based Learning (PjBL) sebagaimana yang dikembangkan oleh, diantarannya yaitu :
a) Penyajian permasalahan atau mengajukan pertanyaan esensial
Permasalahan diajukan dalam bentuk pertanyaaan.
Pertanyaan awal yang diajukan adalah pertanyaan esensial (penting) yang dapat memotivasi siswa untuk terlibat dalam belajar. Topik penugasan sesuai dengan dunia nyata yang relevan untuk siswa, dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam.
b) Membuat perencanaan
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif anatara guru dan siswa. Dengan demikian siswa diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek tersebut.
Perencanaan berisi tentang atauran main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab
10Made Wena. Op.Cit. . H. 145-147
15
pertanyaan esensial, dengan ara mengintegrasikan berbagai subjk yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.
c) Membuat penjadwalan
Guru dan siswa secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaiakan proyek. Aktivitas yang dilakukan pada tahap ini antara lain:
Membuat timeline (alokasi waktu) untuk menyelesaikan proyek.
Membuat deadline (batas waktu akhir) penyelesaian proyek.
Membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru.
Membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek.
Meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara.
d) Mengawasi kemajuan belajar
16
Guru melakukan monitoring atau pemantauan terhadap pelaksanaan proyek sesuai dengan tahapan dan jadwal yang telah disepakati. Guru hanyalah fasilator dan pemberi arahan serta semangat bagi siswa untuk giat belajar,mengerjakan proyek secara optimal dan efektif, efisien dalam kelompok, saling membantu serta rasa tangung jawab.
e) Melakukan penilaian
Penilaian pada PjBL menakup penilaian penguasaan siswa terkait topik pembelajaran, penilaian peroses pembelajran yang menakup sikap dan keterampilan, penilaian produk dan kinerja siswa dalam menampilkan produk.
f) Evaluasi
Memberikan kesempatan peserta didik dalam melakukan refleksi pembelajaran yang telah dilakukan baik secara individual maupun kelompok.11
3) Kelebihan dan kelemahan model (PjBL)
11Sani, Ridwan Abdullah. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara, 2014, hlm 182-183.
17
Manfaat dan kelebihan model PjBL adalah untuk meningkatkan moivasi siswa, meningkatkan kemampuan memmecahkan masalah, meningkatkan kolaborasi, meningkatkan keterampilan mengelola sumber, meningkatakan keaktifan siswa, meninglatakan keterampilan siswa dalam mencari informasi, mendorong siswa untuk mengembangkan keterampilan komunikasi, memberi pengalaman kepada siswa dalam mengorganisasi proyek, memberikan pengalaman dalam membuat alokasi waktu untuk menyelrsaikan tugas, menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan siswa sesuai dunia nyata, dan membuat suasana belajar menjadi menyenangkan.12
Manfaat/ kelebihan PjBL sebagai berikut :
a) Meningkatkan motivasi siswa untuk belajar dan mendorong mereka untuk melakukan pekerjaan penting.
b) Meningkatakan kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah.
12Widyawati, santi. (2016). “Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika ( IAIM NU) Metero Santi, hlm 109- 110 .
18
c) Membuat siswa lebih aktif dalam menyelesaikan permasalahan yang komleks.
d) Meningkatkan kemampuan siswa dalam bekerja sama.
e) Memotivasi internal untuk belajar.
f) Mengoptimalkan dalam kemampuan metakognisinya.
Kelemahan PjBL menurut, diantaranya sebagai berikut :
a) Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.
b) Membutuhkan biaya yang ukup banyak.
c) Banyak pendidik yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, di mana pendidik mememgang peran utama di dalam kelas.
d) Banyaknya peralatan yang harus disediakan.
e) Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan.
f) Kemungkinan peserta didik ada yang kurang aktif dalam kerja kelompok, ketika topik yang diberikan pada masing- masing kelompok berbeda, dan
19
dikhawatirkan peserta didik tidak bisa memahami topik secara keseluruhan.13
4) Karakteristik PjBL
Berdasarkan hasil review tentang PjBL, dikemukakan beberapa karakteristik penting PjBL, yakni sebagai berikut:
a) Fokus pada permasalahan untuk penugasan konsep penting dalam pelajaran.
b) Pembuatan proyek melibatkan siswa dalam melakukan investigasi konstruktif.
c) Proyek harus realistis.
d) Proyek direnanakan oleh siswa.
Sementara itu, menurut gagasan Stripling dalam buku Ridwan Abdullah Sani, karakteristik PjBL yang efektif adalah:
a) Mengarahkan siswa untuk menginvestigasi ide dan pertanyaan penting.
b) Merupakan proses inkuiri.
c) Terkait dengan kebutuhan dan minat siswa.
