1. Uji Validitas Instrumen
Pernyataan dikatakan valid jika nilai korelasinya adalah positif dan lebih besar atau sama dengan rtabel. Pada pengujian validitas instrumen penelitian ini, peneliti mengambil sampel sebanyak 20 responden. Dengan demikian nilai rtabel dengan N = 20 dengan taraf signifikan sebesar 5% adalah 0,444. Instrument dikatakan valid jika rhitung > rtabel, dan dinyatakan tidak valid jika rhitung < rtabel.
Dalam uji validitas, instrumen penggunaan e-commerce Shopee terdiri dari 22 pernyataan. Setelah diuji, berdasarkan tabel 4.2 terdapat 19 item pernyataan yang valid yaitu 1, 2, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 19, 20, 21, 22 dan 3 item pernyataan yang dinyatakan tidak valid, yaitu item pernyataan 3, 8, dan 18. Karena tidak valid,
61
maka item pernyataan tersebut dibuang dan tidak digunakan dalam penelitian.
Dalam uji validitas, instrument perilaku konsumtif terdiri dari 12 pernyataan. Setelah diuji, berdasarkan tabel 4.3 terdapat 10 item pernyataan yang valid yaitu 23, 24, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 33, 34 dan 2 item pernyataan yang dinyatakan tidak valid, yaitu item pernyataan 25 dan 32. Karena tidak valid, maka item pernyataan tersebut dibuang dan tidak digunakan dalam penelitian. Dengan demikian penelitian ini dapat dilanjutkan kepada analisis reliabilitas.
2. Uji Reabilitas Instrumen
Untuk menguji apakah butir-butir pertanyaan reliable, maka dilakukan uji reabilitas pada 20 kuesioner yang telah diisi oleh responden. Dari hasil penghitungan uji realiabilitas pada tabel 4.4 diketahui nilai reabilitas instrumen variabel penggunaan e-commerce Shopee (X) sebesar 0,916 kemudian dikonsultasikan rtabel pada taraf signifikan 5% sebesar 0,444. Karena rhitung ≥ rtabel, yaitu 0,916 ≥ 0,444 maka instrumen tersebut dikatakan reliable.
Berdasarkan tabel 4.5, hasil uji realibilitas instrumen variabel perilaku konsumtif (Y) sebesar 0,823 kemudian dikonsultasikan rtabel pada taraf signifikan 5% sebesar 0,444. Karena rhitung ≥ rtabel, yaitu 0,823 ≥ 0,444 maka instrumen tersebut dikatakan reliable.
C. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas
Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu distribusi data, guna untuk memenuhi syarat asumsi klasik tentang kenormalan data. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan SPSS versi 20. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.7
Berdasarkan pedoman pengambilan keputusan, jika nilai signifikansi (sig) atau nilai probabilitas < 0,05, maka distribusi data adalah tidak normal. Sedangkan jika nilai signifikansi (sig) atau nilai probabilitas > 0,05, maka distribusi data adalah normal. Dari hasil output pada tabel uji normalitas data menunjukkan angka signifikansi (sig) sebesar 0,642 > 0,05, maka data tersebut berdistribusi normal.
2. Uji Linieritas
Uji linieritas bertujuan untuk mencari antara dua variabel mempunyai hubungan yang linier atau tidak. Apabila hubungan tersebut tidak linier maka analisis regresi tidak dapat dilanjutkan. Uji linieritas dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan SPSS versi 20. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.8
Berdasarkan hasil uji linieritas yang terdapat pada tabel linieritas diketahui nilai signifikansi (sig) deviation from linearity sebesar 0,468
≥ 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang linier
63
antara variabel e-commerce Shopee (X) dengan varibel perilaku konsumtif (Y).
D. Deskripsi Data
Data penelitian dikumpulkan melalui angket/kuesioner dan dokumentasi. Data tersebut meliputi data variabel e-commerce Shopee (X) dan variabel perilaku konsumtif (Y). Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel dari masyarakat Desa Kradenan Kecamatan Jetis Ponorogo yang memiliki rentang usia 16-30 tahun dengan keseluruhan populasi sebanyak 283 orang dan dengan jumlah responden 74 orang.
