• Tidak ada hasil yang ditemukan

Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup

Dalam dokumen RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS (Halaman 110-118)

BAB III PERMASALAHAN DAN ISU STRAEGIS

3.4 Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup

Penyusunan Rentra Dinas Kesehatan harus sejalan berbagai pola dan struktur tata ruang yang telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Agam Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Agam Tahun 2010-2030, sebagai acuan untuk mengarahkan lokasi kegiatan dan menyusun program pembangunan yang berkaitan pemanfaatan ruang kawasan.

Penelaahan rencana tata ruang bertujuan untuk melihat kerangka pemanfaatan ruang daerah dalam 5 (lima) tahun mendatang yang asumsi-asumsinya, meliputi:

1. Struktur ruang dalam susunan pusat- pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2021-2026 111 2. Distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang

meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan fungsi budidaya

3. Pemanfaatan ruang melalui program yang disusun dalam rangka mewujudkan rencana tata ruang yang bersifat indikatif, melalui sinkronisasi program sektoral dan kewilayahan baik di pusat maupun di daerah secara terpadu.

Berdasarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) merupakan rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program. KLHS merupakan serangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa kaidah pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan pedoman dalam menyusun rencana pembangunan. KLHS dilaksanakan dengan mekanisme:

1. Pengkajian pengaruh kebijakan, rencana, dan/atau program terhadap kondisi lingkungan hidup di suatu wilayah;

2. Perumusan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana, dan/atau program; dan;

3. Rekomendasi perbaikan untuk pengambilan keputusan kebijakan, rencana, dan/atau program yang mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan.

Kajian lingkungan hidup yang menjadi titik fokus kesehatan adalah :

1. Jasa Ekosistem Penyediaan

Kabupaten Agam memiliki daya dukung jasa penyediaan pangan yang cukup besar. Sebesar lebih kurang 37% dari total luas lahan Kabupaten Agam memberikan daya dukung yang sangat tinggi dan tinggi atas jasa pangan. Wilayah Agam bagian Barat dan Timur yang masuk kategori sangat tinggi dalam

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2021-2026 112 menyediakan jasa ekosistem penyediaan pangan adalah wilayah dengan kemiringangan yang rendah dan tutupan lahan yang sebagian besar adalah pertanian sawah dan hortikultura.

Ketersedian pangan berkolerasi positif terhadap intake pangan masyarakat terutama dalam mengatasi masalah stunting pada balita.

Sementara itu, kabupaten Agam memiliki daya dukung yang sebagian besar adalah rendah untuk jasa penyediaan air bersih.

Daya dukung sangat tinggi dan tinggi untuk jasa air bersih hanya 29,74% dari total luas wilayah kabupaten Agam. Daya dukung sangat tinggi dan tinggi untuk jasa penyediaan air bersih tersebut berlokasi pada semua kecamatan, namun yang terluas disumbangkan oleh kecamatan Lubuk Basung, Ampek Nagari, Tanjung Mutiara, Tanjung Raya dan Palembayan. Penyedian air bersih merupakan salah satu pilar STBM di tengah masyarakat, melalui program Pamsimas diharapkan kedepan akses air bersih masyarakat semakin baik.

2. Jasa Ekosistem Pengaturan

Ada delapan jenis jasa yang masuk kelompok jasa pengaturan yakni jasa pengaturan iklim, jasa pengaturan tata aliran air dan banjir, jasa pengaturan pencegahan dan perlindungan dari bencana, jasa pengaturan pemurnian air, jasa pengaturan pengolahan dan penguraian limbah, jasa pengaturan pemeliharaan kualitas udara, jasa pengaturan penyerbukan alami, dan jasa pengaturan pengendalian hama dan penyakit.

Jasa pengaturan pengolahan dan penguraian limbah di kabupaten Agam sebagian besar juga tergolong rendah dan sangat rendah, 51,2%lahan. Jasa pengaturan kualitas udara, sebesar 37,3% yang masuk kategori tinggi dan sangat tinggi daya tampungnya yang tersebar hampir merata pada semua kecamatan, namun Kecamatan Palupuh, Palembayan dan Ampek Nagari berkontribusi besar.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2021-2026 113 Ekosistem pengaturan ini lebih dititikberatkan bagaimana pengaturan dan penataan terhadap penaggulangan bencana di Kecamatan dan penanganan limbah di Puskesmas dan RSUD.

Penagganan limbah harus sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No P.56/MenLHK-setsen/2015.