13Erni Murniarti. (2016). Penerapan Metode Project Based Learning dalam Pembelajaran. Universitas Kristen Indonesia, hlm 21-22.
20
d) Berpusat pada siswa dengan membuat produk dan melakukan prestasi secara mandiri.
e) Menggunakan keterampilan berpikir kreatif, kritis, dan mencari informasi untuk melakukan investigasi, menarik kesimpulan, dan menghasilkan produk.
f) Terkait dengan permasalahan dan isu dunia nyata yang autentik.
b. Kemampuan Berpikir Kreatif
1) Pengertian kemampuan berpikir kreatif
Kemampuan berpikir kreatif yaitu, kemampuan yang dimiliki peserta didik untuk mengajukan ide kreatif yang seharusnya dikembangkan dengan meminta mereka untuk memikirkan ide-ide atau pendapat yang berbeda dari yang diajukan temanya.14 Selain itu, berpikir kreatif juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan mental yang digunakan sesorang untuk membangun ide atau gagasan baru. Berpikir kreatif sebagai kombinasi dari berpikir logis dan berpikir devergen yang berdasarkan pada intuisi dalam kesadaran.
14Ridwan Abdullah Sani, Op.Cit. hlm 4.
21
Berdasarkan penjelasan Munandar bahwasanya kreativitas juga dapat diartikan sebagai kemampuan yang menerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan orisinalitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengolaborasi (mengembangkan, memperkarya, memperinci) suatu gagasan. Selain itu, kemampuanmemberikan penilaian atau evaluasi terhadap suatu obyek atau situasi dan keadaan juga menerminkan kreativitas, jika dalam penilaiannya seseorang mampu melihat obyek, situasi, atau masalahnya dari sudut pandang yang berbeda-beda.
Kreatif merupakan suatu konstruk yang multi- dimensional, terdiri dari dimensi kongnitif, dimensi afektif, dan dimensi psikomotor. Istilah kreativitas sering digunakan dalam kehidupan baik dalam dunia pendidikan maupun dunia di masyarakat. Biasanya krativitas dihubungkan dengan produk-produk kreasi.
Jmes J. Gallagher mengatakan bahwa “Creativity is a mental proess by whih an individual creates new ideas or products, oe recombines existing ideas and product, in fashion that is novel to him or her” (kreativitas
22
merupakan suatu peroses mental yang dilakukan individu berupa gagasan atau produk baru, atau mengombinasikan anatar keduanya yang pada akhirnya akan melekat pada dirinya).
Kreatif tidak hanya berhubungan dengan sebuah penemuan baru melainkan menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap masalah yang disajikan.
Kreatif yaitu kemampuan berdasarkan data atau informasi yang tersedia menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap sesuatu masalah, dimana penekanannya adalah pada kuantitas, ketepatgunaan, dan keragaman jawaban.15 Dengan demikian siswa dikatakan kreatif jika mampu memberikan informasi yang tersedia dengan banyak ara terhadap suatu permasalahan yang diberikan.
Kreatif merupakan ciri-ciri khas yang dimiliki oleh individu yang menandai adanya kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang sama sekali baru atau
15Ahmad Susanto. Perkembangan Anak Usia Dini. (Jakarta: Kencana, 2011). H.
114.
23
kombinasi dari karya-karya yang telah ada sebelumnya.16 Memperhatikan uraian mengenai kreatif tampak bahwa kreativitas harus dimiliki oleh setiap siswa sehingga mampu dikembangkan dan didasari oleh potensi yang ada dalam diri individunya oleh pengalaman selama berintraksi dengan lingkungan dan karakteristik dari suatu kreativitas tampak dalam peroses berpikir saat sesorang memcahkan masalah yang berhubngan dengan kelancaran, keluwesan, dan orisinal.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka peniliti simpulkan kemampuan berpikir kreatif adalah suatu kemampuan mental untuk membantu mememahkan masalah, membuat suatu keputusan atau memenuhi keingintahuan dalam suatu aktivitas berpikir yang menerminkan kelanaran, keluwesan, dan orisinal dalam berpikir serta kemampuan untuk mengelaborasi suatu gagasan.
2) Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif
16Mohammad Ali dan Mohammad Asrori. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta: Bumi Aksara, 2011). H. 42.
24
Ciri-ciri komponen kreatif sebagi peroses, sebagai berikut 17:
a) Ciri-ciri fluency meliputi :
Menetuskan banyak ide, banyak jawaban,abnyak penyelesaian masalah, banyak pertanyaan dengan lancar.
Memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal.
b) Ciri-ciri flexibility meliputi:
Menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi, adapat melihat suatu amsalah dari sudut pandang yang berbeda-beda.
Mencari banyak alternative atau arah yang berbeda-beda.
Mampu mengubah ara pendekatan atau cara pemikiran.
c) Ciri-ciri originalitymeliputi :
17Heris Hedriana dan Utari Soemarno. Penilaian Pembelajaran Matematika.
(Bandung: PT
Refika Aditama, 2014). H. 43 – 44.
25
Mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik.
Memikirkan cara yang tidak lazim untuk mengungkapan diri.
Mampu membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian atau unsur-unsur.
d) Ciri-ciri elaboration meliputi :
Mampu memperkarya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk.
Menambah atau memerinci detail-detail dari suatu objek, gagasan, atau situasi sehingga menjadi lebih menarik.
Kreatif adalah kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan, dan orisinal dalam berpikir serta kemampuan untuk mengelaborasi suatu gagasan.18 Memperhatikan pengertian kreatifitas tersebut dimana kreatifitas merupakan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan, dan orisinal, dalam berpikir serta kemampuan untuk mengelaborasi suatu gagasan, maka indikator kreatifitas sama dengan indikator kemampuan
18Mohammad Ali dan Mohammad Asrori. Op.Cit., h. 41.
26
berfikir kreatif.Indikator kemampuan berpikir kreatif (aptitide) antara lain :
a) Keterampilan berpikir lancar, yaitu menetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah atau pertanyaan, memberikan banyak ara atau saran untuk melakukan berbagai hal, dan selalu memikirkan lebih dari satu jawaban.
b) Keterampilan berpikir luwes, yaitu menghasilkan gagasan, jawaban atau pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut panadang yang berbeda-beda dan mampu mengubah cara pendekatan atau cara pemikiran.
c) Keterampilan berpikir orisinal, yaitu mampu melakukan ungkapan yang baru dan unik, memikirkan cara yang tidak lazim untuk mengungkapakan diri dan mampu membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dan bagian- bagian dan unsur-unsur.
d) Keterampilan memerinci (mengelaborasi), yaitu memperkarya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk dan menambahkan atau mememrinci
27
detail-detail dari suatu objek, gagasan, atau situasi sehingga menjadi lebih menarik.19
E. Kerangka Berpikir
Model pembelajaranproject based learning adalah model pembelajaran yang secara langsung melibatkan keaktifan siswa dalam peroses pembelajaran. Peneiliti bermaksud untuk mengkaji dalam peroses pembelajaran dengan model pembelajaran project based learning dapat meningkatakan kemampuanberpikirkreatif siswa. Kelebihan dari model pembelajaran PjBL ini yaitu memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir kreatif dalam memecahkan masalah dan menguasai konsep-konsep matematika.
Melalui model pembelajaran ini, diharapkan siswa dapat aktif dalam belajar dengan menyajikan dunia nyata kepada mereka. Di dalam model pembelajaran ini, siswa akan bekerja secara berkelompok untuk membuat sebuah project yang dapat membantu siswa meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Setelah itu, siswa diberikan tes kemampuan berpikir kreatif untuk melihat hasil akhir terhadap model pembelajaran yang diterapkan oleh peneliti.
19Ahmad Susanto. Op.Cit., H. 119.
28 F. Hipotesis Penelitian
“Hipotesis diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpu”. Hipotesis penelitian ini diturunkan melalui penalaran deduktif,menentukan jawaban sementara atau dasar analisis teori-teori pengetahuan ilmiah yang relevan dengan permasalahan melalui penalaran.20
Berdasarkan uraian di atas,maka hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: “Ada pengaruhmodel pembelajaran Project Based Learning (PjBL) berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VII MTs- nahdlatus shaufiah Wanasaba tahun pelajaran 2021/2022.”
20Arikunto, Metodelogi Penelitian, hlm 71.
