• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kajian Pustaka

5. Literasi Sains

1) Pengertian Literasi Sains

Sains secara umum diartikan sebagai ilmu pengetahuan.Sehingga sains dapat didefinikan sebagai suatu kumpulan ilmu pengetahuan yang tersusun secara sistematis yang umumnya mencakup Ilmu Pengetahuan Sosial dan Ilmu Pengetahuan Alam.

PISA mendefinisikan mengenai literasi sains yang merupakan suatu pengetahuan ilmiah individu dan kemampuan untuk menggunakan pengetahuan yang dimilikinya untuk memperoleh pengetahuan baru, kegiatan mengidentifikasi pertanyaan, dan mengambil keputusan berdasarkan bukti-bukti dalam rangka

34 Munandar, Perkembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), Hlm 96

memahami serta membuat keputusan berdasarkan berkenaan dengan alam dan perubahannya akibat aktivitas manusia.35

Pembelajaran sains merupakan mata pelajaran yang membahas fenomena yang ada dan terjadi di alam, terutama yang ada di lingkungan sekitar kita.36

Purnamasari menyatakan bahwa pembelajaran sains bertujuan untuk membangun litersi sains peserta didik, dapat dilakukan dengan pembelajaran yang dilakukan dengan pembelajaran yang bertumpu pada “Student Active Learning”.37

Menurut Widyatiningtyas, literasi sains merupakan ilmu pengetahuan dan pemahaman mengenai konsep dan proses sains yang akan memungkinkan seeseorang untuk membuat keputusan dengan pengetahuan yang diilikinya, serta turut terlibat dalam hal kenegaraan, budaya dan pertumbuhan ekonomi, termasuk di dalam kemapuan spesifik yang dimilikinya. Sehingga literasi sains dapat diartikan sebagai pemahaman atas sains dan aplikasinya ke masyarakat.38

35Putri Anjarsari, ‘Literasi Sains Dalam Kurikulum Dan Pembelajaran IPA SMP’.”Literasi Sains Dalam Kurikulum Dan Pembelajaran” Jurnal Biologi, Vol. 3, No.3, Tahun 2018, hlm. 12

36 Tutistiana Silawati, “Microscience Experience: Sebuah Alternative Praktikum Bagi Mahasiswa Pendidikan Tinggi Jaraj Jauh”, Jurnal Pendidikan Terbuka Dan Jarak Jauh, Vol. 7, No. 2, September 2006, Hal. 113

37Galuh Rahayu,”Hubungan Keterampilan Berfikir Kritis Dan Literasi Sains Pada Pembelajaran IPA Terpadu Dengan Model PMB Dan STM”, Jurnal Penelitian Dan Pembelajaran Ipa, Vol. 2, Tahun 2016, Hal. 133

38Yusuf, Hilmi, ibid, hlm.7

2) Jenis Literasi Sains

Menurut OECD, domain literasi sains terdiri atas konteks, pengetahuan, kompetensi dan sikap. Namun yang dinilai hanya aspek pengetahuan sains dan kompetensi sains.

1. Aspek pengetahuan sains

Tujuan penilaian yang dilakukan PISA ialah untuk menggambarkan kemampuan siswa dalam menerapkan pengetahuan mereka dalam konteks yang relevan di kehidupannya.

2. Aspek kompetensi sains

Proses sains merujuk pada proses mental yang terlibat ketika siswa menjawab suatu pertanyaan atau memecahkan permasalahan. Penliaian PISA dalam literasi memberikan prioritas dalam kompetensi, diantaranya:

a. Mengidentifikasi isu ilmiah, yakni mengenal isu yang mungkin di selidiki secara ilmiah dengan mengidentifikasi kata kunci permasalahannya.

b. Menjelaskan fenomena ilmiah, yaitu mengaplikasikan pengetahuan sains dalam situasi yang diberikan, menafsirkan fenomena dan memprediksi perubahan.

c. Menggunakan bukti ilmiah, yaitu menafsirkan bukti ilmiah dan menarik kesimpulan, memberi alasan untuk mendukung ataupun menolak kesimpulan dan mengidentifikasi asumsi-

asumsi yang dibuat dalam mencapai kesimpulan, mengkomunikasikan kesimpulan terkait bukti dan penalaran dibalik kesimpulan dan membuat refleksi berdasarkan implikasi sosial dari kesimpulan ilmiah.39

