• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

BAB III METODE PENELITIAN

F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Dalam keabsahan merupakan konsep yang penting diperbaharui dari konsep keabsahan (validitas) dan kendala (reailitas) (Sugiyono,2016: 363). Pemeriksaan keabsahan data didasarkan atas kriteria tertentu. Kriteria itu sendiri atas derajat kepercayaan, kebergantungan dan kepastian. Dalam penelitian ini peneliti mengecek keabsahan data menggunakan uji kredibilitas, uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dengan meningkatkan ketekunan, triangulasi dan kecukupan referensi , adapun sebagai berikut:

1. Meningkatkan ketekunan

Teknik ini dimaksud untuk melakukan pengamatan secara lebih cermat, penguji kredibilitas dengan meningkatkan ketekunan ini dilakukan dengan cara peneliti membaca keseluruhan catatan hasil penelitian dengan cermat (Sugiyono, 2016: 371). Sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan

dengan cara membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumen-dokumen yang terkait dengan proses perencanaan pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran tematik SD Negeri 150 Perindingan Kecamatan Gandangbatu Sillanan Kabupaten Tana Toraja.

2. Triangulasi

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu, dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi pengumpulan data dan waktu (Sugiyono, 2015: 372).

Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

Misalnya data yang diperoleh dari wawancara, lalu dicek dengan observasi, dokumentasi, atau kuisoner. Bila tiga teknik pengujian kredibilitas data tersebut, menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti berusaha membuktikan data dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi (Sugiyono, 2015: 374).

Dalam teknik pengumpulan data, dapat diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan berbagai teknik pengumpulan data dan sumber yang telah ada (Sugiyono, 2016: 330). Pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama.

Triangulasi dilakukan untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan teknik yeng berbeda. Penelitian ini menggunakan trianggulasi teknik, dimana

data yang diambil dengan menggunakan berbagai macam teknik, dalam penelitian ini, peneliti berusaha membuktikan data dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi.

3. Kecukupan referensi

Adanya alat pendukung untuk membuktikan data yang telah didapatkan oleh peneliti (Sugiyono, 2016: 375). Dalam penelitian ini data hasil wawancara didukung dengan menggunakan rekaman wawancara. Selain itu juga digunakan data-data yang dilengkapi dengan foto atau gambar, dokumen, sehingga data lebih dapat dipercaya. Dalam kecukupan referensial peneliti menggunakan alat bantu perekam, kamera handphone. Kecukupan referensial ini membantu peneliti dalam wawancara dengan mengamati fenomena yang terjadi sesuai dengan fokus penelitian.

49 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Historis dan Geografis

SD Negeri 150 Perindingan beralamat di Perindingan, Lembang Perindingan, Kecamatan Gandangbatu Sillanan, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, dengan Kode Pos 91871, Terakreaditas A SD Negeri 150 Perindingan berdiri pada tahun 1957, setelah ini mulai beroperasi pada tahun 1957 yang dulunya sekolah ini adalah yayasan YPKT.

Pada tahun 2006 SD Negeri 150 Perindingan menjadi kurikulum KTSP yang kepalai oleh Bapak Lukas Ruru, S.Pd., M.Pd, dan setelah menjadi kurikulum 2013 yang kepalai oleh Bapak Simon Sillan, S.Pd., M.Pd, SD Negeri 150 perindingan.

Setelah ini berada di koodinat garis lintang -3.1826 dan garis bujur 119.8256.

Berdasarkan penelitian di lapangan secara umum terkait proses pelaksanaan pembelajaran tematik di SD Negeri 150 Perindingan, dapat dilihat dari paparan berikut ini :

1. Proses Pelaksanaan Pembelajaraan Tematik di Kelas IV SD Negeri 150 Perindingan

Langkah awal dalam pelaksanaan pembelajaran tematik di SD Negeri 150 Perindingan memerlukan perencanaan agar dapat berjalan dengan baik. Ada

beberapa tahap dalam proses pembelajaran tematik yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

a. Tahap Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran Tematik

Tahapan perencanaan ada beberapa langkah yang dilakukan dalam merancang pelaksanaan pembelajaran tematik, yakni pemetaan (SK) dan (KD), menentukan tema, penyusunan silabus, membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

Sebagaimana yang telah diungkap Ibu Dorce Nija, S.Pd selaku wali kelas IV sebagai berikut:

