• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 1. Pengolahan Data

METODE PENELITIAN

H. Uji Coba Instrumen 1. Uji Validitas

I. Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 1. Pengolahan Data

Pengolahan data pada dasarnya merupakan suatu proses untuk memperoleh data atau data ringkasan berdasarkan suatu kelompok data mentah dengan menggunakan rumus tertentu sehingga menghasilkan informasi yang diperlukan (Setiadi, 2007). Pengolahan data dilakukan dengan cara:

a. Editing

Editing adalah menyeleksi data yang telah didapat dari hasil wawancara untuk mendapatkan data yang akurat.

b. Koding

Koding adalah melakukan pengkodean data agar tidak terjadi kekeliruan dalam melakukan tabulasi data.

1) Koding butir jawaban untuk pengetahuan dengan menggunakan penilaian : Nilai 1 untuk jawaban yang benar dan Nilai 0 untuk jawaban yang salah.

2) Koding butir untuk jawaban pertanyaan sikap (skala likert) Bersikap positif : (SS=4, S=3, TS=2, STS=1)

Bersikap negatif : (SS=1, S=2, TS=3, STS=4)

c. Tabulasi data

Tabulasi data adalah penyusunan data sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam penjumlahan data dan disajikan dalam bentuk tulisan.

d. Entri data

Entri data adalah memasukan data melalui pengolahan komputer.

2. Analisa Data

Analisa data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara:

a. Analisa Univariat

Dilakukan untuk mendiskripsikan tiap variabel independent dan variabel dependent dalam bentuk distribusi frekuensi.

1) Pengetahuan tentang penyakit TB Paru

Untuk mengukur variabel pengetahuan tentang penyakit TB Paru dari jawaban responden masing-masing item pertanyaan diberi skor. Untuk setiap item yang dijawab benar diberi nilai satu (1), dan jika salah satu jawaban tidak diisi diberi nilai nol (0). Untuk variabel pengetahuan teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan rumus proporsi. Rumusnya adalah :

P=x

nx100 %

Dimana : P = Persentase

x = Jumlah skor jawaban benar responden n = Jumlah nilai maksimal responden

Selanjutnya hasil perhitungan pada tingkat penyesusaian kualitatif dimasukkan dalam batasan-batasan kriteria objektif seperti di utarakan Arikunto (2002) sebagai berikut:

>60% -100% = Baik

<=60% = Kurang

Setelah itu dimasukkan dalam batasan-batasan kriteria objektif kemudian dihitung persentase untuk masing-masing kelompok, dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

P=f

nx100 % Keterangan :

P : Persentase klien

f : Jumlah klien yang termasuk dalam kriteria n : Jumlah keseluruhan klien

Dari hasil perhitungan kemudian diinterprestasikan berdasarkan kriteria sebagai berikut (Arikunto, 2002)

100% : Seluruh klien

80% - 90% : Hampir seluruh klien

60% - 79% : Sebagian besar dari seluruh klien 40% - 59% : Sebagian dari seluruh klien 20% - 39% : Sebagian kecil dari seluruh klien 1% - 19% : Hampir tidak ada dari seluruh klien 0% : Tidak ada dari seluruh klien

2) Sikap untuk melakukan pengobatan

Untuk mengukur sikap digunakan skala likert. Pada skala likert disediakan lima alternative jawaban dan setiap jawaban sudah

tersedia nilainya. Dalam skala likert item ada yang bersifat positif (favorable) terhadap masalah yang diteliti, sebaliknya ada yang bersifat negatif (unfavorable) terhadap masalah yang diteliti.

Untuk pertanyaan positif (favorable) yaitu:

Sangat setuju (SS) diberi skor = 4 Setuju (S) diberi skor = 3

Tidak setuju (TS) diberi skor = 2

Sangat tidak setuju (STS) diberi skor = 1 Untuk pertanyaan negatif (unfavorable) yaitu:

Sangat setuju (SS) diberi skor = 1 Setuju (S) diberi skor = 2

Tidak setuju (TS) diberi skor = 3

Sangat tidak setuju (STS) diberi skor = 4

Kemudian dari jawaban responden masing-masing item pertanyaan dihitung tabulasi. Untuk sikap dikategorikan menjadi posittif dan negatif dengan menghitung terlebih dahulu skor-T (Azwar, 2008).

Interprestasi data menggunakan rumus Skor T (Azwar 2008) T=50+10

(

x−´SDx

)

Keterangan :

T = Skor responden

X = Skor responden pada skala sikap yang hendak diubah menjadi skor T

´x = Mean skor dalam kelompok SD = Standar deviasi

Penentuan skor T dilakukan pada setiap item pertanyaan, selanjutnya hasil perhitungan dimasukkan dalam standar kriteria objektif yang bersifat kualitatif yaitu : mendukung (favorabel) jika T > dari mean T dan tidak mendukung (unfavorabel) jika T < dari mean T.

