BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS
B. Penyajian Data Dan Analisis
Setiap penelitian harus disertai dengan penyajian data sebagai penguat dalam penelitian. Sebab data inilah yang di analisis sehingga dari data yang di analisis tersebut akan dihasilkan suatu kesimpulan dalam penelitian ini. Hasil penelitian yang telah dilakukan adalah melalui teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi di SMP Negeri 4 Jember, peneliti telah mendapatkan informasi yang berkaitan dengan implementasi pembelajaran IPS menggunakan kurikulum merdeka belajar di SMP Negeri 4 Jember.
55 SMP Negeri 4 Jember, “Visi, Misi, dan Tujuan SMP Negeri 4 Jember,” 27 Februari 2023
Data yang di peroleh disesuaikan fokus penelitian yang telah ditetapkan yaitu:
1. Bagaimana proses perencanaan dalam Implementasi Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial menggunakan Kurikulum Merdeka Belajar di SMP Negeri 4 Jember Tahun Pelajaran 2022/2023?
2. Bagaimana proses pelaksanaan dalam Implementasi Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial menggunakan Kurikulum Merdeka Belajar di SMP Negeri 4 Jember Tahun Pelajaran 2022/2023?
3. Bagaimana proses evaluasi dalam Implementasi Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial menggunakan Kurikulum Merdeka Belajar di SMP Negeri 4 Jember Tahun Pelajaran 2022/2023?
Maka, peneliti akan menyajikan data yang di dapatkan dari penelitian berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi di lapangan yaitu SMP Negeri 4 Jember. Data yang dapat dideskripsikan ialah sebagai berikut:
1. Perencanaan Pembelajaran IPS menggunakan Kurikulum Merdeka Belajar di SMP Negeri 4 Jember Tahun Pelajaran 2022/2023
Perencanaan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial menggunakan Kurikulum Merdeka Belajar di SMP Negeri 4 Jember merupakan tahapan awal proses pembelajaran yang akan diterapkan di dalam kelas oleh guru yaitu dilaksanakan sebelum memulai proses pembelajaran. Sebelum membahas terkait perencanaan, perlu diketahui bahwa Kurikulum Merdeka Belajar itu sendiri merupakan kurikulum yang baru diterapkan dalam dunia
pendidikan, termasuk di SMP Negeri 4 Jember yang sudah menerapkan Kurikulum Merdeka Belajar Tahun Pelajaran 2022/2023.
Berikut hasil wawancara dengan guru mata pelajaran IPS yaitu Bapak Dedy Pratama, S.Pd di SMP Negeri 4 Jember berkaitan dengan Kurikulum Merdeka ini, beliau mengatakan bahwa :
“Kurikulum merdeka ini seharusnya dilaksanakan dari dulu, karena menurut kami saat mendapatkan bimbingan teknis dari pusat terkait kurikulum ini, keunggulan dari kurikulum merdeka bahwasannya sekolah itu diberikan kebebasan atau kewenangan untuk mengatur situasi pembelajaran sesuai dengan karakteristik sekolah tersebut, jadi kontekstual tidak seperti dulu dalam kurikulum 2013 itu semuanya terpusat. Jadi satu dipakai semua sekolah, yang menyebabkan tidak terlihat karakteristik setiap sekolah seperti yang ada di daerah pengunungan, dataran rendah, kota maupun laut.”56
Pernyataan dari Bapak Dedy Pratama, S.Pd, menegaskan bahwa dengan adanya kurikulum merdeka belajar ini setiap sekolah diharapkan dapat mengatur proses pembelajaran sesuai dengan karakteristik sekolahnya.