“langkah- langkah yang harus dilakukan dalam tahap perencanaan pembelajaran tematik adalah pemataan SK dan KD dengan melakukan kegiatan menjabarkan SK dan KD dalam setiap mata pelajaran ke dalam indikator dan menentukan tema kemudian Penyusun promes,penyusunan silabus dan membuat RPP”. (wawancara 26 juli 2021)

Sebagaimana juga diungkapkan oleh kepala sekolah SD Negeri 150 Perindingan yakni Bapak Alfius Janing Belo, S.Pd.SD mengenai perencanaan pembelajaran tematik tersebut :

“Dengan adanya proses pelaksanaan pembelajaran tematik yang perlu guru lakukan yaitu tahap perencanaan, seperti pemetaan SK dan KD, menentukan tema selanjutnya membuat Promes, silabuas dan RPP agar tujuan pembelajaran yang diinginkan tercapai maksimal dek”.

(wawancara 26 Juli 2021)

Terkait kegiatan menjabaran SK dan KD dalam indikator, dan penentukan tema yang telah diungkapkan oleh wali kelas IV Ibu Dorce Nija, S.Pd mengatakan bahwa:

”iya dek, indikator yang dikembangkan melalui karakteristik siswa dan sesuai dengan mata pelajaran. Dalam menentukan tema

pembelajaran tematik yang perlu di perhatikan adalah tema harus sesuai dengan SK dan KD dek, mata pelajaran yang telah dijabarkan dan pemilihan tema yang sesuai dengan keadaan lingkungan sekitar siswa agar dapat di mengerti oleh siswa” (wawancara 26 Juli 2021) Dalam menyusunan silabus untuk pembelajaran tematik para guru kelas SD Negeri 150 Perindingan dengan kegiatan kerja kelompok guru (KKG) atau sharing dengan sesama guru lain dan mengikuti pelatihan-pelatihan yang di selenggarakan pemerintah ditingkat sekolah yang dilakukan setiap bulan sekali.

Sebagaimana yang telah di ungkap oleh kepala sekolah SD Negeri 150 Perindingan oleh Bapak Alfius Janing Belo, S.Pd.SD mengatakan:

“dalam membuat silabus tematik guru tidak menyusun sendiri dek, tetapi dibuat bersama para guru segugus saat diakan kegiatan KKG atau Shering dan mengikuti Pelatihan-pelatihan dan diadakan sebulan sekali dalam mengembangkan silabus”. (wawancara 26 Juli 2021)

Sedangkan dalam penyusunan RPP pembelajaran tematik stiap guru kelas khususunya kelas IV wajib membuat RPP. Sebagaimana yang telah di ungkapkan oleh kepla sekolah SD Negeri 150 perindingan yaitu:

“guru wajib menyusun awal perencanaan pembelajaran tematik, seperti pemetaan SK dan KD, menentukan tema, menyusun Promes, silabus dan RPP, untuk menyusun dan mengembangkan silabus dan RPP guru hendaknya menyesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan siswa, sehingga guru dapat mudah dalam menetapkan metode, media dan sebagainya guna mencapai tujuan pembelajaran secara baik dan maksimal” (wawancara 26 Juli 2021)

Dari hasil observasi berikut untuk membenarkan ungkapan dari pihak sekolah dan para guru kelas adanya tahap perencanaan pembelajaran tematik mulai dari pemetaan SK dan KD, menentukan tema, promes, silabus dan RPP pembelajaran tematik.

b. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Tematik

Pelaksanaan pembelajaran adalah kegiatan dimana guru berintegrasi dengan siswa dengan upaya menyajikan materi pembelajaran. Dalam proses ini diperlukan kemampuan guru untuk mengelolah proses belajar mengajar menjadi aktif, inovatif, konduktif, efektif, dan menyenangkan sehingga peserta didik lebih bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran.

Dalam mengukapkan terkait pelaksanaan pembelajaran tematik dikelas, khususnya kelas IV peneliti melakukan obsevasi ikut kedalam kelas dan mengamati pembelajaran tematik yang sedang berlangsung.

Adapun rangkaian pelaksanaan pembelajaran tematik dikelas IV sebagai berikut:

a) Kegiatan Awal

Kegiatan awal ini, dalam proses belajar mengajar antara guru dan siswa secara umum sudah baik, namun ada beberapa kegiatan yang belum terlaksana. Adapun kegiatan yang dapat di lakukan sebagai berikut:

Guru sudah melakukan membukaan pembelajaran dengan baik yaitu mengajak semua siswa untuk berdoa dan sebelum memulai kegiatan pembelajaran. Setelah itu guru melakukan apersepsi terkait materi yang pembelajaran tematik dan guru menginformasikan kepada siswa tentang materi yang akan mereka pelajari bersama dan guru menint siswanya untuk membuka buku sesuai dengan arahan dari guru.

