• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

D. Tinjauan Umum Tentang Hubungan Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga terhadap lansia yaitu apa saja yang menjadi dukungan bagi keluarga terhadap kemandirian lansia tersebut. Adapun dukungan-dukungan yang diberikan oleh keluarga pada lansia seperti dukungan informasional, instrumental, emosional dan penilaian.

Pada lansia terlihat bahwa dukungan keluarga berpengaruh terhadap kemandirian dalam pemenuhan ADL karena pada lansia yang mendapatkan dukungan keluarga dengan baik, jumlah lansia yang mandiri dalam pemenuhan ADL lebih besar daripada lansia yang tergantung sebagian dalam pemenuhan ADL. Salah satu faktor lain yang mempengaruhi kemandirian adalah:

a. Kondisi Kesehatan

Lanjut usia yang memiliki tingkat kemandirian tertinggi adalah mereka yang secara fisik dan psikis memiliki kesehatan yang cukup prima.

Prosentase yang paling tinggi adalah mereka yang mempunyai kesehatan baik. Dengan kesehatan yang baik mereka bisa melakukan aktivitas apa saja dalamkehidupannya sehari-hari seperti : mengurus dirinya sendiri, bekerja dan rekreasi. Hal ini sejalan dengan pendapat S. Tamher-Noorkasiani (2009) bahwa kemandirian bagi orang lanjut usia dapat dilihat dari kualitas kesehatan sehingga dapat melakukan Activity Daily Living (ADL).

Sedangkan pada lanjut usia dengan kesehatan sedang cenderung tidak

37

mandiri. Hal ini disebabkan karena kondisi kesehatan mereka baik fisik maupun psikis yang kadang-kadang sakit atau mengalami gangguan, sehingga aktivitas sehari-hari tidak semuanya dapat dilakukan sendiri.

Pada beberapa kegiatan mereka memerlukan bantuan orang lain, misalnya mengerjakan pekerjaan yang berat atau mengambil keputusan.

dengan demikian orang lanjut usia dengan kondisi kesehatan baik dapat melakukan aktivitas apa saja sedangkan yang memiliki kondisi kesehatan sedang cenderung memilih aktivitas yang memerlukan sedikit kegiatan fisik.

Dengan menurunnya kondisi kesehatan seseorang secara bertahap dalam ketidakmampuan secara fisik mereka hanya tertarik pada kegiatan yang memerlukan sedikit tenaga dan kegiatan fisik (Hurlock,1994).

b. Kondisi Ekonomi

Pada kondisi ekonomi responden yang mandiri memiliki kondisi ekonomi sedang. Responden dengan kondisi ekonomi sedang berusaha tetap bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya agar tidak tergantung pada anak atau keluarga lain. Dengan bekerja mereka akan memperoleh beberapa keuntungan yaitu selain mendapatkan penghasilan mereka dapat mengisi waktu senggang dengan kegiatan yang berguna, sehingga aktifitas fisik dan psikis tetap berjalan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Cici (2001) tentang faktor penentu lansia bekerja.

c. Kondisi Sosial (dukungan keluarga)

Hubungan sosial antara orang lanjut usia dengan anak yang telah dewasa adalah menyangkut keeratan hubungan mereka dan tanggung jawab anak

terhadap orang tua yang menyebabkan orang lanjut usia menjadi mandiri.

Tanggung jawab anak yang telah dewasa baik yang telah berumah tangga maupun yang belum, atau yang tinggal satu rumah, tidak tinggal satu rumah tetapi berdekatan tempat tinggal atau yang tinggal berjauhan (tinggal di luar kota) masih memiliki kewajiban bertanggung jawab terhadap kebutuhan hidup orang lanjut usia seperti kebutuhan sandang, pangan, kesehatan dan sosial.

Dari hasil penelitian bahwa interaksi sosial dan peran keluarga yang terlibat berpengaruh terhadap kemandirian lansia, hal ini dikarenakan interaksi positif hanya mungkin terjadi apabila terdapat suasana saling mempercayai, menghargai dan saling mendukung antara lansia dengan keluarga, maka dihasilkan lansia yang mandiri dan tidak ketergantungan (Nugroho, 2008).

