DAFTAR TABEL
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
6.2 Tingkat Partisipasi Petani pada Program UPSUS Jagung
37
petani menyatakan sedang dan sebesar 4.26 persen kategori rendah. Hasil tersebut menunjukan bahwa dukungan pemerintah terhadap program UPSUS jagung sangat baik dirasakan oleh petani sehingga hal tersebut dapat memberikan kesempatan kepada petani untuk melaksanakan program tersebut. Dukungan pemerintah terhadap program UPSUS jagung yaitu berupa bantuan penyediaan sarana produksi berupa benih dan pupuk.
Dukungan tersebut sangat dirasakan oleh petani, karena setiap petani yang ingin melaksanakan usahatani jagung akan memperoleh benih dan pupuk.
Benih dan pupuk disalurkan kepada petani melalui kelompok tani masing- masing yang berada dilingkungannya. Besarnya bantuan benih dan pupuk disesuaikan dengan luas lahan yang digarap.
6.1.3.3 Ketersediaan Informasi
Informasi merupakan aspek penting dalam suatu program. Ketersediaan informasi yang diukur dalam penelitian ini adalah ketersediaan informasi yang mendukung program UPSUS jagung. Hal tersebut meliputi kategori rendah, sedang dan tinggi. Ketersediaan informasi dalam program UPSUS jagung sangat diperlukan agar dapat memberikan akses informasi yang dibutuhkan petani. Tabel 16 memperlihatkan bahwa mayoritas petani (46.81 persen) berada pada kategori sedang. Hasil tersebut menunjukan ketersediaan informasi yang dibutuhkan petani sudah cukup baik meskipun tidak seluruh petani memperoleh informasi untuk mendukung usahataninya. Ketersediaan informasi erat kaitannya dengan keaktifan petani dalam lingkungan sosialnya.
Ketersediaan informasi dirasakan petani apabila petani tersebut aktif dalam berbagai kegiatan dan minat mencari informasi tinggi, begitu pula sebaliknya ketersediaan informasi dirasakan sangat rendah apabila petani tersebut tidak atau jarang aktif. Informasi yang dibutuhkan petani untuk menunjang pelaksanaan program dapat diperoleh melalui petugas penyuluh pertanian, selain itu juga informasi-informasi mengenai program UPSUS jagung disampaikan dalam suatu kegiatan pertemuan pada tiap-tiap kelompok tani atau gabungan kelompok tani yang dilaksanakan pada masing-masing lokasi.
38
Tabel 17. Jumlah dan persentase petani berdasarkan tingkat partisipasi Partisipasi Petani Kategori Jumlah (orang) Persentase (%)
Tahap perencanaan Rendah 18 19.15
Sedang 53 56.38
Tinggi 23 24.47
Tahap pelaksanaan Rendah 27 28.72
Sedang 54 57.45
Tinggi 13 13.83
Tahap pemanfaatan hasil Rendah 45 47.87
Sedang 42 44.68
Tinggi 7 7.45
Tingkat partisipasi Rendah 26 27.66
Sedang 57 60.64
Tinggi 11 11.70
Keterangan: Rendah (< 33.33), Sedang (33.33-66.67), Tinggi (> 66.67) Sumber: Data primer, diolah (2019)
Tabel 16 memperlihatkan bahwa secara umum tingkat partisipasi petani dalam program UPSUS jagung di Kabupaten Pandeglang berada pada kategori sedang (60.64 persen). Hal tersebut menunjukan partisipasi petani terhadap program UPSUS jagung dilokasi penelitian cukup baik. Dengan adanya partisipasi petani yang cenderung kearah tinggi, akan berpengaruh positif kesejahteraan petani. Menurut Raid dan Smucker (2016) bahwa partisipasi merupakan suatu alat pemberdaayaan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Apabila dilihat dari aspek perencanaan, pelaksanaan dan pemanfaatan hasil, pada aspek pemanfaatan hasil, partisipasi petani berada pada kategori rendah (47.87 persen).
6.4.1 Partisipasi pada Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan merupakan tahap awal tumbuhnya partisipasi untuk tahap berikutnya. Suatu kegiatan akan berhasil apabila terdapat perencanaan yang baik. Perencanaan yang baik dapat menjadi pedoman dan arahan berlangsungnya suatu kegiatan. Partisipasi pada tahap perencanaan pada penelitian ini merupakan terlibatnya pada dalam kegiatan sebelum pelaksanaan program UPSUS jagung dilaksanakan, seperti merencanakan pertemuan, menghadiri pertemuan, mengemukakan pendapat, dan menyusun rencana kegiatan yang akan dilaksanakan.