Menurut temuan peneliti, kegiatan pembuka ini belum sesuai dengan RPP pembelajaran tematik.

b) Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti pembelajaran tematik di kelas IV telah sesuai dengan RPP yang telah di buat oleh gurukelas IV.

Menurut hasil temuan peneliti, dalam proses pembelajaran tematik berlangsung dikelas IV, dalam kegiatan proses belajar mengajar guru telah memasukkan 5 komponen yang penting dalam kegiatan inti, yakni:

mengamati, menanya, memcoba, menalar dan mengkomunikasikan.

Temuan lain menunjukan metode pembelajaran tematik yang digunakan guru kelas IV pada saat proses pembelajaran tematik berlangsung yaitu metode ceramah, Tanya jawab, diskusi kelompok.

Kegiatan inti merupakan kegiatan pokok dalam pembelajaran, dalam kegiatan inti dilakukan pembahasan terhadap tema dan subtema melalui berbagai kegiatan belajar dengan multi metode dan media sehingga siswa mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna.

c) Kegiatan Penutup

Pada kegiatan penutup, guru telah melakukan kegiatan menutup dengan baik, hal ini dapat terlihat dari langkah yang telah dilakukan guru yaitu memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya terkait materi yang belum mereka pahami.

Setelah itu guru memberikan tes kompetensi kepada siswa secara individu untuk mengetahui sejauh mana materi yang telah dipahami oleh siswa. Setelah itu guru memberi tahu siswa tentang materi yang akan dipelajari selanjutnya. Pada akhir pembelajaran guru menyimpulkan materi

pembelajaran hari tersebut dan mengajak siswa berdoa bersama untuk mengakhiri pembelajaran pada hari tersebut. Proses perencanaan pembelajaran tematik diatas, dapat disimpulkan bahwa RPP adalah acuan dalam pelaksanaan pembelajaran tematik, maka guru harus bisa membuat RPP dan proses belajar mengajar dapat berjalan lancar. Proses pembelajaran tematik dituntut kemampuan guru untuk mengkondisikan siswa agar terlihat aktif sehingga siswa termotivasi dalam belajar, terutama dalam menggunakan metode atau strategi dan media pembelajaran.

Sebagaimana yang telas diungkap wali kelas IV SD Negeri 150 Perindingan oleh Ibu Dorce Nija, S.Pd tersebut:

“dalam pelaksanaan pembelajaran tematik yang paling penting adalah guru harus menguasai model kegiatan yang telah tercantum dalam RPP karena itu sangat berpengaruh terhadap keberhasilan dalam belajar . pemilihan metode yang tepat, menggunakan media yang ada dan penguasaan materi dan kegiatan lainnya.”

Dalam rangka memperoleh konsep yang valid pembelajaran tematik memerlukan sumber belajar yang utama yang dapat digunakan guru dan siswa dalam pembelajaran tematik yaitu buku paket pegangan guru dan siswa.

Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibu Dorce Nija, S.Pd, sebagai berikut:

“dalam menunjang keberhasilan belajaran mengajar di kelas IV ini, selain pemilihan metode dan pemanfaatan media yang ada, adanya buku paket pegangan guru dan siswa juga dapat menunjang keberhasilan proses belajar mengajar pada pembelajaaran tematik.”

c. Tahap Penilaian atau Evaluasi Pembelajaran Tematik

Penilaian dalam pembelajaran tematik yaitu suatu usaha untuk mendapatkan informasi secara berskala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses

pembelajaran dan hasil pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai siswa melalui proses belajar.

Penilaian yang dilakukan guru kelas IV oleh ibu Dorce Nija S.Pd yaitu dari aspek kerja tugas siswa. Aspek yang dinilai guru tersebut yaitu dari kerajinan siswa yang membuat tugas, mengumpul tugas dengan tepat dan keberhasilan siswa dalam mengerjakan tugas.

Peneliti juga menemukan hasil temuan yang terkait penilaian yang dilakukan guru kelas IV yaitu berupa soal evaluasi yang di kerjakan oleh siswa. Penilaian terhadap hasil kerja siswa secara individu. Pelaksanaan penilaian dilaksanakan di akhir pembelajaran.