29 BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian eksperimen lebih mengutamakan cara-cara memanipulasi objek penelitian yang dilakukan sedemikian rupa sesuai dengan format penelitian yang diinginkan. Setidaknya terdapat dua variabel utama yang menjadi perhatian eksplanasi eksprimen, yaitu variabel yang tidak dimanipulasi dan variabel yang dimanipulasi. Untuk mengontrol hasil eksprimen biasanya digunakan pula variabel kontrol yang mengontrol pengaruh dari kedua variabel utama yang eksprimen tersebut.21
Berdasarkan beberapa jenis desain eksprimen yang ada, penelitian ini mengguanakan quasi exprimental desain atau eksprimen semu yakni post test only control group design, dalam desaian ini kelompok eksprimen maupun kelompok control tidak dipikih secara random melainkan sebaliknya dimana kelompok
21Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta:Prenada Media, 2005), hlm.39
30
eksprimen dan kelompok control dibandingkan. Quasi experimental desain yaitu desain yang memiliki kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang dapat mempengaruhi pelaksanaan eksprimen. Sedangkan eksprimen semu adalah penelitian yang bertujuan untuk menguji secara langsung pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain dan menguji hipotesis hubungan sebab- akibat.
B. Populasi dan Sampel
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas subjek/objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.22 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII MTS- Nahdlatus Shaufiah Wanasaba tahun ajaran 2021/2022. Banyaknya populasi dalam penelitian ini adalah 2 kelas yaitu kelas VII A dan VII B dengan jumlah siswa adalah 52 siswa
22Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, ( Bandung : Alfabeta, 2015), hlm.115
31
Tabel 3.1 populasi siswa di MTs-Nahdlatus Shaufiah Wanasaba
No Kelas Banyak Siswa (orang)
1 VII A 25
2 VII B 25
Jumlah 50
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas VII A sebagai kelas eksprimen yang berjumlah 25 siswa dan VII B sebagai kelas kontrol yang berjumlah 25 siswa. Dengan rata-rata jumlah siswa sebanyak 50 orang siswa. Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data yang dapat mewakili seluruh populasi. Cara pengambilan sampel menngunakan teknik sampeljenuh, yakni teknik pengambilan sampel dimana pemilihan mengacu pada kelompok bukan individu.23Peneliti memilih sampel dengan cara membagi kelompok secara langsung.
23Riduwan, Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian, (Bandung:
alfabeta,2014,hlm 70.
32 C. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2022, bertempat di MTs- Nahdlatus Saufiah Wanasaba, pada peserta didik kelas VII Tahun Ajaran 2021/2022.
D. Variabel Penelitian
“Variabel merupakan titik fokus dari sebuah penelitian atau objek penelitian tersebut.24Penelitian ini melibatkan variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable) yang dijelaskan sebagai berikut:
a. Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab variabel terikat.25 Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebasnya adalah model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) yang diterapkan pada kelas eksperimen dan model pembelajaran konvensional yang diterapkan pada kelas kontrol.
b. Variabel terikat adalah variabel yang menjadi akibat adanya variabel bebas.26 Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa kelas VIII Mts- Nahdlatus Shaufiah Wanasaba.
24Arikunto, Prosedur Penelitian ( Suatu PendekatanPraktek ),( Jakarta : Rineka Cipta, 2006, hlm 126.
25Arikunto, Prosedur Penelitian ( Suatu PendekatanPraktek ),( Jakarta : Rineka Cipta, 2006, hlm 119.
26Ibid
33 E. Desain Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran project Based Learning terhadap kemampuan Berpikir Kreatif Siswa. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VII MTs- Nahdlatus Shaufiah Wanasaba, pada semester genap tahun ajaran 2021/2022. Pada penelitian ini unit eksperimennya berupa kelas. Dalam desain penelitian ini penempatan subjek ke dalam kelompok yang dibandingkan tidak dilakukan secara acak. Individu subjek sudah ada dalam kelompok (kelas) sebelum diadakannya peneitian.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah “post test only control group design”dengan rancangan pada tabel 3.2 seabagai berikut.
Tabel 3.2 Desaian Penelitian
Kelompok Perlakuan Postest
Eksprimen X 01
Kontrol - 02
Keterangan:
34
01 :Pemberian tes akhir pada kelas eksprimen sebelum diberikan perlakuan.
02 : Pemberian tes akhir pada kelas kontrol
X1 : Perlakuan berupa model project based learning.
X2 : Perlakuan berupa model konvensional
F. Instrumen / Alat dan Bahan Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti cerat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.27 Jenis intstrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa teskemampuanberfikirkreatifdenganjumlah 3 soal. Tes ini diberikan pada akhir pertemuan pada kedua kelas sampel.
Tes pemahaman konsep matematika yang akan dipergunakan berupa tes uraian. Keunggulan tes berbetuk uraian menurut Suherman (1993) adalah sebagai berikut:
a. Dalam menjawab soal berbentuk uraian siswa dituntut mejawab secara rinci, maka proses berfikir, ketelitian, dan
27Arikunto, Prosedur Penelitian ( SuatuPendekatanPraktek ),( Jakarta : Rineka Cipta, 2006, hlm 160.