3. Aspek konteks

Aspek konteks adalah area aplikasi dari konsep-konsep sains.40 3) Indikator Literasi Sains

Indikator kemampuan literasi sains dari Gormally berupa: (1) mengidentifikasi pendapat ilmiah yang valid; (2) melakukan penelusuran literature yang valid; (3) memahami elemen desain penelitian dan bagaimana dampaknya terhadap temuan/ kesimpulan;

(4) membuat grafik secara tepat dari data; (5) memecahkan masalah menggunakan keterapilan kuantitatif, termasuk statistic dasar; (6) memahami dan menginterpretasikan statistic dasar; (7) melakukan inferensi, prediksi, dan penarikan kesimpulan berdasarkan data kuantitatif.41

39Ardian Dan Risa, “Profil Peningkatan Kemapuan Literasi Sains Siswa Melalui Pembelajaran Saintifik”, Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-Biruni,Vol. 4, No.2, Tahun 2015, Hlm.182

40 Fitria Dan Julianto, “Penerapan Literasi Sains Dala Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar Untuk Meningkatkan Kemapuan Berpikir Kritis Siswa Dala Memecahkan Masalah”, Seminar Nasional Pendidikan, Naret 2018, Hlm 183

41Anggun Winata, Dkk, “Kemapuan Awal Literasi Sains Peserta Didik Kelas V SDN 1 Sidorejo Tuban Pada Materi Daur Air”, JTIEE, Vol. 2, No.1, 2 Mei 2018, Hlm. 60

Sedangkan indikator kompetensi literasi sains menurut PISA yakni:42

Tabel 2.3

Indikator Kempetensi Literasi Sains

Kompetensi Kode Indikator

Menjelaskan fenomena secara ilmiah

K1

˗ Mengingat dan menerapkan pengetahuan ilmiah yang sesuai

˗ Mengidentifikasi, menggunakan, serta menghasilkan model dan representasi yang jelas

˗ Menjelaskan implikasi potensial dari pengetahuan ilmiah bagi masyarakat

˗ Mengusulkan cara mengeksplorasi secara ilmiah terhadap pertanyaan yang diberikan

Merancang dan mengevaluasi

penyelidikan ilmiah K2

˗ Mengevaluasi cara mengeksplorasi secara ilmiah pertanyaan yang diberikan

˗ Mendeskripsikan dan mengevaluasi berbagai cara yang digunakan oleh ilmuan untuk menentukan keabsahan dan

keobjektifan data serta keumuman penjelasan

Menafsirkan data dan bukti secara

ilmiah K3

˗ Mengubah data dari satu representasi ke representasi yang lain

˗ Menganalisis dan menafsirkan data dan menarik kesimpulan yang tepat Sumber: OECD, 2018

4) Faktor Literasi Sains

Penguasaan literais sains dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain pendekatan atau metode pembelajaran sains yang digunakan oleh guru dalam membangun konsep pembelajaran. Pembelajaran yang mampu membangkitkan rasa ingin tahu siswa terkait topik pembelajaran dan membangkitkan semangat siswa untuk memecahkan masalah yang disajikan guru diyakini mampu membangun

42 Adib rifqi setiawan, “efektivitaspembelajaran biologi berorientasi literasi saintifik”, jurnal THABIEA, vol. 2, no. 2 tahun 2019, hal.85

keterampilan proses sains yang merupakan bagian dari aspek kompetensi literasi sains.43

Berdasarkan hasil wawancara dalam penelitian yang dilakukan oleh Fadhilatul menyatakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi capaian literasi sains biologi siswa sebagai berikut:44

a. Siswa belum pernah mengerjakan soal literasi sains sebelumnya.

b. Kebiasaan siswa yang lebih suka menghapal materi daripada memahaminya sehingga siswa kurang dalam mengaplikasikan materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

c. Soal yang biasa diberikan guru belum merupakan soal analisis, sehingga siswa tidak terbiasa menalar dan berpikir kreatif maupun kritis.

d. Kurangnya minat baca siswa dan belum terbiasa menjawab soal dalam bentuk wacana, grafik dan gambar.

e. Siswa lebih suka menjawab soal pilihan ganda dibandingkan dengan soal uraian karena mereka hanya perlu memilih jawaban tanpa memikirkan jawaban.

