• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tujuan MPKP adalah :

1. Menjaga konsistensi asuhan keperawatan

2. Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekosongan pelaksanaan asuhan keperawatan oleh tim keperawatan.

3. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.

4. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijaksanaan dan keputusan

5. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi setiap anggota tim keperawatan.

C. Komponen

Ada lima komponen MPKP : 1. Nilai professional

2. Pendekatan manajemen

3. Metode pemberian asuhan keperawatan 4. Hubungan professional

5. System penghargaan dan kompensasi

82

a. Model Asuhan Keperawatan Fungsional

Yaitu pengorganisasian tugas keperawatan yang didasarkan kepada pembagian tugas menurut jenis pekerjaan yang dilakukan. Seorang perawat dapat melakukan dua jenis atau lebih untuk semua klien yang ada di unit tersebut. Metode ini berkembang ketika perang dunia II, akibat kurangnya perawat profesional, maka banyak direkrut tenaga pembantu perawat. Mereka dilatih minimal cara merawat, diajarkan tugas yang sederhana dan berulang seperti menyuntik, ukur tekanan darah, mengukur suhu, merawat luka dan sebagainya. Awalnya hal tersebut bersifat sementara, karena keterbatasan tenaga perawat yang ada, namun dalam kenyataannya hal tersebut tetap bertahan sampai saat ini, khususnya di Indonesia.

Contoh: Perawat A tugasnya menyuntik, dan perawat B melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital serta penyuapi pasien dan Perawat C bertugas untuk merawat luka dan sebagainya.

Kelebihan dari model fungsional : a. Sederhana

b. Efisien

c. Perawat terampil untuk tugas atau pekerjaan tertentu.

d. Mudah memperoleh kepuasan kerja bagi perawat setelah selesai tugas.

e. Kekurangan tenaga ahli dapat diganti dengan tenaga yang kurang berpengalaman untuk satu tugas yang sederhana.

f. Memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staff atau peserta didik yang praktek untuk ketrampilan tertentu.

Kekurangan Model Fungsional:

a. Pasien mendapat banyak perawat.

b. Kebutuhan pasien secara individu sering terabaikan c. Pelayanan pasien secara individu sering terabaikan.

d. Pelayanan terputus-putus

83

b. Model Asuhan Keperawatan Tim

Yaitu pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh sekelompok perawat dan sekelompok klien. Kelompok ini dipimpin oleh perawat berijazah dan berpengalaman serta memiliki pengetahuan dalam bidangnya. Pembagian tugas dalam kelompok dilakukan oleh pimpinan kelompok/Ketua Tim. Selain itu Ketua Tim bertanggungjawab dalam mengarahkan anggotanya sebelum tugas dan menerima laporan kemajuan pelayanan keperawatan klien serta membantu anggota tim dalam menyelesaikan tugas apabila mengalami kesulitan. Selanjutnya ketua tim yang melaporkan kepada kepala ruangan tentang kemajuan pelayanan atau asuhan keperawatan klien.

Ketenagaan dari tim ini terdiri dari : a. Ketua tim

b. Pelakaana perawatan c. Pembantu perawatan

Adapun tujuan dari perawatan tim adalah : memberikan asuhan yang lebih baik dengan menggunakan tenaga yang tersedia.

Kelebihan model tim:

a. Saling memberi pengalaman antar sesama tim.

b. Pasien dilayani secara komfrehesif c. Terciptanya kaderisasi kepemimpinan d. Tercipta kerja sama yang baik .

e. Memberi kepuasan anggota tim dalam hubungan interpersonal

f. Memungkinkan menyatukan anggota tim yang berbeda-beda dengan aman dan efektif.

Kekurangan model tim:

a. Tim yang satu tidak mengetahui mengenai pasien yang bukan menjadi tanggung jawabnya.

84

atau trburu-buru sehingga dapat mengakibatkan kimunikasi dan koordinasi antar anggota tim terganggu sehingga kelanncaran tugas terhambat.

c. Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu tergantung atau berlindung kepada anggota tim yang mampu atau ketua tim.

c. Model Asuhan Keperawatan Alokasi Klien

Yaitu pengorganisasian pelayanan/asuhan keperawatan untuk satu atau beberapa klien oleh satu perawat pada saat tugas/jaga selama periode waktu tertentu sampai klien pulang. Kepala ruangan bertanggung jawab dalam pembagian tugas dan menerima laporan tentang pelayanan keperawatan klien.

Kelebihan model alokasi klien:

a. Kebutuhan pasien terpenuhi.

b. Pasien merasa puas.

c. Masalah pasien dapat dipahami oleh perawat.

d. Kepuasan tugas secara keseluruhan dapat dicapai.

