PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR
KREATIF MATEMATIKA SISWA KELAS X SMK
Oleh ISMAWANI NIM. 180103105
JURUSAN TADRIS MATEMATIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM 2022
ii
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR
KREATIF MATEMATIKA SISWA KELAS X SMK Skripsi
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar sarjana pendidikan
Oleh ISMAWANI NIM. 180103105
TADRIS MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MATARAM 2022
iii
iv
v
NOTASI PEMBIMBING
vii
viii MOTTO
Tidak ada sesuatu yang mustahil untuk dicapai. Tidak ada sesuatu yang mustahil untuk di selesaikan. Karena
“Sesungguhnya Allah bebas melaksanakan kehendak-Nya, Dia telah menjadikan untuk setiap sesuatu menurut takarannya.” (Q.S At-Thalaq : 3)
ix
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan dengan sepenuh hati untuk orang-orang yang kucintai.
1. Kedua orang tuaku, Inakku tersayang Hapsah dan Amaqku tersayang Munggah, yang senantiasa mengiringi langkahku dengan do’a, kasih sayang, pengorbanan, dan selalu memberikan yang terbaik, selalu motivasi dan memberi semangat untukku.
2. Kedua kakak kandungku dan semua keluarga besarku, yang selalu memberikan semangat, motivasi, serta dukungan sehingga kuliahku bisa terselesaikan.
3. semua teman-teman, yang selalu memberikan semangat, motivasi dan membantu terselesainya skripsi ini.
4. Almamaterku Universitas Islam Negeri Mataram
x
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah, segala puji syukur senantiasa tercurahkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya yang tiada putus-putusnya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa Kelas X SMK” Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada kekasih-Nya Muhammad SAW sang pembawa kebenaran, perombak kebodohan menuju alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan sehingga penulis bisa menuangkan ide dan pikiran untuk menyusun Skripsi ini dengan cahaya pendidikan islami.
Keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan membimbing baik tenaga, ide-ide, maupun pemikiran. Oleh karena itu diucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Dr. Nurhardiani, ST., M.Pd selaku dosen pembimbing I dan Bapak Kamirsyah Wahyu M.Pd selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan motivasi, bimbingan, dan koreksi yang mendetail ditengah kesibukannya sehingga skripsi ini dapat selesai.
2. Bapak Dr. Alkusaeri, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Tadris Matematika UIN Mataram.
3. Dekan FTK UIN Mataram yakni Dr. Jumarim, M.HI
4. Bapak Prof. Dr. H. Masnun, M.Ag, selaku Rektor UIN Mataram 5. Bapak/Ibu dosen jurusan Tadris Matematika UIN Mataram yang
telah banyak membantu penulis.
6. Kepala Madrasah SMK Islam Raudlatul Husna Kepok, serta para Guru dan Staf SMK Islam Raudlatul Husna yang telah memberikan dukungan dan kesempatan untuk meneliti.
7. Kedua kakakku yakni Murniati dan Reza Aprianto beserta kedua kakak iparku, ketiga Ponaanku dan keluarga besarku yang sangat aku sayangi
8. Teman-temanku tercinta yang selalu menemani perjuanganku
xi
dalam penyusunan skripsi yang selalu memberikan motivasi, selalu menemani dan tetap saling mensupport baik dalam keadaan suka maupun duka, terimakasih untuk segala hal yang telah kita lewati bersama.
9. Teman- teman seperjuangan kelas D (SOULMATH D) yang aku sayangi dan banggakan, terimakasih untuk segala kenangan dan keluh kesah yang telah kita lewati bersama.
10. Almamaterku tercinta Uin Mataram
Semoga segala bimbingan, do’a, dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis yang tidak ternilai harganya dibalas oleh Allah SWT, dan semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, Aamiin.
Praya, 19-09-2022
Penulis
Ismawani
xii DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
HALAMAN LOGO ... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv
NOTA DINAS PEMBIMBING ... v
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... vi
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ... vii
MOTTO ... viii
PERSEMBAHAN ... .ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
ABSTRAK ... xvii
BAB 1 PENDAHULUAN ... .1
A. Latar Belakang Masalah ... .1
B. Rumusan dan Batasan Masalah ... .6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... .7
D. Definisi Operasional ... .8
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... .9
A. Kajian Pustaka ... .9
B. Kajian Teori ... 16
C. Kerangka Berpikir ... 27
D. Hipotesis ... 28
BAB III METODE PENELITIAN ... 30
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 30
B. Populasi dan Sampel... 30
C. Waktu dan Tempat Penelitian ... 31
D. Variabel Penelitian ... 31
E. Desain Penelitian ... 32
F. Instrumen/Alat dan Bahan Penelitian ... 32
G. Teknik Pengumpulan Data ... 34
xiii
H. Teknik Analisis Data ... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40
A. Pelaksanaan Penelitian ... 40
B. Hasil Penelitian ... 40
C. Hasil Analisis Data ... 46
D. Pembahasan ... 49
BAB V PENUTUP ... 53
A. Kesimpulan ... 53
B. Saran ... 53
DAFTAR PUSTAKA ... 54
LAMPIRAN ... 58
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 155
xiv
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Indikator Berpikir Kreatif 29.
Tabel 3.1 Desain Penelitian 38.
Tabel 4.1 Jadwal Penelitian 48.
Tabel 4.2 Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran Untuk Guru 49.
Tabel 4.3 Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran Untuk Siswa 50.
Tabel 4.4 Hasil Uji Deskriptif Data Pre-test 53.
Tabel 4.5 Hasil Uji Deskriptif Data Posttest 54.
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas 56.
Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas 57.
Tabel 4.8 Hasil Uji Hipotesis 58.
xv
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir 33.
xvi
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Kartu Konsultasi Skripsi 73.
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 75.
Lampiran 3. Lembar Kerja Siswa (LKS) 90.
Lampiran 4. Kisi- Kisi Soal Pre-test dan Posttest 95.
Lampiran 5. Soal Tes (Pree-test) 96.
Lampiran 6. Kunci Jawaban Pree-test 97.
Lampiran 7. Data Hasil Pree-test 106.
Lampiran 8. Soal Tes (Posttest) 107.
Lampiran 9. Kunci Jawaban Posttest 108.
Lampiran 10. Data Hasil Posttest 116.
Lampiran 11. Rubrik Penilaian 117.
Lampiran 12. Pedoman Wawancara 118.
Lampiran 13. Lembar Observasi Guru 119.
Lampiran 14. Lembar Observasi Siswa 134.
Lampiran 15. Surat Peryataan Penelitian dari Madrasah 135.
Lampiran 16. Surat Rekomendasi Penelitian dari Bakesbangpol 136.
Lampiran 17. Surat Permohonan Penelitian dari Kampus 137.
Lampiran 18. Lembar Validasi Soal Pretest-Posttest dari Dosen 138.
Lampiran 19. Tabel Nilai-Nilai Distribusi t 140.
Lampiran 20. Dokumentasi Kegiatan Peneliti 141.
Lampiran 21. Dokumentasi jawaban pree-test siswa 143.
Lampiran 22. Dokumentasi jawaban posttest siswa 144.