3. Jasa Ekosistem Kultural

Kabupaten Agam memiliki daya dukung yang sebagian besar rendah dan Sangat Rendah atas jasa tempat tinggal dan ruang hidup, 49,35%. Daya dukung sangat tinggi dan tinggi hanya 27,13% yang menyebar pada hampir semua kecamatan, kecuali Kecamatan Tanjung Raya. Ini memperlihatkan hanya sebagian kecil dari wilayah dalam Kabupaten ini yang sebaiknya dapat dikembangkan menjadi kawasan perumahan dan pemukiman.

Pertambahan jumlah penduduk terkadang memaksa masyarakat membuat perumahan dan pemukiman yang wilayah yang daya dukungnya rendah. Kawasan perumahan dan pemukiman harus memperhatikan kesehatan lingkungan.

Untuk jasa rekreasi dan ekoturisme, Kabupaten Agam memiliki daya dukung yang sebagian besar sangat tinggi dan tinggi, sekitar 47,33% dari total lahan. Ekoregion kerucut dan lereng gunung api, kaki gunung api, dan tubuh air memberikan bentangan alam yang indah sehingga bernilai tinggi bagi kepariwisataan. Sebagian besar daya dukung tinggi dan sangat tinggi ini berada pada bagian Barat kabupaten ini. Kabupaten Agam memiliki daya dukung yang juga cukup tinggi untuk jasa budaya estetika, yakni 48,51% lahan. Daya dukung sangat tinggi dan tinggi sebagian besar berada di Kecamatan Tanjung Raya, Palembayan, Ampek Nagari dan Lubuk Basung. Kawasan pariwisata harus tetap menjawab pariwisata sehat bagi masyarakat.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2021-2026 114 4. Rawan Bencana

Secara administratif, wilayah Kabupaten Agam terdiri atas 16 kecamatan. Masing-masing kecamatan tersebut, memiliki karakteristik dan topografi yang berbeda. Hal ini terlihat dari beberapa kecamatan yang berada di pesisir pantai, wilayah pegunungan, lembah, sungai dan danau. Kondisi ini menyebabkan Kabupaten Agam memiliki banyak potensi bencana.

Berdasarkan data tata ruang, ± 700 hektar kawasan Kabupaten Agam merupakan kawasan rawan bencana.

Berdasarkan data trend series frekuensi kejadian bencana di Kabupaten Agam selama tahun 2015-2019, terjadi kecenderungan peningkatan kejadian bencana setiap tahunnya. Untuk kejadian longsor, meningkat sebesar 48% dan kejadian angin kencang dan pohon tumbang meningkat sebesar 68%. Frekuensi kejadian banjir juga terjadi rata-rata 55-69 kali per tahun.

Tabel 16

Frekuensi Kejadian Bencana di Kabupaten Agam berdasarkan Jenis Bencana Tahun 2015-2019 No Jenis Bencana Tahun

2015 2016 2017 2018 2019

1 Banjir 69 11 4 64 55

2 Longsor 36 48 18 60 70

3 Angin Kencang 18 30 3 41 57

4 Pohon Tumbang 18 30 3 41 57

5 Gempa Bumi 0 0 0 0 0

Sumber : Badan PenanggulanganBencana Daerah KabupatenAgam, 2020

Mempedomani dokumen “Pengurangan Resiko Bencana Kabupaten Agam (2016) yang memuat sejarah frekuensi terjadinya bencana di Kabupaten Agam, bencana longsor dan banjir merupakan kejadian bencana yang mendominasi di Kabupaten Agam sejak tahun 1815-2012. Jika dibandingkan dengan sejarah frekuensi kejadian bencana Kabupaten Agam, selama kurun waktu 1815-2012 jumlah kejadian bencana banjir 14 kali dan bencana longsor sebanyak 15

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2021-2026 115 kali. Berdasarkan data tersebut, terjadi peningkatan frekuensi bencana banjir dan longsor sebesar ±400 % pada tahun 2015-2019.

Kondisi ini harus menjadi pertimbangan dalam penyusunan kebijakan perencanaan daerah, termasuk kebijakan bidang kesehatan terkait penagganan dan penaggulangan bencana, dalam hal ini terkait penyedian obat dan bahan habis pakai.

