• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknis Rapat

Dalam dokumen BUKU PEDOMAN UMUM RUMAH BELAJAR CERIA (Halaman 51-59)

BAB IV Pelaksanaan Program

4.2 Teknis Rapat

Rapat sebagaimana agenda pertemuan forum yang membahas mengenai perancangan dan persiapan program atau kegiatan, sejatinya memiliki alurnya tersendiri. Rapat juga ditujukan untuk menyamakan pandangan dan menemukan solusi dari permaslahan yang ada.

Terdapat beberapa jenis rapat di dalam sebuah keorganisasian maupun lembaga. Berbagai macam jenis rapat tersebut memiliki tujuannya tersendiri sehingga ketika disusun akan membentuk alurtimelinerapat sedemikian rupa. Berikut diterakan alur dari rapat dalam perancangan dan persiapan program yang dapat dilihat seperti alur dibawah ini.

Gambar 4.8 Alur rapat

Alur diatas merupakan alur rapat yang sering digunakan dalam perencanaan dan pelaksanaan program di setiap lembaga. Namun sejatinya rapat tidak memiliki pakem khusus dan dapat menyesuaikan dengan kebutuhan setiap lembaga dalam mempersiapkan dan melaksanakan program. Untuk penjelasan mengenai jenis-jenis rapat di atas, dapat dilihat dan dicermati dari penjelasan di bawah ini.

4.2.1 Rapat Perdana

Rapat perdana adalah rapat yang dilakukan untuk membahas topik baru setelah program sebelumnya diresmikan telah berakhir. Peserta yang hadir di rapat perdana umumnya adalah keanggotaan yang berasal dari satu organisasi. Dipimpin oleh ketua organisasi, sebuah organisasi yang terlibat di Rumah Belajar Ceria membahas perencanaan program baru, pelaksanaan acara untuk sebuah peringatan, ataupun perencanaan kegiatan tahunan. Rapat dilakukan oleh seluruh anggota organisasi karena membutuhkan partisipasi aktif dalam penyampaian pendapat, saran, dan kritik dalam proses perencanaannya.

Contoh dari rapat perdana adalah rapat yang dilaksanakan oleh organisasi Rumah Belajar Ceria dalam merencanakan kegiatan untuk merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia ke-78 yang jatuh pada 17 Agustus 2023. Ketua organisasi mengkoordinasikan seluruh anggotanya yang meliputi wakil ketua, sekretaris,

berlangsung ketua akan membimbing proses diskusi perencanaan program dan pihak mana yang ingin dilibatkan untuk turut berpartisipasi untuk mendukung kelangsungan program secara sumber daya atau bantuan finansial. Perencanaan acara di awal juga dapat dicapai di rapat perdana namun masih akan tetap mengalami perubahan seiring dengan rapat kelanjutan.

4.2.2 Rapat Progres

Rapat progress adalah rapat lanjutan yang dilakukan setelah rapat perdana selesai dengan tujuan membahas perkembangan apa yang telah dicapai sejak perencanaan awal ditetapkan. Di rapat progres ini setiap anggota akan menyampaikan informasi sesuai pembagian tugas. Informasi tersebut kemudian didiskusikan lebih lanjut lagi secara bersama-sama. Menariknya dalam rapat progress ini hasil yang didapatkan bisa beragam mulai dari keberlanjutan pelaksanaan program yang telah dirancang hingga pergantian rencana karena adanya beberapa hal penghambat.

Umumnya hari dilangsungkannya rapat progress dengan rapat perdana memiliki jarak yang cukup singkat dengan estimasi waktu 3 - 7 hari. Diskusi utama di rapat progres pertama adalah pertimbangan apakah program yang direncanakan dapat berjalan untuk kedepannya atau apakah ada hal yang harus diubah untuk proses penyesuaian. Kemudian dilanjutkan dengan rapat progres berikutnya yang membahas perkembangan rencana program yang kian mendekati realisasi nyata.

