• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis deskriptif

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan

1. Analisis deskriptif

Analisis deskriptif pada penelitian ini meliputi observasi keterlaksanaan dan hasil belajar siswa meliputi berpikir kreatif dan literasi sains yang diamati saat proses pembelajaran berlangsung.Pada penelitian ini menggunakan model Problem Based Learning. Model Problem Based Learing (PBL) merupakan pembelajaran yang didasari penemuan masalah melalui lingkungan. Model ini memiliki hubungan dengan kemampuan berfikir peserta didik dengan cara meningkatkan pola pikir siswa, baik dengan pemberian bimbingan ataupun tidak, dengan begitu diharapkan dapat mengembangkan kemampuan berpikir tingat tinggi siswa

Sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh I Made Wirasanayang menunjukkan hasil yang sangat signifikan mengenai hasil belajar siswa yang diberikan model pembelajaran berbasil proyek dengan

pembelajaran langsung56.Penelitian lain oleh Rizal Abdurrozak dan Asepmenunjukkan hasil bahwa terdapat peningkatan hasil belajar yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa menggunakan model PBL57.Adapun hasil observasi keterlaksanaan dan hasil belajar berpikir kreatif dan literasi sains sebagai berikut:

a. Observasi Keterlaksanaan

Pertemuan ke satu pada tanggal 15 Juli 2020, guru mengawali pertemuan perdananya dengan pemberian pretest literasi sains dan berpikir kreatif pada kelas kontrol guna mengetahui kemampuan siswa pada aspek berpikir kreatif dan literasi sains.

Dalam proses pembelajaran berlangsung secara konvensional dimana guru menggunakan metode diskusi. Pertemuan ini digunakan oleh guru untuk membagi siswa menjadi 3 kelompok untuk nantinya akan tetap digunakan sampai pertemuan ke empat. Pada pertemuan pertama ini siswa masih terlihat canggung dan cenderung pasif dimana siswa masih sulit diajak diskusi, sehingga bila dilihat dari analisis keterlaksanaan pembelajaran hanya 10 langkah yang terlaksana dan masuk kedalam katagori baik dengan presentase 66%.

56I Made Wirasana Jagantara dkk, “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Problem Based Learning) Terhadap Hasil Belajar Biologi Ditinjau Dari Gaya Belajar Siswa SMA”,E-Jurnal Program Pascasarjana Universitas Ganesa Program Studi IPA, Vol. 4 Tahun 2014, Hal. 14

57Asep Dan Rizal, “Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Kemapuan Berpikir Kreatif Siswa”, Jurnal Pena Ilmiah, Vol. 1, No.1, Tahun 2016, Hlm. 871

Sedangkan pada pertemuan ke satu kelas ekperimen dilaksanakan pada tanggal 20 Juli 2020, guru mengawali pertemuan ini dengan memberikan pretest beprikir kreatif dan literasi sains guna mengetahui kemampuan berpikir kreatif dan literasi sains siswa sebelum diberi perlakuan model Problem Based Learning. Dalam proses pembelajaran, untuk pertemuan pertama siswa masih terlihat kebingungan. Terlebih saat diberikan pertanyaan saat kegiatan diskusi berlangsung.Berdasarkan analisis keterlaksanaan pembelajaran, dari 15 langkah yang tersedia terdapat 14 langkah yang dapat terlaksana sehingga dapat dikatagorikan sangat baik dengan jumlah presentase 93%.Adapun materi yang dibahas adalahpembagian sistem kekebalan tubuh.

Pertemuan kedua kelas kontrol berlangsung pada 16 Juli 2020.Pada pertemuan kali ini siswa terlihat mulai antusias dalam belajar, mereka mulai bisa dikontrol dan diarahkan untuk fokus belajar.Berdasarkan analisis keterlaksanaan pembelajaran setidaknya ada 14 langkah yang dapat dilaksanakan sehingga masuk dalam katagori sangat baik. Akan tetapi proses pembelajaran pertemuan kedua berlangsung tidak lama karena kondisi yang tidak kondusif. Adapun materi yang disampaikan mengenai komponen sistem kekebalan tubuh.