43Nisa dan hayat, “analisis kemampuan literasi sains pada aspek pengetahuan dan kompetensi sains siswa SMP pada materi kalor”EDUSAINS, VOL 8, NO.1, TAHUN 2016, HLM.

71 73

44 Fadhilatul,dkk.”Analisis Capaian Literasi Sains Biologi Siswa SMA Kelas X Di Kota Padang”, Jurnal Eksakta Pendidikan (JEP), Vol. 1, No. 2, November 2017, Hlm. 77

5) Ciri-ciri seseorang memiliki kemampuan Literasi Sains

Shamos menyatakan bahwa orang yang melek sains meliputi pemahaman terhadap pengetahuan ilmiah, hakekat sains, peranan sains dalam kehidupan sehari-hari, penghargaan terhadap peranan sains dalam kehidupan sehari-hari, serta kemampuan untuk menggunakan metode dan keterampilan ilmiah dalam sehari-hari.Hal tersebut meliputi ranah kognitif, apketif dan psikomotorik.

Tentang aspek sikap, Johnson menyatakan bahwa orang yang melek sains memiliki rasa ingin tahu tentang benda-benda sains peristiwa-peristiwa, serta tertarik untuk mendengarkan dan membaca hal-hal yang menarik perhatian ilmuan.45

B. Penelitian Yang Relevan

1. Penelitian tentang model pembelajaran PBL

Seriatun, Ellianawati, Wahyu dan Isna (2018) melakukan penelitian mengenai analisis kemampuan berfikir kreatif siswa pada praktikum asas black berbasis Problem Based Learning dan bantuan makromedia flash.

Hasil penelitian setelah menerapkan Problem Based Learning, nilai siswa semakin meningkat.Hal ini sejalan dengan temuan Widayanto (2009) semakin keterlibatan siswa dalam kegiatan praktikum semakin

45 Maximillian, Https;//Id.Scribd.Com/Doc/81560200/Literasi-Sains. Di Akses Tangal 7 Maret 2020 Pukul 14;23

tinggi pencapaian pemahaman dan keterampilan proses sains siswa.

Dalam penelitian ini keterampilan proses sains yang digunakan adalah proses-proses yang mengacu pada proses berpikir kreatif siswa.

2. Penelitian tentang berfikir kreatif

Wan Syafi’i, Evi Dan Ardiyans (2011) melakukan penelitian terhadap siswa kelas XI SMA dengan mengangkat peelitian berjudul

“Kemapuan Berfikir Kreatif Dan Penguasaan Konsep Siswa Melalui Model Problem Based Learning (PBL) Dalam Pembelajaran Biologi Kelas XI IA SMAN 2 Pekanbaru Tahun Ajaran 2010/2011”. Dari hasil thitung(10,25) > ttabel (1,67), hal tersebut menunjukkan bahwa dengan menggunakan model PBL hasil belajar siswa lebih baik daripada menggunakan pembelajaran biasa.

3. Penelitian tentang literasi sains

Fitria, Sifak dan Mahanani (2016) melakukan penelitian mengenai validitas perangkat pembelajaran berbasis literasi sains pada materi virus kelas X SMA.Hasil dari keefektifan berdasarkan hasil belajar menunjukkan presentase siswa yang tuntas seesar 81,25%, presentase ketercapaian sebesar 79,38% dinyatakan tuntas, dan respon siswa sebesar 84,37% memberikan respon positif.

C. Kerangka Berpikir

Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting yang dapat digunakan guna mendukung persaigan global dengan cara mengembangkan

potensi siswa. Proses pengembangan ini tentunya tidak terlepas dari proses belajar mengajar yang dilaksanakan di sekolah yang dapat digunakan untuk mengembangkan keterampilan atau kemampuan berpikir siswa seperti kemampuan berpikir kreatif dan literai sains mereka.