35
sistematika penyusunan dapat dievaluasi. Terjadinya bias hasil evaluasi dapat dihindari karena tidak ada sistem tebak - tebakan oleh siswa dalam menjawab soal sehingga hasil evaluasi dapat lebih mencerminkan kemampuan siswa sebenarnya.
b. Proses pengerjaan tes akan menimbulkan kreativitas dan kativitas positif siswa sehingga tes berbentuk uraian menuntut siswa agar berpikir secara sistematis dalam menyelesaikan pendapat dan argumentasi serta mengaitkan fakta-fakta yang relevan.
Akan tetapi, tes uraian memiliki kelemahan pada pemeriksaan jawaban yang cedrung bersifat subyektif. Untuk mengantisifasi hal tersebut, dalam melakukan penskoran jawaban dari siswa terlebih dahulu dibuat rubrik penskoran.
Untuk melihat keterlaksanaan model pembelajaran project based learning ini dilakukan di tempat penelitian, peneliti membuat pedoman observasi keterlaksanaan model pembelajaran dengan mengikuti pedoman di RPP.
G. Teknik Pengumpulan Data / Prosedur Penelitian 1. Teknik Pengumpulan Data
36
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini berupa kemampuan berpikir kreatif matematika siswa yang dikumpulkan melalui tes kemampuan berpikir kreatif matematika. Tes ini diberikan pada akhir pertemuan pada kedua kelompok. Tes kemampuan berpikir kreatif yang digunakan berupa tes uraian, dimana soal tersebut mengukur indikator kemampuan berpikir. Tes kemampuan berpikir siswa diperiksa dengan menggunakan rubrik penskoran yang disesuaikan dengan soal yang diberikan dalam tes. Skor maksimum yang mungkin diperoleh siswa berbeda-beda untuk tiap item yang berbeda, sedangkan skor minimumnya adalah 10. Skor total siswa adalah jumlah skor yang diperoleh pada setiap item soal
2. Prosedur Penelitian
Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Tahap awal
Pada tahap awal ini berisi tentang observasi ketempat penelitian, merumuskan masalah, menyusun instrument yang digunakan untuk penelitian, dan menguji kelayakan instrument yang akan digunakan.
37 b. Tahap pelaksanaan
Pada tahap ini berisi tentang pembelajaran dengan model PjBL, dan melakukan post test.
c. Tahap akhir
Pada tahap ini berisi tentang analsis data hasil penelitian, menguji hipotesis dan menarik kesimpulan penelitian.
H. Teknik Analisis Data
Setelah kelas sampel diberikan perlakuan, kemudian dilakukan pengujian terhadap hipotesis yang diajukan. Data yang digunakan adalah kemampuan berpikir kreatif matematika yang dinyatakan oleh skor tes kemampuan berpikir kreatif matematika dari kedua kelompok sampel. Sebelum dilakukan pengujian pada hipotesis, maka data yang diperoleh perlu di uji normalitas sebaran data dan homogenitass variansnya.
1. Uji Normalitas
Adapun pengujian normalitas data dilakukan untuk tujuan menguji kenormalan dari dua sampel yang ada pada populasi.data normalitas diperoleh dengan menggunakan rumus lilliefors, yaitu :
38
Keterangan :
Z : Transformasidariangkakenotasi pada distribusi normal Xi : Angka pada data
SD : Probabilitaskomulatifempiris Dengan kriteria:
i. Jika nilai │F (x) – S (x) │terbesar<nilaitabellilliefors, maka Ho diterima; Ha ditolak
ii. Jika nilai │F (x) – S (x)
│terbesar>darinilaitabellilliefors, maka Ho ditolak; Ha diterima
Adapun pengunaan uji normalitas menggunakan SPSS, langkah-langkahnya yaitu diawali dengan masuk ke program SPSS. Lalu, klik Variable View pada SPSS editor. Pada kolom Name, baris pertama dan kedua ktik kelas subjek penelitian yaitu control dan eksprimen, pada kolom Decimal, ubah semua angka menjadi angka 1(
sesuai kebutuhan), dan pada kolom Label ketik jenis tes yang diujikan. Kemudian klik Data View pada SPSS
39
editor dan masukkan nilai posttest pada kolom control dan eksprimen. Selanjutnya pilih menu Analyze, kemudian masuk ke Descriptive Statistics, lalu Explore. Pada jendela Explore, terdapat kolom Dependent List, pindahkan variabel yang ingin diuji ke kolom tersebut.