Data variabel e-commerce Shopee (X) dan perilaku konsumtif (Y) didapatkan dari penyebaran angket/kuesioner. Peneliti menggunakan metode kuesioner tertutup, dimana responden akan menjawab daftar pertanyaan yang telah ditentukan pilihan jawabannya. Skor jumlah angket dari responden diberi nilai berupa angka-angka agar memudahkan dalam perhitungan kuantitatif.
1. Data Variabel E-Commerce Shopee (X)
Data variabel e-commerce Shopee (X) masyarakat Desa Kradenan Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo ditunjukkan pada tabel 4.9. Tabel tersebut menjelaskan hasil penjumlahan skor jawaban dari masing-masing responden terhadap setiap item pertanyaan. Jumlah item pertanyaan untuk variabel e-commerce Shopee (X) yaitu 19 item.
Selanjutnya peneliti melakukan pemaparan skor angket seperti yang terlihat pada tabel 4.10 yang dihitung dengan memilah masing- masing skor dan menentukan jumlah frekuensi dari setiap skor yang diperoleh. Dari tabel tersebut dapat diperoleh data tentang variabel e- commerce Shopee (X), dengan nilai tertinggi yang didapat adalah 95 poin dengan frekuensi 2 responden dan nilai terendah adalah 31 poin dengan frekuensi 1 responden.
2. Data Variabel Perilaku Konsumtif (Y)
Data variabel perilaku konsumtif (Y) masyarakat Desa Kradenan Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo ditunjukkan pada tabel 4.11. Tabel tersebut menjelaskan hasil penjumlahan skor jawaban dari masing-masing responden terhadap setiap item pertanyaan. Jumlah item pertanyaan untuk variabel perilaku konsumtif (Y) yaitu 10 item.
Selanjutnya peneliti melakukan pemaparan skor angket seperti yang terlihat pada tabel 4.12 yang dihitung dengan memilah masing- masing skor dan menentukan jumlah frekuensi dari setiap skor yang diperoleh. Dari tabel tersebut dapat diperoleh data tentang variabel perilaku konsumtif (Y), dengan nilai tertinggi yang didapat adalah 50 poin dengan frekuensi 3 responden dan nilai terendah adalah 12 poin dengan frekuensi 1 responden.
Setelah semua data mengenai variabel e-commerce Shopee (X) dan variabel perilaku konsumtif (Y) sudah terkumpul, peneliti akan
65
menghitung mean dan standard deviasi. Selanjutnya akan melakukan analisis data mengenai pengaruh dengan menggunakan rumus analisis regresi linier sederhana. Analisis tersebut digunakan untuk mengetahui pengaruh dan hubungan satu variabel bebas terhadap satu variabel terikat.
E. Analisis Data
1. Analisis Data Variabel E-Commerce Shopee (X)
Analisis data ini dilakukan untuk mengetahui tingkat variabel penggunaan e-commerce Shopee (X) masyarakat Desa Kradenan Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo. Untuk menentukan kategori penggunaan e-commerce Shopee tersebut tinggi, sedang atau rendah, yaitu dengan menyusun urutan kedudukan atas tiga tingkatan. Maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Memberi skor pada angket.
b. Menyusun urutan kedudukan atas tiga tingkatan.
Dalam penyusunan urutan kedudukan atas tiga tingkat dapat disusun menjadi tiga kelompok yaitu tinggi, sedang, dan rendah.
Patokan yang digunakan untuk menentukan rangking atas, tengah, dan bawah adalah dengan cara mencari mean dan standar deviasi, dengan menggunakan tabel yang dapat dilihat pada tabel 4.13. Untuk menentukan mean dan standar deviasi yaitu dengan menggunakan bantuan SPSS versi 20 yang dapat dilihat pada tabel 4.14
Dari data tersebut di peroleh hasil mean pada variabel X sebanyak 63,59 dan standar deviasi sebesar 13,360 Untuk menentukan kategori e-commerce Shopee tinggi, sedang dan rendah, dibuat pengelompokan dengan menggunakan rumus:
a. Skor lebih dari Mx + 1.SDx adalah penggunaan e-commerce Shopee masyarakat Desa Kradenan Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo termasuk kategori tinggi.
b. Skor kurang dari Mx - 1.SDx adalah penggunaan e-commerce Shopee masyarakat Desa Kradenan Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo termasuk kategori kurang.
c. Dan skor antara dari Mx - 1.SDx sampai dengan Mx + 1.SDx adalah penggunaan e-commerce Shopee masyarakat Desa Kradenan Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo termasuk kategori sedang.