Kemampuan berpikir kreatif merupakan suatu kemapuan dalam menemukan, menghasilkan atau mengembangkan suatu ide berdasarkan data atau informasi yang ada untuk menemukan banyak kemungkinan jawaban menurut sudut pandangnya sendiri.Sehingga dengan memiliki kemapuan berpikir kreatif dapat mencerminkan kelancaran dan keluesan mereka dalam berpikir. Literasi sains merupakan suatu ilmu pengetahuan dan pemahaman mengenai konsep dan proses sains yang dapat memperkenakan seseorang mengambil keputusan berdasarkan pengetahuannya atau dapat diartikan sebagai pemahaman terhadap sains dan aplikasinya ke masyarakat.

Proses pembelajaran masih menggunakan metode ceramah bervariasi sehingga hal ini dianggap kurang dalam mengembangkan potensi siswa.

Keadaan siswa yang yang cenderung pasif dengan model pembelajaran yang masih kurang tepat dalam proses pembelajaran mengakibatkan kurangnya kemampuan siswa dalam berpikir kreatif dan literasi sains mereka yang rendah. Hal ini mengakibatkan siswa mengalami kesulitan ketika dihadapkan dalam suatu permasalahan yang mengharuskan mereka untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.Pernyataan ini mengindikasikan bahwa kemmpuan siswa dalam mencari tahu dan mengembangkan informasi masih rendah

sehingga dapat dikatakan bahwa kemampuan berpikir kreatif dan literasi mereka masih rendah.Permasalahan ini tentunya ada dalam pembelajaran biologi yaitu dalam penyampaian materi yang seharusnya menggunakan fakta˗fakta atau permasalahan nyata dala keseharian siswa. Biologi memiliki kaitan yang erat dengan mencari tahu suatu informasi yang nantinya akan dikembangkan sehingga diharapkan siswa memiliki kemampuan dala mengatasi permasalahan yang ada dala roses pembelajaran.

Salah satu solusi atas permasalahan diatas adalah dengan diterapkannya model yang dapat mengembangkan kemapuan berpikir siswa.Model tersebut adalah Problem Based Learning.Model PBL menghadapkan siswa denga permasalahan sebagai dasar pembelajaran. Dalam penerapan model ini siswa dapat menggali informasi dengan mengangkat permasalahan yang ada di kehidupan sehari˗hari dan dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif serta literasi sains mereka melalui tahapan Problem Based Learning pada proses pembelajaran.

Berdasarkan urian diatas, dilakukan penelitian tentang penerapan model Problem Based Learning yang diharapkan dapat mengembangkan kemapuan berpikir kreatif dan literasi sains siswa. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pad gambar 2.1

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Pendidikan yang mendukung persaingan adalah pendidikan yang mengembangkan kemampuan berpikir siswa

Akibat

˗ Siswa cenderung pasif dalam proses pembelajaran

˗ Siswa masih bingung ketika dihadapkan suatu permasalahan

˗ Siswa cenderung kurang bersemangat dalam mencari informasi dalam proses pemecahan masalah

˗ Siswa kurang terampil dalam memberikan jawaban/ solusi untuk suatu pemecahan maslah

Ke kemampuan berpikir kreatif masih

rendah kemampuan literasi sains masih

rendah

Penerapan

Model Problem Based Learning

Manfaat

1. Melatih siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran

2. Meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan literasi sains siswa dalam memecahkan masalah baik mandiri ataupun berkelompok

3. Menumbuhkan rasa percaya diri ketika dihadapkan pada suatu permasalahan

Pengaruh

Kemampuan berpikir kreatif dan literasi sains meningkat

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan dugaan sementara seorang peneliti terhadap apa yang akan dikaji dengan memperkirakan secara logis variabel yang ditelitinya.

Adapun hipotesis dalam penelitian ini diantaranya:

Ho : 1. Tidak ada pengaruh model Problem Based Learing terhadap berpikir kreatif siswa kelas XI MA Nurul Huda Tahun Pelajaran 2019/2020.

2. Tidak ada pengaruh modelProblem Based Learing terhadap literasi sainssiswa kelas XI MA Nurul Huda Tahun Pelajaran 2019/2020.

Ha: 1. Ada pengaruh pembelajaran Problem Based Learing terhadap berpikir kreatif siswa kelas XI MA Nurul Huda Tahun Pelajaran 2019/2020.