Kekurangan medel alokasi klien :

a. Kemampuan tenga perawat pelaksana dan siswa perawat yang terbatas sehingga tidak mampu memberikan asuhan secara menyeluruh

b. Membutuhkan banyak tenaga.

c. Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak sehingga tugas rutin yang sederhana terlewatkan.

d. Pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama perawat penaggung jawab klien bertugas.

d. Model Asuhan Keperawatan Primer

Keperawatan primer adalah suatu metode pemberian asuhan keperawatan dimana perawat profesional bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap asuhan keperawatan pasien selama 24 jam/hari. Metode ini dikembangkan sejak tahun 1970'an. Tanggung jawab meliputi pengkajian pasien, perencanaan, Implementasi dan evaluasi asuhan keperawatan dari sejak pasien masuk rumah sakit hingga pasien

85

perawat asosiet. Keperawatan primer ini akan menciptakan kesempatan untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, dimana asuhan keperawatan berorientasi kepada pasien. Pengkajian dan menyusun rencana asuhan keperawatan pasien dibawah tanggungjawab perawat primer, dan perawat assosiet yang akan melaksanakan rencana asuhan keperawatan dalam tindakan keperawatan. Pada Model Asuhan Keperawatan Primer membutuhkan kualifikasi tertentu karena perawat primer harus tenaga perawat profesional (Register Nurse) yang mengasuh pasien mulai pengkajian, penentuan diagnosa, membuat rencana, melakukan implementasi dan evaluasi. Dalam kegiatan implementasiperawat primer dibantu oleh perawat assosiete. Jadi peran perawat associate adalah membantu saat pelaksanaan tindakan. Perawat primer akan mengasuh 4 – 6 klien/pasien selama 24 jam

Tugas perawat primer adalah : a. Menerima pasien

b. Mengkaji kebutuhan

c. Membuat tujuan, rencana, pelaksanaan dan evaluasi.

d. Mengkoordinasi pelayanan

e. Menerima dan menyesuaikan rencana f. menyiapkan penyuluhan pulang

Kelebihan dari model perawat primer:

a. Mendorong kemandirian perawat.

b. Ada keterikatan pasien dan perawat selama dirawat c. Berkomunikasi langsung dengan Dokter

d. Perawatan adalah perawatan komfrehensif

e. Model praktek keperawatan profesional dapat dilakukan atau diterapkan.

f. Memberikan kepuasan kerja bagi perawat

g. Memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga menerima asuhan keperawatan.

Kelemahan dari model perawat primer:

86

b. kuantitas tenaga perawat,

c. Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesional.

d. Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain.

e. Model Asuhan Keperawatan Moduler (Gabungan asuhan keperawatan primary dan Tim)

Yaitu pengorganisasian pelayanan atau asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat professional dan non profesional (perawat trampil) untuk sekelompok klien dari mulai masuk rumah sakit sampai pulang, disebut tanggung jawab total atau keseluruhan. Untuk metode ini diperlukan perawat yang berpengetahuan, trampil dan memiliki kemampuan memimpin. Idealnya 2 - 3 perawat untuk 8 - 12 klien.

Keuntungan dan Kerugian model Moduler

Sama dengan gabungan antara metode tim dan metode perawat primer.

Semua metode diatas dapat digunakan sesuai dengan situasi dan kondisi ruangan.

Jumlah staf yang ada harus berimbang sesuai dengan yang telah dibahas pembicaraan yang sebelumnya.

87

LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan soal kasus berikut :

Tugas

1. Bentuklah kelompok kecil ( 6 orang)

2. Diskusikan dengan teman anda, pilihlah 2 metode penugasan yang baik diterapkan dalam menjalankan praktek keperawatan profesional.

3. Berikan alasan berdasarkan untung rugi dari pemilihan model tersebut.

4. Susunlah struktur pengorganisasian kerja pelayanan keperawatan berdasarkan 2 model penugasan yang anda pilih (gambarkan dengan jelas )

5. Susunlah job diskripsidari masing-masing peran berdasarkan struktur organisasi kerja yang telah dibuat.

R AN GKUM AN

1. Upaya peningkatan mutu layanan keperawatan dapat dilakukan melalui pengelolaan bangsal secara tepat. Salah satu upaya tersebut adalah dengan menerapkan model asuhan keperawatan profesional yang tepat, sesuai dengan situasi dan kondisi baik keadaan ketenagaan maupun sarana penunjang yang ada.

2. Penerapan model asuhan keperawatan profesional yang tepat dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dan tanggung gugat dari perawat sebagai pemberi layanan keperawatan (Care Providers) dan dapat memberikan kepuasan bagi pasien sebagai penerima layanan keperawatan (Care Receivers).

88

Dokumen terkait