Mx + 1.SDx = 63,59 + 1(13,360)
= 63,59 + 13,360
= 76,95
= 77 (dibulatkan) Mx - 1.SDx = 63,59 - 1(13,360)
= 63,59 - 13,360
= 50,23
= 50 (dibulatkan)
67
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa skor lebih dari 77 dikategorikan pengguna e-commerce Shopee masyarakat Desa Kradenan Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo tinggi, sedangkan skor 50-77 dikategorikan pengguna e-commerce Shopee masyarakat Desa Kradenan Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo sedang, dan skor kurang dari 50 dikategorikan pengguna e-commerce Shopee masyarakat Desa Kradenan Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo rendah.
Tabel 5.3
Kategori Penggunaan E-Commerce Shopee
No Nilai Frekuensi Presentase Kategori
1 >77 7 9,46% Tinggi
2 50-77 59 79,73% Sedang
3 <50 8 10,81% Rendah
Jumlah 74 100%
Berdasarkan hasil yang dapat dilihat pada tabel 5.3 dapat diketahui mengenai kategori presentase penggunaan e-commerce Shopee masyarakat Desa Kradenan Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo. Pertama, pada kategori tinggi dapat diketahui untuk frekuensi nya terdapat 7 responden dengan persentase 9,46% orang menggunakan e-commerce Shopee secara aktif, lalu pada kategori sedang dapat diketahui frekuensinya sebanyak 59 responden dengan persentase 79,73% orang menggunakan e-commerce Shopee, dan pada kategori rendah dapat diketahui untuk frekuensinya sebanyak 8 responden dengan persentase 10,81% orang yang mengakses e- commerce Shopee
Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa pengguna e-commerce Shopee masyarakat Desa Kradenan Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo termasuk dalam kategori sedang yang memiliki frekuensi tertinggi yaitu 59 responden dengan persentase sebanyak 79,73%
orang menggunakan e-commerce Shopee.
Dalam teori Uses and Gratification yang diperkenalkan oleh Herbert Blumer dan Elihu Katz, dijelaskan bahwa kebutuhan merupakan salah satu faktor dalam penggunaan media. Teori ini mengasumsikan bahwa pengguna mempunyai pilihan alternatif untuk memuaskan kebutuhannya. Teori ini menilai bahwa individu dalam menggunakan media berorientasi pada tujuan, bersifat aktif sekaligus diskriminatif. Individu dinilai mengetahui kebutuhan mereka dan mengetahui serta bertanggung jawab terhadap pilihan media yang dapat memenuhi kebutuhannya tersebut.
Setiap pengguna e-commerce Shopee memiliki tujuan tertentu dalam menggunakan sebuah media. Seseorang yang membutuhkan informasi akan mencari media mana yang akan diakses sesuai dengan kebutuhan. Masyarakat sebagai khalayak, terlihat aktif memanfaatkan e-commerce Shopee untuk memenuhi kebutuhan yang mereka inginkan. E-Commerce Shopee mampu memberikan informasi tentang berbagai jenis produk dengan kemudahan akses dan tampilan yang menarik. Pengetahuan tersebut akan membuat pengguna mampu mengambil informasi dari pesan yang disampaikan.
69
Dalam hal ini, e-commerce Shopee sebagai media jual beli online sangat berperan membangun pikiran dan kegiatan konsumsi karena hubungan media dan kehidupan sehari-hari sangat erat.
Keberadaan e-commerce Shopee kemudian menggiring masyarakat mengubah perilakunya. Secara tidak langsung masyarakat menerima efek atau pengaruh setelah melihat tampilan yang bersifat persuasi secara terus menerus, akhirnya menibulkan efek konsumtif bagi masyarakat.
2. Analisis Data Variabel Perilaku Konsumtif (Y)
Analisis data ini dilakukan untuk mengetahui tingkat variabel perilaku konsumtif (Y) masyarakat Desa Kradenan Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo. Untuk menentukan kategori perilaku konsumtif tersebut tinggi, sedang atau rendah, yaitu dengan menyusun urutan kedudukan atas tiga tingkatan. Maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Memberi skor pada angket
b. Menyusun urutan kedudukan atas tiga tingkatan
Dalam penyusunan urutan kedudukan atas tiga tingkat dapat disusun menjadi tiga kelompok yaitu tinggi, sedang, dan rendah.