Rincian prediksi bencana per Kecamatan yang ada di Kabupaten Agam sebagai berikut:

1. Kecamatan Lubuk Basung

Kecamatan Lubuk Basung berpotensi banjir terjadi tiap tahun dan banjir bandang

2. Kecamatan Tanjung Mutiara

Kecamatan Tanjung Mutiara berpotensi tsunami, memiliki garis pantai sepanjang 43 KM, abrasi Pantai, minimal terrjadi 1 kali setahun, gempa Tektonik, (patahan semangko terjadi 6 Maret 2007 dan pergeseran lempeng bumi 30 September 2009), banjir yang terjadi tiap tahun, Banjir Bandang.

3. Kecamatan Ampek Nagari

Kecamatan Ampek Nagari berpotensi longsor dan banjir, terjadi hampir tiap tahun, banjir Bandang, terjadi hampir tiap tahun, gempa tektonik, (patahan semangko terjadi 6 Maret 2007 dan pergeseran lempeng bumi 30 September 2009)

4. Kecamatan Palembayan

Kecamatan Palembayan berpotensi bencana longsor, terjadi hampir tiap tahun, gempa tektonik, (patahan semangko terjadi 6 Maret 2007 dan pergeseran lempeng bumi 30 September 2009).

5. Kecamatan Tanjung Raya

Kecamatan Tanjung Raya berpotensi longsor, disekitar perbukitan yang tanahnya labil dan rapuh, banjir, terjadi hampir tiap tahun, banjir bandang, sekitar perbukitan yang

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2021-2026 116 tanahnya labil dan rapuh, gempa tektonik, (patahan semangko terjadi 6 Maret 2007 dan pergeseran lempeng bumi 30 September 2009) dan Gempa Vulkanik (Gunung Merapi dan Gunung Tandikek), tubo belerang yang terjadi secara periodik 2 kali pertahun.

6. Kecamatan Matur

Kecamatan Matur longsor, disekitar perbukitan yang tanahnya labil dan rapuh, angin puting beliung

7. Kecamatan Malalak

Kecamatan Malalak berpotensi longsor, disepanjang ruas jalan strategis Nasional Koto Mambang – Balingka di perbukitan yang tanahnya labil dan rapuh, banjir bandang terjadi hampir tiap tahun, gempa tektonik, (patahan semangko terjadi 6 Maret 2007 dan pergeseran lempeng bumi 30 September 2009) dan Gempa Vulkanik (Gunung Merapi dan Gunung Tandikek)

8. Kecamatan IV Koto

Kecamatan IV Koto berpotensi banjir bandang, terjdi hampir tiap tahun gempa vulkanik (Gunung Merapi dan Gunung Tandikek), longsor, angin puting beliung, kebakaran.

9. Kecamatan Banuhampu

Kecamatan gempa vulkanik (Gunung Merapi dan Gunung Tandikek), letusan Gunung Marapi, kebakaran

10. Kecamatan Sungai Puar

Kecamatan Sungai Puar berpotensig gempa vulkanik (Gunung Merapi dan Gunung Tandikek), letusan Gunung Marapi, dimana gunung tersebut pada saat ini aktif dan sering terjadi letusan

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2021-2026 117 11. Kecamatan Candung

Kecamatan Candung berpotensi gempa vulkanik (Gunung Merapi dan Gunung Tandikek), letusan Gunung Marapi, dimana gunung tersebut pada saat ini aktif dan sering terjadi letusan, banjir bandang, yang terjadi secara periodik

12. Kecamatan IV Angkat

Kecamatan IV Angkek berpotensi gempa vulkanik (Gunung Merapi dan Gunung Tandikek), letusan Gunung Marapi, dimana gunung tersebut pada saat ini aktif dan sering terjadi letusan, angin puting beliung, banjir bandang, yang terjadi secara periodik, kebakaran

13. Kecamatan Baso

Kecamatan Baso berpotensi gempa vulkanik (Gunung Merapi dan Gunung Tandikek), letusan Gunung Marapi, dimana gunung tersebut pada saat ini aktif dan sering terjadi letusan, longsor dan banjir Bandang, yang terjadi secara periodik, angin puting beliung

14. Kecamatan Tilatang Kamang

Kecamatan Tilatang Kamang berpotensi angin badai, angin puting beliung, kebakaran

15. Kecamatan Kamang Magek

Kecamatan Kamang Magek berpotensi angin badai, angin puting beliung, kebakaran.

16. Kecamatan Palupuh

Kecamatan Palupuh berpotensi longsor dan banjir bandang terjadi hampir tiap tahun

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2021-2026 118

Dalam dokumen RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS (Halaman 110-118)

Dokumen terkait