Kategori:

a) Kurang dari mean yaitu nilai skor kurang dari rata-rata b) Lebih dari mean yaitu nilai skor lebih dari rata-rata

Setelah itu dimasukkan dalam batasan-batasan kriteria objektif kemudian dihitung persentase untuk masing-masing kelompok, dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

P=f

nx100 %

Keterangan :

P : Persentase klien

f : Jumlah klien yang termasuk dalam kriteria n : Jumlah keseluruhan klien

Dari hasil perhitungan kemudian diinterprestasikan berdasarkan kriteria sebagai berikut (Arikunto, 2002)

100% : Seluruh klien

80% - 90% : Hampir seluruh klien

60% - 79% : Sebagian besar dari seluruh klien 40% - 59% : Sebagian dari seluruh klien 20% - 39% : Sebagian kecil dari seluruh klien 1% - 19% : Hampir tidak ada dari seluruh klien 0% : Tidak ada dari seluruh klien

3) Keteraturan berobat pasien TB Paru

Untuk mengukur variabel keteraturan berobat TB Paru menggunakan hasil observasi, apakah perilaku responden benar (+) atau tidak benar (-) digunakan skor T:

Interprestasi data menggunakan rumus Skor T (Azwar 2008) T=50+10

(

x−´SDx

)

Keterangan :

T = Skor responden

X = Skor responden pada skala perilaku yang hendak diubah menjadi skor T

´x = Mean skor dalam kelompok SD = Standar Deviasi

Penentuan skor T dilakukan pada setiap item pertanyaan, selanjutnya hasil perhitungan dimasukkan dalam standar kriteria objektif yang bersifat kualitatif yaitu : mendukung (favorabel) jika T > dari mean T dan tidak mendukung (unfavorabel) jika T < dari mean T.

Kategori:

a) Kurang dari mean yaitu nilai skor kurang dari rata-rata b) Lebih dari mean yaitu nilai skor lebih dari rata-rata

b. Analisa Bivariat

Analisa bivariat dilakukan untuk mencari hubungan antara data variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat yang dilakukan dengan uji chi-square yaitu uji statistik yang digunakan untuk menguji signifikasi dua variabel (Arikunto, 2006).

x2=(fofe)2 fe

Keterangan : x2 = Chi kuadrat

f0 = Frekuensi observasi fh = Frekuensi harapan

Pengambilan keputusan didasarkan pada besarnya nilai yaitu bila p value < 0,05 maka Ho ditolak, artinya ada hubungan antara pengetahuan, sikap pasien Tuberkulosis Paru untuk melakukan pengobatan dengan keteraturan berobat, sedangkan bila p value > 0,05 maka Ho diterima, artinya tidak ada hubungan antara pengetahuan, sikap pasien Tuberkulosis Paru untuk melakukan pengobatan dengan keteraturan berobat.

Syarat Uji Chi-Square adalah sel yang mempunyai nilai expected kurang dari 5, maksimal 20% dari jumlah sel. Jika syarat tidak terpenuhi maka dipakai uji alternatifnya. Alternatif uji chi-square untuk 2 x 2 adalah uji fisher. Pengambilan keputusan didasarkan pada besarnya nilai yaitu bila p value < 0,05 maka Ho ditolak, artinya ada hubungan antara pengetahuan, sikap pasien Tuberkulosis Paru untuk melakukan pengobatan dengan keteraturan berobat, sedangkan bila p value > 0,05 maka Ho diterima, artinya tidak ada hubungan antara

pengetahuan, sikap pasien Tuberkulosis Paru untuk melakukan pengobatan dengan keteraturan berobat.

Kemudian dilakukan uji odds ratio untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara variabel independent dengan varibel dependent atau resiko relative variabel secara spesifik terhadap timbulnya masing- masing variabel pada responden dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

odds ratio=P1Q2 P2Q1

Keterangan :

P1 = Jumlah variabel pertama dibagi dengan jumlah sempel P2 = Jumlah variabel pertama dibagi dengan jumlah sempel Interpretasi Odds Ratio

Bila nilai :

OR = 1, diperkirakan tidak ada hubungan antara variabel independen dan dependen.

OR > 1, diperkirakan terdapat hubungan positif antara variabel independen dan dependen.

OR < 1, diperkirakan terdapat hubungan negatif antara variabel independen dan dependen.

Dokumen terkait