Lampiran 23. Hasil Cek Tingkat Plagiasi Skripsi 145.
xvii
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR
KREATIF MATEMATIKA SISWA KELAS X SMK Oleh:
Ismawani NIM 180103105
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas X SMK.Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Pre-Eksperimental Design tipe One Grup Pre-test-Posttest dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMK Islam Raudlatul Husna, sampel yang digunakan yakni berjumlah 21 orang siswa, Pengambilan sampel dalam penelitian menggunakan purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah RPP digunakan sebagai pedoman saat mengajar/penelitian agar pembelajaran menggunakan model PjBL yang disampaikan dapat terlaksana dengan baik, Lembar soal digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh PjBL terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematika siswa, Lembar wawancara digunakan untuk mengetahui bagaimana siswa memahami dan mendapatkan ide untuk menggunakan cara berbeda dalam penyelesaian soal dan bagaimana siswa bisa menjawab soal dengan indikator Orisinil dan Lembar observasi digunakan untuk memantau proses pembelajaran dan mengamati kegaiatan yang dilakukan guru dan siswa yang sedang berlangsung di kelas.
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data menggunakan observasi, tes dan wawancara. Pengolahan data menggunakan uji-t. Sebelum menguji dengan t-test terlebih dahulu melakukan uji prasayarat yaitu uji normalitas dan homogenitas.
Berdasarkan hasil pengolahan data yang diperoleh menggunakan pengolahan statistik uji-t sampel berpasangan diperoleh |thitung| >
ttabel yaitu 11,884 > 2,086. Maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran
xviii
Project Based Learning (PjBL) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematika siswa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kreatif matematika siswa kelas X SMK Islam Raudlatul Husna yang diajarkan dengan model pembelajaran PjBL lebih baik dari pada kemampuan berpikir kreatif matematika siswa sebelum menggunakan model pembelajaran PjBL.
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran pada abad ke-21 menuntut berbagai keterampilan yang diwajibkan untuk dikuasai oleh siswa, sehingga diharapkan pendidikan saat ini dapat menjadikan siswa agar menguasai berbagai keterampilan. Keterampilan-keterampilan yang dikatakan penting pada abad ke-21 masih berhubungan dengan empat pilar kehidupan yaitu learning to know yaitu mengetahui penguasaan materi, learning to do yaitu siswa harus belajar berkarya, learning to be yaitu siswa yang mempunyai kompetensi kognitif yang mendasar termasuk kedalam pribadi yang berkualitas dan beridentitas, dan learning to live together yaitu belajar dengan kelompok akan memberikan kesempatan untuk siswa agar aktif dalam diskusi dengan kelompoknya, senantiasa memantau strategi serta pencapaian belajar dan menjadi pemikir yang kritis. US-based Partnership untuk keterampilan pada abad ke-21, mengemukakan kompetensi yang sangat diperlukan yaitu komunikasi, kolaborasi, berpikir kritis, dan kreativitas.
Assessment and Teaching of 21st Century Skills mengkategorikan keterampilan pada abad ke-21 dalam 4 kategori, yaitu cara berpikir, cara bekerja, langkah-langkah untuk bekerja, dan keterampilan apa yang digunakan di dunia. Cara berpikir mencakup inovasi, berpikir kritis, kreativitas, pemecahan masalah, dan membuat sebuah keputusan. Cara bekerja mencakup keterampilan dalam berkomunikasi, berkolaborasi, dan mengatur kerjasama dalam kelompok.1
Matematika merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Tanpa disadari matematika selalu digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Sehingga manusia diharuskan mempelajari matematika untuk
1 Haza Kurnia Dinantika, “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning Terhadap Kreativitas Siswa Pada Materi Energi Terbarukan,” Jurnal Ilmiah Multi Sciences 11, No. 2 (Juli 2019): 73.
2
melangsungkan kehidupannya. Matematika memegang peranan yang cukup penting dalam kehidupan manusia. Banyak yang telah disumbangkan matematika bagi perkembangan peradaban manusia.
Kemajuan sains dan teknologi yang begitu pesat tidak terlepas dari peranan matematika. Belajar matematika tidak hanya cukup dengan menghafal rumus saja, tetapi seorang siswa harus mampu menguasai konsep dasar materi yang akan dipelajari. Matematika pada dasarnya diajarkan untuk membantu melatih pola pikir siswa agar dapat memecahkan masalah secara kreatif, sistematis dan tepat. Hal ini sesuai dengan rumusan Handoko bahwa
“matematika dapat difungsikan untuk melatih kemampuan berfikir yang sistematis, logis, kreatif, disiplin, dan kerja sama yang efektif dalam kehidupan yang modern dan kompetitif”. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa adalah kemampuan berfikir kreatif.2
Keterampilan berpikir kreatif menurut Sulistiyono &
Mahanal adalah kemampuan membuat sesuatu yang baru. Menurut Furmanti & Hasan, guru harus mampu menggunakan model pembelajaran yang inovatif atau bervariasi yang disesuaikan dengan materi pembelajaran yang akan dipelajari oleh peserta didik, sehingga siswa tidak akan merasa bosan dalam mengikuti pelajaran dan termotivasi untuk belajar dengan baik serta semangat selama pembelajaran berlangsung. Risnanosanti & Syofiana menyatakan bahwa kemampuan berpikir kreatif dapat dilatih sesuai dengan materi pembelajaran.3
Menurut Silver berpikir kreatif dalam matematika dilakukan dengan menggunakan The Torance Tests of Creative Thinking (TTCT). Tiga komponen kunci yang dinilai dalam menggunakan TTCT adalah kelancaran (fluency), fleksibilitas dan kebaruan (novelty). Kelancaran mengacu pada banyaknya ide yang
2 Dika Yuriza, “Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Pada Aspek Fleksibilitas Menggunakan Model Project Based Learning Di SMP Negeri 3 Langsa,” Jurnal At-Tafkir 10, No. 2 (Desember 2017): 114.
3 Rini Surya Nita, “Peningkatan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Melalui Model Project Based Learning (PjBL)” Jurnal Pendidikan Biologi dan Sains 4, No. 2 (Desember 2021): 232.
3
dihasilkan dalam menanggapi perintah. Fleksibilitas terlihat pada perubahan pendekatan saat merespon perintah. Kebaruan adalah orisinalitas ide yang diciptakan sebagai respon terhadap perintah.
Siswa yang kreatif dapat melihat masalah dari berbagai perspektif.
Kemampuan berpikir kreatif tidak dapat muncul dengan sendirinya tetapi membutuhkan latihan. Dalam hal ini guru harus mampu melatih dan mengasah kemampuan berpikir kreatif siswa dengan pembelajaran yang memunculkan permasalahan sehari-hari yang tidak rutin. Masalah rutin adalah masalah yang prosedur penyelesaiannya hanya berulang. Sedangkan masalah tidak rutin adalah masalah yang tata cara penyelesaiannya memerlukan perencanaan penyelesaian, tidak hanya menggunakan rumus dan teori.4
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peniliti di SMK Islam Raudlatul Husna Kepok, diperoleh bahwa pembelajaran matematika masih menerapkan model pembelajaran konvensional.