4.2.3 Rapat Koordinasi Akhir

Rapat koordinasi akhir adalah rapat yang dilakukan menjelang rencana program atau kegiatan jatuh tempo. Segala progres yang telah dilalui mengalami pengecekan. Ketua pelaksana organisasi akan meminta para anggotanya yang telah mengemban tugas masing-masing untuk memastikan segala hal yang telah dipersiapkan telah sesuai dengan fungsi dan tujuan. Seluruh kelengkapan untuk sebuah program dan kegiatan juga tak luput dari pengecekan ulang demi kelancaran program.

Waktu dilaksanakannya rapat koordinasi akhir dilakukan satu hari sebelum acara, dimana segala hal telah dipersiapkan. Di samping itu, tahap pengerjaan diharapkan juga telah selesai saat rapat koordinasi akhir dilakukan. Pihak-pihak dari luar yang turut bekerjasama dengan organisasi biasanya juga turut menghadiri rapat koordinasi untuk memastikan segala kebutuhan dan persiapan akhir yang diperlukan.

4.2.4 Rapat Urgent

Rapat urgent adalah rapat yang didasari oleh kebutuhan koordinasi yang mendesak dan memerlukan forum untuk memutuskan segera. Rapat ini dilakukan hanya untuk kondisi mendesak saja dan akan lebih baik jika tidak diperlukan atau meminimalisir penggunaan rapaturgentini.

4.2.5 Rapat Evaluasi

Rapat evaluasi adalah rapat yang dilakukan untuk menandai sebuah program atau kegiatan yang direncanakan telah berakhir. Di rapat evaluasi, ketua pelaksana organisasi memimpin proses penilaian kesuksesan sebuah program atau acara. Hal ini dilakukan untuk membentuk kinerja yang lebih baik di program terbaru yang akan datang serta proses pembelajaran baik secara individu maupun kelompok.

Ada beberapa hal yang akan dievaluasi dalam rapat penutup program ini.

Pembahasan utama adalah evaluasi tentang kerjasama kelompok, kinerja individu, respon sasaran masyarakat terhadap program, perbandingan dengan pelaksanaan acara serupa yang pernah dilakukan, serta perbaikan apa yang diperlukan di masa mendatang. Suasana rapat evaluasi umumnya lebih hangat karena rasa syukur setelah segala program dan acara yang dilaksanakan telah berlangsung.

BAB V

PEMANTAUAN, EVALUASI, PELAPORAN

5.1 Pemantauan

Pemantauan adalah proses berkelanjutan untuk memastikan bahwa program berjalan dengan efektif, efisien dan mencapai tujuan serta rencana yang telah ditetapkan.

Setiap kemajuan dari program yang berlangsung akan dipantau rinciannya mulai dari persiapan, perencanaan, pelaksanaan, dan pelestarian.

Tujuan pemantauan secara umum meliputi beberapa hal berikut ini:

a. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam memberdayakan kegiatan literasi dan sosialisasi.

b. Memantau kemajuan kegiatan belajar-mengajar di lingkungan masyarakat.

c. Menilai keefektifan metode pembelajaran, atau mengukur kepuasan anak-anak dan orang tua terhadap program.

d. Memastikan proses fasilitasi kegiatan pelaksanaan siklus Rumah Belajar Ceria sesuai acuan yang ada (Pedoman, Petunjuk Teknis, dan POB), sehingga capaian substansi sesuai indikator yang telah ditentukan.

e. Memastikan setiap kerangka acuan yang disusun untuk dilaksanakan berdasarkan pada susunan yang telah ditentukan (Pedoman, Petunjuk Teknis, SOP).

Adapun juga tujuan pemantauan secara khusus untuk 4 (empat) divisi program yang ada Rumah Belajar Ceria. Berikut ini adalah pemaparan selengkapnya.

5.1.1 Program Belajar Ceria

Berfokus pada kegiatan belajar dengan sasaran utama program dari kalangan peserta didik dari tingkat TK - SD, Rumah Belajar Ceria memiliki tujuan khusus dalam pemantauan kinerjanya untuk memastikan segala rencana awal tercapai sesuai target.