Gambar 4.1
Wawancara dengan Guru mata pelajaran IPS57
56 Dedy Pratama, Guru Mata Pelajaran IPS, diwawancarai oleh penulis, Jember, 14 Februari 2023
57 SMP Negeri 4 Jember, “wawancara dengan guru mata pelajaran IPS”, Jember, 14 Februari 2023
Dengan diterapkan kurikulum merdeka belajar menekankan pada pembelajaran berdiferensiasi bertujuan untuk memaksimalkan potensi siswa sesuai bakat, minat, dan potensinya untuk disesuaikan dengan potensi alam sekitar sekolah tersebut khususnya di SMP Negeri 4 Jember. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan oleh Bapak Heru Wahyudi, S.Pd., M.Pd selaku Kepala Sekolah di SMP Negeri 4 Jember, bahwa:
“Dalam kurikulum merdeka ini pembelajaran harus bersifat diferensiasi. Pembelajaran berdefirensiasi yakni guru harus dapat memenuhi kebutuhan setiap siswa yang dimana proses belajar siswa mempelajari materi berdasarkan kemampuan, potensi siswa yang dimiliki dan bagaimana cara belajarnya.”58
Gambar 4.2
Wawancara dengan Kepala sekolah59
Terkait tujuan implementasi pembelajaran IPS menggunakan kurikulum merdeka belajar di SMP Negeri 4 Jember, Bapak Dedy Pratama memberikan pernyataan bahwa:
“Tujuan implementasi pembelajaran IPS menggunakan kurikulum merdeka di SMP Negeri 4 Jember ini mengikuti sesuai visi misi sekolah yang terbentuk baru, dimana pada saat bimbingan sekolah
58 Heru Wahyudi, Kepala Sekolah, diwawancarai oleh penulis, Jember, 22 Februari 2023
59 SMP Negeri 4 Jember, “Wawancara dengan Kepala sekolah”, Jember, 22 Februari 2023
diberikan arahan untuk membuat KOSP atau biasa disebut kurikulum operasional satuan pendidikan khususnya yang sesuai dengan karakteristik sekolah SMP 4 Jember bagaimana ruang lingkup di sekolah ini ternyata SMP Negeri 4 Jember ini sekolahnya terletak di perkotaan kemudian dekat dengan apa potensi yang sesuai dengan daerah sekitarnya, kemudian nanti tujuan pembelajaran bisa dikaitkan dengan pihak sekitar dalam bekerjasama atau bisa dikatakan pembelajaran tidak harus dilaksanakan di sekolah.”60 Menurut Bapak Dedy Pratama, S.Pd., untuk bagian tujuan pembelajaran dalam kurikulum merdeka tidak seperti dulu yang dimana harus dicapai dalam satu waktu dikelas, dalam kurikulum merdeka pihak sekolah diberikan kebebasan untuk memilih pihak-pihak yang bisa diajak kerjasama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dan ini akan memberikan manfaat bagi siswa untuk menjadi lebih kontekstual dalam proses pembelajaran karena berkaitan dengan potensi yang sesuai karakteristik sekolah dengan melibatkan pihak luar. Sehingga akan memberikan keuntungan dengan kita bekerjasama dengan pihak luar dalam kurikulum merdeka ini akan memberikan kemudahan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai sesuai dengan karakteristik sekolah.
Perencanaan implementasi pembelajaran IPS menggunakan kurikulum merdeka belajar di SMP Negeri 4 Jember dilakukan dimulai dari guru berpedoman dari capaian pembelajaran (CP) yang diberikan oleh pusat, kemudian membuat modul ajar yang didalamnya terdapat tujuan pembelajaran (TP) serta alur tujuan pembelajaran (ATP).