Dalam pelaksanaannya guru lebih banyak menggunakan metode ceramah sebagai metode utama, guru cenderung mendominasi kegiatan pembelajaran materi secara ceramah. Pembelajaran tidak dilakukan dengan kegiatan-kegiatan yang mengajak peserta didik berpikir kreatif, sehingga kreativitas peserta cenderung rendah, bisa di lihat dari rendahnya kemampuan siswa dalam memecahkan soal matematika, banyak yang siswa tidak dapat menduga, menemukan kemungkinan jawaban, menemukan cara menyelesaikan permasalahan matematika. Dimana dalam pembelajaran konvensional, guru sebagai fasilitator sedangkan peserta didik sebagai pendengar dan penerima informasi dari proses pembelajaran yang dilaksanakan. Dalam pembelajaran konvensional, guru menjelaskan materi dan siswa hanya mendengarkan, mencatat dan menghafal materi yang disampaikan
4 Dhia Octariani, “Model Pembelajaran Berbasis Project Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa SMA” Genta Mulia 11, No. 1 (Januari 2020) :126.
4
oleh guru sehingga pengetahuan siswa hanya sebatas pada apa yang disampaikan oleh guru.5
Salah satu alternatif desain pembelajaran untuk mengembangkan pemikiran kreatif siswa adalah dengan menggunakan model Project based learning (PjBL). Thomas menyatakan bahwa pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan pekerjaan proyek. Pembelajaran berbasis proyek adalah metode pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai medianya. Siswa mengeksplorasi, menilai, menafsirkan, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.6
Project based learning (PjBL) yaitu salah satu model pembelajaran dengan ciri khusus adanya kegiatan merancang dan melakukan sebuah proyek di dalamnya untuk menghasilkan sebuah produk. Model pembelajaran ini memberikan pengalaman belajar secara langsung kepada peserta didik melalui kegiatan pembuatan proyek yang berujung pada terciptanya sebuah produk. Menurut Hutasuhut menyatakan bahwa dalam PjBL siswa dituntut untuk menggunakan seluruh potensinya dalam memecahkan masalah dalam menyelesaikan tugas. Adanya kegiatan merancang dan membuat proyek akan mendukung pengembangan potensi yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik.7
Model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) ini dapat menciptakan suasana belajar baru di dalam kelas selain itu juga metode pembelajaran ini juga dapat membuat siswa menjadi lebih aktif lagi, bukan hanya siswa yang sebelumnya aktif dalam kelas tapi siswa yang pasif juga akan ikut serta dan terlibat dalam
5 Ni Wayan Sunita, “Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning Terhadap Minat Belajar Dan Hasil Belajar Matematika Peserta Didik” Widyadari 20, No. 1 (April 2019): 130.
6 Lailiya Nur Hikmah, “Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa” Jurnal Prismatika 1, No. 1 : 2-3.
7 Sekar Dwi Ardianti, “Implementasi Project Based Learning (PjBL) Berpendekatan Science Edutainment Terhadap Kreativitas Peserta Didik” Jurnal Refleksi Edukatika 2, No. 2 (Juni 2017) :146.
5
proyek pembelajaran ini jadi mereka yang tadinya enggan ikut serta dalam pembelajaran baik itu secara terpaksa maupun secara tidak langsung akan ikut serta ke dalamnya. Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) ini siswa lebih semangat belajar, antusias untuk belajar lebih tinggi. Hal ini dapat dilihat dari siswa yang sudah mulai berani untuk mengungkapkan pendapat mereka dan bertanya jika mengalami kesulitan pada saat diskusi.
Penelitian yang pernah dilakukan Tien Fitrina, hasil penelitiannya adalah kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas PjBL lebih tinggi dari kelas konvensional. Hasil ini sekaligus memberikan kesimpulan bahwa terdapat pengaruh model PjBL terhadap kemampuan berpikir kreatif matematika siswa.8 Penelitian yang pernah dilakukan juga oleh Andita Putri, berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menerapkan model Project Based Learning (PjBL) mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan dengan perubahan baik terhadap kreativitas siswa kelas X SMA Negeri Sidorejo Lor 01 Salatiga dengan penerapan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) juga mengalami peningkatan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Project Based Learning (PjBl) dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa kelas X SMA Negeri Sidorejo Lor 01 Salatiga.9
Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan di atas, yaitu rendahnya kemampuan berpikir kreatif matematika siswa dan penelitian terdahulu yang belum banyak meneliti pada siswa SMK maka, peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif
8 Tien Fitrina, “Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Komunikasi Matematis Siswa SMA melalui Model Pembelajaran Project Based Learning Berbasis Debat,” Jurnal Didaktik Matematika 3, No. 1 ( April 2016): 92.
9 Andita Putri Surya, “Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Kreativitas Siswa” Jurnal Pesona Dasar 6, No. 1 (April 2018) : 49-51.
6
Matematika Siswa kelas X SMK Islam Raudlatul Husna Kepok”.
B. Rumusan dan Batasan Masalah 1. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dapat di identifikasikan peneliti dalam penelitian ini adalah “Apakah ada pengaruh model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematika siswa kelas X SMK ? 2. Batasan Masalah
Untuk mengantisipasi berbagai persepsi mengenai judul, maka penulis memberikan batasan masalah sebagai berikut:
a. Penelitian ini dilakukan di kelas X SMK Islam Raudlatul Husna Kepok
b. Materi yang dipelajari adalah Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV).
c. Metode pembelajaran yang digunakan dibatasi pada model pembelajaran project based learning (PjBl) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematika siswa kelas X SMK Islam Raudlatul Husna Kepok, dengan langkah langkah model pembelajaran PjBl yang digunakan yaitu:
1) Tahap 1 (Penentuan Proyek)
2) Tahap 2 (Perancangan Penyelesaian Proyek) 3) Tahap 3 (Penyusunan Jadwal)
4) Tahap 4 (Monitoring)
5) Tahap 5 (Menguji Hasil dan Presentasi) 6) Tahap 6 (Evaluasi Proses dan Hasil Proyek)
d. Kemampuan berpikir kreatif yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan Teori Siswono yang mengatakan bahwa “Berpikir kreatif merupakan proses yang digunakan ketika mendatangkan atau memunculkan suatu ide baru. Hal itu menggabungkan ide-ide yang sebelumnya belum dilakukan. Pada umumnya, berpikir kreatif dipicu oleh masalah-masalah yang menantang, dengan indikator kemampuan berpikir kreatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
7
1) Berpikir Lancar (Fluency) 2) Berpikir Luwes (Flexibility) 3) Berpikir Orisinil (Originality) 4) Berpikir Terperinci (Elaboration) C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh model pembelajaran Project Based Learning (PjBl) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematika siswa kelas X SMK Islam Raudlatul Husna Kepok.
2. Manfaat Penelitian a. Manfaat teoritis
1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi dalam pendidikan matematika 2) Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi
sumbangan pemikiran untuk meningkatkan tercapainya tujuan pendidikan
b. Manfaat Praktis 1) Bagi peserta didik
Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dalam mata pelajaran matematika serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam mencari informasi
2) Bagi Guru
Manfaat yang dapat diperoleh guru yaitu dapat menambah pengetahuan guru mengenai model pembelajaran yang inovatif sehingga guru dapat meningkatkan mutu pembelajaran saat proses pembelajaran di kelas, serta dapat menjadi bahan masukan atau informasi kepada guru mengenai pengaruh model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dalam proses pembelajaran.
8 3) Bagi Kepala Sekolah
Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini yaitu dapat dijadikan alat atau evaluasi terhadap melaksanakan perbaikan proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif Matematika siswa.