Sedangkan pertemuan kedua kelas eksperimen berlangsung pada 21 Juli 2020. Pada pertemuan kedua ini, siswa terlihat antusias karena proses pembelajaran menggunakan media LCD sehingga siswa dapat

melihat secara langsung materi yang dipelajari, selain itu siswa juga lebih mudah memahami soal yang diberikan sehingga pada saat diskusi siswa lebih aktif untuk bertanya dan menjawab pertanyaan.Berdasarkan analisis keterlaksanaan pembelajaran, pada pertemuan ini dapat dikatagorikan sangat baik dengan presentase 100%.

Pertemuan ketiga kelas kontrol berlangsung pada 17 Juli 2020 dengan melanjutkan materi Respon imunitas humoral.Pada pertemuan kali ini siswa terlihat aktif dimana guru memulai pembelajaran dengan memberikan pengantar materi untuk kemudian dilanjutkan dengan diskusi kelas. Pada pertemuan ini siswa sudah mulai terbiasa untuk bertanya dan menyampaikan materi haisl diskusi di depan kelas. Kemudian pada akhir pembelajaran guru memberikan kesempatan kepada seorang perwakilan kelompok guna memberi kesimpulan terkait materi yang sudah dipelajari.Adapun presentase pada pertemuan kali ini adalah 100%.

Pertemuan ketiga kelas eksperimen berlangsung pada 22 Juli 2020 dengan materi lapisan pertahanan tubuh.Pada pertemuan kali ini antusis siswa terlihat tinggi. Mereka sangat bersemangat saat proses diskusi.

Suasana kelas sangat ramai karena suara siswa yang bersahut jawaban dengan kelompok yang lain. Mereka mulai terbiasa dengan model PBL dimana mereka sudah mulai lancar mengkaitkan materi dengan persoalan yang mereka temukan di keseharian.Sehingga pada meteri alergi merka terlihat sangat menyimak penjelasan yang disapaikan lewat media LDC

sehingga timbul banyak pertanyaan dari siswa. Berdasarkan analisis keterlaksanakan pembelajaran termasuk dala katagori sangat baik dengan presentase 100% .

Untuk pertemuan keempat kelas kontol pada tanggal 18 Juli 2020, siswa membahas mengenai imunisasi. Pada pertemuan ini proses diskusi dilakukan secara singkat. Siswa diminta mengamati video dan memberikan tanggapan mereka terkait video yang ditayangkan.Dengan melakukan diskusi singkat dan kegiatan menyimpulkan materi dilakukan oleh guru.Meskipun pembelajaran berlangsung cukup singkat.Proses pembelajaran dapat dikatagorikan baik dengan 66%.

Sedangkan pertemuan ke empat pada kelas eksperimen berlangsung pada 23 Juli 2020 dengan materi terakhir yakni imunisasi.Pada pertemuan ini siswa terlihat serius dalam menyimak materi yang disapaikan lewat video. Sehingga dalam proses diskusi banyak pertanyaan yang muncul. Proses pembelajaran kali ini dikatakan sangat baik dengan presentase 100%.

Pada pertemuan ke lima berlangsung pada 24 Juli 2020, peneliti memberikan posttest berpikir kreatif dan diikuti posttest literasi sains kepada siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan pengamatan pada setiap pertemuan, dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan antusiasme belajar peserta didik terutama pada kelas eksperimen yang ditandai seriusnya mereka menyimak video

pembelajaran yang diputar, banyaknya pertanyaan, beragamnya jawaban yang diberikan, dan mulai terbiasa mengkaitkan jawaban dengan contoh nyata, serta semangat dalam mengerjakan tugas. Hal ini sesuai dengan ciri˗ciri berpikir kreatif yang dikemukakan Slameto58. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Wan Syafi’i, Evi Dan Ardiyans (2011) melakukan penelitian terhadap siswa kelas XI SMA dengan mengangkat peelitian berjudul “Kemapuan Berfikir Kreatif Dan Penguasaan Konsep Siswa Melalui Model Problem Based Learning (PBL) Dalam Pembelajaran Biologi Kelas XI IA SMAN 2 Pekanbaru Tahun Ajaran 2010/2011”. Dari hasil thitung(10,25) > ttabel (1,67), hal tersebut menunjukkan bahwa dengan menggunakan model PBL hasil belajar siswa lebih baik daripada menggunakan pembelajaran biasa59.