60 Dedy Pratama, diwawancarai oleh penulis, Jember, 14 Februari 2023
a. Memilah Capaian Pembelajaran (CP)
Dalam kurikulum 2013 silabus disederhanakan di kurikulum merdeka belajar menjadi Capaian Pembelajaran (CP). Memahami Capaian Pembelajaran adalah langkah pertama yang sangat penting dalam tahap perencanaan pembelajaran. Dengan memahami Capaian Pembelajaran guru akan dapat memantik ide-ide pengembangan rancangan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pernyataan oleh Bapak Dedy Pratama, S.Pd, bahwa:
“Masing-masing guru terlebih dulu harus familiar dengan yang perlu mereka ajarkan, selain untuk mengenal lebih mendalam mata pelajaran yang diajarkan, memahami Capaian pembelajaran dapat memantik ide-ide rancangan pembelajaran melalui beberapa pertanyaan seperti;1) bagaimana capaian dalam fase ini akan dicapai anak didik, 2) materi apa saja yang akan dipelajari dan seberapa luas serta mendalam, 3) proses belajar seperti apa yang akan ditempuh anak didik”
Capaian Pembelajaran dalam penelitian ini termasuk dalam golongan pendidikan menengah fase D yaitu untuk kelas VII. Guru diberikan capaian pembelajaran selama 3 tahun dan disesuaikan dengan keinginan guru dalam menyusun. Hal ini senada dengan yang diungkapkan Bapak Dedy Pratama, S.Pd., bahwa:
“Silabus adalah panduan pembelajaran secara menyeluruh dalam satu tahun pelajaran. Dalam kurikulum merdeka menjadi di sederhanakan menjadi Capaian pembelajaran , kalo silabus terbagi menjadi 3 silabus kelas 7,8,9 akan tetapi dalam kurikulum merdeka, kita diberikan capaian pembelajaran 3 tahun. Capaian pembelajaran 3 tahun ini kita baca dan kita yang tau mana yang masuk kelas 7,8,9. Capaian pembelajaran ini bisa diatur sesuai keinginan guru masing-masing, jika dirasa ada materi di kelas 9 namun masuk dalam kurikulum 2013 di kelas 7 langsung bisa dimasukkan di kelas 7, hal yang penting digaris
bawahi bahwa capaian pembelajaran ini harus tercapai kurun waktu tiga tahun dalam peserta didik.”61
Pernyataan dari Bapak Dedy Pratama, S.Pd., menegaskan bahwa dalam capaian pembelajaran guru diberi kebebasan dalam menentukan materi ensensialnya yang bermanfaat untuk menyusun materi bersifat sistematis sehingga pembelajaran menjadi runtut alur pembelajarannya.
Cara memilah capaian pembelajaran disini, setiap mata pelajaran mempunyai tim yang terdiri dari beberapa guru. Tim mata pelajaran IPS mengadakan forum untuk menentukan materi esensial yang di pilah dalam kelas 7,8,9 guna dimasukkan dalam modul ajar dalam tahap perencanaan pembelajaran. Tahap awal memilah capaian pembelajaran adalah harus sesuai dengan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP) di SMP Negeri 4 Jember. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Bapak Dedy Pratama, S.Pd., bahwa:
“Capaian pembelajaran dari pusat nantinya dipilah menjadi sekumpulan kompetensi dan ruang lingkup materi pembelajaran yang sesuai dengan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan di SMP Negeri 4 Jember. Kurikulum operasional satuan pendidikan disini disusun berdasarkan visi, misi dan karakteristik di SMP Negeri 4 Jember. Karakteristik SMP Negeri 4 ini sekolahnya terletak di perkotaan dan potensi yang disesuaikan dengan daerah sekitarnya, kemudian nanti tujuan pembelajaran bisa dikaitkan dengan pihak sekitar dalam bekerjasama atau bisa dikatakan pembelajaran tidak harus dilaksanakan di sekolah. SMP Negeri 4 ini dekat dengan Pusat Penelitian Kopi Dan Kakao (PUSLITKOKA), dalam pembelajaran IPS ini dapat bekerjasama dengan pihak puslitkoka dalam materi ekonomi kreatif. Anak-anak dapat memahami bagaimana bentuk ekonomi kreatif, ternyata di sana banyak produk dari Jember yang sudah terkumpul dan dijual secara meluas ke masyarakat seperti kopi, coklat dan lain-
61 Dedy Pratama, diwawancarai oleh penulis, Jember, 14 Februari 2023
lainnya. Sehingga ini akan memberikan keuntungan dengan kita bekerjasama dengan pihak luar dalam kurikulum merdeka ini akan memberikan kemudahan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai sesuai dengan karakteristik sekolah.”
Pernyataan dari Bapak Dedy Pratama, S.Pd., menegaskan bahwa dalam perumusan capaian pembelajaran harus mempertimbangkan sesuai dengan karakteristik sekolahnya yang didalamnya termasuk dalam karakteristik peserta didik, potensi wilayah sekitarnya dan sumber daya yang terdapat di sekolah.