Hasil penelitianyang dilakukan oleh Chusnul Chuluq(2009), didapatkan hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan kemandirian dalam pemenuhan Activity Daily Living (ADL) dengan nilai 0,472 yang berarti tingkat hubungannya adalah sedang. Hal tersebut sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Azizah (2011) yaitu dukungan keluarga memiliki beberapa manfaat, antara lain :

a. Social support tidak hanya berwujud dalam bentuk dukungan moral, melainkan dukungan spiritual dan dukungan material.

b. Meringankan beban bagi seseorang/sekelompok orang yang sedang mengalami masalah.

39

c. Dukungan diberikan merupakan suatu dorongan untuk mengobarkan semangat hidupnya, menyadarkan bahwa masih ada orang lain yang peduli.

Bab ini menyajikan beberapa metode penelitian yang mendasari penelitian meliputi desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, tempat penelitian, waktu penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, pengolahan data, analisa data serta alur penelitian.

A.Kerangka Konsep

: Variabel independen : Variabel dependen : Variabel tidak diteliti : Diteliti

Faktor- faktor potensial pengganggu:

1. Umur dan status perkembangan

2. Kesehatan fisiologis 3. Fungsi kognitif 4. Fungsi psikososial 5. Tingkat stress 6. Ritme biologi 7. Status mental Dukungan Keluarga:

1. Dukungan informatif 2. Dukungan

instrumental

3. Dukungan penilaian 4. Dukungan Emosional

Kemandirian dalam pemenuhan Aktivitas Sehari-hari (ADL) Lansia

41

: Tidak diteliti B.Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain analitik dengan pendekatan Cross Sectional Study yaitu melihat hubungan dukungan keluarga dengan kemandirian dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari (ADL) pada lansia di Dusun Macinna Desa Pataro Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba.

C.Lokasi dan Waktu Penelitian a. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Macinna Desa Pataro Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba.

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei – Juni 2014.

D.Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah merupakan kelompok lansia yang tinggal di Dusun Macinna Desa Pataro Kec. Herlang, Kab. Bulukumba yaitu sebanyak 41 jiwa lansia dengan perbandingan laki- laki sebanyak 19 orang dan perempuan sebanyak 22 orang.

2. Sampel

Pemilihan sampel pada penelitian ini dengan menggunakan Total Sampling yaitu seluruh populasi yang ada di Dusun Macinna Desa Pataro Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba yaitu sebanyak 41 lansia dan yang memenuhi kriteria inklusi.

Berdasarkan rumusan besar sampel diatas, jumlah responden yang ada di Dusun Macinna Desa Pataro Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba adalah 41 lansia

a. Kriteria inklusi

1) Lansia yang tinggal bersama keluarga (anak atau cucu) 2) lansia yang bersedia menjadi responden.

b. Kriteria eksklusi

1) Lansia yang tidak bisa melihat (Tuna Netra) 2) Lansia yang sakit dengan tirah baring lama 3) Lansia yang tidak bersedia jadi responden.

E.Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini untuk dukungan keluarga adalah wawancara dengan lembar observasi yang berisi daftar pertanyaan dengan menggunakan Skala Ordinal. Dimana setiap itemnya dilengkapi dengan pilihan jawaban Ya = 2 dan tidak = 1.

Instrumen yang digunakan untuk mengukur kemandirian lansia dengan lembar observasi adalah dengan Skala Ordinal, dimana setiap itemnya dilengkap dengan pilihan jawaban Mandiri= 1 dan Tergantung= 0.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data sangat diperlukan untuk mengetahui persebaran data dan cara memperoleh data tersebut dari subjek penelitian.

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara

43

melakukan observasi terhadap kemampuan lansia dalam melakukan Activity Of Daily Living (ADL)dengan menggunakan indeks Katz.