b. Berpikir Kreatif

Kemampuan Berpikir Kreatif adalah kemampuan dalam menganalisis sesuatu berdasarkan data maupun informasi yang ada untuk menemukan banyak kemungkinan jawaban atas suatu masalah. Penelitian terdahulu oleh Rizal Abdurrozak dan Asep Kurnia Jayadinatamenunjukkan hasil bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa yang ditunjukkan dengan meningkatnya kemampuan berpikir kreatif

58 Slamteo, Belajar Dan Faktor Factor Yang Mempengaruhinya, (Jakara: Rineka Cipta, 2003), Hlm. 147

59Wan Syafi’i, Evi Dan Ardiyans, “Kemapuan Berfikir Kreatif Dan Penguasaan Konsep Siswa Melalui Model Problem Based Learning (PBL) Dala Pembelajaran Biologi Kelas XI IA SMAN 2 Pekanbaru Tahun Ajaran 2010/2011”, Jurnal Pena Ilmiah, Vol. 1, No.1, Tahun 2011, Hlm. 81

siswa menggunakan model PBL60. Adapun penilaian berpikir kreatif siswa mengacu pada indicator berpikir kreatif menurut Jazuli Akhmaddalam Aminullah yaitu: Fluency, Flexibility, Originality dan Elaboration61.

Untuk menilai kemampuan berpikir kreatif, peneliti menggunakan 5 soal tes uraian.Berdasarkan hasil analisis kemapuan berpikir kreatif terdapat perbedaan hasil beripikir kreatif siswa jika dilihat dari pretest dan posttest mereka.Untuk kelas ekperimen sendiri, nilai rata˗rata untuk pretest ialah 46.00 dengan nilai rata˗rata posttest 80.67. Sedangkan nilai rata˗rata pretest kelas kontrol adalah 38.10 dan postest nya 64.50.Berdasarkan nilai rata˗rata kedua kelas tersebut dapat diketahui bahwa jika dilihat dari hasil posttest maka kelas eksperimen mengalami peningkatan yang lebih signifikan daripada kelas kontrol.

Langkah selanjutnya adalah melakukan uji Normalitas menggunakan data pretest dan posttest kelas eskperimen dan kelas Kontrol. Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang dianalisis berdistribusi normal atau tidak.Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan bantuasn spps 25 dengan melihat nilai Sig. > 0.05.

Berdasarkan hasil uji normalitas pada berpikir kreatif menunjukkan hasil dimana nilai Sig. untuk Pretest kelas eksperimen adalah 0.018 dan nilai

60Asep Dan Rizal, “ibid”, Hlm. 871

61Aminullah, “Kajian Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kreatif Matematis”, Prosding Seminar Nasional Pendidik Dan Pengembang Pendidikan Indonesia, 14 Oktober 2017, Hal. 45

Sig. Posttest sebasar 0.200.nilai Sig. 0.200 juga ditemukan pada hasil Pretest dan Posttest kelas kontrol.

Setelah melakukan uji normalitas, langkah selanjutnya adalah melakukan uji homogenitas menggunakan data pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas control. Uji homogenitas digunakan untuk menguji homogeny tidaknya suatu data.Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan (homogen) dari kelas kontrol dengan kelas eksperimen.Berdasarkan uji homogenitas diatas diperoleh hasil Uji berpikir kreatif nilai Sig. Based on Mean 0.956 > 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa varians data posttest kelas eksperimen dengan posttest kela control adalah sama atau homogen.

Langkah terakhir adalah melakukan uji hipotesis menggunakan (uji T). Uji independen sampel t test digunakan untuk mengetahui perbedaan rata˗rata dalam sampel yang tidak berpasangan. Dalam hal ini, uji t digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar (berpikir kreatif dan literasi sains siswa) antara pembelajaran model PBL (kelas eksperimen) dengan model konvensional (kelas kontrol).

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa untuk nilai Sig.