2. Ada pengaruh modelProblem Based Learing terhadap literasi sainssiswa kelas XI MA Nurul Huda Tahun Pelajaran 2019/2020.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian Quasi Experiment.

B. Populasi Dan Sampel 1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan dari objek penelitian yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk melakukan penelitian.Populasi dari penelitian ini yaitu seluruh kelas XI yang terdiri atas dua kelas yakni kelas XI A dan XI B yang terdiri atas 51 siswa dengan jumlah sebagai berikut:

Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah siswa

XI A 8 14 22

XI B 16 13 29

2. Sampel

Sampel penelitian merupakan suatu perwakilan dari keseluruhan populasi yang akan dikajikan objek penelitian.

Menyikapi keadaan new normal di saat Covid 19.Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI A yang berjumlah 15 siswa dan siswa kelas XI B sejumlah 10 siswa. Adapun teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini berupa cluster random sampling.

C. Waktu Dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ialah waktu dilaksanakannya penelitian terhitung mulai dari pelaksaan observasi sampai tahap pelaporan observasi. Adapun penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli kelas XI semester genap tahun pelajaran 2019/2020.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MA Nurul Huda yang beralamat di Desa Banyu Urip Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat. Proses pembelajaran di MA Nurul Huda diikuti oleh 157 siswa46 pada tahun ajaran 2019/2020. Disini peneliti memilih MA Nurul Huda sebagai tempat penelitian oleh karena letaknya yang strategis dan ditunjang dengan fasilitas yang cukup memadai sehingga dapat mendukung keberlangsungan kegiatan pembelajaran dan proses penelitian nantinya. Hal ini diambil berdasarkan pertimbangan peneliti setelah meninjau beberapa Madrasah Aliyah yang ada di Desa Banyu Urip.

D. Variabel Penelitian

Variabel bebas : Variabel kelas ekperimen akan diberi perlakuan model Problem Based Learing.

Variabel terikat : Berpikir kreatif dan literasi sains siswa.

46Rukyah, Wawancara, Banyu Urip, 14 Februari 2020.

E. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non-Equivalen control grup desain. Dimana penelitian ini menggunakan dua kelas, sesuai dengan tujuan awal penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh penerapan model PBL terhadap kemampuan berpikir kreatif dan literasi sains siswa.

O1 x O2

O3 O4

Keterangan:

O1= pretest berpikir kreatif dan literasi sains siswakelas eksperimen sebelum perlakuan

O2 = posttest berpikir kreatif dan literasi sains siswa kelas eksperimen setalah perlakuan

X = pengaruh perlakuan model PBL

O3 = pretest berpikir kreatif dan literasi sains siswa kelas kontrol O2 = postestberpikir kreatif dan literasi sains siswa kelas control F. Instrument/ Alat Dan Bahan Penelitian

Jenis instrument yang digunakan dalam penelitian ini berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), tes kemampuan berpikir kreatif dan literasi sains biologi. Tes ini akan diberikan sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Tes kemampuan berpikir kreatif dan literasi sains biologi akan diberikan dalam bentuk tes uraian.

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP merupakan rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk tujuan pembelajaran berdasarkan

indikator pada kompetensi dasar yang telah ditentukan menggunakan kurikulum 2013.

Adapun indikator materi sistem imun diantaranya:

a. Menjelaskan fungsi pertahanan tubuh

b. Menjelaskan fungsi antigen dan antibodi bagi pertahanan tubuh.

c. Menganalisis proses terbentuknya kekebalan tubuh yang dapat terjadi secara aktif-pasif dan terjadi karena berkerjanya jaringan tubuh yang melawan benda asing yang masuk ke dalam tubuh.

d. Menganalisis penyebab HIV/ AIDS

e. Mengumpulkan data informasi kelainan pada sistem imun dan mengaitkan beberapa permasalahan dengan konsep yang sudah dipelajari.

f. Menjelaskan cara menjaga kesehatan diri dengan prinsip prinsip hidup sehat guna menjaga sistem imun.