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan lembar observasi indek Katz. Sebelumnya digunakan observasi kepada lansia untuk mengetahui apakah lansia mendapatkan dukungan dari keluarga. Lembar observasi digunakan oleh peneliti kepada responden baik yang mendapatkan dan tidak mendapatkan dukungan keluarga dengan mengobservasi activity of daily living responden, yaitu mengobservasi aktivitas makan, berpindah, kontinen, mandi, berpakaian, dan toileting. Observasi terhadap responden dilakukan selama 3 kali. Setelah data terkumpul dari semua responden, hasil observasi akan dibaca berdasarkan lembar penilaian yang sudah terstandar.

Selanjutnya peneliti mengklasifikasikan ke dalam kategori yang telah ditetapkan sebelumnya. Penelitian tentang tingkat kemandirian activity of daily living pada lansia yang mendapatkan dan tidak mendapatkan dukungan ini dilakukan selama dua minggu pada lansia dan keluarganya yang ada di Desa Pataro Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba.

Kuesioner dukungan keluarga mencakup dimensi emosional terdiri dari 7 item (pertanyaan nomor 4, 5, 11, 13, 17, 18, 19), dimensi penghargaan 4 item (pertanyaan nomor 6, 8, 10, 12), dimensi instrumental 6 item (pertanyaan nomor 7, 9, 14, 15, 16, 20) dan dimensi informasi 3 item (pertanyaan nomor 1, 2, 3). Jumlah total pertanyaan dukungan keluarga adalah 20 item.

G.Sumber Data a. Data Primer

Data primer yaitu data yang diambil secara langsung dari objek yang akan diteliti. Kemandirian pemenuhan aktivitas sehari-hari Lansia dan dikumpulkan dengan prosedur sebagai berikut:

1) Peneliti mengajukan permohonan izin penelitian dari institusi yaitu Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar ke kantor Desa Pataro Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba

2) Setelah mendapat izin, maka peneliti mengadakan pendekatan dengan calon responden, kemudian memberikan penjelasan tentang penelitian ini. Dan jika calon responden setuju menjadi responden, maka peneliti akan mempersilakan menandatangani lembar persetujuan responden.

3) Setelah responden menandatangani lembar persetujuan, maka lembaran observasi dan wawancara diisi oleh peneliti dengan melihat kondisi responden.

b. Data sekunder

Data sekunder yaitu data yang diambil dari instansi tempat penelitian yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu petugas kesehatan dan di kantor Desa Pataro, dan Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba.

45

H.Pengolahan dan Rencana Analisa Data a. Pengolahan Data

Adapun pengolahan data melalui tahap sebagai berikut:

1. Editing

Editing merupakan pemeriksaan daftar pertanyaan yang telah diperoleh dari responden (Setiadi, 2007). Kegiatan pengecekan pada pengisian lembar observasi apakah jawaban dalam lembar observasi sudah lengkap, jelas, relevan, dan konsisten.

2. Coding

Coding merupakan pemberian tanda atau mengklasifikasikan jawaban–

jawaban dari para responden ke dalam kategori tertentu (Setiadi, 2007).

Kegiatan mengubah data huruf menjadi data angka sehingga mudah dalam menganalisa.

3. Skoring

Pemberian Skoring pada penelitian ini meliputi:

a. Dukungan keluarga 1. Baik jika skor ≥ 30 2. Kurang jika skor < 30 b. Activity of Daily Living (ADL)

1) Mandiri total = 6

2) Tergantung paling ringan = 5

3) Tergantung ringan = 4

4) Tergantung sedang = 3

5) Tergantung berat = 2 6) Tergantung paling berat = 1

7) Tergantung total = 0

Mandiri : jika skor = 6 Tidak mandiri : jika skor ≤ 5 c. Karakteristik Responden

1) Umur : a. 60-69 tahun = 0 b. >70 tahun = 1 2) Jenis Kelamin : a. Laki-laki = 0 b. Perempuan = 1 3) Tingkat Pendidikan : a. Tidak sekolah = 0

b. SD = 1

c. SLTP = 2

d. SLTA = 3

e. PT = 4

4) Pekerjaan :a. PNS = 0

b. Pedagang = 1 c. Petani = 2 d. Lain-lain = 3 5) Status Perkawinan : a. Menikah = 0 b. Belum menikah = 1 4. Entry

Proses memasukkan data ke dalam tabel dilakukan dengan program yang

47

ada di komputer (Setiadi, 2007). Memasukkan data dari kuesioner ke dalam program yang terdapat di komputer yaitu SPSS 20.

