BAB IV HASIL PENELITIAN
B. Pembahasan
1. Perilaku Pragmatisme Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Makassar
Adanya sifat pemalas, kurangnya rasa percaya diri, serta penyalahgunaan teknologi merupakan penyebab langgengnya kebiasan mengcopy paste ditingkat mahasiswa. Sifat pemalas merupakan sifat manusiawi yang dimiliki oleh semua manusia tak terkecuali bagi mahasiswa. Mahasiswa terkadang merasakan kejenuhan terhadap menumpuknya tugas-tugas yang diberikan. Dalam keadaan capek dan bosan tak dapat dipungkiri jika mereka menginginkan segala sesuatu yang praktis dan instan. Hal ini yang kemudian membuat mahasiswa memilih jalan pintas dengan mengcopy paste. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara
50
yang diungkapkan oleh salah seorang mahasiswa Unismuh Makassar jurusan Pendidikan Agama Islam semester 9 yang bernama Asbar mengatakan bahwa:
“Proses copy paste memang sangat membantu saya dalam menyalesaikan semua tugas dari kampus, namun itu juga akan berakibat buruk dinama saya lebih merasa cenderung malas dan tidak lagi melakukan kegiatan yang biasa bermanfaat, dan melalui kecanggihan teknologi ini setelah saya selesai mengerjakan tugas saya lebih memilih main game dan facebook dari pada mencari hal-hal yang bisa menambah wawasan”. (Wawancara I, tanggal 23 Juli 2015)
Pernyataan dari Asbar di atas juga dibenarkan oleh salah satu temannya yang bernama Ummi Nasharawati yang juga mahasiswi Unismuh Makassar jurusan Manajemen semester 3.
“Yah,,,memang aku akui proses copy paste ini sangatlah membantu dan meringankan segala tugas-tugas dari dosen, namun jika proses mengcopy paste ini sering dilakukan maka tidak akan menambah wawasan saya sebagai mahasiswa, malah membuat saya bermalas-malasan dan masa bodoh selalu menunda-nunda kegiatan”.(Wawancara II, tanggal 23 Juli 2015)
Dari pernyataa Asbar dan Ummi Nasharawati di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan Copy Paste yang selalu dilakukan oleh sebahagian besar mahasiswa/mahasiswi dan sangat sulit untuk dihindari disebabkan karna mahasiswa zaman sekarang sudah keasyikkan dan terlena atas akibat yang ditimbulkan oleh kecanggihan teknologi yang sudah merajalelah di seluruh penjuruh dunia.
Tidak adanya rasa percaya diri yang kuat menjadi suatu hal yang mendasari seseorang untuk melakukan Copy Paste. Ketidaksiapan seseorang dalam membuat suatu tugasnya yang menyebabkan hal ini dapat terjadi.
Ketakutan akan berbagai hal seperti tugas yang diberikan tidak dapat terselesaikan tepat waktu, tidak dapat mengerjakan sebagaimana mestinya, serta
alasan utama mahasiswa melakukan Copy Paste.
Mahasiswa merupakan kaum intektual yang cerdas dan terdidik. Namun, apa jadinya jika kalangan mahasiswa banyak melakukan kebiasaan mengcopy paste. Bagi kalangan mahasiswa kebiasaan mengcopy paste tidak lagi menjadi
sesuatu yang asing. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan salah seorang mahasiswi Unismuh Makassar jurusan Pendidikan Sosiologi semester 9 yang bernama Fadlia mengatakan bahwa:
“Dengan adanya teknologi yang canggih bagi saya merupakan suatu kebiasaan yang tidak asing lagi karna akan memudahkan saya untuk mengerjakan segala sesuatu secara efektif,tetapi disamping itu juga sangat berpengaruh pada saya dan kita semua karna sekarang hampir 99%
mahasiswa yang tidak mau lagi repot-repot ke perpustakaan karna yang ia andalkan hanyalah IPTEK yang saat ini canggih”. (Wawancara III, tanggal 27 Juli 2015)
Perkembangan teknologi yang semakin pesat dengan memberikan segala kemudahan serta keterbukaan terhadap informasi yang seluas-luasnya adalah penyebab langgengnya kebiasaan mengcopy paste. Sebab sekarang ini kebiasaan mengcopy paste telah menjadi satu-satunya jalan pintas untuk dapat mengerjakan tugas kuliah tanpa harus banyak berpikir.