Patokan yang digunakan untuk menentukan rangking atas, tengah, dan bawah adalah dengan cara mencari mean dan standar deviasi, dengan menggunakan tabel yang dapat dilihat pada tabel 4.15. Untuk
menentukan mean dan standar deviasi yaitu dengan menggunakan bantuan SPSS versi 20 yang dapat dilihat pada tabel 4.16
Dari data tersebut di peroleh hasil mean pada variabel Y sebanyak 29,69 dan standar deviasi sebesar 10,198. Untuk menentukan kategori perilaku konsumtif tinggi, sedang dan rendah, dibuat pengelompokan dengan menggunakan rumus:
a. Skor lebih dari Mx + 1.SDx adalah perilaku konsumtif masyarakat Desa Kradenan Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo termasuk kategori tinggi.
b. Skor kurang dari Mx - 1.SDx adalah perilaku konsumtif masyarakat Desa Kradenan Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo termasuk kategori kurang.
c. Dan skor antara dari Mx - 1.SDx sampai dengan Mx + 1.SDx adalah perilaku konsumtif masyarakat Desa Kradenan Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo termasuk kategori sedang.
Mx + 1.SDx = 29,69 + 1.(10,198)
= 29.69 + 10,198
= 39,888
= 40 (dibulatkan) Mx - 1.SDx = 29,69 - 1.(10,198)
= 29.69 - 10,198
= 19,492
71
= 19 (dibulatkan)
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa skor lebih dari 40 dikategorikan perilaku konsumtif masyarakat Desa Kradenan Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo tinggi, sedangkan skor 19-40 dikategorikan perilaku konsumtif masyarakat Desa Kradenan Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo sedang, dan skor kurang dari 19 dikategorikan perilaku konsumtif masyarakat Desa Kradenan Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo rendah.
Tabel 5.4
Kategori Perilaku Konsumtif
No Nilai Frekuensi Presentase Kategori
1 >40 9 12,16% Tinggi
2 19-40 60 81,08% Sedang
3 <19 5 6,76% Rendah
Jumlah 74 100%
Berdasarkan hasil yang dapat dilihat pada tabel 5.4 dapat diketahui mengenai kategori presentase perilaku konsumtif masyarakat Desa Kradenan Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo. Pertama, pada kategori tinggi dapat diketahui untuk frekuensi nya terdapat 9 responden dengan persentase 12,16% orang berperilaku konsumtif tinggi, lalu pada kategori sedang dapat diketahui frekuensinya sebanyak 60 responden dengan persentase 81,08% berperilaku konsumtif sedang, dan pada kategori rendah dapat diketahui untuk frekuensinya sebanyak 5 responden dengan persentase 6,76%
berperilaku konsumtif rendah.
Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumtif masyarakat Desa Kradenan Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo termasuk dalam kategori sedang yang memiliki frekuensi tertinggi yaitu 60 responden dengan persentase sebanyak 81,08% berperilaku konsumtif.
Dalam analisis teori masyarakat konsumsi dari Jean Baudrillard, dapat disimpulkan bahwa masyarakat dalam membeli produk mempertimbangkan gaya hidup. Hal ini karena gaya hidup yang semakin tinggi di kalangan para masyarakat sehingga masyarakat harus mengikuti perkembangan zaman. Masyarakat akan lebih tertarik membeli barang untuk memenuhi gengsi agar dapat dikatakan sebagai orang yang modern atau mengikuti mode.
Hal ini sesuai dengan pendapat Lina & Rosyid yang menyatakan aspek perilaku konsumtif, yaitu: (a) Pembelian impulsive yakni pembelian yang didasarkan dorongan dalam diri masyarakat yang muncul secara tiba-tiba yang menyebabkan masyarakat ingin membeli barang tersebut tanpa mempertimbangkannya. (b) Pemborosan yakni perilaku menghambur-hamburkan banyak dana tanpa adanya kebutuhan yang jelas, dapat terlihat dari keinginan masyarakat untuk membeli barang yang mendapat bonus hadiah tanpa berfikir apakah barang itu benar-benar dibutuhkan. (c) Pembelian tidak rasional yakni pembelian barang yang dilakukan semata-mata hanya untuk mencari
73
kesenangan. Pembelian dilakukan karena adanya gengsi agar dapat dikatakan sebagai orang yang modern atau mengikuti mode.