5. Cleaning

Cleaning merupakan teknik pembersihan data, data–data yang tidak sesuai dengan kebutuhan akan terhapus (Setiadi, 2007). Kegiatan pengecekan ulang yang sudah di entry apakah terdapat kesalahan atau tidak.

a. Data diedit atau dicek kembali atau dikoreksi kembali untuk melengkapi data yang mungkin masih kurang atau ada data yang tidak lengkap.

b. Data dikoding atau diberikan kode pada opsion-opsion yang sudah lengkap untuk memudahkan dalam menganalisis data.

c. Data ditabulasi atau dikelompokkan dalam bentuk tabel, kemudian dilanjutkan dengan analisa data.

b. Analisa Data

1) Analisis univariat

Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel baik variabel independen maupun variabel dependen. Analisis ini menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variable yang diteliti.

2) Analisis bivariat

Uji statistik yang di gunakan adalah Chi-Square dengan menggunakan komputer program SPSS dan Microsoft Excel. Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan variable independen dan variabel

dependen dengan menggunakan uji statistik yaitu menggunakan rumus Chi-Square dengan tingkat kemaknaan (α) = 0,05.

Rumus Chi-Square yang digunakan adalah:

= ∑ ∑ ( )

Keterangan :

X2 = Chi-square O = nilai observasi E = nilai yang diharapkan

∑ = jumlah data i = baris j = kolom Penilaian :

1) Apabila χ2 statistik > χ2 kritis, maka Ho ditolak atau Ha diterima, artinya ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.

2) Apabila χ2 statistik ≤ χ2 kritis, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.

49

I. Alur Penelitian

Pengambilan data awal

Menentukan populasi penelitian

Menentukan jumlah sampel

Melakukan seleksi sampel berdasarkan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.

Melakukan penelitian dengan cara membagikan lembar kuesioner dan observasi langsung

Melakukan pengolahan data

Menganalisis data secara univariat dan bivariat

Menyajikan hasil penelitian

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Hasil

Pada penelitian ini, kuesioner disebarkan kepada Lansia di Dusun Macinna Desa Pataro Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba. Jumlah responden adalah sebanyak 41 orang (berdasarkan kriteria inklusi).

1. Karakteristik Responden

Berikut ini deskripsi karakteristik responden yang telah diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner:

Tabel 4.1

Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur, Jenis Kelamin, Tingkat Pendidikan, Pekerjaan dan Status Pernikahan

Di Dusun Macinna Desa Pataro Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba

Karakteristik responden f %

Umur 60 – 69 tahun 32 78,1

> 70 tahun 9 21,9

Jenis Kelamin Laki-laki 19 45,9

Perempuan 22 54,1

Tingkat Pendidikan

Tidak Sekolah 12 29,7

SD 29 70,3

SLTP 0 0

SLTA 0 0

Perguruan Tinggi 0 0

Pekerjaan

PNS 0 0

Pedagang 7 17,1

Petani 27 65,8

Lain-lain 7 17,1

51

Status Pernikahan

Menikah 40 97,6

Belum Menikah 1 2,4

Sumber: Data Primer 2014.

Pada tabel 4.1 Menunjukkan bahwa mayoritas umur responden adalah berusia antara 60 – 69 tahunyaitu 78,1% dan kebanyakan mereka adalah perempuan yakni sebanyak 54,1%. Tingkat pendidikan terbanyak yaitu SD sebanyak 70,3%, pekerjaan responden terbanyak adalah sebagai petani yaitu 65,8%, status pernikahan yang terbanyak adalah suami istri yang masih lengkap dan tinggal serumah dengan persentase sebanyak 53,6%.