Peneliti melakukan wawancara dengan Ibu Dorce Nija S.Pd selaku wali kelas IV SD Negeri 150 Perindingan menyatakan:

“untuk penilaian yang dapat saya lakukan secara utuh dan menyeluruh dek, terhadap semua aspek pembelajaran baik dari ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Bentuk hasil penilaian itu berupa hasil penilaian proses dan penilaian hasil” (wawawcara 26 Juli 2021)

2. Masalah Apa Saja yang Ada Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Kelas IV SD Negeri 150 Perindingan

Cara pengemasan pengalaman belajar yang dirancang guru sangat berpengaruh terhadap kebermaknaan belajar siswa. Pengalaman yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran tematik lebih efektif.

Dalam pelaksanaan kurikulum 2013 yakni pembelajaran tematik di SD Negeri 150 Perindingan terutama kelas IV belum bisa di katakana maksimal dalam

pembelajaran tematik, sebagaimana yang di ungkapkan Ibu Dorce Nija, S.Pd selaku guru kelas IV SD Negeri 150 Perindingan. Saat peneliti melakukan wawancara dengan ibu Dorce Nija, S.Pd:

“Saya rasa pelaksaanan pembelajaran tematik dalam Kurikulum 2013 di kelas IV SD Negeri 150 perindingan ini belum maksimal dek, karena masih banyak ditemukannya kendala seperti siswa yang rebut dan susah diatur dan buku pelajaran pembelajaran tematik siswa”.

(wawancara 26 Juli 2021).

Menurut pengamatan peneliti lakukan selama ini dengan menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi, peneliti dapat menjelaskan hasil temuan tentang beberapa problematika dalam pembelajaran tematik di kelas IV SD Negeri 150 Perindingan adalah sebagai berikut :.

a. Permasalahan Siswa

Siswa yang belum lancar membaca dan tidak aktif dalam kegiatan pembelajaran tematik.

Dari hasil pengamatan peneliti 26 Juli 2021 menemukan fakta bahwa ada beberapa problematika dalam pelaksanaan pembelajaran tematik yang dialami siswa, yaitu sebagai berikut :

Pada saat peneliti melakukan observasi pada pelaksanaan pembelajaran tematik di kelas IV, peneliti menemukan masalah yaitu masih terdapat siswa yang belum bisa membaca dan tidak aktif dalam pembelajaran tematik. Hal ini dibenarkan oleh Ibu Dorce Nija, S.Pd selaku wali kelas IV SD Negeri 150 perindingan sebagai berikut :

“memang benar, ada beberapa siswa yang belum bisa membaca dan kurang aktif atau tidak antusias dek ketika mengikuti prose belajar mengajar pada pembelajaran tematik, dan hanya beberapa siswa yang mengikuti pembelajaran dengan baik dek”. (wawancara, 26 juli 2021).

Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa kemampuan yang wajib dimiliki oleh siswa sekolah dasar yaitu membaca dan aktif dalam kegiatan pembelajaran, serupa juga dikatakan oleh Abdul Majid dalam bukunya mengenai rambu-rambu pembelajaran tematik yaitu kegiatan pembelajaran ditekankan pada kemampuan membaca (Sugiyar, 2009: 79).

b. Permasalahan Guru

Pada saat peneliti melakukan observasi langsung pada pembelajaran tematik di kelas IV, peneliti menemukan Problematika pembelajaran tematik yaitu guru pada pengelolaan kelas yang belum maksimal. Hal ini terbukti bahwa masih banyak siswa yang sibuk sendiri, berbicara dengan teman sebangku, ada yang rebut dan menganggu temannya ketika melaksanakan soal latihan atau tugas yang diberikan guru pada saat pembelajaran tematik berlangsung dan ada yang bermain ketika guru sedang keluar kelas.

Dari hasil observasi yang peneliti lakukan,peneliti menemukan Problematika pembelajaran tematik yaitu metode dan strategi yang digunakan guru kurang bervariatif dan media yang kurang menarik perhatian siswa, guru masih menggunakan metode yang monoton yaitu metode ceramah, diskusi, dan metode Tanya jawab, sehingga pada proses pembelajaran guru yang aktif dan siswa menjadi jenuh dan kurangnya memperhatikan pembelajaran. Guru belum melakukan lima proses pembelajaran pokok secara prosedural yang lima itu yaitu : mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan.

c. Permasalahan Metode yang Digunakan

Kegiatan pembelajaran tematik di kelas IV peneliti menemukan guru yang menggunakan metode ceramah, diskusi dan Tanya jawab, peneliti melakukan wawancara dengan wali kelas IV Ibu Dorce Nija S.Pd mengatakan:

“metode yang masih sering saya gunakan dalam pelaksanaan dalam pembelajaran tematik adalah metode ceramah, Tanya jawab, dan diskusi dek “ (wawancara 09 Agustus 2021)

Dari hasil penelitian di atas guru masih menggunakan metode sederhana seperti metode ceramah, diskusi, dan Tanya jawab,

d. Permasalahan Sarana dan Alat yang Kurang Memadai

Sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran. SD Negeri 150 Perindingan salah satu problematika dalam pelaksanaan pembelajaran tematik yaitu kurangnya jumlah buku pembelajaran tematik. Kepala sekolah bapak Alfius Janing Belo, S.Pd.SD menyatakan bahwa pengiriman buku terlambat. Berikut kutipan wawancara dari informan:

“Kalo maksimalnya belum dek, masih banyak kurangnya, pertamanya dari buku dulu masih kurang, pengirimannya lambat, tapi Puji Tuhan tahun ini bukunya hampir sempurna walaupun lambat tidak sesuai dengan waktu”( wawancara26 Juli 2021)

Menurut wawancara di atas guru mengaku bahwa tidak membuat sendiri perangkat tersebut, terkadang didownload dari internet dan terkadang diedit.

Selain itu guru menyatakan bahwa kurang mahir dalam pembuatan perangkat pembelajaran. Sebelumnya pembuatan perangkat tersebut didapat dari pelatihan KKG, namun dalam penerapannya belum diterapkan semuanya.

e. Permasalahan Perencanaan Pembelajaran

Dari hasil pengamatan peneliti menemukan bahwa guru mengalami kesulitan dalam menjabarkan Standar Kompetensi ke dalam indikator terutama dalam hal menentukan kata kerja operasional yang tepat dan dalam menentukan tema yang tidak sesuai dengan kondisi lingkungan siswa. Sebagaimana yang diungkapkan Ibu Dorce Nija, S.Pd selaku wali kelas IV SD Negeri 150 Perindingan dalam hasil wawancara berikut ini :

“Terkadang yang membuat sulit itu, saya membuat Standar Kompetensi yang akan dicapai oleh siswa, sedangkan kemampuan anak itu berbeda, seperti berbeda kemampuan dalam ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor. Selain itu juga dalam merumuskan indikator karena dalam penentuan indikator diperlukan kiteria-kriteria khusus. Selanjutnya itu dalam menggabungkan beberapa mata pelajaran dalam satu tema yang lain saya masih agak mengalami kebingungan karena harus memperhatikan lingkungan siswa”. (wawancara 09 Agustus 2021).

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa guru masih mengalami kesulitan dalam menjabarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ke dalam indikator terutama dalam menentukan tema sesuai dengan lingkungan siswa.

f. Permasalahan Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran tematik SD Negeri 150 Perindingan mengalami beberapa masalah. Mulai awal guru kurang memahami terkait perencanaan tematik sehingga hal tersebut berdampak pada pelaksanaan pembelajaran ketika dalam kelas, kondisi kelas yang tidak terarah dengan baik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

Dari hasil observasi yang di lakukan peneliti, peneliti melihat guru kelas yang kurang bisa mengkondisikan kelas dengan baik. Sehingga kelas menjadi ramai sendiri, banyak yang keluar masuk kelas, mengganggu temannya. Setelah peneliti menanyakan melalui wawancara ternyata memang guru kurang memahami langkah-langkah pembelajaran tematik yang tercantum dalam RPP.

“Menurut saya dek , saya sudah memaksimalkan kegiatan pelaksanaan dengan baik, tapi kadang saya juga ragu pada pelaksanaan kegiatan saya dan siswa apakah sudah sesuai dengan RPP yang saya buat ataukah belum” ( Ibu Dorce Nija S.Pd wawancara 09 Agustus 2021) g. Permasalahan Dalam Evaluasi Pembelajaran Tematik

Dari hasil pengamatan dan wawancara yang peneliti lakukan, bahwa guru belum maksimal dalam mengevaluasi peserta didik, guru juga masih belum memahami seutuhnya evaluasi pembelajaran tematik dalam Kurikulum 2013. Hal ini diperkuat dalam hasil wawancara peneliti bersama Ibu Dorce Nija, S.Pd, selaku waki kelas IV sebagai berikut :

“Sebenarnya saya masih belum mengerti 100 persen dalam evaluasi penilaian dalam pembelajaran tematik di Kurikulum 2013 ini dan agak bingung dalam melakukan penilaian karena banyak sekali rubrik penilaian yang digunakan jadi saya menggunakan penilaian yang tiga aspek itu yaitu kognitif, afektif dan psikomotor, itu saja saya agak masih kebingungan dalam mengevaluasi nilai siswa dikarenakan kondisi kelas yang ribut karena kelas sebelah kadang juga ribut jadi saya kurang focus dalam melakukan evaluasi”. (wawancara 09 Agustus 2021).