2. Tes

Tes merupakan salah satu cara atau langkah yang digunakan dala pengukuran atau penilaian dala bentuk pertannyaan atau perintah dalam pemberian tugas.47Adapun tes dalam penelitian ini akan diberikan dalam bentuk tes uaraian untuk mengukur berpikir kreatif dan literasi sains siswa. Tes uraian ini akan di berikan sebelum dan sesudah pembelajaran.

47 Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 2015)hlm. 67

a. Berpikir Kreatif

Alat ukur berpikir kreatif ini diberikan dalam bentuk tes uraian sebanyak 5 soal, tes tertulis yang meliputi pre˗test dan post˗test yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Sebelum tes ini digunakan dalam proses penelitian akan dilakukan validitas soal. Validitas soal ini akan dilakukan dalam bentuk validasi konstruk oleh dosen ahli dan validasi isi oleh siswa yang telah menerima materi system imun sebelumnya. Adapun realibilitas merupakan tes yang dilakukan berulang˗ulang terhadap subjek yang sama dan menunjukkan hasil yang sama atau stabil. Pengujian validasi dan reliabilitas akan dilakukan menggunakan bantuan SPPS 25 dengan rumus korelasi product moment.

Adapun kisi˗kisi soal berpikir kreatif sebagai berikut:

TABEL3.2

KISI KISI SOAL BERPIKIR KREATIF

KD 3.14: Menganalisis peran sistem imun dan imunisasi terhadap proses fisiologi di dalam tubuh.

No Indikator Deskripsi Jml.

Soal No.

soal Skor 1 Berpikir

lancar (Fluency)

a. Memberikan jawaban dengan cepat atas suatu masalah.

b. Dapat memberi jawaban secara luas dan jelas atas suatu masalah.

c. Mampu memberikan contoh penyelesaian suatu masalah.

2 2 20

5 20

2 Berpikir

luwes a. Memberikan pandangan dari berbagai sudut pandang atas suatu masalah.

1 1 20

(Flexibility) b. Memiliki solusi atau alternative lain untuk suatu masalah.

3 Berpikir orisinil (Originality)

a. Memberi jawaban dengan alasannya

sendiri yang bebeda dari orang lain. 3 1 20

4 Berpikir elaborasi (Elaboration

)

a. Mampu mengembangkan suatu gagasan yang sudah ada dengan memberjawaban lebih rinci atau mendalam.

4 1 20

b. Literasi Sains

Alat ukur literasi sains ini diberikan dalam bentuk tes uraian sebanyak 8 soal, tes tertulis yang meliputi pre˗test dan post˗test bertujuan untuk mengetahui kemampuan literasi sains siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Sebelum tes ini digunakan dalam proses penelitian sebelumnya dilakukan uji validitas soal.

Adapun realibilitas merupakan tes yang dilakukan berulang˗ulang terhadap subjek yang sama dan menunjukkan hasil yang sama atau stabil. Pengujian validasi soal dan reliabilitas akan dilakukan menggunakan bantuan SPPS 25dengan rumus korelasi product moment.

Adapun kisi˗kisi soal literasi sains sebagai berikut:

TABEL 3.3

KISI KISI SOAL LITERASI SAINS

KD 3.14: Menganalisis peran sistem imun dan imunisasi terhadap proses fisiologi di dalam tubuh.

No Indikator Deskripsi Jml

soal No.

soal Skor 1 Menjelaskan

femonema secara ilmiah

a. Dapat mengenali isu yang

dibahas dengan

mengidentifikasi kata kunci permasalahannya.

b. Dapat memberi gambaran mengenai kejadian yang sedang dibahas.

c. Dapat memberi jawaban secara luas dan jelas atas suatu masalah.

3 2 15

5 10

7 10

2 Merancang dan mengevaluasi

penyelidikan ilmiah

a. Memberikan pandangan dari berbagai sudut pandang atas suatu masalah.

b. Memiliki solusi atau alternative lain untuk menyelesaikan masalah.

3 1 15

3 10 8 15 3 Menafsirkan data

dan bukti secara ilmiah

a. Dapat memberi argumentasi mengenai masalah yang dibahas.

b. Mampu menarik kesimpulan atas kejadian atau masalah yang dibahas.