4) Bagi Peneliti
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini yaitu dapat memberikan pengalaman dan tambahan pengetahuan bagi peneliti tentang pengaruh metode pembelajaran Project Based Learning (PjBL) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematika siswa.
D. Definisi Operasional
Definisi Operasional merupakan langkah merumuskan secara presisi definisi variabel- variabel penelitian dengan menspesifikasikan secara persis operasi-operasi atau langkah- langkah untuk mengukur variabel- variabel yang bersangkutan.10 1. Project Based Learning (PjBL)
Project Based Learning (PjBL) merupakan metode pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam merancang tujuan pembelajaran dan memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan pekerjaan proyek untuk menghasilkan produk atau proyek yang nyata.
2. Berpikir Kreatif
Berpikir kreatif merupakan suatu proses yang mengembangkan ide-ide yang tidak biasa dan mengahsilkan pemikiran-pemikiran baru yang memiliki ruang lingkup yang luas. Berpikir kreatif dapat menghasilkan pemikiran yang berkualitas, proses kreatif tersebut tentu tidak dapat dilakukan tanpa pengetahuan yang diperoleh dengan mengembangkan pemikiran yang baik.
10 Augustinus Supratiknya, Metodologi Penelitian Kuantitatif & Kualitatif dalam Psikolog, (Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2015), 50.
9 BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka
Penelitian mengenai pengaruh model pembelajaran PjBL terhadap kemampuan berpikir kreatif sudah pernah dilakukan sebelumnya oleh beberapa penelitian. Penelitian relevan ini, sebagai bahan pengembangan dalam peneliti melaksanakan penelitian. Berikut merupakan uraian penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu:
a) Penelitian yang di lakukan oleh Wahyu Pramudita Sari, Arif Hidayat dan Sentot Kusairi dan dengan judul jurnal
“Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa kelas X SMA dalam Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) pada materi Fluida Statis”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa , (1) terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan berpikir kreatif siswa sebelum dan sesudah PjBL pada materi fluida statis, (2) keterampilan berpikir kreatif siswa mengalami perubahan positif pada saat posttest dengan peningkatan persentase ketercapaian indikator keterampilan berpikir kreatif terdiri dari elaboration, originality, fluency, dan flexibility. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran Project Based Learning terhadap kemampuan berpikir kreatif matematika siswa.
Perbedaannya yaitu berbeda lokasi penelitian, meneliti pada materi yang berbeda, dalam penelitiannya meneliti pada materi Fluida Statis, sedangkan dalam penelitian ini meneliti pada materi SPLDV, berbeda subjek penelitiannya, subjek penelitiannya yaitu siswa kelas X SMA, sedangkan dalam penelitian ini yaitu siswa kelas X SMK. Adapun persamaannya, yaitu sama-sama menggunakan PjBL, dan sama-sama mengupayakan terhadap kemampuan berpikir kreatif.
b) Penelitian yang di lakukan oleh Rinia Surya Nita dan Irwandi dengan judul jurnal “Peningkatan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Melalui Model Project Based Learning (PjBL)”.
10
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model Project Based Learning (PjBL) melalui pembuatan awetan bioplastik dapat meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa dengan nilai 95 dan rata-rata sebesar 79.19%. kesimpulannya adalah terdapat pengaruh model Project Based Learning (PjBL) melalui pembuatan awetan bioplastik terhadap keterampilan berpikir kreatif siswa kelas X SMA Negeri 1 Lebong Utara.
Perbedaannya yaitu berbeda lokasi penelitian, meneliti pada materi yang berbeda, dalam penelitiannya meneliti pada pembuatan awetan bioplastik materi biologi, sedangkan dalam penelitian ini meneliti pada materi SPLDV, berbeda subjek penelitiannya, subjek penelitiannya yaitu siswa kelas X SMA, sedangkan dalam penelitian ini yaitu siswa kelas X SMK.
Adapun persamaannya, yaitu sama-sama menggunakan PjBL, dan sama-sama mengupayakan terhadap kemampuan berpikir kreatif.
c) Penelitian yang di lakukan oleh Anis Fitriyah dan Shefa Dwijayanti Ramadani dengan judul jurnal “Pengaruh Pembelajaran Steam Berbasis Project Based Learning (PjBL) Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Dan Berpikir Kritis”.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Berbasis PjBL Pembelajaran STEAM berpengaruh signifikan terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas X MA Miftahul Ulum Bettet Pamekasan (P0,000 <0,005; Fhitung = 35,551). Jadi, terdapat pengaruh model pembelajaran PjBL terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas X MA Miftahul Ulum Bettet Pamekasan.11
Perbedaannya yaitu berbeda lokasi penelitian, meneliti pada materi yang berbeda, dalam penelitiannya meneliti pada materi biologi, sedangkan dalam penelitian ini meneliti pada materi matematika, variabel terikatnya menggunakan dua
11Anis Fitriyah, dan Shefa Dwijayanti Ramadani, “Pengaruh Pembelajaran Steam Berbasis Pjbl (Project-Based Learning) Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Dan Berpikir Kritis”, Perspektif Mahasiswa 10, No. 1 ( Januari-juni 2021):
209-226.
11
variabel, sedangkan penelitian ini menggunakan satu variabel terikat, variabel bebasnya menggunakan STEAM berbasis PjBL, sedangkan penelitian ini hanya menggunakan PjBL, berbeda objek penelitiannya, subjek penelitiannya yaitu siswa kelas X MA, sedangkan dalam penelitian ini yaitu siswa kelas X SMK. Adapun persamaannya, yaitu sama-sama menggunakan PjBL, dan sama-sama mengupayakan terhadap kemampuan berpikir kreatif.
d) Penelitian yang di lakukan oleh Gadis Hayuhana Siskawati, Mustaji dan Bachtiar S. Bachri dengan judul jurnal “Pengaruh Project Based Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada Pembelajaran Online”. Hasil uji analisis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh Project Based Learning terhadap kemampuan berpikir siswa pada kelas kontrol dan eksperimen dengan taraf signifikan 5% (0,000 < 0,05). Hal ini membuktikan bahwa terjadi peningkatan pada kelas eksperimen yang telah diberikan perlakuan model pembelajaran berbasis proyek. Dengan demikian dapat disimpulkan kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Model Project based learning berpengaruh positif terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas X SMK Negeri 1 Driyorejo.12
Perbedaannya yaitu berbeda lokasi penelitian, meneliti pada materi yang berbeda, dalam penelitiannya meneliti pada diklat produk kreatif dan kewirausahaan, sedangkan dalam penelitian ini meneliti pada materi SPLDV pada pembelajaran matematika, dalam penelitian Gadis menggunakan pembelajaran online, sedangkan penelitian ini menggunakan pembelajaran offline atau tatap muka. Adapun persamaannya, yaitu menggunakan subjek yang sama yakni siswa SMK, sama- sama menggunakan PjBL, dan sama-sama mengupayakan terhadap kemampuan berpikir kreatif.
12 Gadis Hayuhana Siskawati, “Pengaruh Project Based Learning Terhadap
Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Pada Pembelajaran Online”, Jurnal Teknologi Pendidikan 5, No. 2 (Juli 2020): 31-42.