Tahap akhir dari memilah capaian pembelajaran guna menentukan materi esensial melalui beberapa tahap yakni menganalisis capaian pembelajaran untuk mengetahui kompetensi, materi ajarnya, dan variasi pembelajaran yang terdiri dari strategi dan pendekatan pembelajaran menjadi tujuan-tujuan pembelajaran yang selanjutnya disusun secara sistematis diurutkan dari mudah ke yang sukar, sederhana ke kompleks, dan dari konkret menuju abstrak.
Jadi, cara memilah capaian pembelajaran dalam kurikulum merdeka guru dapat memilah materi esensial mana yang akan dimasukkan ke dalam kelas 7,8,9 yang disusun secara sistematis sehingga pembelajaran menjadi runtut alur pembelajaran sesuai dengan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP) di SMP Negeri 4 Jember. Hal utama yang terpenting adalah capaian pembelajaran dari pusat ini kemudian dipilah oleh guru serta harus tercapai dalam kurun waktu tiga tahun.
b. Pengembangan Modul Ajar
Dalam membuat modul ajar sebagai perencanaan awal, guru harus memahami proses pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik di SMP Negeri 4 Jember dengan berpedoman pada capaian pembelajaran. Hal tersebut sejalan dengan dipertegas oleh bapak Dedy Pratama, S.Pd bahwa:
“Dari capaian pembelajaran setelah kita pilah bersama tim mapel terkait materi yang masuk dalam kelas 7,8,9. Kemudian kita urutkan sesuai materi esensialnya apa setelah itu diturunkan menjadi modul ajar. Pada dasarnya hampir 80% itu sama dengan RPP, ada juga komponen yang hilang dan ada juga komponen yang ditambah seperti didalam modul ajar terdapat TP dan ATP.
Jika TP itu tujuan pembelajaran, sedangkan ATP itu alur tujuan pembelajaran. Modul ajar ini diberikan sangat kebebasan kepada guru masing-masing serta modul ajar harus melihat karakteristik sekolahnya aeperti pegunungan, pesisir, ataupun perkotaan.
Modul ajar adalah RPP yang disempurnakan, bukan bentuk baru namun penyempurnaan dari produk sebelumnya.”62
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, ditegaskan bahwa dari capaian pembelajaran guru harus mengurutkan materi ensensialnya apa saja kemudian membuat modul ajar. Dalam modul ajar ini terdapat tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran, dimana guru diberikan kebebasan dalam menyusun modul ajarnya seperti apa dengan melihat karakteristik sekolah.
Dalam menentukan tujuan pembelajaran harus melihat materi esensial yang sudah ditentukan dalam modul ajar. Berikut ini pernyataan dari Bapak Dedy Pratama, S.Pd berkaitan dengan tujuan pembelajaran, yaitu:
62 Dedy Pratama, diwawancarai oleh penulis, Jember, 14 Februari 2023
“Kelebihan dalam implementasi kurikulum merdeka ini adalah guru bisa memilih materi esensial yang mana dengan tujuan pembelajaran apa yang ingin dicapai. Misalnya ekonomi maritim dengan ekonomi agrikultur, daerah SMP Negeri 4 Jember jika kita lihat secara general sangat dekat dengan daerah perkebunan dan perkotaan daripada lautnya, Jadi tujuan pembelajaran tidak harus yg di ekonomi maritim, bisa di ekonomi agrikulturnya. Jadi dalam ikm, guru dalam membuat modul ajar membuat tujuan pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik sekolah masing-masing, artinya wilayah sekolah masing-masing ini memiliki potensi apa.”63
Pernyataan dari Bapak Dedy Pratama, S.Pd., menegaskan bahwa dalam menentukan tujuan pembelajaran harus bisa menyesuaikan dengan karakteristik sekolah masing-masing yang bertujuan memberikan pembelajaran yang bersifat kontekstual kepada siswa sehingga siswa dapat memahami potensi yang dimiliki. Pada dasarnya tujuan pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik siswa, kemudian dikerucutkan lagi sesuai dengan karakteristik sekolah.