3. Analisis Pengaruh E-Commerce Shopee (X) terhadap Perilaku Konsumtif (Y) Masyarakat Desa Kradenan Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo
Setelah semua data mengenai variabel e-commerce Shopee (X) dan variabel perilaku konsumtif (Y) masyarakat Desa Kradenan Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo sudah terkumpul, kemudian data tersebut akan ditabulasikan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh didalamnya. Peneliti disini menggunakan analisis regresi linier sederhana.
Regresi linier sederhana digunakan untuk memprediksi hasil atas variabel-variabel tertentu dengan menggunakan variabel lain.
Dalam bentuknya yang paling sederhana yang hanya melibatkan dua buah variabel, yaitu variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen). Analisis regresi mengindikasi kepentingan relatif satu atau lebih variabel dalam memprediksi variabel lainnya.58
Pada tabel 4.17 menunjukkan mengenai variabel apa saja yang diproses. Dalam penelitian ini, e-commerce Shopee yang menjadi variabel bebas dan perilaku konsumtif yang menjadi variabel terikat.
58 Deni Darmawan, Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), 179.
Berdasarkan tabel 4.18 dapat diketahui pada kolom B pada Constant (a) adalah 2,124 sedangkan nilai E-Commerce Shopee (b) adalah 0,428 sehingga persamaan regresinya dapat ditulis:
Y = a + bX
Y = 2,124 + 0,428X
Adapun cara membaca persamaan regresi diatas adalah:
a) Nilai konstanta positif sebesar 2,124 menunjukkan pengaruh positif variabel independen (e-commerce Shopee). Bila variabel independen naik atau berpengaruh dalam satu satuan, maka variabel perilaku konsumtif akan naik atau terpenuhi.
b) Koefisien regresi X sebesar 0,428 menyatakan bahwa jika e- commerce Shopee (X) mengalami kenaikan satu satuan, maka perilaku konsumtif (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,428 atau 42,8 %
Menurut teori perbedaan individu (Individual Differences Theory), pada dasarnya khalayak yang menentukan pesan mana yang dia terima. Teori ini menelaah perbedaan di antara individu sebagai sasaran media sehingga menimbulkan efek tertentu. Menurut teori ini, individu-individu sebagai sasaran media massa menaruh pesan-pesan jika pesan yang disampaikan berkaitan dengan kepentingan serta konsistensi terhadap sikapnya.
75
Setiap individu memiliki perhatian, minat, dan keinginan yang berbeda yang dipengaruhi faktor-faktor psikologis yang ada pada diri individu tersebut.
Jadi efek media massa pada khalayak sangat beragam karena setiap individu berbeda-beda dalam struktur kejiwaannya. Anggapan dasar teori ini bahwa manusia sangat bervariasi dalam organisasi prikologisnya secara pribadi. Variasi ini sebagian dimulai dari dukungan perbedaan secara biologis, tetapi ini dikarenakan pengetahuan secara individual yang berbeda.
Penelitian ini menunjukkan bagaimana perbedaan karakteristik individu dalam menerima pesan media yang menghasilkan efek berupa perilaku konsumtif. Penggunaan teori Individual Differences bertujuan untuk mengetahui sejauh perbedaan karakteristik dan kebutuhan personal individu mempengaruhi perilaku konsumtif seseorang. Perilaku konsumtif tersebut dapat berupa pembelian impulsive, pemborosan, atau pembelian tidak rasional.
F. Uji Hipotesis 1. Uji t
Hasil uji hipotesis (t) menjelaskan apakah ada pengaruh yang nyata (signifikan) variabel E-Commerce Shopee (X) terhadap variabel Perilaku Konsumtif (Y). Pada tabel 4.19 terlihat bahwa F hitung = 38,961 dengan tingkat signifikansi/probabilitas 0,000 < 0,05, maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksi variabel perilaku
konsumtif. Langkah-langkah dalam menguji hipotesis adalah sebagai berikut:
a. Menentukan hipotesis.