2. Hasil Analisis Data

Dari pernyataan pada kuisioner yang telah diajukan kepada responden diperoleh berbagai macam tanggapan terhadap variabel dukungan keluarga, kemandirian dalam pemenuhan ADL dan hubungan antara dukungan keluarga dengan kemandirian dalam pemenuhan ADL.

a. Dukungan Keluarga

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka data tabulasi responden berdasarkan dukungan keluarga dapat dilihat pada tabel 4.2 yaitu:

Tabel 4.2

Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga pada Lansia di Dusun Macinna Desa Pataro Kecamatan Herlang Kabupaten

Bulukumba (n=41)

Kategori f %

Baik 35 85,37

Kurang 6 14,63

Jumlah 41 100

Dari tabel 4.2 diketahui bahwa lansia yang mendapatkan dukungan keluarga dengan kategori baik yaitu 85,37%, sedangkan kategori kurang sebanyak 14,63%.

b. Kemandirian dalam Pemenuhan ADL

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka data tabulasi responden berdasarkan kemandirian dalam pemenuhan ADL pada lansia dapat dilihat pada tabel 4.3 yaitu:

Tabel 4.3

Distribusi Responden Berdasarkan Kemandirian dalam Pemenuhan ADL pada Lansia di Dusun Macinna Desa Pataro Kecamatan Herlang

Kabupaten Bulukumba(n=41)

Kategori f %

Mandiri 25 60,98

Tidak mandiri 16 39,02

Jumlah 41 100

Sumber: Data Primer 2014.

Dari tabel 4.3 didapatkan pada lansia di Dusun Macinna dikategorikan menjadi dua kelompok. Kemandirian dalam pemenuhan ADL pada lansia di Dusun Macinna adalah dengan kategori mandiri yaitu sebanyak 60,98%, sedangkan lansia yang tidak mandiri sebanyak 39,02%.

c. Analisis Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kemandirian dalam Pemenuhan ADL

Untuk melihat signifikansi variabel independen terhadap variabel dependen dilakukan analisis bivariat dengan menggunakan uji X2 (chi- square) dengan hasil sebagai berikut:

53

Tabel 4.4

Tabel Silang Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kemandirian dalam Pemenuhan ADL pada Lansia di Dusun Macinna Desa Pataro

Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba (n=41)

Dukungan Keluarga

Kemandirian dalam Pemenuhan Activity Daily Living (ADL)

P Value Mandiri Tidak

Mandiri Total (n)

f % f % f %

0,002 Baik 25 60,98% 10 24,39% 35 85,37%

Kurang 0 0,00% 6 14,63% 6 14,63%

Jumlah 25 60,98% 16 39,02% 41 100%

Sumber: Data Primer 2014.

Dari tabel 4.4 didapatkan bahwa lansia yang mendapat dukungan keluarga yang termasuk kategori baik dapat melakukan pemenuhan ADL secara mandiri dengan persentase 60,98%, sedangkan lansia yang medapat dukungan keluarga dengan kategori baik namun tidak dapat mandiri dalam pemenuhan ADL sebanyak 24,39%. Lansia yang mendapat dukungan keluarga dengan kategori kurang namun tidak dapat melakukan pemenuhan ADL secara mandiri yaitu sebanyak 14,63%, sedangkan lansia dengan dukungan keluarga kurang tidak dapat melakukan ADL secara mandiri yaitu 0,00%.

Hasil analisis dengan menggunakan uji Chi-Square didapatkan Fisher’s exact testp sebesar 0,002, atau berarti nilai p-value < α (0,05) sehingga dalam penelitian ini Ho ditolak dan Ha diterima dan dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan dukungan keluarga dengan kemandirian dalam pemenuhan ADL (2014) pada lansia di Dusun Macinna Desa Pataro Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba.

B. Pembahasan

1. Dukungan Keluarga Pada Lansia

Berdasarkan tabel 4.2 bahwa dukungan keluarga dikategorikan menjadi dua kelompok. Lansia yang mendapatkan dukungan keluarga dengan kategori baik sebanyak 85,37% dan kategori kurang yaitu 14,63%.