12
e) Penelitian yang di lakukan oleh Rika Mawarni dan Ridwan Abdullah Sani dengan judul jurnal “Pengaruh model project based learning berbasis STEAM terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi pokok fluida statis di kelas XI SMA Negeri 4 tebing tinggi tahun ajaran 2019/2020”. Berdasarkan hasil uji t diperoleh kemampuan awal siswa pada kedua kelas adalah sama dalam hal KBK. Nilai rata-rata posttest eksperimen adalah 74,46 dan kontrol 68,30. Berdasarkan uji t terdapat perbedaan yang signifikan, yang berarti ada pengaruh PjBL berbasis STEAM terhadap KBK. Jadi, kesimpulannya adalah terdapat pengaruh model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas XI SMA Negeri 4 tebing tinggi.13
Perbedaannya yaitu berbeda lokasi penelitian, meneliti pada materi yang berbeda, dalam penelitiannya meneliti pada materi pokok fluida statis, sedangkan dalam penelitian ini meneliti pada materi SPLDV, variabel bebasnya menggunakan STEAM berbasis PjBL, sedangkan penelitian ini hanya menggunakan PjBL, berbeda subjek penelitiannya, subjek penelitiannya yaitu siswa kelas XI SMA, sedangkan dalam penelitian ini yaitu siswa kelas X SMK. Adapun persamaannya, yaitu sama-sama menggunakan PjBL, dan sama-sama mengupayakan terhadap kemampuan berpikir kreatif.
f) Penelitian yang dilakukan oleh Fauziah, Nuvitalia, dan Saptaningrum dengan judul jurnal “Model Project Based Learning (PjBL) Berbasis Lesson Study Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA”. Berdasarkan uji-t pada nilai pretest-posttest kelas eksperimen menggunakan metode Wilcoxon didapatkan hasil Asymp. Sig. (2-tailed) = 0 < = 0,05 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ada pengaruh
13 Rika Mawarni, dan Ridwan Abdullah Sani, “Pengaruh Model Project Based Learning Berbasis STEM Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Padamateri Pokok Fluida Statis Di Kelas XI SMA Negeri 4 Tebing Tinggi T.P 2019/2020”, Jurnal Inovasi Pembelajaran Fisika (INPAFI) 8, No. 2 (Mei 2020): 8- 15.
13
model Project Based Learning berbasis Lesson Study terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas XI IPA SMA Negeri 16 Semarang.. Kemudian setelah model pembelajaran diterapkan, kemampuan berpikir kreatif siswa meningkat yang semula kurang kreatif menjadi kreatif. Hal ini berlandaskan Uji Gain yang menunjukan nilai <g> 0,90 > 0,70 artinya kemampuan berpikir kreatif siswa termasuk dalam kategori tinggi. Selain itu penggunaan Lesson Study menunjang keterlaksanaan dan kesuksesan pembelajaran Project Based Learning siswa di dalam kelas. Oleh karena itu model pembelajaran Project Based Learning layak dipertimbangkan untuk diterapkan dalam pembelajaran di sekolah dengan materi fisika yang lainnya.14
Perbedaannya yaitu berbeda lokasi penelitian, meneliti pada materi yang berbeda, dalam penelitiannya meneliti pada materi fisika, sedangkan dalam penelitian ini meneliti pada materi matematika, variabel bebasnya menggunakan PjBL berbasis Lesson Study, sedangkan penelitian ini hanya menggunakan PjBL, berbeda subjek penelitiannya, subjek penelitiannya yaitu siswa kelas XI SMA, sedangkan dalam penelitian ini yaitu siswa kelas X SMK. Adapun persamaannya, yaitu sama-sama menggunakan PjBL, dan sama-sama mengupayakan terhadap kemampuan berpikir kreatif.
g) Penelitian yang dilakukan oleh Maria Dona Reza Usboko, I Made Parsa dan Zet Y. Baitanu dengan judul jurnal “Penerapan Pembelajaran STEM Dengan Model Pjbl di Kelas Xl TITL SMK Negeri 2 Kupang Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa”. Berdasarkan hasil analisis berpikir kreatif siswa pada siklus I sampai dengan siklus II yang mengalami peningkatan hingga mencapai indikator keberhasilan yaitu pada siklus I memperoleh 59% masuk kategori cukup kreatif dan meningkat pada siklus II 74,71 %
14Fauziah, “Model Project Based Learning (PjBL) Berbasis Lesson Study Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA”, Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika 9, No. 2 (September 2018): 125-132.
14
yang masuk kategori kreatif. Juga mampu meningkatkan hasil belajar siswa berdasarkan hasil analisis nilai rata-rata ketuntasan klasikan siklus I hingga siklus II yaitu siklus I memperoleh 41,66% dan meningkat pada siklus II menjadi 88,88%. Hal ini didukung juga dengan peningkatan aktivitas siswa siklus I mendapat presentase 62,36% yang masuk kategori cukup baik meningkat pada siklus II menjadi 81,94%
masuk kategori baik. Maka ada pengaruh yang signifikan setelah menggunakan pembelajaran STEM dengan model PjBL terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif kelas XI TITL 1 SMK Negeri 2 Kupang. Dengan demikian penerapan pembelajaran STEM dengan model PjBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa kelas XI TITL SMK Negeri 2 Kupang tahun ajaran 2020/2021.15
Perbedaannya yaitu berbeda lokasi penelitian, meneliti pada materi yang berbeda, dalam penelitiannya meneliti pada materi rangkaian kendali motor listrik, sedangkan dalam penelitian ini meneliti pada materi SPLDV pada pembelajaran matematika, variabel bebasnya menggunakan PjBL berbasis STEM, sedangkan penelitian ini hanya menggunakan PjBL.
Adapun persamaannya, yaitu menggunakan subjek yang sama yakni siswa SMK, sama-sama menggunakan PjBL, dan sama- sama mengupayakan terhadap kemampuan berpikir kreatif.
h) Penelitian yang dilakukan oleh Ferawati Wahida, Nurdin Rahman, dan Siang Tandi Gonggo dengan judul jurnal
“Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Dan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Parigi”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis proyek mempengaruhi signifikan terhadap keterampilan berpikir kreatif dan hasil belajar siswa pada kimia. Tanggapan siswa terhadap pembelajaran berbasis proyek pada Kimia telah menunjukkan
15 Maria Dona Reza Usboko, “Penerapan Pembelajaran STEM Dengan Model Pjbl di Kelas XI TITL SMK Negeri 2 Kupang Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa”, Jurnal Spektro 4, No. 1 : 8-14.
15
hasil yang baik. Model pembelajaran berbasis proyek dapat diterapkan untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif dan hasil belajar siswa di Kelas X SMA Negeri 1 Parigi.16
Perbedaannya yaitu berbeda lokasi penelitian, meneliti pada materi yang berbeda, dalam penelitiannya meneliti pada materi kimia, sedangkan dalam penelitian ini meneliti pada materi matematika, variabel terikatnya menggunakan dua variabel, sedangkan penelitian ini menggunakan satu variabel terikat, berbeda subjek penelitiannya, subjek penelitiannya yaitu siswa kelas X SMA, sedangkan dalam penelitian ini yaitu siswa kelas X SMK. Adapun persamaannya, yaitu sama-sama menggunakan PjBL, dan sama-sama mengupayakan terhadap kemampuan berpikir kreatif.
i) Penelitian yang dilakukan oleh Lailiya Nur Hikmah, dan Ririn Dwi Agustin dengan judul jurnal “Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran project based learning terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas X MA Tarbiyyatus Shibyan Tajinan. Hasil uji Independent T Test ditemukan nilai t sebesar 7.247 dengan sig (2tailed) 0,000. Oleh karena nilai signifkansi (sig.) kurang dari 0,05 (sig. < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, artinya ada pengaruh model pembelajaran project based learning terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa.17
Perbedaannya yaitu berbeda lokasi penelitian, berbeda subjek penelitiannya, subjek penelitiannya yaitu siswa kelas X MA , sedangkan dalam penelitian ini yaitu siswa kelas X SMK.