Jika variable besifat kualitatif, pindahkan ke kolom Factor List. Pilih Both pada Display, centang pada bagian Descriptive, lalu isi Confidence interval For Mean dengan angka tertentu yang sesuai kebutuhan , kemudian klik Continue. Klik Plots, lalu beri centang pada Normality Plots Witht Tests, jika sudah klik Continue kemudian klik OK.
Apabila dua kelompok data yang di uji tidak berdistribusi normal maka dilakukan uji hipotesis berupa uji non parametrik dalam bentuk
uji Mann-Whitney U.
Uji Mann-Whitney U mempunyai syarat yaitu:
Data yang diuji harus berskala rasio, interval, atau ordinal.
Terdapat 2 kelompok data yang diuji.
40
Tidak terpengaruh atas normalitas data.
Data tidak berpasangan alias berbeda kelompok.
Kelompok yang diuji variansnya sama alias homogen
Cara Uji Mann Whitney di SPSS
Sebelum melakukan uji ini di SPSS, pastikan data telah diinput dan sebaran data telah diketahui . kemudian ikuti langkah- langkah berikut:
Masuk ke menu Analyze, lalu klik secara berurutan Nonparametric Tests, Legacy Dialogs, 2 independent Samples.
Isikan Test Variabel List dan Grouping Variabel pada kotak dialog 2 Independent- Sampel Test dan beri tanda centang pada Mann-Whitney U.
Kemudian klik Define Groups dan isikan kode masing- masing kelompok data, lalu klik Continue.
Jika sudah, klik options dan beri tanda centang pada Descriptive. Kembali klik
41 Continue.
Terakhir, klik OK.
2. Uji homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk memperlihtkan bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama. Perlu kiranya melakukan pengujian homogenitas yakni dengan rumus sebagai berikut:
Dengan kriteria pengujian sabagai berikut:
Data dikatan homogeny:
i. Jika , dan data tidak homogeny ii. Jika
dengan taraf signifikasi 5% ( 05
,
0
).
Adapun langkah- langkahnya di awali dengan masuk ke program SPSS. Lalu, klik variable view pada SPSS editor.
Pada kolom name baris pertama klik “kelas” dan pada baris kedua ketik data yang akan diuji “nilai”, pada kolom decimal, ubah semua angka menjadi angka 1 ( sesuai
42
kebutuhan ), pada kolom label, untuk baris pertamaketik
“kelas” sedangkan pada baris kedua ketik “nilai posttest”
dan pada kolom value, untuk baris kedua dikosongkan.
Pada baris pertama kolom ini klik kotak kecil, lalu langkah selanjutnya yaitu ketik “1” pada value dan pada label ketik
“eksprimen” lalu klik add dan ktik “2” pada value dan pada label ketik “kontrol” , lalu klik add kemudian klik Data View pada SPSS editor. Pada kolom kelas klik angka “1”
dan “2” sesuai dengan kelasnya serta pada kolom “nilai”
masukkan hasil nilai peserta didik yang ingin di uji.
Selanjutnya pengolahan data dilakukan dengan cara buka menu Analyze , dan klik Compare Mean, kemudian klik One- Way ANOVA. Lalu pindahkan variable “nilai”
kedalam Dependent List dan variable “kelas” ke Fixed Factor (s). kemudian klik Options. Pilih Homogeneity of variance test, lalu klik Continue dan OK.
3. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan signifikan antara kemampuan berpikir kreatif siswa kelompok kontrol dan kelompok eksprimen.
43
Rumus yang digunakan dengan cara menentukan uji-t pooled varians, yaitu:
thit =
Keterangan:
= Rata-rata sampel 1 2 = Rata-rata sampel 2 S1 = Simpanganbakusampel 1 S2 = Simpanganbakusampel 2 S12 = Varianssampel 1
S12 = Varianssampel 2
r = Korelasiantaraduasampel
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah:
i. Ho = Tidak ada pengaruh yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas kontrol dan kelas eksprimen.
ii. Ha = Ada pengaruh yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif siswa kelas kontrol dan kelas eksprimen.
Hipotesis tersebut berlaku ketentuan sebagai berikut:
- Jika nilai sig (2-tailed) < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.
44
- Jika nilai sig (2-tailed) > 0,05 maka Ha ditolak dan Ho diterima.
Untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang telat dibuat sebelumnya dan mengambil kesimpulan,metode analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini menggunkan Analisis Komperasi dengan menentukan uji-t dengan bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kereatif Siswa Kelas VII-Mts NS Wanasaba. Pengujian uji-t dalam penelitian ini dilakukan dengan IBM SPSS Statistic 20.