Seruan Edward W. Said kepada kaum intelektual dalam bukunya The Treason of The Intellectuals bahwa mahasiswa harus selalu memulai perlawanan di rumahnya sendiri melawan perilakunya sendiri yang sifatnya praktis yang dapat mempengaruhi kualitas intelektualnya sebagai mahasiswa. Ini berarti bahwa seorang intelektual harus menjadi orang- orang yang berdiri sendiri, berpihak, dan berjuang di jalan kebenaran tanpa meniru perkataan dan perbuatan orang lain, menciptakan karya sendiri yang dapat dipertanggung jawabkan dan untuk menegakkan kebenaran.
52
Dari informasi di atas sudah jelas bahwa tuntutan efektifitas dan kecepatan kerja, serta hasil yang tinggi tanpa sengaja merubah ideologi dan kebiasaan- kebiasaan masyarakat dunia menuju kearah yang serba instan. Begitu pula mahasiswa kaum muda yang disebut-sebut sebagai "agent of change" ini tak luput dari pengaruh globalisasi.
Praktek Copy Paste dikalangan mahasiswa umumnya sudah biasa terjadi apalagi ketika mereka mengerjakan tugas-tugas menjelang Ujian Tengah Semester (UTS) atau Ujian Akhir Semester (UAN). Berbagai macam referensi mulai dari internet, surat kabar, buku, hingga jurnal ilmiah yang seharusnya mereka gunakan sebagai bahan untuk memperkuat gagasan, ide, dan pemikiran, sering kali dijadikan isi tanpa melewati proses pengeditan terlebih dahulu. Bagi mahasiswa Copy Paste adalah jalan alternatif untuk mengerjakan tugas tanpa harus banyak
berpikir apalagi jika tugas semakin mendekati batas waktu yang ditentukan. Untuk itu Copy Paste bisa di bilang merupakan cara termudah untuk menyelesaikan tanggung jawab. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara yang diungkapkan oleh salah seorang mahasiswa Unismuh Makassar jurusan Pendidikan Sosiologi semester 9 yang bernama Sartika Bancong mengatakan bahwa:
“Bagi saya kegiatan mengcopy paste sering dilakukan dengan tujuan untuk menyelesaikan tugas-tugas kampus secara praktis apalagi pada saat menjelang ujian akhir semester (final) ditambah lagi kalau jarang belajar tanpa harus berfikir panjang langsung browsing di internet dan itu sangat mudah bagi saya”. (Wawancara IV, tanggal 27 Juli 2015)
Dari pernyataan Satika di atas dapat disimpulkan bahwa seiring dengan pesatnya kecanggihan teknologi seperti internet, mahasiswa semakin dilenakan dengan segala sesuatu yang bersifat praktis dan instan. Keberadaan internet yang
pengaksesan informasi yang seluas-luasnya. Seperti halnya yang diungkapkan salah satu mahasiswi Unismuh Makassar jurusan Pendidikan Sosiologi semester 9 yang bernama Salma mengatakan bahwa:
“Selama ini kalau saya ingin mencari sesuatu di internet sangat mudah cukup dengan mengetik kata kunci pada halaman search, maka dalam hitungan detik apa yang kita cari sudah tertera pada layar monitor.
Segalanya bisa dihadirkan dengan mudah, efektif dan efisien. Namun kenyataan yang ada membuat kita para mahasiswa harus mampu lebih kritis menghadapi berkembangan pemikiran pragmatis. Pemikiran ini hadir bukan untuk kita hentikan, karena kenyataannya pragmatisme memang tak dapat dihapuskan lagi mengingat sifat manusia memang suka akan kemudahan. Tentu saja, karna pragmatisme yang mempengaruhi otak manusia dapat menghentikan dan membuat otak kita malas bekerja, ini terjadi karena kita salah mengaplikasikan dasar pragmatisme itu sendiri”.