Hasil penelitian pada Tabel 17 menunjukan partisipasi petani pada tahap perencanaan berada pada kategori sedang (56.38 persen), sedangkan sebanyak 24.47 persen petani termasuk dalam kategori tinggi. Hasil tersebut menunjukan bahwa partisipasi petani pada tahap perencanaan program UPSUS jagung cukup baik dilaksanakan oleh petani, tetapi tidak semua petani terlibat pada perencanaan program. Petani yang terlibat dalam perencanaan yaitu petani yang aktif melakukan komunikasi dengan berbagai pihak, seperti penyuluh pertanian lapangan.
Pada tahap perencanaan, petani melakukan pertemuan yang dilaksankan pada masing-masing kelompok tani. Pertemuan tersebut biasanya dirancang
39
oleh pengurus kelompok tani atau penyuluh pertanian. Pertemuan tersebut bertujuan untuk mensosialisasikan program UPSUS jagung kepada petani.
Selain itu, dalam pertemuan petani dapat menyempaikan pendapatanya dan akan mengetahui gambaran mengenai program sehingga petani dapat melaksanakan program UPSUS jagung dengan penuh tanggungjawab dan sukarela.
6.4.2 Partisipasi pada Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan merupakan keterlibatan petani dalam implementasi program UPSUS jagung. Implementasi dari program ini yaitu petani melaksanakan usahatani jagung mulai dari pengolahan lahan hingga pemasaran hasil. Hasil penelitian pada Tabel 17 memperlihatkan bahwa partisipasi pada tahap pelaksanaan termasuk kategori sedang (57.45 persen).
Hasil tersebut menunjukan partisipasi petani pada pelaksanaan program UPSUS jagung sudah cukup baik dilaksanakan oleh petani. Petani melaksanakan usahatani jagung mulai dari pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan dan pemasaran. Namun sebanyak 28.72 persen petani memiliki kategori rendah dalam tahap pelaksanaan. Hal tersebut menunjukan bahwa partisipasi pada pelaksanaan usahatani jagung tidak seluruhnya dilaksanakan oleh petani dengan baik. Hal tersebut sesuai dengan fakta dilapangan dalam pelaksanaan usahatani jagung petani melakukan penanaman, tetapi kurang dalam pemeliharaan sehingga hasil yang diperoleh rendah. Selain itu terdapat petani yang melakukan panen jagung pada saat umur jagung masih muda. Kondisi itu disebabkan suklitnya ketersediaan air untuk penyiraman, sehingga untuk mengantisipasi kerugian, petani memanen jagung pada umur muda, meskipun hal tersebut tidak sesuai dengan harapan pemerintah untuk mendapatkan jagung kering pipil. Pelaksanaan usahatani jagung dilakukan petani pada lahan-lahan tegal, banyak petani yang melaksanakan usahatani jagung dengan cara tumpang sari dengan tanaman lain seperti padi gogo dan ubi jalar.
6.4.3 Partisipasi pada Tahap Pemanfaatan Hasil
Partisipasi dalam pemanfaatan hasil yaitu keterlibatan masyarakat dalam bentuk pemanfaatan hasil kegiatan. Partisipasi pada tahap ini adalah petani telah melaksanakan kegiatan usahatani dan menikmati atau memanfaatkan hasil program tersebut berupa pemanfaatan program untuk meningkatkan produksi, peningkatan pendapatan dan memperluas usahatani. Hasil penelitian pada Tabel 17 memperlihatkan bahwa partisipasi petani pada pemanfaatan hasil masuk ke dalam kategori rendah (47.87 persen). Hal tersebut menunjukan bahwa petani masih rendah dalam memanfaatkan hasil pada program UPSUS jagung. Berdasarkan wawancara dengan petani, rendahnya petani memanfaatkan program UPSUS jagung karena selama ini petani belum menempatkan program UPSUS jagung sebagai instrumen dalam meningkatkan perekonomian atau pengetahuan mereka dalam berusahatani jagung. Selain itu rendahnya petani dalam pemanfaatan program dikarenakan rendahnya hasil yang diperoleh dalam usahatani yang telah dilaksankan sehingga petani tidak memiliki semangat dalam memanfaatkan program.
Menurut Suparyitno et al. (2012) besarnya manfaat yang dirasakan petani
40
akan berpengaruh terhadap keputusan petani dalam pengelolaan usahataninya. Apabila petani merasakan adanya manfaat, maka mereka akan berpartisipasi dengan semangat dan spontanitas yang besar.
6.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Petani dalam Program