Tujuan pemantauan dari program Rumah Belajar Ceria meliputi:

a. Memastikan bahwa setiap langkah dalam proses pelaksanaan program Belajar Ceria sesuai dengan kerangka waktu yang telah ditentukan.

b. Memastikan seluruh pihak pengajar dalam program dapat mengembangkan kegiatan pembelajaran secara aktif sehingga minat belajar anak-anak terus bergerak ke arah positif.

c. Memastikan perlengkapan dan fasilitas di dalam Rumah Belajar Ceria untuk program Belajar Ceria memadai secara jumlah serta menyajikan kenyamanan sebagaimana indikator yang telah ditentukan.

d. Memperhatikan tingkat partisipasi aktif peserta Belajar Ceria untuk mengetahui perkembangan minat belajar anak-anak.

e. Memantau perkembangan dunia pembelajaran untuk menyesuaikan metode pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan anak-anak.

5.1.2 Program Edukasi Masyarakat

Program Edukasi Masyarakat memiliki cakupan yang luas untuk masyarakat Desa Banjarejo. Berbagai organisasi desa bisa turut berpartisipasi di dalam program tersebut. Organisasi yang dipastikan akan mengambil bagian dalam program Edukasi Masyarakat dalam Rumah Belajar Ceria adalah Karang Taruna, PKK, dan LPMD.

Dalam upaya mengatur program Edukasi Masyarakat agar pelaksanaannya berlangsung lancar dan ketimpangan jadwal antar organisasi, maka diperlukan pemantauan yang mencakupi hal-hal berikut ini:

a. Memastikan bahwa setiap langkah dalam proses pelaksanaan program Belajar Ceria sesuai dengan kerangka waktu yang telah ditentukan.

b. Memastikan seluruh struktur pengurus yang telah ditetapkan menjalankan pekerjaan dengan optimal.

c. Mengkoordinasikan jadwal pelaksanaan acara pelatihan, penyuluhan, dan sosialisasi yang akan dilakukan.

d. Memastikan seluruh perlengkapan yang dibutuhkan untuk program Edukasi Masyarakat terpenuhi.

e. Memahami perkembangan isu di lingkungan masyarakat untuk memberikan arahan dan rekomendasi apabila diperlukan.

5.1.3 Program Membaca Asyik

Membaca Asyik merupakan program di Rumah Belajar Ceria yang perannya menyerupai perpustakaan umum. Fasilitas buku yang ada di dalam ruangan diharapkan dapat dimanfaatkan secara optimal melalui pelaksanaan program ini.

Dalam program Membaca Asyik, buku fisik adalah bagian terpenting sebagai fasilitas utamanya.

Pemantauan yang perlu diperhatikan dalam program Membaca Asyik, diantaranya adalah berikut ini:

a. Memastikan bahwa setiap langkah dalam proses pelaksanaan program Membaca Asyik sesuai dengan kerangka waktu yang telah ditentukan.

b. Memastikan seluruh bacaan yang ada di dalam Rumah Belajar Ceria layak baca secara kondisi dan konten.

c. Memastikan penataan buku sesuai dengan tema yang telah dikelompokkan dalam bagian rak.

d. Memastikan perlengkapan pendukung seperti kursi dan karpet telah memenuhi standar keamanan dan kenyamanan.

e. Memahami perkembangan dunia literasi dengan baik untuk merencanakan pembaruan koleksi buku yang sesuai dengan gaya hidup lingkungan di masyarakat serta menggerakkan perubahan ke arah positif.

5.1.4 Program Pengelolaan Perpustakaan Digital

Menyesuaikan perkembangan teknologi yang gencar di era terkini, Rumah Belajar Ceria turut memperhatikan pemberdayaan membaca buku digital. Wadah dari pemberdayaan ini adalah program pengelolaan perpustakaan digital. Seluruh masyarakat umum diharapkan dapat memanfaatkan program Pengelolaan Perpustakaan Digital ini dengan baik.