(Wawancara V, tanggal 28 Juli 2015)
Dari informasi diatas sudah jelas bahwa adanya kemudahan dan keterbukaan dalam mengakses internet akan mempengaruhi otak dan pikian manusia khususnya mahasiswa. Tanpa berpikir panjang, mahasiswa sering kali melakukan Copy Paste tanpa mencantumkan sumber copyan dari referensi tersebut. Bahkan tidak jarang mahasiswa juga mengumpulkan tugas dari hasil Copy Paste tanpa adanya pengeditan terlebih dahulu.
Mengingat mahasiswa sebagai seorang intektual terpelajar, seharusnya kebiasaan mengcopy paste tidak boleh dilakukan sebab sebagai seorang terpelajar kebiasaan Copy Paste merupakan suatu bentuk pembodohan yang secara tidak langsung mempengaruhi kualitas intelektual kita. Mahasiswa yang tadinya dituntut untuk mengembangkan suatu ilmu pengetahuan dengan mengeluarkan gagasan, ide, pemikiran secara kritis kini harus pasif ketika menghadapi suatu
54
permasalahan dan cenderung mengambil jalan pintas secara praktis untuk sekedar menyelesaikan tanggung jawabnya. Seperti halnya yang diungkapkan salah satu mahasiswa Unismuh Makassar jurusan Pendidikan Agama Islam semester 9 yang bernama Herianto mengatakan bahwa:
“Menurut saya mengenai adanya pasilitas internet merupakan suatu pembodohan mengapa saya mengatakan demikian karena saya sendiri jarang lagi membaca buku untuk menyelesaikan tugas-tugas dan saya kurang memiliki wawasan itu sendiri, dan salah satu contohnya lagi kita kurang berkomunikasi atau bertukar pikiran dengan teman-teman secara langsung karena kita hanya berpikiran “janganmi kesana kerja tugas kah hanya di copy ji dari google nanti dibayar ki yang kerja toh”, sedangkan dari sisi positifnya mahasiswa bisa mencari beberapa tambahan referensi atau materi-materi yang berkitan dengan tugasnya selain dari referensi buku yang ada.”(Wawancara VI, tanggal 28 Juli 2015)
Mahasiswa yang selalu didoktrin berpikir ideologis akan mendapati suatu saat pikirannya berbalik arah untuk mempertimbangkan pragmatisme. Awal-awal masuk kuliah biasanya seorang mahasiswa masih terbuai mimpi-mimpi manis saat ospek. Dengan dijejali doktrin “agent of change” dan semacamnya membuat para mahasiswa merasa bangkit dan tergerak hatinya untuk melawan dan cenderung bersikap ideologis. Namun hanya orang-orang yang kuat saja yang bisa mempertahankan sikap ideologisnya tersebut sampai akhir.
Belakangan ini ternyata paradigma berpikir ideologis sudah mulai bergeser menjadi paradigma pragmatis. pragmatis yang dimaksudkan adalah asal dapat hasil tanpa memikirkan apakah prosesnya baik dan benar, misalnya saat mengerjakan tugas, bagi yang berpikir pragmatis ia akan mengcopy paste tugas temannya lalu diganti paragraf awal saja atau malah benar-benar dicopy paste tanpa diganti sedikitpun, atau cara yang lain dengan menggoogle artikel tertentu lalu dicopy paste tanpa diedit sedikitpun.
berpikir pragmatis tidak mau bersusah payah untuk bisa mencari penelitian yang bermanfaat sesuai passion. Sikap parahnya itu ditunjukkan dengan misalnya memakai proposal penelitian senior atau temannya tanpa mengeditnya sedikitpun.