2 2 15

4 10

G. Teknik Pengumpulan Data/ Prosedur Penelitian 1. Tes

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes formatif dalam bentuk tes uraian.Penggunaan tes uraian dikarenakan tes uraian merupakan tes yang dapat mengungkap daya ingat dan pemahaman siswa terhadap materi yang sudah disapaikan.

2. Dokumentasi

Dokumentasi dalam penelitian ini merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan dokumen yang sudah ada seperti data nilai siswa yang dan jumlah siswa sebagai dasar pembuatan kelompok.

H. Teknik Anaisis Data

Analisis data merupakan cara dari seorang peneliti untuk menjawab rumusan masalah atau hipotesis yang telah di buatnya. Berlatar belakang penelitian kuanitatif, maka teknik penelitian ini menggunakan metode statistik.

1. Uji Kelayakan Instrumen a. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument.Data validasi setiap respon dianalisis dengan mengkorelasikan skor butir soal yang dihitung menggunakan rumus korelasi Product moment berbantuan SPPS 25.

Untuk menginterpretasikan kriteria koefisien validitas instrument digunakan klasifikasi menurut Guilford sebagai berikut:48

Tabel 3.2

Klasifikasi tingkat validitas

Besarnya rxy Tingkat

Validitas 0.90 ≤ rxy ≤ 1,00 Sangat tinggi 0.70 ≤ rxy ≤ 1,90 Tinggi 0.40 ≤ rxy ≤ 0,70 Sedang

48Suherman, E. Dkk, Evaluasi Pendidikan Matematika, (Bandung: JICA Universitas Pendidikan Indonesia, 2003), Hlm. 113

0.20 ≤ rxy ≤ 0,40 Rendah 0.00 ≤ rxy ≤ 0,20 Sangat rendah

rxy ≤ 0,00 Tidak valid

b. Uji Reabilitas

Uji reabilitas digunakan untuk menguji tingkat konsistensi instrument yang digunakan.49 Menurut Sudjiono, sebuah tes dilakukan berulang ulang terhadap subjek yang sama dan meunjukkan hasil yang stabil, maka tes tersebut dikatakan reliabel.

Untuk menguji tingkat reliabilitas soal dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Alfa Cronbach berbantuan SPPS 25 dengan ketentuan:

Jika rhitung> rtabel maka instrument reliable Jika rhitung> rtabel maka instrument tidak reliabel

Tingkat reabilitas dari soal uji coba kemampuan berpikir kreatif didasarkan pada klasifikasi Guilford sebagai berikut:50

Tabel 3.3

Klasifikasi Tingkat Reabilitas

Besarnya r Tingkat

Reabilitas 0.01 ≤ r11≤ 0,20 Kecil

0.20 ≤ r11≤ 0,40 Rendah

0.40 ≤ r11≤ 0,70 Sedang

0.70 ≤ r11≤ 0,90 Tinggi 0.90 ≤ r11≤ 1,00 Sangat tinggi Sumber: Suherman

49 Sugiyono, Ibid, hlm. 175

50 Suherman,Ibid, Hlm. 139

2. Analisis Desktiptif

a. Keterlaksanaan Pembelajaran

Dalam penelitian ini, data keterlaksanaan pembelajaran akan dianalisis dengan menggunakan rumus:51

% keterlaksanaan RPP = x 100%

Dimana:

X = jumlah lagkah pembelajaran yang terlaksana

Y= total langkah pembelajaran yang harus dilaksanakan

Sehingga keterlaksanaan pembelajaran dapat dikelompokkan dalam kriteria berikut:52

Tabel 3.4

Kriteria keterlaksanaan pembelajaran Presentase

rata˗rata Kriteria

0%˗20% Sangat kurang

21%˗40% Kurang

41%˗60% Sedang

61%˗80% Baik

81%˗100% Sangat baik

b. Berpikir Kreatif

Teknik analisis data yang digunakan dalam mengukur berpikir kreatif dilakukan dengan pemberian tes uraian dengan menggunakan rumus menurut Purwanto:

S=X 100 Dimana:

S = nilai kemampuan berpikir kreatif siswa R = jumlah skor yang dijawab benar N = skor maksimum dari tes

51 Purwanto, Prinsip Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 201), Hlm. 102

52Nurjannah.Ibid, hlm.7

Dokumen terkait