Berikut ini adalah pemantauan yang perlu diperhatikan dalam program Pengelolaan Perpustakaan Digital.

a. Memastikan bahwa setiap langkah dalam proses pelaksanaan program Pengelolaan Perpustakaan Digital sesuai dengan kerangka waktu yang telah ditentukan.

b. Memastikan koleksi buku digital dapat diakses di halaman yang terhubung dengan kode barcode.

c. Memastikan seluruh bacaan yang ada di dalam Rumah Belajar Ceria layak baca

d. Memastikan hak akses untuk perpustakaan digital aman dari pembajakan atau penyalahgunaan.

e. Memastikan kenyamanan pengakses Perpustakan Umum dan sigap dalam memberikan bantuan untuk tata cara mengakses.

f. Memahami perkembangan literasi dan teknologi untuk perencanaan proses pembaruan yang lebih baik kedepannya.

5.2 Pemantau Program Rumah Belajar Ceria

Untuk pemantauan pada program internal Rumah Belajar Ceria dilakukan oleh:

a. Pemantauan oleh ketua Rumah Belajar Ceria.

Pemantauan dilakukan oleh ketua Rumah Belajar Ceria secara periodik dengan metode FGD sebagai acuannya. Metode FGD merupakan metode pemantauan yang berfungsi untuk mengkoordinasi pertemuan dan diskusi antara pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan program kelangsungannya dapat terjaga dengan lancar.

b. Pemantauan oleh seksi program

Pemantauan yang dilakukan oleh seksi program ialah sebagai bentuk penuntasan tugas yang diemban oleh seksi tersebut. Pemantauan yang dilakuakan juga berdasarkan beberapa indikator yang dirumuskan sedari awal program direncanakan.

5.2.1 Metode Pemantauan

Adapun metode pemantauan yang ada dalam program Rumah Belajar Ceria :

a. Metode dokumentasi: dari berbagai laporan kegiatan seperti laporan tahunan/semesteran/bulanan.

b. Metode survei: tujuannya untuk menjaring data dari para stakeholders, terutama kelompok sasaran utama Rumah Belajar Ceria yaitu para anak-anak.

c. Metode observasi lapangan: untuk mengamati data empiris di lapangan dan bertujuan untuk lebih meyakinkan dalam membuat penilaian tentang proses dari kebijakan. Dapat digunakan untuk melengkapi metode survei.

d. Metode wawancara: pedoman wawancara yang menanyakan berbagai aspek yang berhubungan dengan implementasi kebijakan perlu dipersiapkan.

e. Metode campuran: misalnya campuran antara metode dokumentasi dan survei, atau metode survei dan observasi, atau dengan menggunakan ketiga atau bahkan keempat metode di atas

f. Metode FGD: dengan melakukan pertemuan dan diskusi dengan parastakeholders yang bervariasi. Dengan cara demikian, maka berbagai informasi yang lebih valid akan dapat diperoleh melalui cross check data dan informasi dari berbagai sumber.

5.3 Evaluasi

Evaluasi adalah proses penting untuk mengukur efektivitas dan keberhasilan program.

Evaluasi dalam rumah belajar ceria dilakukan untuk menilai secara berkala apa yang telah dihasilkan, untuk mengetahui apakah rumah belajar ceria berhasil mencapai tujuan-tujuan utamanya melalui pengukuran indikator kinerja utama. Evaluasi difokuskan pada keluaran dan dampak proyek apakah sesuai dengan tujuan dan rencana yang ditetapkan titik evaluasi ini akan dilakukan pada pertengahan pelaksanaan proyek dari setelah keseluruhan program selesai. Model evaluasi yang cocok digunakan untuk pelaksanaan evaluasi program Rumah Belajar Ceria adalah model CIPP (Context, Input, Process, Product). Model ini memiliki gambaran yang jelas dan terstruktur dalam mengevaluasi keberhasilan atau kegagalan suatu program (Hidayati, 2010). Model ini memiliki empat komponen evaluasi, diantaranya:

a. Context (Konteks)