Baginya cara ini simpel dan tidak susah.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap beberapa informan di Universitas Muhammadiyah Makassar diketahui menurut informasi Pragmatisme merupakan sifat atau ciri seseorang yang cenderung berpikir praktis, sempit dan cepat. Orang-orang yang mempunyai sifat pragmatis ini menginginkan segala sesuatu yang dikerjakan atau yang diharapkan segera tercapai tanpa mau berpikir panjang dan tanpa melalui proses yang lama. Sehingga kadang kala hasilnya meleset dari tujuan awal. Tidak lagi berpikir kebutuhan akan nikmatnya menjalankan proses, tetapi membayang-bayangkan hasil yang maksimal didepan mata.
2. Dampak Perilaku Pragmatisme Terhadap Kualitas Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Makassar
Era globalisasi dan informasi yang sedang berkembang banyak mempengaruhi sikap dan mental mahasiswa. Pesatnya perkembangan teknologi informasi selain berdampak positif bagi mahasiswa, dampak negatif pun berkembang dengan pesatnya. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara yang diungkapkan oleh salah seorang mahasiswi Unismuh Makassar jurusan Manajemen semester 3 yang bernama Ayu mengatakan bahwa:
“Perkembangan teknologi saat ini membawa dampak positif dan negatif, jadi kita sebagai seorang manusia yang dibekali Allah dengan kesempurnaan otak untuk berpikir, terutama bagi kita mahasiswa yang
56 tergolong sebagai orang dewasa sudah menjadi kewajiban kita untuk dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, pragmatisme bukanlah suatu hal buruk yang harus dihindari, tapi dia juga bukan hal baik yang patut kita ikuti dengan semena-mena. Harus ada keseimbangan dalam berpikir kita untuk melihat bagaimana efek pragmatisme kalau dia terlanjur menguasai pikiran kita”. (Wawancara VII, tanggal 30 Juli 2015) Mahasiswa yang memiliki sifat pragmatis akan berdampak berisiko terhambat dalam penyelesaian studinya. Mahasiswa yang memiliki sikap pragmatis akan mendapatkan kesulitan, terlebih ketika mereka menghadapi skripsi. Mereka akan lebih sulit memahami materinya sendiri karena bukan hasil karya dari dirinya pribadi tetapi hasil jiplakan. Pragmatis yang dimiliki mahasiswa dipicu beberapa faktor di antaranya kurangnya sumber referensi dalam pengerjaan tugas. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara yang diungkapkan oleh salah seorang mahasiswi Unismuh Makassar jurusan Pendidikan Sosiologi semester 9 yang bernama Rasmiah mengatakan bahwa:
“Hasil prestasi kita jauh lebih baik ketika kita membuat skripsi sendiri tanpa Copy Paste dan pada saat kita ditanya oleh dosen penguji pasti kita menjawabnya dengan benar dan tepat, daripada orang yang selalu mengcopy paste skripsinya pada saat nanti dia ditanya oleh dosen pengujinya cenderung mencari-cari alasan untuk menutupi ketidaktahuannya itu”.(Wawancara VIII, tanggal 31 Juli 2015)
Informasi tersebut diatas jelas menunjukkan bahwa para mahasiswa/mahasiswi yang selalu melakukan kegiatan Copy Paste pada saat mengerjakan skripsi akan berdampak negatif dan beresiko besar yakni tidak mampu mempertanggungjawabkan proposal atau skripsinya di depan dosen pengujinya.