c. Menyusun Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui bahwa alur tujuan pembelajaran (ATP) ini merupakan berbagai cara yang harus dilakukan oleh setiap guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Berikut ini pernyataan dari bapak Dedy Pratama, S.Pd berkaitan dengan alur tujuan pembelajaran, bahwa:
“Terkait alur tujuan pembelajaran ini adalah dimana untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut harus melalui berbagai proses yang harus dilewati, dalam proses itu biasanya kita menggunakan alat peraga karena dalam kurikulum merdeka belajar ini pembelajaran harus menyenangkan, sehingga siswa menjadi tidak sadar bahwasannya mereka sedang melakukan
63 Dedy Pratama, diwawancarai oleh penulis, Jember, 14 Februari 2023
proses pembelajaran. Jadi, ATP ini adalah cara kita untuk mencapai tujuan pembelajaran melalui berbagai macam proses bisa menggunakan alat peraga permainan dan lain-lain. Dapat disimpulkan bahwa fase perencanaan adalah CP ke TP dan ATP.
Jadi dari CP secara generalnya kita pilah menjadi modul ajar yang di dalamnya berisi TP dan ATP.”64
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, terdapat keselarasan berkaitan dengan fase perencanaan dalam proses implementasi pembelajaran menggunakan kurikulum merdeka belajar menurut Ibu Ratna Indayani S.Pd selaku Waka Kurikulum di SMP Negeri 4 Jember, sebagai berikut:
“Dalam perencanaan dalam ikm, setiap guru wajib setor modul ajar saja karena menjadi pedoman dalam pembelajaran.
Pertemuan minggu 1 membahas ini dan seterusnya. Pembuatan modul ajar ini berpacu pada capaian pembelajaran dari pusat kemudian dipilah oleh guru mata pelajaran yang didalamnya nanti berisi komponen inti dari modul ajar yaitu tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran.”65
Gambar 4.3
Wawancara dengan waka kurikulum66
Hasil wawancara dan observasi di atas didukung dengan hasil dokumentasi berupa dokumentasi modul ajar dalam implementasi
64 Dedy Pratama, diwawancarai oleh penulis, Jember, 14 Februari 2023
65 Ratna Indayani, “Waka kurikulum”, diwawancarai oleh penulis, Jember, 24 februari 2023
66 SMP Negeri 4 Jember, “Wawancara dengan Waka kurikulum”, Jember, 24 februari 2023
pembelajaran IPS menggunakan kurikulum merdeka belajar, berikut dokumentasi yang diperoleh:
Gambar 4.4 Modul Ajar67
Berdasarkan data-data yang telah diperoleh peneliti melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi bahwa proses perencanaan dalam implementasi pembelajaran IPS menggunakan Kurikulum Merdeka Belajar di SMP Negeri 4 Jember terlaksana dengan cukup baik, dengan adanya bapak Dedy S.Pd selaku guru ilmu pengetahuan sosial dapat membuat modul ajar yang sesuai dengan karakteristik dan potensi yang dimiliki oleh SMP Negeri 4 Jember. Dengan berbagai macam upaya dalam setiap pembelajarannya Bapak Dedy akan senantiasa membuat pembelajaran yang bersifat diferensiasi yang sesuai dalam kurikulum merdeka belajar yaitu pembelajaran harus menyenangkan, sehingga
67 Dedy Pratama, “Modul ajar”, 28 Februari 2023
siswa menjadi tidak sadar bahwasannya mereka sedang melakukan proses pembelajaran. Dengan adanya pembelajaran yang menyenangkan sehingga akan lebih mudah dalam mencapai tujuan pembelajaran melalui alur tujuan pembelajaran yang sudah dirancang.
2. Pelaksanaan Pembelajaran IPS menggunakan Kurikulum Merdeka Belajar di SMP Negeri 4 Jember Tahun Pelajaran 2022/2023
Dalam kegiatan pelaksanaan pembelajaran IPS menggunakan kurikulum merdeka belajar Bapak Dedy mengawali dengan berpedoman pada siklus kurikulum merdeka yang bertujuan memberikan kemudahan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ditekankan dalam kurikulum merdeka belajar. Yang pertama siklus implementasi kurikulum merdeka ini adalah pembelajaran harus menyenangkan itu adalah konsep dasar dalam penerapan pembelajaran menggunakan kurikulum merdeka belajar.