Menurut Stufflebeam, konteks adalah landasan dari evaluasi, karena pemahaman yang baik tentang konteks program dapat membantu mengidentifikasi kesesuaian program dalam mencapai tujuan, serta mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesuksesan program. Sehubung dengan adannya program Rumah Belajar Ceria yang dilaksanakan oleh tim KKN UM 2023, kami sebagai tim evaluator akan berupaya untuk menilai beberapa unsur seperti, pemahaman anak-anak akan program yang diikuti, kesesuaian pelaksanaan program dengan tujuan, serta hambatan yang dirasakan oleh anak-anak terhadap program Rumah Belajar Ceria.

b. Input (Masukan)

Menurut Eko Putro Widoyoko, input atau masukan membantu mengatur keputusan, menentukan sumber-sumber yang ada, alternative apa yang diambil, apa rencana dan strategi untuk mencapai tujuan, dan bagaimana prosedur kerja untuk mencapainya.

Evaluasi input bertujuan untuk menilai sumber daya dan komponen yang diperlukan dalam pelaksanaan program "Rumah Belajar Ceria." Berikut adalah beberapa aspek yang dapat dievaluasi dalam tahap input:

1. Evaluasi Sumber Daya Manusia:

Kualifikasi Pengajar dan Relawan: Evaluasi apakah pengajar dan relawan yang terlibat dalam program memiliki kualifikasi pendidikan dan keahlian yang relevan untuk mengajar dan membimbing siswa secara efektif. Kualikasi pengajar dan relawan umumnya dapat dipertimbangkan melalui pengalaman mengajar, hasil rekap nilai pendidikan terakhir, dan tes pengetahuan dan kepribadian yang bersifat umum.

Seorang pengajar dan relawan harus memiliki sifat yang menjunjung nilai Pancasila sebab hal tersebut berkaitan erat dengan sikap dan tata cara mengajar yang baik sehingga tercipta peserta didik berkualitas secara akhlak dan perilaku.

2. Evaluasi Sumber Daya Finansial

Anggaran Program: Evaluasi apakah program "Rumah Belajar Ceria" memiliki anggaran yang memadai untuk menyelenggarakan kegiatan pembelajaran dan kegiatan pendukung lainnya. Anggaran keluar dan masuk perlu dicek secara berkala. Tidak selalu bersumber dari dana kelompok, Rumah Belajar Ceria juga dapat membuka donasi untuk menambah anggaran dana finansial. Dana finansial tersebut kemudian akan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk meningkatkan fasilitas dan mendukung kelengkapan program yang ada di Rumah Belajar Ceria.

Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaporan:

LPJ (Lembar Pertanggung Jawaban) adalah informasi lengkap tentang pelaksanaan operasi dan penggunaan dana yang digunakan. Laporan pertanggungjawaban dapat mencakup bagian yang menjelaskan latar belakang, tujuan, dan manfaat hingga jadwal pelaksanaan yang lebih rinci. Dengan bantuan LPJ, memuat tentang tanggungjawab atas tindakan atau perencanaan hal-hal yang diperlukan saat melaksanakan kegiatan. Laporan ini juga dapat digunakan untuk membuat penilaian sebagai bahan untuk perbaikan dan peningkatan operasional di masa yang akan datang. Secara umum, LPJ berfungsi sebagai indeks kinerja acara dan sebagai penilaian untuk perbaikan operasi di masa mendatang.

SPJ (Surat Pertanggung Jawaban) merupakan sebuah laporan dari suatu kegiatan yang telah dilaksanakan. Dalam SPJ memuat pekerjaan atau kegiatan yang telah dilaksanakan, realisasi belanja, siapa yang melaksanakan, dan keluaran (output) dari kegiatan tersebut. SPJ merupakan mekanisme pertanggungjawaban pengeluaran uang (belanja) dan kinerja yang diperoleh.