Media-media informasi baik cetak, elektronik, maupun internet ikut berperan dalam merubah cara berpikir dan perilaku mahasiswa. Tayangan-
moral. Sudah banyak berita di media yang memberitakan tentang penguruh buruk masyarakat akibat pesatnya perkembangan globalisasi. Seperti halnya yang diungkapkan salah satu mahasiswi Unismuh Makassar jurusan Pendidikan Sosiologi semester 9 yang bernama Rasmiah mengatakan bahwa:
“Iya memang zaman sekarang itu sudah banyak orang yang senang terhadap hal-hal negatif yang berdampak pada orang lain bahkan dirinya sendiri dan melenceng dari aturan-aturan agama, seperti kita lihat sekarang ini banyak kaum wanita yang bepakaian ala barat sedangkan kita berbudaya timur yang bernuansa islami, kejadian ini disebabkan karna adanya perkembangan globalisasi yang menyajikan segala sesuatu baik itu yang berdampak positif, maupun yang negatif”.(Wawancara VIII, tanggal 31 Juli 2015)
Kehilangan identitas yang dialami oleh mahasiswa Indonesia pada umumnya dan di Universitas Muhammadiyah Makassar pada khususnya, semakin diperparah dengan derasnya arus globalisasi yang melanda dunia dalam kurun waktu 13 tahun terakhir. Masa studi yang ditempuh oleh mahasiswa Indonesia perlahan mengalami penurunan kuantitas. Jika di masa-masa sebelumnya mayoritas mahasiswa menghabiskan waktu kuliahnya hingga 6-7 tahun, saat ini hal tersebut semakin jarang dapat kita temui. Hal tersebut dilakukan semata-mata untuk mengimbangi perkembangan dunia yang begitu pesat terjadi. Parahnya, penurunan waktu studi yang terjadi tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia di sisi lain. Mahasiswa semakin kehilangan idealisme dalam menjalani perannya sebagai penerus pembangunan bangsa ini.
Memang tidak mudah bagi seseorang untuk mempertahankan idealismenya di zaman seperti sekarang ini, apalagi bagi seorang mahasiswa.
Mahasiswa adalah darah muda dengan semangat yang menggebu-gebu.
58
Terkadang semangat tersebut dapat menjadi pemicu mahasiswa untuk terjerumus ke area negatif apabila mahasiswa belum memiliki pemahaman yang komprehensif tentang nilai, moral dan etika. Mahasiswa modern cenderung termotivasi untuk mengerjakan hal-hal yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya dengan jalan-jalan pintas dan cepat untuk menghindari kerepotan.
Penyakit malas dan hedonisme benar-benar telah menggerogoti sebagian besar mahasiswa. Tugas copy paste, titip absen, mencontek, kerjasama saat ujian, bahkan menyewa jasa pembuatan skripsi seolah menjadi hal yang biasa bagi seorang mahasiswa. Gaya hidup mahasiswa pun kini sangat mewah dan cenderung boros. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara yang diungkapkan oleh salah seorang mahasiswi Unismuh Makassar jurusan Pendidikan Sosiologi semester 9 yang bernama Sartika Bancong mengatakan bahwa:
“Menurut saya ada dua dampak yang ditimbulkan oleh kecanggihan teknologi yaitu dampak positif dan dampak negatif, dampak positifnya yaitu karna adanya serba instan sehingga memudahkan kita tidak repot- repot lagi kerjakan tugas tapi berdampak negatif juga yaitu mengurangi peminat pembaca di tokoh-tokoh buku terutama di perpustakaan akhirnya ambil jalan pintas yaitu mengcopy paste punya teman”. (Wawancara IV, tanggal 27 Juli 2015)
Tuntutan eksternal baik itu dari orang tua maupun lingkungan untuk memiliki Indeks Prestasi tinggi terkadang membuat mahasiswa gelap mata dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya. Ditambah lagi keinginan untuk lulus tepat waktu dan bisa mendapatkan pekerjaan idaman bergaji tinggi ditengah biaya kuliah yang semakin mahal. Ilmu yang didapatkan dari bangku kuliah pun tidak dikuasai dengan baik yang penting masuk kuliah, wisuda, lulus, lalu kerja.
Sedikit yang tertarik dengan dunia kewirausahaan. Iming-iming gaji yang lebih
sebuah lowongan pekerjaan.
Hilangnya sosok yang dapat menjadi contoh merupakan salah satu penyebab tumbuh suburnya sifat pragmatis mahasiswa ini. Apalagi dengan adanya siaran televisi sebagai guru virtual yang memberikan doktrin-doktrin dan ideologi konsumtif kepada generasi muda, generasi yang akan menentukan kelangsungan hidup bangsa ini kedepannya. Semakin jarang kita dapati siaran-siaran diseluruh Chanel televisi yang memberikan informasi yang edukatif, ilmiah dan bermanfaat bagi perkembangan generasi muda.
