• Tidak ada hasil yang ditemukan

F. Kerangka Teoritik

6. Tugas Guru

Guru adalah sosok manusia yang harus digugu dan ditiru. Predikat itu disandang dari pagi kala dia bangun tidur sampai mala saat itu dia masuk peraduan. Peran tersebut akan sangat terasa apabila sosok guru mengajar di daerah atau desa-desa yang jauh dari hingar bingar manusia. Tugas guru sebagai suatu profesi menuntut kepada guru untuk mengembangkan profesinalitas diri sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mendidik, mengajar, dan melatih anak didik adalah tugas guru sebagai suatu profesi. Tugas guru sebagai pendidik berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan nilai-nilai hidup kepada anak didik. Tugas guru sebagai pengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada anak didik. Tugas guru sebagai pelatih berarti mengembangkan kepelatihan dan menerapkannya dalam kehidupan demia masa depan anak didik.36

Hal diatas baru menampakkan sebagian tugas dari seorang guru sebagai pendidik. Selain itu juga guru sebagai pengajar, sebagai pelatih, dan sebagai pembimbing. Apabila tugas mulia guru tersebut dilaksanakan tanpa pamrih, ikhlas, sabar dan profesional, Insya Allah akan dapat meningkatkan guru iru sendiri, dan pada gilirannya (tidak mustahil) akan menjadi guru kaya.37

34 Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam (Jakarta: Kalam Mulia,2001), h. 19.

35Ibid.,h. 65.

36 Isjoni, Menuju Masyarakat Belajar (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009), h.26.

37 Zainal Aqib, Guru Profesional Berstandar Nasional (Bandung: Yrama Widya, 2010),

Menurut Amir Tengku Ramlydalam buku, Muhaimin Paradigma Pendidikan Islam, guru kaya dapat di artikan dalam empat hal utama terkait dengan dirinya dan dunia pengajaran Disebut guru kaya, karena:

1. Apabila seorang guru memiliki cara pandang bahwa jabatan guru itu adalah profesi, oleh karena itu senantiasa harus dilatih keahliannya sehingga melahirkan sosok guru pemilik dan perancang.

2. Apabila guru memiliki pola khusus dengan siswa yang mengedepankan sikap proaktif da mentalitas yang kaya

3. Apabila guru mampu melakukan proses pengajaran yang senantiasa tidak mematikan potensi siswa terkait antara dunia pengajaran dengan realitas.

4. Apabila seorang guru belajar mengintegrasikan otak kiri, otak kanan, panca indra dan hatinya untuk memperoleh sumber ilmu yang hakiki.38 7. Pendidikan Akhlak

Pendidikan akhlak adalah “pendidikan mengenai dasar-dasar akhlak dan keutamaan perangai, tabiat yang harus dimiliki dan dijadikan kebiasaan oleh anak sejak dia kecil hingga ia bisa membedakan mana yang baik dan mana yang salah.”39Pendidikan akhlak adalah “usaha sadar dan tidak sadar yang di lakukan oleh seorang pendidik untuk membentuk kepribadian yang baik dari segi jasmani maupun rohani, sehingga terbentuk manusia yang taat kepada Allah.”40Sebagaimana yang difirmankan Allah Subhanahu wata‟aala:



Artinyamereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oelh Allah maka ikutilah mereka.” (QS. Al-An‟am: 90).”41

1. Mendidik dengan Kebiasaan

h.3.

38 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), h.96.

39Ibid,.h 123

40Juhaya, ilmu akhlak ( Bandung : CV Mustika Setia, 2012), h. 201

41 Depertemen RI., Al-Qur‟an dan terjemahan(Ponerogo: CV Penerbit, 2014), h. 138.

Telah ditetapkan dalam syari‟at Islam bahwa anak semenjak lahir sudah diciptakan dalam keadaan bertauhid yang murni, agama yang lurus, dan iman kepada Allah.Sebagaimana yang difirmankan Allah Subhanahu wata‟ala:





ArtinyaMaka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah, ( tetaplah atas ) fitrah Allah yang menciptakan manusia menurut fitrah itu, tidak perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui .(QS. Ar-Ruum : 30).”42

Dari sini, tibalah saatnya pembiasaan, pendidikan, dan pendisiplinan mengambil perannya dalam pertumbuhan anak dan menguatkan tauhid yang murni, akhlak yang mulia, jiwa yang agung, dan etika syari‟at yang lurus.Sudah tidak diperselisihkan lagi bahwa pketika anak memiliki dua faktor ini: factor pendidikan Islam yang luhur dan factor lingkungan yang kondusif, sudah bisa dipastikan anak tersebut akan tumbuh dalam iman yang kuat, memiliki akhlak Islam, serta mencapai puncak keagungan jiwa dan pribadi yang mulia.

