• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh model problem based learning terhadap

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh model problem based learning terhadap"

Copied!
162
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Kemampuan berpikir kreatif merupakan kemampuan menganalisis sesuatu berdasarkan data dan informasi yang ada untuk menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu permasalahan. Dalam proses pembelajaran biologi, siswa masih terbatas dalam bidang penghafalan materi sehingga siswa tidak mempunyai kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dan literasi sains. Pernyataan tersebut diperkuat dengan hasil pengukuran literasi sains yang dilakukan PISA (Programme for International Student Assessment) pada tahun 2018 yang membandingkan kemampuan membaca, matematika, dan literasi siswa menyebutkan bahwa Indonesia berada di peringkat ke-74 dari 79 negara.9. Berdasarkan penjelasan di atas, implementasinya masih belum sesuai harapan. Berdasarkan hasil observasi lapangan, proses pembelajaran siswa MA XI di MA Nurul Huda masih belum menekankan pemikiran kreatif dan literasi sains dalam pengajaran biologi. .

Berdasarkan penjelasan di atas maka penulis bermaksud melakukan penelitian dengan merumuskan judul “Pengaruh Model Problem Based Learning terhadap Berpikir Kreatif dan Literasi Ilmiah Siswa Mata Pelajaran Biologi Kelas XI MA Nurul Huda Tahun Ajaran.”

Rumusan dan Batasan Masalah

Berdasarkan penjelasan di atas, penulis bermaksud melakukan penelitian dengan merumuskan judul “Pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap berpikir kreatif dan literasi sains biologi siswa kelas XI MA Nurul Huda Tahun Pelajaran 2019/2020” . Tujuan: Penggunaan model pembelajaran berbasis masalah, berpikir kreatif dan literasi sains pada dimensi kompetensi.

Tujuan dan Manfaat

Memperoleh pengalaman belajar biologi dengan menggunakan model PBL untuk mengembangkan berpikir kreatif dan literasi sains biologi b. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang model pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dan literasi biologi siswa.

Definisi Operasional

Menurut Nur, ada lima tahapan pembelajaran, yaitu: mengorientasikan siswa pada masalah, mengorganisasikan siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan kelompok individu, mengembangkan dan menyajikan hasil kerja, serta menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan nantinya adalah dengan mendokumentasikan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model PBL. Indikator berpikir kreatif menurut Jazuli Akhmad terdiri dari lima indikator yaitu: Kefasihan (kefasihan dalam memberikan ide atau contoh untuk memecahkan suatu masalah), Fleksibilitas (memberikan solusi, ide atau alternatif baru untuk menyelesaikan masalah yang sama), Orisinalitas (memberi jawaban). . menurut pemahaman masing-masing) dan Elaborasi. menggabungkan satu gagasan dengan gagasan yang sudah ada; dapat memecah suatu masalah menjadi masalah yang lebih sederhana).

Indikator kompetensi literasi sains meliputi: mengingat dan menerapkan pengetahuan ilmiah yang sesuai, mengusulkan cara mengeksplorasi pertanyaan yang diberikan secara ilmiah, mengevaluasi cara mengeksplorasi pertanyaan yang diberikan secara ilmiah, dan menganalisis dan menafsirkan data serta menarik kesimpulan yang tepat.

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Kajian Pustaka

  • Hakikat Pembelajaran Biologi
  • Materi Sisem Kekebalan Tubuh
  • Model Problem Based Learning (PBL)
  • Berpikir Kreatif
  • Literasi Sains
  • Hasil Penelitian Terdahulu

Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan penelitian terhadap penerapan model pembelajaran berbasis masalah yang diharapkan dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dan literasi sains siswa. Meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan literasi siswa dalam memecahkan masalah secara mandiri maupun kelompok. Jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah rencana pelaksanaan pembelajaran (LPP), tes kemampuan berpikir kreatif, dan literasi sains biologi.

Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa penilaian kemampuan berpikir kreatif dan literasi sains siswa.

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Kerangka Berpikir

Hipotesis Penelitian

METODE PENELITIAN

  • Jenis dan Pendekatan Penelitian
  • Populasi dan Sampel
    • Populasi Penelitian
    • Sampel Penelitian
  • Waktu dan Tempat Penelitian
  • Variabel Penelitia
  • Desain Penelitian
  • Instrument/ Alat dan Bahan Penelitian
    • Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
    • Tes
  • Teknik Pengumpulan data/ Prosedur Penelitian
  • Teknik Analisis Data

Dimana penelitian ini menggunakan dua kelas, sejalan dengan tujuan awal penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh penerapan model PBL terhadap kemampuan berpikir kreatif dan literasi sains siswa. O3 = pre-test berpikir kreatif dan literasi sains siswa kelas kontrol O2 = post-test berpikir kreatif dan literasi sains siswa kelas kontrol Nurul Huda tahun ajaran 2019/2020.