Adapun persamaannya, yaitu sama-sama menggunakan
16 Ferawati Wahida, “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Dan Hasil Belajar Siswa Kelas X Sma Negeri 1 Parigi”, Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako 4, No. 3 (Agustus 2015): 36- 43.
17 Lailiya Nur Hikmah, Ririn Dwi Agustin, “Pengaruh Model Pembelajaran
Project Based Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa”, Jurnal Prismatika 1, No. 1: 1-9.
16
pembelajaran matematika, sama-sama menggunakan PjBL, dan sama-sama mengupayakan terhadap kemampuan berpikir kreatif.
j) Penelitian yang dilakukan oleh Dhia Octariani, dan Isnaini Halimah Rambe dengan judul jurnal “Model Pembelajaran Berbasis Project Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa SMA”.
Berdasarkan perhitungan statistik juga didapat thit = 12,34 dengan melihat kriteria ujI dengan taraf 5% diperoleh tdaf = 1,72,dimana dengan kriteria uji <thit< tidak terpenuhi sehingga H0 di tolak, berarti Ha diterima yang artinya rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran Project Based Learning lebih tinggi dari rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional pada siswa SMA kelas XI. Berdasarkan pembahasan di atas serta hasil analisis data yang penulis uraikan,maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh model Project Based Learning terhadap kemampuan berpikir kreatif matematika siswa kelas XI.18
Perbedaannya yaitu berbeda lokasi penelitian, berbeda subjek penelitiannya, subjek penelitiannya yaitu siswa kelas XI SMA, sedangkan dalam penelitian ini yaitu siswa kelas X SMK. Adapun persamaannya, yaitu penelitiannya sama-sama menggunakan materi matematika, sama-sama menggunakan PjBL, dan sama-sama mengupayakan terhadap kemampuan berpikir kreatif.
B. Kajian Teori
1) Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) a) Pengertian Project Based Learning (PjBL)
Menurut Ngalimun, model pembelajaran PjBL adalah model pembelajaran yang inovatif, berfokus pada
18 Dhia Octariani, Isnaini Halimah Rambe, “Model Pembelajaran Berbasis Project Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa SMA”, Genta Mulia 11, No. 1 (Januari 2020): 126-130.
17
konsep dan prinsip utama dari suatu disiplin, melibatkan peserta didik dalam kegiatan pemecahan masalah dan tugas-tugas bermakna, memberi peluang siswa bekerja secara otonom, membangun dan menemukan pengetahuan belajar mereka sendiri dan puncaknya menghasilkan produk karya peserta didik bernilai dan realistis.19 Sedangkan menurut Goodman dan Stivers mendefinisikan Project Based Learning (PjBL) merupakan pendekatan pengajaran yang dibangun di atas kegiatan pembelajaran dan tugas nyata yang memberikan tantangan bagi peserta didik yang terkait dengan kehidupan sehari-hari untuk dipecahkan secara berkelompok.20
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran Project Based Learning (PjBL) merupakan metode pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam merancang tujuan pembelajaran dan memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek untuk menghasilkan produk atau proyek yang nyata.
b) Langkah-langkah Project Based Learning (PjBL)
Langkah-langkah model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) menurut Ngalimun adalah
1) Tahap 1 : Penentuan proyek
Peserta didik menentukan tema/topik proyek bedasarkan tugas proyek yang diberikan oleh guru.
Kemudian peserta didik diberi kesempatan untuk memilih/menentukan proyek yang akan dikerjakannya baik secara kelompok ataupun mandiri dengan catatan tidak menyimpang dari tugas yang diberikan guru
19 Ngalimun, Strategi dan Model Pembelajaran (Yogyakarta: Aswaja Pressindo Permendiknas No 41, 2007)
20Goodman & Stivers, “Project Based Learning”, Educational Psychology, ESPY 505. 2010.
18
2) Tahap 2 : Perancangan langkah-langkah penyelesaian proyek
Peserta didik merancang langkah-langkah kegiatan penyelesaian proyek dari awal sampai akhir beserta pengelolaannya.
3) Tahap 3 : Penyusunan jadwal pelaksanaan proyek Peserta didik di bawah pendampingan guru melakukan penjadwalan semua kegiatan yang telah dirancangnya. Berapa lama proyek itu harus diselesaikan tahap demi tahap.
4) Tahap 4 : Penyelesaian proyek dan monitoring guru Langkah ini merupakan merupakan langkah pengimplementasian rancangan proyek yang telah dibuat. Guru bertanggung jawab memonitor aktivitas peserta didik dalam melakukan tugas proyek mulai proses hingga penyelesaian proyek.
5) Tahap 5 : Presentasi/publikasi hasil proyek
Hasil proyek dalam bentuk produk, baik itu berupa produk karya tulis, karya seni, atau karya teknologi/prakarya dipresentasikan dan/atau dipublikasikan kepada peserta didik yang lain dan guru.
6) Tahap 6 : Evaluasi proses dan hasil proyek
Guru dan peserta didik pada akhir proses pembelajaran melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil tugas proyek. Pada tahap evaluasi, peserta didik diberi kesempatan mengemukakan pengalamannya selama menyelesaikan tugas proyek dengan diskusi untuk memperbaiki kinerja selama menyelesaikan tugas proyek. Pada tahap ini juga dilakukan umpan balik terhadap proses dan produk yang telah dihasilkan.21
24 Ngalimun, Strategi dan Model Pembelajaran (Yogyakarta: Aswaja Pressindo Permendiknas No 41, 2007)
19
Dalam penelitian ini, langkah-langkah pembelajaran PjBL yang akan di gunakan adalah a. Tahap 1 : Penentuan Pertanyaan mendasar
Pada tahap ini peneliti memberikan pertanyaan awal yang berkaitan dengan SPLDV, Guru menjelaskan materi terkait definisi SPLDV, kemudian Guru memberikan contoh soal terkait materi yang sudah di jelaskan.
b. Tahap 2 : Menyusun Perencanaan Proyek
Pada tahap ini peneliti Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok yang terdiri dari 21 siswa, dimana satu kelompok terdiri dari 5 orang siswa, kemudian peneliti memberikan soal/proyek dan mengarahkan siswa terkait tugas yang akan dikerjakan oleh masing-masing kelompok.
c. Tahap 3 : Penyusunan Jadwal Perencanaan Proyek Pada tahap ini peneliti memberikan arahan kepada siswa untuk berdiskusi terkait proyek yang diberikan, kemudian peneliti memberikan informasi terkait jadwal pelaksanaan proyek selama 40 menit.
d. Tahap 4 : Memonitor Siswa Dan Kemajuan Proyek Pada tahap ini peneliti berkeliling pada setiap kelompok untuk menanyakan terkait kendala yang di alami oleh setiap kelompok
e. Tahap 5 : Penilaian Hasil Proyek
Pada tahap ini, peneliti memilih satu kelompok dari 4 kelompok untuk mempersentasikan hasil diskusinya dan peneliti memberikan kesimpulan terkait hasil pengerjaan proyek siswa.
f. Tahap 6 : Evaluasi Pengalaman Pelaksanaan Proyek Pada tahap ini, peneliti bertanya kepada siswa terkait apa saja kesulitan/kendala yang di alami selama proses diskusi terkait cara mrnyelesaikan proyek.