Ho : Tidak ada pengaruh e-commerce Shopee terhadap perilaku konsumtif masyarakat Desa Kradenan Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo.
Ha : Ada pengaruh e-commerce Shopee terhadap perilaku konsumtif masyarakat Desa Kradenan Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo.
b. Menentukan thitung dengan aplikasi SPSS yang hasilnya dapat dilihat pada tabel coefficients. Berdasarkan tabel 4.18, hasil thitung
adalah sebesar 6,242
c. Menentukan ttabel dengan ketentuan uji 2 pihak menggunakan taraf signifikasi 5% dengan ketentuan derajat kebebasan (df) = n-k df = 74-2 = 72
derajat kebebasan didapat dari jumlah responden dalam penelitian yaitu 74 responden, dikurangi jumlah variabel dalam penelitian ini yaitu 2 variabel. Maka nilai ttabel yang didapat adalah 1,669 d. Membandingkan thitung dengan ttabel dengan memperhatikan
ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
- Apabila thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima - Apabila thitung < ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak
77
Dengan hasil yang dijabarkan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa thitung (6,242) > ttabel (1,669). Angka tersebut menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.
Artinya, terdapat pengaruh antara E-Commerce Shopee terhadap perilaku konsumtif masyarakat Desa Kradenan Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo. pengaruh yang ada bersifat positif dan signifikan.
2. Uji Koefisien Determinasi
Hasil uji koefisien determinasi ditunjukkan pada tabel 4.20 yang menjelaskan besarnya nilai korelasi/hubungan (R) yaitu sebesar 0,593 dan menjelaskan besarnya presentase presentase pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yang disebut koefisien determinasi yang merupakan hasil dari penguadratan R. Dari output tersebut diperoleh koefisien determinasi (R2) sebesar 0,351 yang mengandung pengertian bahwa pengaruh variabel bebas (E-Commerce Shopee) terhadap variabel terikat (Perilaku Konsumtif) adalah sebesar 35,1%, sedangkan sisanya yakni 64,9% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar variabel X.
78 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan, penelitian berjudul
―Pengaruh E-Commerce Shopee terhadap Perilaku Konsumtif Masyarakat Desa Kradenan Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo‖, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Tingkat penggunaan e-commerce Shopee masyarakat Desa Kradenan Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo secara keseluruhan dalam kategori sedang yaitu 59 Responden dengan presentase sebanyak 79,73%. Hal ini dapat dibuktikan melalui analisis data yang telah dilakukan yaitu sebanyak 7 responden (9,46%) mengalami tingkat penggunaan e-commerce Shopee tinggi, sebanyak 59 responden (79,73%) mengalami tingkat penggunaan e-commerce Shopee sedang, dan sebanyak 8 responden (10,81%) mengalami tingkat penggunaan e- commerce Shopee rendah.
2. Tingkat perilaku konsumtif masyarakat Desa Kradenan Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo secara keseluruhan dalam kategori sedang yaitu 60 responden dengan presentase sebanyak 81,08%. Hal ini dapat dibuktikan melalui analisis data yang telah dilakukan yaitu sebanyak 9 responden (12,16%) mengalami tingkat perilaku konsumtif tinggi, sebanyak 60 responden (81,08%) mengalami tingkat perilaku
79
konsumtif sedang, dan sebanyak 5 responden (6,76%) mengalami tingkat perilaku konsumtif rendah.
3. Terdapat pengaruh positif antara variabel pengaruh E-Commerce Shopee terhadap perilaku konsumtif masyarakat Desa Kradenan Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo. Hasil perhitungan Ho ditolak dan Ha diterima dibuktikan dengan hasil nilai thitung (6,242) > ttabel
(1,669) sedangkan besarnya signifikansi (0,000) < (0,05). Artinya semakin tinggi penggunaan e-commerce Shopee maka semakin tinggi kemungkinan perilaku konsumtif. Kemudian diperoleh koefisien determinasi sebesar 0,3516 atau 35,16%, artinya e-commerce Shopee berpengaruh 35,16% terhadap perilaku konsumtif masyarakat dan sisanya 64,84% dipengaruhi oleh faktor lain.