2. Mendidik dengan Nasihat

Satu lagi metode pendidikan yang efektif dalam membentuk keimanan anak, akhlak, mental, dan sosialnya, adalah metode mendidik dengan nasihat.Metode yang digunakan Rasulullah Shalallu „alaihi wa sallam sebagai guru utama dan pertama kita

42Ibid.,h. 407.

adalah yang terbaik dalam menyampaikan nasehat. Berikut metode yang digunakan Beliau:

1. Metode berkisah

2. Metode dialog dan bertanya (yang menuntut jawaban) 3. Metode dialog dan bertanya (yang menuntut jawaban)

4. Memulai penyampaian nasihat dengan sumpah atas nama Allah Subhanahu wa Ta‟ala

5. Menyisipkan canda dalam penyampaian nasihat

6. Mengatur pemberian nasihat untuk menghindari rasa bosan 7. Membuat nasihat yang sedang disampaikan dapat menguasai

spendengar

8. Menyampaikan nasihat dengan memberikan contoh 9. Menyampaikan nasihat dengan peragaan tangan

10. Menyampaikan nasihat melalui media gambar dan penjelasan 11. Menyampaikan nasihat dengan memanfaatkan momen atau

kesempatan

12. Menyampaikan nasihat dengan menunjukkan perkara yang di haramkan.43

3. Mendidik dengan Perhatian dan Pengawasan

Maksud dari pendidikan dengan perhatian adalah mengikuti perkembangan anak dan mengawasinya dalam pembentukan akidah, akhlak, mental, dan sosialya.Dengan terus mengecek keadaanya dalam pendidikan fisik dan intelektualnya.44

43 Said hamid Hasan, ddk, pengembangan pendidikan budaya islam, (Jakarta: Cinta Ilmu, 1997), h. 85.

44Ibid,.h. 40.

Tujuan mata pelajaran Aqidah Akhlak Kelas VII MTs Al-Madaniyah yang tertera di silabus yaitu:

KOMPETENSI INTI KOMPETENSIDASAR

1.Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

1.1Menghayati Al-Quran sebagai implementasi dari pemahaman rukun iman.

1.2Beriman kepada Allah SWT 1.3Beriman kepada malaikat Allah SWT 1.4Menerapkan ketentuan bersuci dari hadas

kecil dan hadas besar berdasarkan syariat Islam

1.5Menunaikan shalat wajibberjamaah

sebagai implementasi dari pemahaman rukun Islam 1.6Menunaikan shalat Jumat sebagai implementasi dari

pemahaman Q.S. Al- Jumu„ah (62): 9

1.7Menunaikan shalat jamak qasar ketika bepergian jauh (musafir) sebagai implementasi dari pemahaman ketaatan beribadah

2.Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya

2.1Menghargai perilaku jujur sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Al- Baqarah (2): 42 dan hadis terkait 2.2Menghargai perilaku hormat dan patuh

kepada orang tua dan guru sebagai implementasi dari Q.S.

Al-Baqarah (2): 83 dan hadis terkait

2.3 Menghargai perilaku empati terhadap sesama sebagai implementasi dari Q.S. An-Nisa (4): 8 dan hadis terkait 2.4Menghargai perilaku ikhlas, sabar, dan pemaaf sebagai

implementasi dari

pemahaman Q.S. An-Nisa (4):146, Q.S. Al Baqarah (2):153, dan Q.S. Ali Imran (3):

134, dan hadis terkait

2.5Menghargai perilaku amanah sebagai implementasi dari Q.S. Al- Anfal (8): 27 dan hadis terkait

2.6Menghargai perilaku istiqamah sebagai implementasi dari pemahaman QS Al-

Ahqaf (46): 13 dan hadis terkait 2.7Menghargai perilaku semangat menuntut

ilmu sebagai implementasi dari pemahaman sifat Allah (Al-

‟Alim, al- Khabir, as-Sami‟, dan al-Bashir) dan Q.S. Al- Mujadilah (58): 11 dan Q.S. Ar-Rahman (55):33 serta hadis terkait

2.8Meneladani perjuangan Nabi Muhammad SAW periode Mekah dan Madinah 2.9Meneladani sikap terpuji

Khulafaurrasyidin 3.Memahami pengetahuan (faktual,

konseptual, dan prosedural)

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata

3.1 Memahami makna al-Asmaul-Husna: Al-

‟Alim, al-Khabir, as-Sami‟, dan al-Bashir 3.2Memahami makna iman kepada malaikat

berdasarkan dalil naqli 3.3 Memahami kandungan Q.S. Al-

Mujadilah (58): 11 dan Q.S. Ar-Rahman (55):

33 serta hadits terkait tentang menuntut ilmu.