Perlibatan murid dalam kurikulum merdeka menjadi fokus utama dalam proses pembelajaran
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti dapat, bapak Dedy melakukan dengan pembelajaran bisa iringi dengan ice breaking. Gaya belajar setiap siswa dalam kurikulum merdeka belajar ini seperti tes diagnostik bisa dilakukan dengan melakukan ice breaking. Siklus implementasi kurikulum merdeka yang kedua adalah materi pembelajaran ada tiga hal yang diupayakan dalam kurikulum merdeka belajar yaitu kolaborasi, kelompok dan bermain. Jadi, materi pelajaran harus dilakukan dengan kolaborasi berkelompok dan bermain sehingga siswa mampu
mendapatkan secara utuh terlibat dalam proses pembelajaran pada akhir biasanya dilakukan tahap refleksi.
Yang terakhir dalam siklus Implentasi Kurikulum Merdeka ini adanya kegiatan asesmen formatif. Asesmen formatif ini adalah proses belajar tidak harus berupa soal, ini kelebihan dari implementasi kurikulum merdeka bahwasannya penilaian formatif tidak harus berupa soal. Dalam kurikulum merdeka belajar ini proses menjadi kunci utama pembelajaran, jadi tidak harus diakhiri dengan ujian tetapi selama proses pembelajaran di bab itu berlangsung itu sudah dinilai. Sehingga proses penilaian formatif berupa soal tidak perlu dilakukan lagi.
Pelaksanaan Implementasi Pembelajaran IPS menggunakan Kurikulum Merdeka Belajar di SMP Negeri 4 Jember dilakukan dengan 8 langkah yaitu pendahuluan, kegiatan inti terdiri beberapa tahap seperti, mengidentifikasi masalah, mencari dan mengelola informasi, merencanakan dan mengembangkan ide, mensosialisasikan ide, refleksi pembelajaran dan langkah yang terakhir adalah penutup.
Pernyataan diatas didukung dengan hasil penelitian dikelas yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 28 Februari 2023, hasil observasi tersebut menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran IPS menggunakan Kurikulum Merdeka Belajar terdapat beberapa langkah yang dilakukan, antara lain:
a. Pendahuluan
1. Guru mempersiapkan perangkat pembelajaran sampai perangkat pembelajaran siap,
2. Guru mengucapkan salam dan membaca doa sebelum memulai pembelajaran,
3. Guru memberikan apersepsi guna mengingatkan kembali materi pembelajaran sebelumnya dan melakukan gambaran materi pembelajaran yang akan dibahas dengan menampilkan video terkait materi langkah pencegahan sumber daya dan masalah ekonomi, 4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran,
5. Guru menyampaikan terkait teknik asesmen yang digunakan dalam materi yang akan dibahas. Teknik asesmen yang digunakan pada materi ini berupa tes secara lisan (asessment diagnostic) dan mengobservasi sikap dari siswa selama proses pembelajaran (asessment formative).
b. Kegiatan Inti
1. Siswa mengamati video yang sudah disiapkan oleh guru mengenai langkah pencegahan kelangkaan sumber daya dan masalah ekonomi, 2. Guru meminta siswa memberikan tanggapan setelah mengamati media
tersebut,
3. Guru membagi kelompok menjadi 4 kelompok dan memberikan tugas ke setiap kelompok yaitu lembar aktivitas kelompok di subtema kelangkaan sumber daya alam,
4. Guru menjelaskan mengenai lembar kerja kepada siswa sebagai panduan dalam pembelajaran,
5. Guru dalam pembelajaran ini menggunakan metode inquiri.
c. Mengidentifikasi masalah
1. Siswa diminta untuk mengidentifikasi terkait konsep yang sudah ditemukan,
2. Guru mendorong siswa mengajukan berbagai pertanyaan yang mengarah kepada HOTS. Beberapa pertanyaan tersebut seperti
“bagaimana faktor yang menyebabkan kelangkaan”.