3. Solusi yang akan diterapkan Dalam Menghadapi Masalah Pembelajaran Tematik SD Negeri 150 Perindingan

Dari pembahasan diatas telah digambarkan bahwa Permasalahan pembelajaran tematik SD Negeri 150 Perindingan, berikut ini peneliti akan mendeskripsikan hasil penelitian tentang solusi yang di terapkan dalam

menghadapi masalah. Data ini dirangkum peneliti menggunakan instrumen pengumpulan data yang yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi:

a. Solusi Untuk Siswa

Solusi yang dilakukan sekolah untuk mengatasi masalah siswa yang belum bisa membaca dan kurang aktif atau antusias, Adapun penjelasan Bapak Alfius Janing Belo, S.Pd.SD selaku kepada sekolah SD Negeri 150 Perindingan wawancara berikut ini

“Solusinya ketika proses pembelajaran guru lebih memfokuskan belajar membaca dan menghidupkan suasana belajar yang aktif, inovatif, efektif, kratif dan menyenangkan dengan memilih strategi dan media yang menarik agar siswa tidak merasa bosan dan jenuh saat proses pembelajaran tematik berlangsung” (wawancara,09 Agustus 2021).

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa solusi dari pihak sekolah yaitu memfokuskan anak dalam hal belajar membaca bersama dan program literasi calistung untuk mendidik anak agar bisa membaca dan aktif.

Guru dan kepala sekolah akan mengatasi masalah untuk siswa yang belum bisa membaca dan kurang aktif pihak sekolah sangat antusias untuk mengatasi siswa yang belum bisa membaca dan kurang aktif.

Abdul Majid menyebutkan bahwa untuk dapat menyelaraskan perkembangan kemampuan dasar anak secara optimal, diperlukan kreativitas guru untuk memilih alternatif model pembelajaran yang menekankan pada aktivitas dan kreativitas serta karakteristik anak sehingga proses belajar mengajar lebih efektif, (Majid,2017: 56).

b. Solusi Untuk Guru

Solusi untuk mengatasi pegelolaan kelas yang belum maksimal adalah sebagaimana yang diungkapkan Bapak Alfius Janing Belo, S.Pd.SD, selaku Kepala Sekolah SD Negeri 150 Perindingan adalah sebagai berikut :

“dalam pengelolahan kelas guru harus mampu mengatasinya dengan bebagai macam strategi yang menarik bagi siswa contohnya saat siswa ribut guru bisa menegurnya dengan melakukan tepuk diam atau dengan cara yang lainnya”. (wawancara 09 Agustus 2021)).

Begitu juga dengan ungkap wali kelas IV Ibu Dorce Nija, S.Pd, mengenai pengelolaan kelas yakni:

“Cara yang saya lakukan untuk metode dan strategi guru yang masih monoton itu adalah mengikut sertakan guru untuk mengikuti diklat dan pelatihan dan juga mengikuti seminar-seminar atau worshop tentang kompetensi guru yang biasanya diadakan sebulan sekali bersama para guru sekolah sekecamatan yang diinstrukturkan oleh kepala sekolah tertentu untuk belajar bersama dan tentang media pembelajaran yang masih kurang menarik saya akan membicarakan kepada guru terutama guru kelas IV dan sekolah akan membantu membuatkan media pembelajaran sehingga pembelajaran tematik akan menyenangkan”. (wawancara 09 Agustus 2021).

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa solusi dari kepala sekolah yaitu mengadakan diklat dan mengikuti seminar-seminar atau worshop sebulan sekali bersama dengan guru sekolah sekitar SD Negeri 150 Perindingan guna untuk belajar bersama tentang metode dan strategi yang terbaru untuk pembelajaran tematik dalam Kurikulum 2013.

Husien dalam bukunya mengatakan bahwa, untuk dapat menyajikan dan menyampaikan materi atau bidang studi yang tepat, guru juga dituntut menguasai strategi serta metode mengajar dengan baik. Ia diharapkan dapat mempersiapkan

Dokumen terkait