Hasil ini sejalan dengan pendapat Friedman (2003), yang mengatakan bahwa dukungan keluarga merupakan suatu strategi intervensi preventif yang paling baik dalam membantu anggota keluarga mengakses dukungan sosial yang belum digali untuk suatu strategi bantuan yang bertujuan untuk meningkatkan dukungan keluarga yang adekuat. Dukungan keluarga mengacu pada dukungan yang dipandang oleh anggota keluarga sebagai suatu yang dapat diakses untuk keluarga misalnya dukungan bisa atau tidak digunakan, tapi anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan. Melihat hasil penelitian ini juga diketahui terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga diantaranya usia, tingkat pendidikan, dan pekerjaan. (Azizah, 2011).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 78,1%lansia yang berusia 60-69 tahun danyang berusia >70 tahun sebanyak 21,9% dimana usia tersebut merupakan usia yang mempunyai masalah bervariasi dari rentang sehat sampai sakit, dari kebutuhan biopsikososial sampai

55

spiritual, serta dari kondisi adaptif hingga kondisi maladaptif. Hal ini didukung dengan hasil penelitian Chusnul Chuluq (2009) yang menunjukkan lansia yang berusia lebih dari 60 tahun sebanyak 59,8%

sedang yang berusia kurang dari 60 tahun sebanyak 40,2%.

Faktor yang juga mempengaruhi pengetahuan seseorang antara lain pendidikan. Pendidikan adalah segala upaya yang dilakukan seseorang untuk meningkatkan pengetahuan. Unsur-unsur pendidikan adalah input (sasaran pendidikan dan pendidik), proses (upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan), dan output (meningkatnya pengetahuan sehingga melakukan apa yang diharapkan) (Notoatmojo, 2003).

Pengetahuan yang kurang dapat berakibat timbulnya anggapan yang salah tentang dukungan keluarga yang diberikan kepada lansia.

Anggapan-anggapan yang salah tetap dipegang kuat dan ini didukung oleh masih terdapat lansia yang mendapatkan dukungan keluarga dengan kategori kurang yaitu 14,63% dengan tingkat pendidikan terakhir sekolah dasar dengan persentase 70,3% dan bahkan ada yang tidak sekolah dengan persentase 29,7%. Hal ini sesuai dengan teori bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin tinggi juga pengetahuannya dan sebaliknya, semakin rendah pendidikan, maka semakin rendah pengetahuannya.

Faktor terakhir yang mempengaruhi tingginya dukungan keluarga pada penelitian ini adalah faktor pekerjaan. Dimana dari data karakteristik responden dapat diketahui bahwa mayoritas pekerjaan

mereka adalah petani dengan persentase 65,8%. Pekerjaan jenis ini memerlukan banyak tenaga, dan lansia dengan pekerjaan jenis ini aktif dalam pekerjaannya sehingga pergerakan mereka terlatih namun kelelahan cepat terjadi oleh faktor usia.

Hal inilah yang menyebabkan tingginya dukungan keluarga baik dari anak dan anggota keluarga lainnya. Seperti menurut pendapat Friedman (2003), bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga lainnya adalah kelas sosial ekonomi orang tua. Kelas sosial ekonomi disini meliputi tingkat pendapatan atau pekerjaan orang tua. Dalam keluarga kelas menengah, suatu hubungan yang lebih demokratis dan adil mungkin ada, sementara dalam keluarga kelas bawah, hubungan yang ada lebih otoritas atau otokrasi. Selain itu orang tua dengan kelas sosial menengah mempunyai tingkat dukungan, afeksi dan keterlibatan yang lebih tinggi daripada orang tua dengan kelas sosial bawah.

Menurut Rook & Dooley, Kuntjoro (2002) dalam Tamher (2009) dukungan keluarga yang natural diterima seseorang melalui interaksi sosial dalam kehidupannya secara spontan dengan orang-orang yang berada disekitarnya misalnya anggota keluarga (anak, istri, suami, dan kerabat) teman dekat atau relasi.