d. Mencari dan mengelola informasi
1. Setiap kelompok diminta menyelidiki informasi dari berbagai sumber yang tersedia seperti jurnal, buku, internet guna memperdalam tema yang dibahas,
2. Siswa mengolah informasi secara mandiri dibawah bimbingan guru untuk mengumpulkan informasi,
3. Guru mengawasi dan membimbing pembelajaran yang sedang berlangsung.
e. Merencanakan dan mengembangkan ide
1. Siswa mengelola informasi yang diberikan dan mengembangkannya menjadi ide-ide melalui jawaban-jawaban pada lembar kerja,
2. Siswa membuat laporan berbentuk video pembelajaran interaktif dengan aplikasi renderforest.
f. Mensosialisasikan ide
1. Siswa sesuai dengan waktu yang tersedia dapat mempresentasikan hasil di depan kelas secara mandiri,
2. Guru membimbing dan mengawasi jalannya presentasi.
g. Refleksi pembelajaran
1. Siswa bersama guru menyimpulkan dan merefleksikan materi kelangkaan dan kebutuhan manusia yang tidak terbatas, faktor yang menyebabkan kelangkaan dan dampak ekonomi atas kelangkaan sumber daya alam.
h. Penutup
1. Siswa melakukan refleksi pembelajaran berkaitan dengan sikap, pengetahuan, dan keterampilan,
2. Guru menutup pembelajaran dan menyampaikan materi yang akan dibahas di bahas pada pertemuan selanjutnya.
Selanjutnya Bapak Dedy Pratama, S.Pd., juga menyampaikan bahwa beliau pada saat pelaksanaan pembelajaran IPS menggunakan Kurikulum Merdeka Belajar melakukan dua teknik asesmen yaitu asesmen diagnostik dan asesmen formatif:
a. Asesmen Diagnostik
Perlibatan siswa berdasarkan karakteristik siswa dalam kurikulum merdeka menjadi fokus utama dalam proses pembelajaran. Pada awal Tahun Ajaran baru 2022/2023 semester ganjil, saat awal masuk kelas di kelas VII A Bapak Dedy Pratama, S.Pd, melaksanakan asesmen
diagnostik terlebih dulu supaya pembelajaran dapat dirancang sesuai dengan kompetensi dan kondisi siswa yang berkaitan dengan terciptanya pembelajaran yang berdiferensiasi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak Dedy Pratama, S.Pd., bahwa:
“Asesmen diagnostik dapat dilaksanakan pada awal tahun pelajaran, awal semester ataupun pada awal pembelajaran berlangsung. Ketika dulu tahun pelajaran baru saya melaksanakan tes diagnostik dengan diawali usaha memahami gaya belajar setiap siswa. Saya mendapati beberapa anak semisal si A memiliki gaya belajar kinestetik suka bergerak kemudian si B gaya belajarnya audio maupun audiovisual. Tes diagnostik ini merupakan panduan kita untuk assessmen awal, kemudian dalam materi pembelajaran ada tiga hal yang diupayakan dalam kurikulum merdeka belajar yaitu kolaborasi, kelompok dan bermain sehingga peserta didik mampu mendapatkan secara utuh terlibat dalam proses pembelajaran.”
Pernyataan Bapak Dedy, S.Pd., memberikan jabaran bahwa penilaian diagnostik digunakan sebagai panduan asesmen awal untuk menentukan cara atau metode pembelajaran yang akan diterapkan di dalam kelas.
Berdasarkan pernyataan diatas juga didukung dengan hasil observasi di kelas VII A yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 28 Februari 2023, hasil observasi tersebut menujukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran ilmu pengetahuan sosial menggunakan kurikulum merdeka, Bapak Dedy diawali tahap persiapan pembelajaran dengan menyiapkan siswa dengan melakukan asessmen diagnostik, seperti dalam materi kelangkaan dan kebutuhan manusia yang tidak terbatas bentuk refleksinya Bapak Dedy melakukan dengan menggunakan permainan kartu jodoh. Kartu jodoh ini dimana siswa berusaha mencocokkan, ada 2