Kemampuan berpikir kreatif dan literasi sains masing-masing akan diuji untuk melihat apakah model pembelajaran berbasis masalah berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif dan literasi sains siswa. Penggunaan soal yang diujikan berdasarkan hasil validitas awal dengan cara mengoreksi soal yang tidak valid.Hasil uji validitas berpikir kreatif dan literasi sains dapat dilihat pada lampiran halaman 1˗2. Penelitian ini menggunakan desain non-equivalent control group design untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan berpikir kreatif dan literasi sains siswa pada mata pelajaran biologi kelas XI MA Nurul Huda.

Analisis deskriptif dalam penelitian ini meliputi observasi keterlaksanaan dan hasil belajar siswa, termasuk berpikir kreatif dan literasi sains yang diamati selama proses pembelajaran.Penelitian ini menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Pada pertemuan kelima yang berlangsung pada tanggal 24 Juli 2020, peneliti memberikan post-test berpikir kreatif yang dilanjutkan dengan post-test literasi sains kepada siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil literasi sains siswa pada model PBL dengan model konvensional.

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah tidak berpengaruh terhadap literasi sains siswa kelas XI biologi MA Nurul Huda Gerung Lombok Barat. Guru biologi hendaknya menggunakan model pembelajaran berbasis masalah, yang tidak hanya berorientasi pada berpikir kreatif dan literasi sains, tetapi lebih pada hasil belajar siswa.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

  • Pengujian Kelayakan Instrumen
  • Analisis Deskriptif
  • Pengujian Prasyarat
  • Uji Hipotesis

Bahan ajar yang digunakan adalah materi sistem imun dalam kerangka kompetensi inti 3.14 yaitu menganalisis peran sistem imun dan imunisasi terhadap proses fisiologis dalam tubuh.Nilai kemampuan berpikir kreatif dan literasi sains siswa diperoleh dari materi hasil tes tertulis berupa tes deskriptif. Data kemampuan berpikir kreatif dan literasi sains siswa dikumpulkan pada saat pembelajaran di kelas.Untuk menilai kemampuan berpikir kreatif dan literasi sains siswa, 1 soal tidak valid dari 5 soal yang diujikan untuk berpikir kreatif, dan 2 soal tidak valid dari 8 soal yang diujikan untuk berpikir kreatif. literasi sains, soal tidak valid.

Pada tabel diatas terlihat hasil analisis validitas berpikir kreatif yang diuji menunjukkan bahwa jumlah soal yang valid pada uji validitas berpikir kreatif adalah 4 soal dengan 1 soal tidak valid. Berdasarkan tabel diatas, hasil uji reliabilitas diperoleh nilai Cronbach alpha berpikir kreatif sebesar 0,344 sehingga instrumen dapat dinyatakan reliabel dengan kriteria rendah. Hasil analisis reliabilitas dapat dilihat pada halaman lampiran. 3˗4. Berdasarkan tabel diatas, dimana hasil uji reliabilitas, nilai Cronbach alpha untuk literasi sains sebesar 0,501, dan dapat dinyatakan reliabel karena nilai Cronbach alpha untuk literasi sebesar 0,501 dengan kriteria sedang. dapat dilihat pada lampiran halaman 3˗4.

Hasil analisis tes berpikir kreatif adalah sebagai berikut dan dapat dilihat pada lampiran halaman 7. Untuk menilai literasi sains siswa, peneliti menggunakan tes deskripsi yang diuji validitasnya. soal uraian dan sebelumnya dilakukan perbaikan terhadap 2 soal yang tidak valid. 0,200 juga terdapat pada hasil pretest dan posttest kelas kontrol. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kedua kelas tersebut berasal dari sampel yang berdistribusi normal. Sedangkan hasil uji normalitas pada uji normalitas literasi sains pretest kelas eksperimen ditemukan nilai sig.

Berdasarkan mean 0,644 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa varian data posttest kelas eksperimen dengan posttest kelas kontrol pada berpikir kreatif dan literasi sains adalah sama atau homogen. Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa untuk Sig. 0,000 < 0,05 Jadi dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan hasil berpikir kreatif antara pembelajaran model PBL dengan model konvensional, sedangkan pada literasi sains nilai Sig. 2˗ tail) 0,600 > 0,05 yang berarti tidak terdapat perbedaan antara penggunaan model pembelajaran PBL dengan model pembelajaran konvensional. Hasil uji hipotesis dapat dilihat pada lampiran halaman 16.

Diagram Batang Hasil Berpikir Kreatif  b.  Literasi Sains
Diagram Batang Hasil Berpikir Kreatif b. Literasi Sains

Pembahasan

  • Analisis deskriptif

Pada pertemuan pertama tanggal 15 Juli 2020, guru mengawali pertemuan pertama dengan memberikan pre-test literasi sains dan berpikir kreatif pada kelas kontrol untuk mengetahui kemampuan siswa pada aspek berpikir kreatif dan literasi sains. Sedangkan pada pertemuan kelas eksperimen I yang dilaksanakan pada tanggal 20 Juli 2020, guru mengawali pertemuan tersebut dengan memberikan pretest berpikir kreatif dan literasi sains untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif dan literasi sains siswa sebelum diberikan perlakuan dengan model pembelajaran berbasis masalah. . 63Fitria, Sifak dan Mahanani, “Validitas perangkat pembelajaran berbasis literasi sains pada materi virus kelas X SMA”, Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran, Vol.