20
c) Keunggulan Project Based Learning (PjBL)
Menurut Made Wena, prinsip PjBL adalah keterpusatan (Centrality), prinsip berfokus pada pertanyaan, atau masalah, prinsip investigasi kontruktif atau desain, prinsip otonomi, prinsip realistis. Selain memiliki prinsip, setiap model pembelajaran juga memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu juga dengan model PjBL memiliki kedua hal tersebut.22
Menurut Kurniasih adapaun kelebihan dari PjBL diantaranya sebagai berikut:
1) Meningkatkan rasa motivasi belajar siswa untuk belajar, mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting dan mereka perlu untuk dihargai.
2) Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
3) Peningkatan membuat siswa menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem masalah yang kompleks.
4) Meningkatkan kolaborasi.
5) Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikan keterampilan komunikasi.23
Menurut Sani, adapun kelemahan dalam model PjBL adalah
a) Membutuhkan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.
b) Membutuhkan biaya yang cukup.
c) Membutuhkan guru yang terampil dan mau belajar d) Membutuhkan fasilitas, peralatan, dan bahan yang
memadai.
e) Kesulitan melibatkan semua siswa dalam kerja kelompok.24
22 Made Wena, “Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer (Jakarta:
Bumi Aksara 2014)
23 Kurniasih, “Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013, (Jakarta:
Kata Pena, 2014)
21 2) Berpikir Kreatif
a) Pengertian Berpikir Kreatif
Menurut Munandar berpikir kreatif merupakan berpikir untuk menentukan hubungan-hubungan baru antara berbagai hal, menemukan pemecahan baru dari suatu soal, menemukan sistem baru, menemukan bentuk artistik baru, dan sebagainya”. Oleh karena itu dengan berpikir kreatif kita dapat menemukan dan menentukan hal-hal baru dalam penyelesaian suatu masalah.25
Adapun Siswono mengatakan bahwa berpikir kreatif merupakan proses yang digunakan ketika mendatangkan/memunculkan suatu ide baru. Hal itu menggabungkan ide-ide yang sebelumnya belum dilakukan. Pada umumnya, berpikir kreatif dipicu oleh masalah-masalah yang menantang. Kemampuan berpikir kreatif dalam standar pemecahan masalah oleh NCTM, diantaranya menerapkan dan menyesuaikan bermacam- macam strategi dalam memecahkan masalah.26
Berdasarkan pendapat yang telah diuraikan, bahwa berpikir kreatif adalah sebuah proses yang mengembangkan ide-ide yang tidak biasa dan mengahsilkan pemikiran yang baru yang memiliki ruang lingkup yang luas. Berpikir kreatif dapat menghasilkan pemikiran yang bermutu, proses kreatif tersebut tentunya tidak dapat dilaksanakan tanpa adanya pengetahuan yang didapat dengan pengembangan pemikiran yang baik.
Dalam pembelajaran matematika, pengembangan kemampuan berpikir kreatif dapat dilakukan melalui pembelajaran dengan menggunakan permasalahan atau
24 Sani, Ridwan Abdullah, “Pembelajaran Saintifik,” (Jakarta: Bumi Aksara,
2014)
25 Munandar Utami, “Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat . (Jakarta:
Rineka Cipta 2009)
26 Siswono, “Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Melalui Pengajuan Masalah” Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains (JMPS) 10, No. 1 : 9
22
soal-soal terbuka. Soal terbuka (open-ended problem) adalah soal yang memiliki banyak solusi atau strategi penyelesaian. Menurut Silver, penggunaan masalah terbuka dapat memberikan siswa pengalaman belajar yang kaya dalam menginterpretasikan masalah juga memungkinkan siswa menghasilkan solusi yang berbeda.
Kondisi ini memungkinkan siswa dapat melatih aspek- aspek berpikir kreatif seperti fluency, flexibility,originality dan Elaboration.27
b) Indikator Berpikir Kreatif
Berpikir kreatif adalah aktivitas berpikir untuk menghasilkan sesuatu yang kreatif dan orisinil.
Susanto mengemukakan indikator berpikir kreatif yaitu:
1. Kelancaran adalah kemampuan menghasilkan banyak ide.
2. Fleksibilitas adalah kemampuan menghasilkan ide-ide yang bervariasi.
3. Orisinalitas adalah kemampuan menghasilkan ide baru atau ide yang sebelumnya tidak ada.
4. Elaborasi adalah kemampuan mengembangkan atau menambahkan ide-ide sehingga dihasilkan ide yang rinci atau detail.28
Indikator berpikir kreatif menurut Munandar meliputi 4 indikator yaitu:
a. Berpikir lancar ( Fluency Thinking), ketercapaian indikator ini peserta didik dapat menemukan ide – ide jawaban untuk memecahkan Masalah.
27 Silver, E. A, “Fostering Creativity Through Instruction Rich in Mathematical Problem Solving and Problem Posing” ZDM: Mathematics Education 29, No. 3 : 75.
28 Susanto, “Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. (Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri 2013)
23
b. Berpikir luwes (Flexible Thinking), ketercaipan indikator ini peserta didik dapat memberikan solusi yang variatif (dari semua sudut).
c. Berpikir Orisinil (Original Thinking), ketercapaian indikator ini peserta didik dapat menghasilkan jawaban yang unik (menggunakan bahasa atau kata- kata sendiri yang mudah dipahami).
d. Keterampilan Mengolaborasi (Elaboration Ability), ketercapaian indikator ini peserta didik dapat memperluas suatu gagasan atau menguraikan secara rinci suatu jawaban.29
Hal ini bahwa berpikir kreatif memiliki beberapa indikator untuk menghasilkan ide yang baru. Kreativitas seseorang ditunjukkan dalam berbagai hal, seperti kebiasaan berpikir, sikap, pembawaan atau kepribadian, dan kecakapan dalam memecahkan masalah.
Dalam penelitian ini, berpikir kreatif yang di maksud adalah bagaimana kemampuan berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan permasalahan, sehingga menghasilkan kreativitas siswa melalui model pembelajaran PjBL. Untuk mengetahui tingkat berpikir kreatif siswa, maka diperlukan indikator-indikator kemampuan berpikir kreatif. Peneliti akan merujuk 4 indikator dari teori yang telah disampaikan oleh Munandar yang dimana dalam teorinya memuat 4 indikator dalam berpikir kreatif.
Karena peneliti ingin mengetahui bagaimana pengaruh model pembelajaran PjBL terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa berdasarkan teori dari Susanto dan Munandar.
