BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
4.3 Hasil Pengujian Hipotesis
4.3.3 Uji Parsial (Uji t)
Uji t yaitu suatu uji untuk mengetahui signifikasi pengaruh variabel bebas (Self Assessment System, Pemeriksaan Pajak dan Penagihan Pajak) secara parsial atau individual menerangkan terhadap variabel terikat (Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai), Pengujian ini dinilai dengan taraf signifikasi α = 5%.
Menentukan nilai t-tabel dapat ditentukan dengan tingkat signifikasi 5% = 0,05 dengan derajat kebebasan df = 56. T-tabel dapat dilihat dari tabel statistik sebagai berikut:
Tabel 4.11 Tabel t untuk df 55-57
Pr 0,25 0,10 0,05 0,025 0,01 0,005 0,001
Df 0,50 0,20 0,10 0,050 0,02 0,010 0,002
55 0,67898 1,29713 1,67303 2,00404 2,39608 2,66822 3,24515 56 0,67890 1,29685 1,67252 2,00324 2,39480 2,66651 3,24226 57 0,67882 1,29658 1,67203 2,00247 2,39357 2,66487 3,23948
80
Berdasarkan tabel tersebut, didapat nilai t-tabel sebesar 2,00324, sedangkan t-hitung dapat dilihat dari hasil output SPSS pada tabel coefficients sebagai berikut:
Tabel 4.12 Hasil Uji Parsial (Uji t)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -,198 ,131 -1,516 ,135
SELF ASSESSMENT
SYSTEM ,023 ,056 ,051 ,409 ,684
PEMERIKSAAN PAJAK 2,481 2,162 ,142 1,147 ,256
PENAGIHAN PAJAK ,135 ,045 ,368 2,988 ,004
a. Dependent Variable: PENERIMAAN PPN
Sumber : Output SPSS 22 (Data Diolah Penulis)
Berdasarkan Tabel 4.10 diatas, maka dapat dijelaskan mengenai pengaruh secara parsial masing-masing variabel bebas sebagai berikut:
1. Pengaruh Self Assessment System terhadap Penerimaan PPN
Dari Tabel 4.9 tersebut menunjukan bahwa t-tabel variabel Self Assessment System sebesar 0,409 dimana t-hitung bernilai lebih kecil dari t-tabel sebesar 2,003 (0,409< 2,003) dan tingkat signifikan sebesar 0,05 (0,684> 0,05). Dengan keadaan tersebut maka Ho₁ diterima dan Ha₁ ditolak. Hal ini menunjukan bahwa Self Assessment System tidak berpengaruh terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai.
81
2. Pengaruh Pemeriksaan Pajak terhadap Penerimaan PPN
Dari Tabel 4.9 tersebut menunjukan bahwa t-tabel variabel Pemeriksaan Pajak sebesar 1,147 dimana t-hitung bernilai lebih kecil darit-tabel sebesar 2,003 (1,147< 2,003) dan tingkat signifikan sebesar 0,05 (0,256> 0,05). Dengan keadaan tersebut maka Ho₂ diterima dan Ha₂ ditolak. Hal ini menunjukan bahwa Pemeriksaan Pajak tidak berpengaruh terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai.
3. Pengaruh Penagihan Pajak terhadap Penerimaan PPN
Dari Tabel 4.9 tersebut menunjukan bahwa t-tabel variabel Penagihan Pajak sebesar 2,988 dimana t-hitung bernilai lebih besar dari t-tabel sebesar 2,003 (2,988> 2,003) dan tingkat signifikan sebesar 0,05 (0,004< 0,05). Dengan keadaan tersebut maka Ho₂ ditolak dan Ha₂ diterima. Hal ini menunjukan bahwa Penagihan Pajak berpengaruh terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai.
4.3.4Koefisien Determinasi (R²)
Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Berdasarkan penelitian ini dapat dilihat tabel 4.13.
82 Tabel 4.13
Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,390a ,152 ,107 ,27443625
a. Predictors: (Constant), PENAGIHAN PAJAK, SELF ASSESSMENT SYSTEM, PEMERIKSAAN PAJAK
b. Dependent Variable: PENERIMAAN PPN
Sumber : Output SPSS 22 (Data Diolah Penulis)
Berdasarkan tabel diatas diperoleh bahwa nilai koefisien determinasi (adjusted R²) sebesar 0,107 atau sebesar 10,7%. Hal ini berarti bahwa variabel Self Assessment System, Pemeriksaan Pajak dan Penagihan Pajak mampu menjelaskan variabel Penerimaan PPN sebesar 10,7%, sedangkan sisanya 89,3%
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian
4.4.1 Self Assessment System (X1) Tidak Berpengaruh Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (Y)
Hipotesis pertama (H1) menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh SelfAssessment System (X1) terhadap penerimaan PPN (Y) dan hasil pengujianuntuk variabel Self Assessment System (X1) menunjukkan nilai t sebesar0,409 dengan nilai signifikansi sebesar 0,684. Nilai signifikansi tersebut lebihdari 0,05 (0,684> 0,05) yang berarti bahwa hipotesis pertama (H1) yang menyatakan tidak terdapat pengaruh Self Assessment System (X1) terhadap penerimaan PPN (Y) ditolak. Dengan demikian, Self Assessment System (X1) tidak berpengaruh terhadap penerimaan PPN (Y).