Uji homogenitas digunakan untuk menguji apakah data homogen.Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kemiripan (homogenitas) kelas kontrol dengan kelas eksperimen.Berdasarkan uji homogenitas literasi sains siswa diatas diperoleh nilai Sig. Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa untuk Sig. 2˗tailed) pada literasi sains sebesar 0,600 sehingga nilai Signya. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat peningkatan skor literasi sains dari pretest ke posttest hanya kecil, artinya terjadi peningkatan yang sama antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

65 Fadhilatul, dkk. “Analisis Prestasi Literasi Sains Biologi Siswa Kelas X SMA Kota Padang”, Journal of Educational Exacts (JEP), Vol. Penelitian ini hanya sebatas kemampuan peneliti saja, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai model pembelajaran berbasis masalah pada materi bidang lain agar dapat mengamati lebih dekat kemampuan berpikir kreatif dan literasi sains siswa. Ardian dan Risa, “Profil Peningkatan Kemampuan Literasi Ilmiah Siswa Melalui Pembelajaran Ilmiah”, Jurnal Ilmiah Pendidikan Jasmani Al-BiRuNi, vol.

Fitria, Sifak, dan Mahanani, “Validitas Alat Ajar Berbasis Literasi Ilmiah Pada Materi Virus Kelas X SMA,” Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran, Vol. Fadhilatul, dkk “Analisis kinerja literasi biologi-sains di kelas

PENUTUP

Kesimpulan

Guru membimbing siswa dalam merumuskan masalah setelah menonton video sistem imun tentang pembagian dan komponen sistem imun. Guru membimbing siswa dalam merumuskan masalah setelah menonton video tentang komponen imun yaitu sel B dan sel T yang dihasilkan oleh antibodi. Guru membimbing siswa menyelesaikan materi yang telah dipelajarinya melalui metode diskusi kelompok, menjawab pertanyaan guru yang bersifat instruktif dan eksploratif.

Siswa diminta mengulangi penguasaannya terhadap materi yang telah dibahas dan memberikan kesan terhadap kegiatan hari ini. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi pertanyaan sebanyak-banyaknya terkait dengan video yang diputar. Proses ini dilakukan dengan pemberian vaksin yang merangsang sistem imun tubuh agar kebal terhadap penyakit.

Imunisasi bertujuan untuk membangun kekebalan seseorang terhadap suatu penyakit. Dengan terbentuknya antibodi tersebut, seseorang harus menerima vaksin sesuai jadwal yang diberikan. Baik secara bertahap atau hanya beberapa kali saja. Pemberian vaksin tergantung pada jenis penyakit yang ingin dicegah. Antigen adalah zat yang dapat merangsang sistem imun atau sistem kekebalan tubuh untuk menghasilkan antibodi sebagai perlawanan, yang merupakan bentuk perlindungan tubuh terhadap antigen. Hal ini menunjukkan bahwa sistem kekebalan tubuh memiliki memori terhadap benda asing yang telah menginfeksinya, yang disebut sel memori.

Meski tubuh sudah diberikan vaksin, namun tidak menutup kemungkinan tubuh tertular virus yang dapat menimbulkan penyakit, karena daya tahan tubuh setiap orang berbeda-beda. Autoimun adalah kelainan pada sistem kekebalan tubuh ketika antibodi yang dihasilkan justru menyerang sel-sel tubuh karena tidak mampu membedakan antara sel tubuh sendiri dan sel benda asing.

Saran

Gambar

Gambar 2.1  Kerangka berpikir
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Diagram Batang Hasil Berpikir Kreatif  b.  Literasi Sains

Referensi

Dokumen terkait

Biologi menurut Badan Satuan Nasional Pendidikan (BSNP) adalah mata pelajaran yang berawal dari suatu proses penemuan dengan mengembangkan keterampilan berpikir

dapat disimpulkan bahwa: (1) kemampuan berpikir kreatif siswa yang diberi pembelajaran model Problem Based Learning (PBL) lebih tinggi daripada kemampuan berpikir

ABSTRAK PENGEMBANGAN LKS MATEMATIKA DENG AN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF SISWA Ria Widiarty riawidiarty85@grnail.com

Dimana dapat memberi kesempatan untuk siswa agar lebih menggunakan strategi yang dimiliki sehingga siswa akan lebih berpikir tingkat tinggi (Widyawati, 2015). Selain

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa yang belajar dengan model pembelajaran Problem Based

Penggunakan model pembelajaran PBL memunculkan aspek kemampuan berpikir kreatif beberapa diantaranya seperti yang dilontarkan oleh Munandar (2012), ciri-ciri kreatif yaitu 1)

Berdasarkan hasil analisis data maka dapat disimpulkan bahwa (1) Ada pengaruh positif yang signifikan antara motivasi belajar dengan kemampuan berpikir kreatif

Saran dari peneliti sebagai upaya perbaikan dari hasil penelitian ini, diantaranya : 1 peserta didik dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan berpikir tingkat tinggi