(2˗tailed) berpikir kreatif adalah 0.000, nilai Sig. 0.000 < 0.05.sehingga dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan hasil berpikir kreatif antara pembelajaran model PBL dengan model konvensional. Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan Wan Syafi’i, Evi Dan Ardiyans

(2011) melakukan penelitian terhadap siswa kelas XI SMA dengan mengangkat peelitian berjudul “Kemapuan Berfikir Kreatif Dan Penguasaan Konsep Siswa Melalui Model Problem Based Learning (PBL) Dala Pembelajaran Biologi Kelas XI IA SMAN 2 Pekanbaru Tahun Ajaran 2010/2011”. Dari hasil thitung(10,25) > ttabel (1,67), hal tersebut menunjukkan bahwa dengan menggunakan model PBL hasil belajar siswa lebih baik daripada menggunakan pembelajaran biasa62.

c. Literasi Sains

Literasi sains merupakan suatu ilmu pengetahuan dan pemahaman mengenai konsep dan proses sains yang memperkenankan seseorang membuat keputusan berdasarkan pengetahuannya. Dimana literasi sains dapat diartikan sebagai pemahaman terhadap sains dan aplikasinya ke masyarakat.Fitria, Sifak dan Mahananimelakukan penelitian mengenai validitas perangkat pembelajaran berbasis literasi sains pada materi virus kelas X SMA.Hasil dari keefektifan berdasarkan hasil belajar menunjukkan presentase siswa yang tuntas dengan respon positif63.

Adapun indicator penilaian literasi sains ini mengacu pada indicator kompetensi literasi sains meliputi: menjelaskan fenomena secara

62Wan Syafi’i, Evi Dan Ardiyans, “Kemapuan Berfikir Kreatif Dan Penguasaan Konsep Siswa Melalui Model Problem Based Learning (PBL) Dala Pembelajaran Biologi Kelas XI IA SMAN 2 Pekanbaru Tahun Ajaran 2010/2011”, Jurnal Pena Ilmiah, Vol. 1, No.1, Tahun 2011, Hlm. 81

63Fitria, Sifak dan Mahanani, “validitas perangkat pembelajaran berbasis literasi sains pada materi virus kelas X SMA”, Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran,Vol. 1 No. 1 Tahun 2016, hal. 51

ilmiah, merancang dan mengevaluasi penyelidikan ilmiah, dan menafsirkan data dan bukti secara ilmiah.64

Untuk menilai kemapuan literasi sains siswa, peneliti memberikan pretest dan posttest dalam bentuk tes uraian sebanyak 8 soal kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol.Berdasarkan hasil analisis literasi sains siswa dapat diketahui nilai rata˗rata pretest kelas eksperimen adalah 48.00 sedangkan pada kelas kontrol nilai rata˗rata pretest ialah 42.80.Untuk rata˗rata posttest kelas ekperimen ialah 80.87 sedangkan untuk nilai rata˗rata posttest kelas kontrol 79.20. Berdasarkan perbedaan nilai rata˗rata posttest kelas ekperimen dengan kelas kontrol dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan yang cukupsignifikan pada kelas eksperimen dibandingkan kelas kontrol.

Langkah selanjutnya adalah melakukan uji Normalitas menggunakan data pretest dan posttest kelas eskperimen dan kelas Kontrol. Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang dianalisis berdistribusi normal atau tidak.Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan bantuasn spps 25 dengan melihat nilai Sig. > 0.05.Pada uji normalitas literasi sains untuk pretest kelas eksperimen ditemukan nilai Sig. sebesar 0.027 dengan nilai Sig. posttest 0.200. Sedangkan pada pretest kelas control nilai Sig. nya sebesar 0.085 dengan nilai Sig. posttest

64Adib rifqi setiawan, “ibid”, hal.85

0.200. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua kelas berasal dari sampel yang berdistribusi normal.

Setelah melakukan uji normalitas, langkah selanjutnya adalah melakukan uji homogenitas menggunakan data pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas control. Uji homogenitas digunakan untuk menguji homogeny tidaknya suatu data.Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan (homogen) dari kelas kontrol dengan kelas eksperimen.Berdasarkan uji homogenitas diatas untuk literasi sains siswa diperoleh nilai Sig. Based on Mean 0.644 > 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa varians data posttest kelas eksperimen dengan posttest kelas kontol adalah sama atau homogen.