60 BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, analisa, dan pembahasan tentang Perilaku Pragmatisme dan Dampaknya pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar yang berhasil dihimpun dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Perilaku pragmatis yang dimiliki mahasiswa dipicu beberapa faktor di antaranya kurangnya sumber referensi dalam pengerjaan tugas, dan jarang ke perpustakaan. Selain itu, kesulitan dan keterbatasan berkonsultasi langsung dengan dosen pembimbing juga ikut membawa pengaruh.
2. Mahasiswa yang memiliki sifat pragmatis akan berdampak berisiko terhambat dalam penyelesaian studinya. Mahasiswa yang memiliki sikap pragmatis akan mendapatkan kesulitan, terlebih ketika mereka menghadapi skripsi. Mereka akan lebih sulit memahami materinya sendiri, karena bukan hasil karya dari dirinya pribadi tetapi hasil jiplakan.
B. Saran
Saran-saran yang dapat disampaikan berkaitan dengan penelitian ini demi tercapainya tujuan yang diinginkan yaitu:
1. jadilah mahasiswa yang idealis dan pragmatis secara natural apa adanya, tidak kurang dan tidak lebih. Jika pada saatnya nanti seorang lulusan mahasiswa ingin mencari kerja, jagalah baik-baik kedua sikap tersebut, temukan dan galilah selalu jati diri masing-masing.
pintar, kritis dan berjiwa pemimpin yang tinggi, agar mahasiswa pantas dikatakan sebagai Agent Of Change dan Agent Of Control. Pola hidup pragmatis memang tidak bisa lagi dihindari. Namun, bukan berarti idealisme dalam diri masing-masing mahasiswa harus dihilangkan.
3. Universitas harus memperhatikan kebutuhan kompetensi akademis mahasiswa serta pembinaan karakternya agar lulusan menjadi lulusan yang siap secara akademis dan berkarakter baik.
62
DAFTAR PUSTAKA
Afifuddin, 2012, Metodologi Penelitian Kualitatif, CV. Pustaka Setia, Bandung.
Beni Ahmad Saebani, 2008, Metode Penelitian, CV. Pustaka Setia, Bandung Blumer, Herbert. Symbolic Interactionism: Perspective and Metbod. Englewood
Cliffs, New Jersey: Prentice Hall, Inc, 1966.
Bushell, Don, & Burgess, Robert, Applying Group Contingencies to the Classroom Study of Behavior of preschool, Behaviolar Sociology, NY.
Colombia University Press, 1969.
Denzin, 1986, Teori-Teori Sosiologi, CV. Pustaka Setia, Bandung.
Gerungan, W.A, 1978, Perilaku Sosial, Kencana, Jakarta.
Ibrahim Rusli, 2001, Perilaku Sosial, Rajawali Pers, Jakarta.
James William, 1842, Filsafat Pragmatisme, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Narbuko, Cholid & H.Abu Ahmadi, 2013, Metodologi Penelitian, PT.Bumi Aksara, Jakarta.
Ritzer, George, 2014, Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda, Rajawali pers, Jakarta.
Sarwono, S. W. 1978. Perbedaan Antara Pemimpin dan Aktivis dalam Gerakan Protes Mahasiswa (Cet. 1. ed.). Jakarta: Bulan Bintang.
Satori, Djam & Komariah Aan, 2014, Metodologi Penelitian Kualitatif, Alfabeta, Bandung.
Sutopo, HB, Metode Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung, 2002.
Sugiyono, 2008, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Alfabeta, Bandung.
63
Yule, George, 2006, Pragmatik, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Hamadi, Helmi, 2011, Pragmatisme Politik, Skripsi, Bakesbangpol dan Linmas Kabupaten Gayo Lues, NAD
Dewey John, 2011/09/20, Aliran Pragmatisme html, Http : // www. Psychology mania.com.