29 Munandar Utami, “Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat . (Jakarta:
Rineka Cipta 2009)
24
Adapun indikator kemampuan berpikir kreatif menurut Munandar dapat dilihat pada Tabel berikut:
Tabel 2.1
Indikator Berpikir Kreatif No Inidikator
Berpikir Kreatif
Deskriptor 1 Berpikir Lancar
(Fluency)
1. Kemampuan memberikan jawaban yang benar beserta prosedur pengerjaan yang benar
2. Selalu memberikan lebih dari 1 jawaban
2 Berpikir Luwes (Flexibility)
1. Menyajikan suatu konsep atau jawaban dengan cara yang berbeda-beda
2. Kemampuan menjawab masalah matematika melalui berbagai macam cara penyelesaian namun tetap mendapatkan jawaban masalah yang sesuai
3 Berpikir Orisinil (Originality)
1. Kemampuan untuk melahirkan ide-ide baru dalam menyelesaikan masalah 2. Siswa dapat menemukan
penyelesaian masalah dengan caranya sendiri
3. Memberikan jawaban yang berbeda, yang jarang diberikan kebanyakan orang
4. Keterampilan Mengolaborasi
(Elaboration)
1. Siswa dapat mengembangkan ide/jawaban atau merinci suatu permasalahan matematika menjadi lebih sederhana 2. Kemampuan mengembangkan,
menambah, dan memperluas jawaban masalah
25
3) Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
Sistem persamaan linear adalah himpunan beberapa persamaan linear yang saling terkait, dengan koefisien- koefisien persamaan adalah bilangan real. SPLDV adalah mata pelajaran yang di ajarkan pada kelas X SMK pada semester ganjil, dengan kompetensi dasar yang digunakan adalah (3.3) Menentukan nilai variabel pada sistem persamaan linear dua variabel dalam masalah kontekstual dan (4.3) Menyelesaikan masalah sistem persamaan linear dua variabel dengan tujuan pembelajarannya adalah siswa dapat (1) Menjelaskan konsep sistem persamaan linier dua variabel, (2) Menentukan nilai variabel pada sistem persamaan linear dua variabel, (3) Menjabarkan pemecahan masalah yang berkaitan dengan SPLDV, (4) Membuat penyelesaian masalah sistem persamaan linear dua variabel, (5) Membuat model matematika dari masalah sehari-hari yang melibatkan SPLDV.
Sistem persamaan linear dua variabel merupakan sistem persaman linear. Berikut ini, didefinisikan sistem persamaan linear dua variabel. Sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) adalah suatu sistem persamaan linear dengan dua variabel.
Bentuk umum sistem persamaan linear dengan dua variabel x dan y adalah
{ dengan , a2, b1, b2, c1, dan c2 bilangan real; a1 dan b1 tidak keduanya 0; a2 dan b2 tidak keduanya 0.
x, y : variabel
a1, a2 : koefisien variabel x b1, b2 : koefisien variabel y c1, c2 : konstanta persamaan.30
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak masalah perhitungan yang dapat diselesaikan dengan menerapkan
30Agung Lukito, Matematika Kelas X, (Jakarta: Kemendikbud, 2013), 69, https://bukusekolah.id/buku/buku-guru-matematika-kelas-10/
26
SPLDV, diantaranya masalah uang, masalah umur, masalah bisnis dan lain-lain. Sementara itu, dalam matematika SPLDV dapat digunakan untuk menentukan koordinat titik potong dua garis, menentukan persamaan garis, menentukan suatu bilangan, dan sebagainya.31
Contoh :
1. Seseorang membeli 4 buku tulis dan 3 pensil, ia membayar Rp 19.500,00. Jika ia membeli 2 buku tulis dan 4 pensil, ia harus membayar Rp 16.000,00. Tentukan harga sebuah buku tulis dan sebuah pensil!
Dari soal diatas dapat dibentuk soal matematika sebagai berikut:
Diketahui : Misal buku tulis = x dan pensil y
Ditanyakan : harga sebuah buku tulis dan harga sebuah pensil?
Jawab :
Harga 4 buku tulis dan 3 pensil Rp 19.500,00 sehingga 4x + 3y
= 19.500
Harga 2 buku tulis dan 4 pensil Rp 16.000,00 sehingga 2x + 4y
= 16.00
Maka : ...Persamaan 1 ...Persamaan 2
Untuk mengeliminasi variable x, maka kaikan persamaan perta dengan 1 dan persamaan kedua dengan 2 agar koefisien x kedua persaaman sama. Selanjutnya kita selisisihkan kedua persamaan karena variable yang akan dihilangkan bertanda sama.
31 Anwar Bey, Asriani, “Penerapan Pembelajaran Problem Solving untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika pada Materi SPLDV”, Jurnal Pendidikan Matematika 4, No. 2 ( Juli 2013): 227-228.
27
Untuk mengeliminasi variable y, maka kalikan persamaan dengan 4 dan kalikan persamaan kedua dengan 3 lalu selisihkan kedua persamaan sehingga diperoleh nilai x, sebagai berikut :
Jadi penyelesaian persamaan itu adalh x = 3.000 dan y = 2.500.
Sehingga harga sebuah buku tulis adalah Rp 3.000,00 dan harga sebuah pensil adalah Rp 2.500,00
C. Kerangka Berpikir
Pelaksanaan kurikulum 2013 harus diterapkan melalui pembelajaran berbasis aktivitas pendekatan ilmiah (scientific), tematik integratif dan berpusat kepada siswa (students center), siswa diharapkan dapat memiliki kompetensi keterampilan, sikap, dan pengetahuan yang lebih baik. Siswa diharapkan lebih kreatif, inovatif dan produktif untuk mampu menghadapi berbagai permasalahan dan tantangan di era globalisasi seperti saat ini.
Berpikir kreatif sangat diperlukan untuk menyelesaikan soal yang rumit, dengan mengembangkan kemampuan siswa pada aspek berpikir kreatif akan mampu menyelesaikan suatu permasalahan dengan berbagai cara. Melalui kemampuan berpikir kreatif siswa dituntut untuk mengalami, menguasai, dan persoalan yang sedang dihadapinya.
Salah satu model pembelajaran yang mampu memberikan kesempatan untuk siswa dapat mengeksplorasi kreativitasnya yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL). PjBL merupakan model pembelajaran yang
28
menggunakan suatu proyek dalam proses pembelajaran, dan berpusat pada siswa (Students center).
Adapun kerangka pemikiran yang peneliti akan paparkan sebagai berikut:
Gambar 2.1. Bagan Kerangka Berpikir D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya sementara terhadap permasalahan yang diajukan dalam penelitian.32 Hipotesis merupakan kebenaran sementara yang perlu diuji kebenarannya oleh karena itu hipotesis berfungsi sebagai kemungkinan untuk menguji kebenaran suatu teori. Jika hipotesis sudah diuji dan membuktikan kebenarannya, maka hipotesis tersebut menjadi suatu teori. Jadi sebuah hipotesis diurutkan dari suatu teori yang sudah ada, kemudian diuji kebenarannya dan pada akhirnya memunculkan teori baru.33
32 Nurul zuriah, “Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan Teori- Aplikasi”, (Jakarta: bumi aksara, 2009), hlm. 162.
33 Jonathan Sarwono, “Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif”, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), cet ke-1, hlm.38.
Preetest
Siswa
Posttest Model PjBL
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
29
Adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah
“Terdapat pengaruh model pembelajaran project based learning (PjBL) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematika siswa kelas X SMK.