Langkah terakhir adalah melakukan uji hipotesis menggunakan (uji T). Uji independen sampel t test digunakan untuk mengetahui perbedaan rata˗rata dalam sampel yang tidak berpasangan. Dalam hal ini, uji t digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar (berpikir kreatif dan literasi sains siswa) antara pembelajaran model PBL (kelas eksperimen) dengan model konvensional (kelas kontrol).

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa untuk nilai Sig.

(2˗tailed) pada literasi sains ialah 0.600 Sehingga nilai Sig. (2˗tailed) >

0.05, artinya tidak ada perbedaan antara penggunaan model pembelajaran PBL dengan model pembelajaran konvensional. Hal ini dikarenakan adanya beberapa factor yang mempengaruhi kemampuan literasi sains

siswa seperti yang dikemukakan oleh Fadhilatul diantaranya: siswa belum pernah mengerjakan soal literasi sains sebelumnya, kebiasaan siswa yang lebih suka menghafal materi daripada memahaminya, serta soal yang diberikan guru merupakan soal analisis sehingga siswa belum terbiasa menalar dan berpikir kreatif65.Selain itu, berdasarkan data hasil analisis literasi sains siswa diketahui terdapat peningkatan yang tidak signifikan.

Kriteria skor literasi sains berdasarkan hasil analisis termasuk ke dalam katagori sangat rendah untuk hasil pretest kelas eksperimen maupun kelas kontrol dan kriteria tinggi untuk hasil posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol.Kriteria skor tersebut jika dilihat dari data yang ada, peningkatan nilai pretest ke posttest berkisar antara 36,40. Hal ini menunjukkan tingkat peningkatan hasil literasi sains dari pretest ke posttest hanya sedikit.Artinya terdapat peningkatan yang sama untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sehingga dapat disimpulkan bahwasanya tidak ada perbedaan hasil literasi sains siswa model PBL dengan model konvensional.

65Fadhilatul,dkk.”Analisis Capaian Literasi Sains Biologi Siswa SMA Kelas X Di Kota Padang”, Jurnal Eksakta Pendidikan (JEP), Vol. 1, No. 2, November 2017, Hlm. 77

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah dan analisis data yang disertai pembahasan yang telah dibahas oleh peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Penerapan model Problem Based Learning berpengaruh terhadap berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran biologi kelas XI MA Nurul Huda Gerung Lombok Barat. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji hipotesis pada uji t, dimana nilai Sig. (2˗tailed) berpikir kreatif adalah 0.000, nilai Sig < 0.05 berarti terdapat perbedaan hasil berpikir kreatif antara pembelajaran model Problem Based Learning dengan model konvensional.

2. Penerapan model Problem Based Learning tidakberpengaruh terhadap literasi sains siswa pada mata pelajaran biologi kelas XI MA Nurul Huda Gerung Lombok Barat. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil uji hipotesis. Pada uji t ditemukan nilai Sig. (2˗tailed) untuk literasi sains adalah 0.600, nilai Sig >

0.05 dapat diartikan bahwa tidak ada perbedaan hasil literasi sains antara penggunaan model Problem Based Learning dengan model konvensional.

A. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan dengan memperhatikan keterbatasan penelitian tersebut, saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:

1. Bagi Guru Biologi

Guru mata pelajaran biologi sebaiknya menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning yang tidak hanya berorientasi pada berpikir kreatif dan literasi sains saja akan tetapi lebih kepada hasil belajar siswa.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini hanya terbatas pada kemampuan peneliti, maka perlu sekiranya diadakan penelitian lanjutkan terkait model pembelajaran Problem Based Learning dalam cakupan materi lain sehingga kemampuan berpikir kreatif dan literasi sains siswa dapat diamati lebih teliti.