Warsiman, 2010/05/18, Aliran Filsafat Pragmatisme, sebuah gagasan ideal sistem pendidikan di Indonesia, Http: //blog:sunan-ampel.ac.id.
LAMPIRAN
NO
KEGIATAN OBSERVASI YA TIDAK KETERANGAN
1.
Memulai percakapan (Salam)
2. Memberikan pertanyaan
3. Memberikan penguatan
4. Menjelaskan sesuatu hal yang akan deteliti dengan sistematis
5. Antusias dalam melaksanakan penelitian
6. Mengelola penelitian dengan wawancara
7. Adanya variasi atau gaya peneliti 8. Bahasa yang mudah dan benar
9. Mencatat hal-hal yang dijelasakan 10. Memberikan kesempatan kepada
peneliti untuk bertanya
11. Mengadakan kesimpulan 12. Malaksanakan penelitian
PROFIL INFORMAN
Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara terhadap 8 (delapan) orang mahasiswa, diantaranya sebagai berikut:
Informan pertama
Nama : Asbar
Pekerjaan : Pelajar/mahasiswa
Jurusan/semester : Pendidikan Agama Islam/9
Usia : 24 Tahun
Asal : Enrekang
Tempat tinggal : Cokonuri Informan kedua
Nama : Ummi Nasharawati
Pekerjaan : Pelajar/mahasiswi Jurusan/semester : Manajemen/3
Usia : 19 Tahun
Asal : Enrekang
Tempat tinggal : JL. Sultan Alauddin 2
Informan ketiga
Nama : Fadlia
Pekerjaan : Pelajar/mahasiswi Jurusan/semester : Pendidikan Sosiologi/9
Usia : 23 Tahun
Asal : Kepulauan Pangkep
Tempat tinggal : Cokonuri
Informan keempat
Nama : Sartika Bancong
Pekerjaan : Pelajar/mahasiswi Jurusan/semester : Pendidikan Sosiologi/9
Usia : 25 Tahun
Asal : Enrekang
Tempat tinggal : JL. Sultan Alauddin 2
Informan kelima
Nama : Salma
Pekerjaan : Pelajar/mahasiswi Jurusan/semester : Pendidikan Sosiologi/9
Usia : 22 Tahun
Asal : Enrekang
Tempat tinggal : Salemba
Pekerjaan : Pelajar/mahasiswa
Jurusan/semester : Pendidikan Agama Islam/9
Usia : 23 Tahun
Asal : Mamuju
Tempat tinggal : JL. Sultan Alauddin 3
Informan ketujuh
Nama : Ayu
Pekerjaan : Pelajar/mahasiswi Jurusan/semester : Manajemen/3
Usia : 19 Tahun
Asal : Enrekang
Tempat tinggal : JL. Sultan Alauddin 2
Informan kedelapan
Nama : Rasmiah
Pekerjaan : Pelajar/mahasiswi Jurusan/semester : Pendidikan Sosiologi/9
Usia : 23 Tahun
Asal : Enrekang
Tempat tinggal : Skarda N
PEDOMAN WAWANCARA
Daftar wawancara ini bertujuan sebagai pedoman untuk mempermudah mengumpulkan data tentang perilaku pragmatisme dan dampaknya pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar.
1. Bagaimana asal mula saudara masuk ke perguruan tinggi Universitas Muhammadiyah Makassar?
2. Bagaimana perkembangan ilmu pengetahuan saudara setelah masuk ke Universitas Muhammadiyah Makassar?
3. Siapa-siapa saja yang selalu membantu saudara dalam menyelesaikan tugas- tugas?
4. Pada hari apa sajakah saudara mengikuti perkuliahan, dan apakah ada kegiatan saudara yang lain selain kuliah?
5. Bagaimana proses perkuliahan atau pembelajaran yang saudara ikuti di kelas selama ini?
6. Apa saja yang saudara siapkan sebelum proses perkuliahan atau pembelajaran dimulai di kelas?
7. Bagaimana pendapat saudara tentang maraknya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih?
8. Menurut saudara bagaimana dampak perilaku pragmatis yang serba instan, cepat, dan tepat?