Dengan rumus Analyze-Compare Means-Independent of Means T-Test. Hasil uji-t dilihat pada kolomt-test for Equality of means jika nilai Sig (2-tailed) < 0,05 maka Ha dierima dan Ho ditolak.
Selanjutnya pengolahan data dilakukan dengan cara klik Analyze, lalu Compare Means, kemudian pilih Independent Sample T-Test. Pada kolom uji masukkan nilai kedalam test variable (s) sedangkan pada Grouping Variable, masukkan kelas dengan cara klik Define Group dan pada Group 1 ketik angka “1” dan
45
pada group 2 ketik angka “2”, lalu klik Continue. Tahap terakhir yaitu pengisian tingkat signifikansi dengan a=
5% dilakukan dengan klik Options dan ubah Confideence Level menjadi 95% lalu klik Continue dan OK. Oleh karena itu, untuk melihat hasil hipotesis dapat ditentukan nilai Equal Variances Assumed sig (2- tailed).
Uji hipotesis menggunakan uji-t yang dianalisis menggunakan SPSS dengan gambar sebagai berikut:
Gambar 4.1: kurva uji-t
46 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian
1. Deskriptif Pelaksanaan Penelitian
Hasil penelitiandiperolehsetelahmenerapkan model pembelajaranproject based learning (PjBL) pada materi garis dan sudut pada kelas VIIA yang berjumlah 25 orang siswasebagaikelaseksperimen dan kelas VIIB yang berjumlah 25 orang sebagaikelaskontrol.
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Nahdlatus Shaufiah Wanasaba Tahun Pelajaran 2021/2022 sebanyak 5 kali pertemuan diantaranya 2 kali pertemuan di kelas control, dan 3 kali pertemuan di kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL). Adapun tujuan penelitian ini untuk menguji apakah ada pengaruh menggunakan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi garis dan sudut di kelas VII, agar terciptanya proses pembelajaran yang efesien dan efektif dan mudah untuk dipraktikkan secara langsung kepada
47
peserta didik supaya lebih memahami materi yang diajarkan.
Pada pertemuan pertama, peneliti memberikan materi pada kelas control yaitu kelas VIIB dengan menggunakan model pembelajaran yang biasa digunakan di sekolah tersebut. Setelah memberikan materi pada kelas control, pada pertemuan kedua, selanjutnya peneliti memberikan posttest dengan menggunakan soal tes kemampuan berpikir kreatif. Tujuan memberikan soal tersebut untuk mengetahui bagaimana kemampuan berpikir kreatif siswa pada saat menggunakan model pembelajaran yang biasa digunakan di sekolah.
Selanjutnya pada pertemuan ketiga peneliti melakukan penelitian di kelas VIIA atau pada kelas eksperimen. Pada kelas eksperimen peneliti menggunakan 3 kali pertemuan, pada pertemuan pertama peneliti menyampaikan materi dengan menggunakan model pembelajaran project based learning (PjBL) dengan 6 sintak yaitu: penyajian permasalahan, membuat perencanaan, membuat penjadwalan, mengawasi kemajuan belajar, melakukan penilaian dan evaluasi. Pada penyampian materi garis dan sudut, pembelajaran tidak hanya menggunakan metode ceramah saja tetapi melalui model pembelajaran PjBL ini metode pembelajaran akan dikemas lebih menarik sehingga siswa
48
tidak telalu bosan saat proses pembelajaran berlangsung.
Selanjutnya pada pertemuan kedua, peneliti memberikan sebuah project yang akan dibuat oleh siswa. Project tersebut tentang materi garis dan sudut, tapi sebelum memulai membuat project siswa terlebih dahulu dibagi menjadi 5 kelompok yang terdiri dari 3-4 orang siswa. Tujuan pembuatan project tersebut agar siswa dapat memahami materi garis dan sudut dan jug agar pembelajaran tidak membosankan. Adapun alat dan bahan yang digunakan untuk membuat project tersebut yaitu: kardus sebagai alas tempat menempel gambar dan tempat membuat garis, kertas manila digunakan untuk membuat gambar bangun ruang yang diinginkan yang akan ditempel di kardus, gunting digunakan untuk memotong kertas sesuai keinginan, lem digunakan untuk menempel gambar, pensil/spidol digunakan untuk membuat garis dan sudut dan penggaris untuk mengukur besar garis dan sudut.
Setelah membuat project, pada pertemuan selanjutnya atau pertemuan ketiga peneliti melakukan posttest untuk melihat kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VIIA.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data nilai keterampilan berpikir peserta didik. Hasil penelitian tersebut diuraikan sebagai berikut.