Pendidikan Indonesia, 14 Oktober 2017, Hal. 45

Anggun Winata, Dkk, “Kemapuan Awal Literasi Sains Peserta Didik Kelas V SDN 1 Sidorejo Tuban Pada Materi Daur Air”, JTIEE, Vol. 2, No.1, 2 Mei 2018, Hlm. 60

Agus Sofian,” Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Pada Materi Virus Siswa Kelas X MA Makala TP 2014/2015, (Skripsi, FITK IAIN Mataram, Mataam, 2015), Hlm. 48

Asrani Asegaff, “Upaya Meningkatkan Kemampuan Berfikir Analitis Melalui Model Problem Based Learning (PLB) (Improved Ability To Analytical Thinking With A Problem Based Learning Model)”, Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran,Vol. 1 No. 1 Agustus 2016, hal. 41

Asep Dan Rizal, “Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Kemapuan Berpikir Kreatif Siswa”, Jurnal Pena Ilmiah, Vol. 1, No.1, Tahun 2016, Hlm.

871

Anwar Arifin, Memahami Paradigm Baru Pendidikan Nasional Dalam Undang- Undang Sisdiknas”, (Jakarta: Departemen Agama Ri, 2003), hal. 34

Adib rifqi setiawan, “efektivitaspembelajaran biologi berorientasi literasi saintifik”, jurnal THABIEA, vol. 2, no. 2 tahun 2019, hal.85

Ardian dan Risa,, “profil peningkatan kemapuan literasi sains siswa melalui pembelajaran saintifik”, jurnal ilmiah pendidikan fisika Al-BiRuNi,vol. 4, no.2, tahun 2015, hlm.182

Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 2015)hlm. 67

Alfira Mulya Astute, Modul Statistika Penelitian, (Mataram: IAIN Mataram, 2015), Hlm. 57

Brillian Rosy dan Triesninda, “Penerapan Problem Based Learning Untuk Meningatkan Kemapuan Berikir Kritis Dan Dan Keterampilan Memecahkan Masalah”, Prosiding Seminar Nasional, 9 Mei 2015, Hal.165

Diana, “gangguan sistem imun pada anak autistic”, Maranatha journal of medicine and health, vol. 2, no.2, tahun 2010, hlm. 32

Eva Latifah, Dkk, Biologi 2 Kelas XI SMA Dan MA, (Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009), Hlm. 271

Febri Royantoro, Mujasam. “Pengaruh Model Problem Basead Learning Terhadap Hinger Order Thinking Skills Peserta Didik”. Berkas Ilmiah Pendidikan Fisika, Vol 6, No 3. Tahun 2018 Hal 371

Fathurrahman, “Pendidikan Karakter Dalam Persepektif Pendidikan Islam”, Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 4 No. 1, Tahun 2016, Hlm. 2

Fitria, Sifak dan Mahanani, “validitas perangkat pembelajaran berbasis literasi sains pada materi virus kelas X SMA”, Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran,Vol. 1 No. 1 Tahun 2016, hal. 51

Fadhilatul,Dkk.””Analisis Capaian Literasi Sains Biologi Siswa SMA Kelas X Di Kota Padang”, Jurnal Eksakta Pendidikan (JEP), Vol. 1, No. 2, November 2017, Hlm. 77

Fitria Dan Julianto, “Penerapan Literasi Sains Dala Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar Untuk Meningkatkan Kemapuan Berpikir Kritis Siswa Dala Memecahkan Masalah”, Seminar Nasional Pendidikan, Naret 2018, Hlm 183 Galuh Rahayu,”Hubungan Keterampilan Berfikir Kritis Dan Literasi Sains Pada

Pembelajaran IPA Terpadu Dengan Model PMB Dan STM”, Jurnal Penelitian Dan Pembelajaran Ipa, Vol. 2, Tahun 2016, Hal. 133

Hosnan, “Pendekatan Saintifik Dan Kontektual Dalam Pembelajaran Abad 21”, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014), Hlm.300

Hasruddin, “Memaksimalkan Kemampuan Berpikir Kritis Melalui Pendekatan Kontekstual”, Jurnal Tabularsa PPS Unimed, Vol 6, No 1, Juni 2009, Hal.