2. Kemandirian Dalam Pemenuhan Activity of Daily Living (ADL) Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase lansia di Dusun Macinna Desa Pataro yang mandiri dalam pemenuhan ADL sebanyak 60,98%, dan yang tidak mandiri sebanyak39,02%. Hasil ini

57

sesuai dengan hasil penelitian Chusnul Chuluq (2009) didapatkan distribusi frekuensi mengenai kemandirian lansia, pada umumnya 86,7%

termasuk kategori mandiri, sebagian kecil 11,7% termasuk kategori ketergantungan ringan, sedangkan yang termasuk kategori ketergantungan berat hanya 1,6%. Hal ini dikatakan sebanding karena dari hasil penelitian ini jenis karakteristik responden yang sama pada usia, tingkat pendidikan dan pekerjaan.

Fungsi kemandirian pada lansia mengandung pengertian yaitu kemampuan yang dimiliki oleh lansia untuk tidak bergantung pada orang lain dalam melakukan aktivitasnya, semuanya dilakukan sendiri dengan keputusan sendiri dalam rangka memenuhi kebutuhannya (Alimul, 2004).

Berdasarkan hasil penelitian dapat disampaikan bahwa tingkat kemandirian dalam pemenuhan Activity of Daily Living (ADL) pada lansia berbeda. Hal ini mungkin dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kondisi kesehatan dan usia (Smeltzer & Bare, 2002).

Usia pada penelitian ini memegang peranan penting pada tingkat kemandirian lansia. Usia lanjut cenderung mengalami penurunan fungsi tubuh sehingga dapat mempengaruhi kemandirian lansia. Hal ini dapat dilihat yaitu jumlah lansia termuda adalah 60 tahun lebih banyak dibanding yang tertua yaitu 74 tahun. Faktor lain yang mempengaruhi kondisi kesehatan yaitu lanjut usia yang memiliki tingkat kemandirian tertinggi adalah mereka yang secara fisik dan psikis memiliki kesehatan yang tidak prima lagi dalam mengurus dirinya sendiri.

3. Analisis Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kemandirian dalam Pemenuhan Activity of Daily Living (ADL) Pada Lansia

Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, persentase lansia yang mendapat dukungan keluarga dengan kategori baik dapat melakukan pemenuhan ADL secara mandiri yaitu 60,98%, sedangkan lansia yang medapat dukungan keluarga dengan kategori baik namun tidak dapat mandiri dalam pemenuhan ADL sebanyak 24,39%. Lansia yang mendapat dukungan keluarga dengan kategori kurang namun tidak dapat melakukan pemenuhan ADL secara mandiri yaitu sebanyak 14,63%, sedangkan lansia dengan dukungan keluarga kurang tidak dapat melakukan ADL secara mandiri yaitu 0,00%.

Hasil analisis menggunakan Uji Chi-Square didapatkan hasil Fisher’s Exact Test dengan p-value sebesar (0,002), atau berarti nilai p- value < α (0,05) sehingga dalam penelitian ini Ho ditolak dan Ha diterima dan dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan dukungan keluarga dengan kemandirian dalam pemenuhan ADL (2014) pada lansia di Dusun Macinna Desa Pataro Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba.

Firman Allah dalam surah An-Nisa /4: 36

* (#ρ߉ç6ôã$#uρ

©!$#

Ÿωuρ

(#θä.Ύô³è@

ϵÎ/

$\↔ø‹x©

(

Èøt$Î!≡uθø9$$Î/uρ

$YΖ≈|¡ômÎ)

“É‹Î/uρ

4’n1öà)ø9$#

4’yϑ≈tGuŠø9$#uρ

ÈÅ3≈|¡yϑø9$#uρ

Í‘$pgø:$#uρ

“ÏŒ

4’n1öà)ø9$#

Í‘$pgø:$#uρ

É=ãΨàfø9$#

É=Ïm$¢Á9$#uρ

É=/Ζyfø9$$Î/

Èø⌠$#uρ

È≅‹Î6¡¡9$#

$tΒuρ

ôMs3n=tΒ öΝä3ãΖ≈yϑ÷ƒr&

3

¨βÎ)

©!$#

=Ït䆟ω

tΒ tβ%Ÿ2 Zω$tFøƒèΧ

#·‘θã‚sù

∩⊂∉∪

Dokumen terkait