49 1. Uji Normalitas
Nilai kemampuanberpikirkreatifsiswadapatdiperolehdarihasil posttest. Setelah mendapatkanhasilnya, data tersebutdiujinormalitasnya. Hasil uji normalitas data kemampuanberpikirkreatifdapatdilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Tests of Normality
Kelas
Shapiro-Wilk Statistic Df Sig.
berfikir kreatif kelas A .865 25 .003 Kelas B .939 25 .119
Berdasarkan tabel 4.1, hasil analisis nilai post test kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas eksperimen yaitu kelas VIIA dan kelas kontrol yaitu kelas VIIB bahwa data tersebut normal, karena nilai │F (x) – S (x) │terbesar > dari nilai tabel lilliefors, maka Ho ditolak; Ha diterima.
Apabila dua kelompok data yang di uji tidak berdistribusi normal maka dilakukan uji hipotesis berupa uji non parametrik dalam bentuk uji Mann-Whitney U.
Hasil uji Mann-Whitney U data kemampuan berpikir kreatif dapat dilihat pada tabel 4. 2.
50
Tabel 4.2 Hasil Uji Mann-Whitney u Ranks
Kriteria N Mean
Rank Sum of Raneks Kemampuan_Berpikir
_Kreati f
1 25 31.96 799.00
2 25 19.04 476.00
Total 50
Dari hasil Rank, dapat dilihat bahwa nilai mean pada kelas A lebih besar dari pada nilai mean pada kelas B ( 31.96 > 19.04 )
Tabel 4.3 Hasil Uji Mann-Whitney U Test
Statisti csa
Kemampuan _B erpikir_Kre atif
Mann-Whitney U 151.000
Wilcoxon W 476.000
Z -3.166
Asymp. Sig. (2-
tailed) .002
a. Grouping Variable: Kriteria
Dari nila uji Mann-Whitney, dapat dilihat pada hasil dimana nilai statistic uji Z yang kecil yaitu -3.166 dan nilai nilai sig.2-tailed adalah 0,002 < 0,05 maka dari itu hasil uji signifikan secara statistic, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.
51 2. Uji Homogenitas
Pada uji homogenitas dengan menggunakan SPSS versi 16.0 terhadap data yang diperoleh dari siswa yang berupa nilai kemampuan berpikir kreatif dari kedua kelas yaitu kelas control dan kelas eksperimen dari hasil posttest.
Maka untuk membuktikan bahwa data yang didapatkan dari kedua kelas tersebut apakah homogeny atau tidak, maka perlu dilakukan uji homogenitas.
Hasil uji homogenitas dapat data kemampuan berpikir kreatif dapat dilihat pada tabel 4.2
Test of Homogeneity of Variances berpikir kreatif
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.091 1 48 .155
Berdasarkan tabel 4.2, hasil perhitungan uji homogenitas nilai posstest kemampuan berpikir kreatif kedua kelas tersebut dapat disimpulkan bahwa data tersebut dikategorikan homogeny karena
ℎi g ≥ dengan taraf signifikasi 5%
52 3. Uji Hipotesis
Setelah data yang didapatkan oleh peneliti dinyatakan normal dan homogeny, maka dilakukan uji hipotesis. Pada penelitian ini uji hipotesis menggunakan SPSS versi 16.0 dengan teknik uji perbedaan dua sampel yang tidak saling berhubungan (independent sample t- Test). Uji beda t pada dua sampel bebas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan pada dua kelompok sampel yaitu kelompok kelas control dan kelas eksperimen.
Adapun hasil uji Independent Sample T-test dapat dilihat pada tabel 4.3
Independent Samples Test
t-test for Equality of Means
Sig. (2- tailed)
Mean Differenc
e
Std.
Error Differen
ce berpikir kreatif Equal
variances Assumed
.003 8.88000 2.79149 Equal
variances not assumed
.003 8.88000 2.79149
53
Berdasarkan hasil output perhitungan dari SPSS bahwa nilai signifikan pada kolom equal variances assumed sig. (2- tailed) sebesar 0.003. Nilai tersebut kurang dari 0.05 ( 0.003
< 0.05 ), maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak, dan Ha
diterima.
B. Pembahasan
Hasil kemampuan berpikir kreatif siswa di sekolah MTs Nahdlatus Shaufiah Wanasaba setelah dilakukan perlakuan menggunakan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dan tes menggunakan soal post test kemampuan berpikir kreatif dan hasil posttest tersebut diuji menggunakan SPSS versi 16.0. Adapun analisis data yang diperoleh da