84-60

Hendra Surya, Strategi Mencapai Kesuksesan Belajar, (Jakarta: Gramedia, 2011), Hlm. 199

Kemas Ali Hanafi,”Rancangan Percobaan Teori Dan Aplikasi Edisi Ketiga”,(Jakarta:

Rajawali Pers, 2016, Hal. 170)

Mikael. https;//www.zenius.net/blog/2316/pisa20182-2019 diakses tanggal 4 Maret 2020 pukul 08:48

Maximillian, Https;//Id.Scribd.Com/Doc/81560200/Literasi-Sains. Di Akses Tangal 7 Maret 2020 Pukul 14;23

Mubarok, Muhammad Aisyul, Dan Ika Kurniasari, “Berpikir Kreatif Siswa Dalam Pemecahan Masalah Matematika Ditinjau Dari Gaya Kognitif Field Independent Dan Jenis Kelamin”, Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, Vol. 8, No 2, Tahun 2019. Hal 143

Munandar, Perkembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), Hlm 96

Nanang,http;//blog.iain-tulungagung. Diakses rabu 4 maret pukul 11;26

Nana Sudjana, Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), Hlm. 137

Nisa dan hayat, “analisis kemampuan literasi sains pada aspek pengetahuan dan kompetensi sains siswa SMP pada materi kalor”EDUSAINS, VOL 8, NO. 1, TAHUN 2016, HLM. 71 73

OECD, 2012, PISA 2012 Assesing Scientific, Reading,and Mathematical Literacy, OECD Publishing.http://www.oecd.org/pisa/keyfindings/pisa-2012-result- overview.pdf. Diakses 5 maret 2020 puku 12:00

Purnomo, dkk. Biologi Kelas Xl SMA Dan MA, (Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009), Hlm. 353-359

Putri Anjarsari, „Literasi Sains Dalam Kurikulum Dan Pembelajaran IPA SMP’.”Literasi Sains Dalam Kurikulum Dan Pembelajaran” Jurnal Biologi, Vol. 3, No.3, Tahun 2018, hlm. 12

Purwanto, Prinsip Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 201), Hlm. 102

Rukyah, Wawancara, Banyu Urip, 14 Februari 2020.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Kuantitatof, Kualitatif, Dan R&D),Bandung, Alfabeta: 2018, Hal. 121

Slamteo, Belajar Dan Faktor Factor Yang Mempengaruhinya, (Jakara: Rineka Cipta, 2003), Hlm. 147

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), Hlm.

174

Suharsmi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), Hlm. 231

Tutistiana Silawati, “Microscience Experience: Sebuah Alternative Praktikum Bagi Mahasiswa Pendidikan Tinggi Jaraj Jauh”, Jurnal Pendidikan Terbuka Dan Jarak Jauh, Vol. 7, No. 2, September 2006, Hal. 113

Suherman, E. Dkk, Evaluasi Pendidikan Matematika, (Bandung: JICA Universitas Pendidikan Indonesia, 2003), Hlm. 139

Trianto, “Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif”, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Grup, 2011), Hlm.

Utari Sumarmo Dan Et All, “ Kemampuan Dan Disposisi Berpikir Logis, Kritis Dan Kreatif Matematika (Eksperimen Terhadap Sisiwa SMA Menggunakan Pembelajaran Berbasisi Masalah Dan Strategi Think-Talk-Write)”,Jurnal Pengajaran MIPA, Vol 17 No 1, April 2012, Hal 17- 33

Warsono Dan Hariyanto, “Pembelajaran Aktif Teori Dan Asesmen”, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), Hlm. 152

Wan Syafi’i, Evi Dan Ardiyans, “Kemapuan Berfikir Kreatif Dan Penguasaan Konsep Siswa Melalui Model Problem Based Learning (PBL) Dalam Pembelajaran Biologi Kelas XI IA SMAN 2 Pekanbaru Tahun Ajaran 2010/2011”, Jurnal Pena Ilmiah, Vol. 1, No.1, Tahun 2011, Hlm. 81

Rusmono, “Strategi Pembelajaran Dengan Problem Based Learning Itu Perlu”, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2014), Hlm. 81

Dokumen terkait