3.4 Memahami makna empati terhadap sesama sesuai kandungan Q.S. An-Nisa (4): 8 dan hadis terkait

3.5 Memahami kandungan Q.S. An-Nisa (4) : 146, Q.S. Al-Baqarah (2): 153, dan Q.S.

Ali Imran (3): 134 serta hadis terkait tentang ikhlas, sabar, dan pemaaf 3.6 Memahami makna amanah sesuai

kandungan Q.S. Al-Anfal (8): 27 dan hadis terkait

3.7 Memahami istiqamah sesuai kandungan Q.S. Al-Ahqaf (46): 13 dan hadis terkait 3.8 Memahami ketentuan bersuci dari hadas

besar berdasarkan ketentuan syari‟at Islam

3.9 Memahami ketentuan shalat berjamaah 3.10Memahami ketentuan shalat Jumat 3.11Memahami ketentuan shalat Jamak

Qasar

3.12Memahami sejarah perjuangan Nabi Muhammad SAW periode Mekah 3.13Memahami sejarah perjuangan Nabi

Muhammad SAW periode Madinah 3.14Mengetahui sikap terpuji

khulafaurrasyidin 4.Mencoba, mengolah, dan menyaji

dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah

abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

4.1 Menyajikan contoh perilaku yang mencerminkan orang yang meneladani al- Asmaul-Husna: Al-‟Alim, al-Khabir, as- Sami‟, dan al-Bashir.

4.2 Menyajikan contoh perilakuyang mencerminkan iman kepada malaikat.

4.3.1 Membaca Q.S. Al- Mujadilah (58):11,

Q.S. Ar-Rahman (55): 33, Q.S. An-Nisa (4):

146, Q.S. Al-Baqarah (2): 153, dan Q.S. Ali Imran (3): 134 dengan tartil

4.3.2 Menunjukkan hafalan Q.S. Al- Mujadilah (58):

11, Q.S. Ar-Rahman (55): 33, Q.S. An-Nisa (4):146, QS. Al Baqarah (2):153, dan Q.S. Ali Imran (3):

134 dengan lancar.

4.4 Mencontohkan perilaku empati terhadap sesama sesuai kandungan QS An-Nisa (4): 8 dan hadis terkait

4.5.1 Membaca Q.S.An-Nisa (4): 146, Q.S. Al- Baqarah (2):

153, dan Q.S. Ali Imran (3): 134 dengan tartil 4.5.2 Menunjukkan hafalan Q.S. An-Nisa (4):146, QS. Al

Baqarah (2):153, dan Q.S. Ali Imran (3): 134 dengan lancer

4.6 Mencontohkan perilaku amanah sesuai kandungan Q.S.

Al-Anfal (8): 27 dan hadis terkait

4.7 Mencontohkan perilaku istiqamah sesuai kandungan QS. Al-Ahqaf (46): 13 dan hadis terkait

4.8 Mempraktikkan tata cara bersuci dari hadas besar 4.9 Mempraktikkan shalat berjamaah

4.10 Mempraktikkan shalat Jumat

4.11 Mempraktikkan shalat jamak dan qasar

4.12 Menyajikan strategi perjuangan yang dilakukan Nabi Muhammad Saw. periode Mekah

4.13 Menyajikan strategi perjuangan yang dilakukan Nabi Muhammad Saw. periode Madinah

4.14 Mencontohkan perilakuterpuji dari Khulafaurrasyidin

Penjelasan: setiap yang dikasi titik merah memiliki kaitan dengan tujuan pembelajaran di madrasah.

IPK ( Indikator Pencapaian Kompetensi )

Silabus MTs Al-Madaniyah.45

KOMPETENSI INTI IPK

1.Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

1.7 Meyakini adanya malaikat Allah Subhanahu wata‟ala sehingga menambah keimanan kepada Allah Subhanahu wata‟ala.

2.Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya

2.2 Membiasakan diri dengan hidup disiplin, prilaku jujur, tanggung jawab, peduli dan santun dalam kehidupan sehar-hari.

3.Memahami pengetahuan (faktual,

konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

3.7 Menjelaskan pengertian malaikat dan membandingkan dengan manusia dan jin.

45Silabus MTs Al-Madaniyah.

pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata

3.8 menjelaskan tugas-tugas malaikat.

4.Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah

abstrak (menulis, membaca,

menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

4.7 Menunjukan prilaku berima pada Allah ta‟ala.