3. Evaluasi Materi Pembelajaran:

Kelengkapan Materi: Evaluasi apakah materi pembelajaran yang disiapkan sesuai

usia siswa. Setiap tingkat siswa memerlukan penyajian kurikulum berbeda yang disesuaikan dengan kebutuhan. Target peserta didik yang ada di Rumah Baca Ceria adalah siswa tingkat TK dan SD. Jadi proses kelengkapan materinya perlu diperhatikan sesuai tingkat dan metode apa yang sedang diterapkan di dunia kependidikan saat ini.

4. Kualitas Materi

Evaluasi kualitas materi pembelajaran, termasuk kejelasan informasi, daya tarik visual, dan relevansi konten. Rumah Belajar Ceria berusaha memaksimalkan budaya gemar membaca baik secara fisik maupun digital. Sebagai upaya pemaksimalannya, Rumah Belajar Ceria perlu mengubah stereotip bahwa membaca buku membosankan dengan evaluasi kualitas materi dan penyampaiannya yang menarik, seperti adanya gambar ilustrasi di buku.

5. Evaluasi Fasilitas dan Infrastruktur

Lingkungan Belajar: Evaluasi ketersediaan dan kondisi lingkungan belajar, termasuk ruang belajar, papan tulis, proyektor, dan peralatan lainnya yang mendukung pembelajaran. Dalam penggunaannya, peralatan dan perlengkapan ini harus mengalami pengecekan secara rutin untuk mengetahui apakah fungsinya telah bekerja optimal ataukah perlu perbaikan untuk menunjang kelancaran program. Fasilutas dan infrastruktur merupakan permasahalan yang cukup vital sehingga evaluasi yang dilakukan harus secara intens.

6. Evaluasi Ketersediaan Waktu

Ketersediaan waktu tidak akan jauh dengan perihal jadwal kegiatan. Pad tahapan evaluasi akan dinilai apakah jadwal kegiatan "Rumah Belajar Ceria" telah dirancang untuk mengakomodasi waktu luang siswa di luar jam sekolah formal. Jadwal juga menjadi hal penting dikarenakan pemilihan wakti merupakan salah satu tahapan yang sulit dan perlu dipikirkan secara matang-matang.

7. Evaluasi Keterlibatan Orang Tua dan Masyarakat:

Dukungan Orang Tua: Evaluasi sejauh mana orang tua terlibat dalam program dan memberikan dukungan terhadap perkembangan belajar anak-anak mereka di Rumah Belajar Ceria. Peranan orang tua sangat penting dalam meningkatkan kemajuan Rumah Belajar Ceria. Orang tuadan masyarakat sekitar bisa memberikan saran, masukan, dan kritik sebagai bentuk proses evaluasi keberlangsungan program-program literasi dan edukasi di Rumah Belajar Ceria apakah telah memberikan dampak yang signifikan untuk anak-anak.

8. Evaluasi Sumber Daya Pendukung Lainnya

Peralatan dan Bahan Tambahan: Evaluasi ketersediaan peralatan dan bahan tambahan yang mendukung kegiatan belajar, seperti komputer, perangkat audio visual, buku- buku referensi, dan lain-lain. Sumber fasilitas yang ada di dalam Rumah Belajar Ceria membutuhkan pembaruan selama beberapa periode untuk menumbuhkan suasana baru sehingga kelangsungannya dapat terus menarik minat masyarakat. Sumber Daya Pendukung tidak hanya mencakup peralatan, tetapi juga adanya undangan untuk tamu-tamu dari dunia pendidikan yang berasal dari luar desa untuk memberikan sosialisasi atau penyuluhan.

c. Process (Proses)

Evaluasi proses bertujuan untuk memahami sejauh mana program Rumah Belajar Cerita dengan benar dan efisien. Evaluasi proses membantu mengidentifikasi kelemahan dalam implementasi dan memastikan bahwa program dijalankan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Sebagai evaluator kami menilai beberapa unsur pada evaluasi proses yakni terkait kesesuaian pelaksanaan dengan rencana yang telah disusun, keaktifan, dan kontribusi anak-anak pada proses pembelajaran, pemanfaatan sumberdaya pada proses pembelajaran, dan terutama pelayanan pada proses pembelajaran.

d. Product (Produk)

Produk adalah hasil yang dihasilkan oleh program atau kebijakan. Ini mencakup output (hasil langsung dari program) dan outcome (dampak jangka panjang dari program).

Evaluasi produk fokus pada penilaian terhadap hasil program, sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai, dan dampak jangka panjang dari program tersebut.

Evaluasi produk membantu dalam menilai efektivitas dan kesuksesan program dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Beberapa unsur yang kami identifikasi dan kami nilai ialah efek atau dampak yang dirasakan oleh anak-anak yang mengikuti program terkait keberhasilan maupun permasalahan serta tingkat kepuasan yang dirasakan setelah mengikuti program Rumah Belajar Ceria yang dilaksanakan oleh KKN UM 2023.

Dalam mengevaluasi pencapaian kinerja program Rumah Belajar Ceria, evaluator yakni seksi program sebagai pemegang tugas evaluasi dapat meninjau pencapaian dari beberapa indikator. Indikator tersebut dapat dilihat pada tabel 5.1 dibawah ini.

Tabel 5.1 Indikator pencapaian keberhasilan Rumah Belajar Ceria

No. Indikator Pencapaian Definisi Sumber Data 1. Tingkat Partisipasi

Anak-anak Persentase <75% dari jumlah anak-anak yang mengikuti program "Rumah Belajar Ceria"

Data kehadiran dan pendaftaran

program 2. Penyelenggaraan

Kegiatan Rutin

Frekuensi dan ketepatan pelaksanaan sesi belajar rutin sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.

Observasi dan catatan jadwal kegiatan

3. Peningkatan Hasil

Belajar anak-anak Perbandingan hasil tes awal dengan hasil tes akhir untuk mengukur peningkatan

pemahaman materi anak-anak

Data hasil tes awal (pretest)dan tes akhir (posttest) 4. Kepuasan Orang Tua

dan anak-anak

Tingkat kepuasan orang tua dan anak-anak terhadap program

"Rumah Belajar Ceria"

berdasarkan survei.

Survei kepuasan orang tua dan anak-anak 5. Partisipasi Pengajar

dan Relawan Tingkat partisipasi pengajar dan relawan dalam

menyelenggarakan kegiatan belajar.

Data kehadiran dan partisipasi

pengajar 6. Ketersediaan dan

Kualitas Materi Evaluasi ketersediaan dan kualitas materi pembelajaran yang digunakan dalam program.

Observasi dan evaluasi materi pembelajaran 7. Kehadiran dan

Keteraturan Kelas Tingkat kehadiran anak-anak dalam rumah belajar dan keteraturan kegiatan pembelajaran.

Catatan kehadiran dan keteraturan Rumah Belajar Ceria

5.4 Pelaporan

Pelaporan tentang hasil pelaksanaan program adalah bagian penting dari Pemantauan dan pertanggungjawaban program. Penyiapan Laporan mengenai kemajuan pelaksanaan program harus dibuat secara sederhana dan seringkas mungkin.

Pelaporan dalam program rumah belajar ceria merupakan proses penyampaian data dan atau informasi mengenai perkembangan atau kemampuan setiap tahapan dari pelaksanaan program, kendala atau permasalahan yang terjadi penerapan dan pencapaian dari sasaran atau tujuan Rumah Belajar Ceria mekanisme pelaporan dan pelaksanaan Rumah Belajar Ceria dilakukan melalui jalur struktural. Semua pelaku program Rumah Belajar Ceria bertanggung jawab untuk membuat pelaporan atas pelaksanaan program. Hal ini untuk membantu dalam evaluasi kinerja pelaku program

Dalam dokumen BUKU PEDOMAN UMUM RUMAH BELAJAR CERIA (Halaman 51-59)

Dokumen terkait