83
Hasil Penelitian ini menyatakan kelemahan Self Assessment System yang memberikan kepercayaan pada Wajib Pajak untuk menghitung, membayar dan melaporkan sendiri pajak terutang dalam praktiknya sulit berjalan sesuai dengan yang diharapkan, bahkan disalahgunakan.
Ini terbukti masih banyak Wajib Pajak yang sengaja melakukan kecurangan- kecurangan dan melalaikan kewajibannya dalam melaksanakan pembayaran pajak yang telah ditetapkan sehingga menyebabkan timbulnya pajak terutang yang belum dibayarkan oleh Wajib Pajak sehingga mengakibatkan berkurangnya penerimaan pajak Pertambahan Nilai.
H1 : Self Assessment System tidak berpengaruh terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai
Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian Ida Ayu Ivon Trisnayati dan Jati (2015) menyatakan bahwa Self Assessment System berpengaruh positif terhadap penerimaan Pajak Pertambahan Nilai.
4.4.2 Pemeriksaan Pajak (X2) Tidak Berpengaruh Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (Y)
Hipotesis kedua (H2) menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh Pemeriksaan Pajak (X2) terhadap penerimaan PPN (Y) dan hasil pengujian untuk variabel Pemeriksaan Pajak (X2) menunjukkan nilai t sebesar 1,147 dengan nilai signifikansi sebesar 0,256. Nilai signifikansi tersebut lebih dari 0,05 (0,256> 0,05) yang berarti bahwa hipotesis kedua (H2) yang menyatakan tidak terdapat pengaruh Pemeriksaan Pajak (X2) terhadap penerimaan PPN (Y) ditolak. Dengan
84
demikian, Pemeriksaan Pajak (X2) tidak berpengaruh terhadap penerimaan PPN (Y).
Hasil Penelitian ini menyatakan Pemeriksaan Pajak tidak berpengaruh terhadap Penerimaan Pajak pertambahan Nilai karena adanya faktor kecurangan yang dilakukan oleh Wajib Pajak maka tingkat Pemeriksaan Pajak meningkat sehingga mempengaruhi penerimaan pajak.
H2 : Pemeriksaan Pajak tidak berpengaruh terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai
Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian Ida Ayu Ivon Trisnayati dan Jati (2015) menyatakan bahwa Penagihan Pajak berpengaruh positif terhadap penerimaan Pajak Pertambahan Nilai.
4.4.3 Penagihan Pajak (X3) Berpengaruh Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (Y)
Hipotesis ketiga (H3) menyatakan bahwa terdapat pengaruh Penagihan Pajak (X3) terhadap penerimaan PPN (Y) dan hasil pengujian untuk variabel Penagihan Pajak (X3) menunjukkan nilai t sebesar 2,988 dengan nilai signifikansi sebesar 0,004.
Nilai signifikansi tersebut kurang dari 0,05 (0,004<0,05) yang berarti bahwa hipotesis ketiga (H3) yang menyatakan terdapat pengaruh jumlah Penagihan Pajak (X3) terhadap penerimaan PPN (Y) diterima. Dengan demikian, jumlah Penagihan Pajak (X3) berpengaruh terhadap penerimaan PPN (Y).
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa Penagihan Pajak merupakan tindakan menegur,melaksanakan penyitaan dan memberikan surat perintah kepada Wajib Pajak untuk membayar pajak terutang. Tindakan Penagihan Pajak sudah berjalan
85
secara efektifsehingga berpengaruh terhadap penerimaan Pajak Pertambahan Nilai.
H3 : Penagihan Pajak berpengaruh terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Maulida dan Adnan (2017) menyatakan bahwa Penagihan Pajak berpengaruh positif terhadap penerimaan Pajak Pertambahan Nilai.
86
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan, penulis mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil Pengujian Parsial (Uji t) menemukan bahwa Self Assessment System tidak berpengaruh terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai.
2. Hasil Pengujian Parsial (Uji t) menemukan Pemeriksaan Pajak tidak berpengaruh terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai.
3. Hasil Pengujian Parsial (Uji t) menemukan Penagihan Pajak berpengaruh terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis mencoba memberikan saran sebagai berikut :
1. Untuk Wajib Pajak diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan dalam segi pembayaran maupun pelaporan tepat waktu. Karena Pajak merupakan sumber penerimaan Negara yang terbesar.
2. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk menambah beberapa variabel tambahan lainnya yang diduga mempengaruhi Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai seperti Surat Setoran Pajak PPN yang dilaporkan dan juga penambahan Pengusaha Kena Pajak.
87
DAFTAR PUSTAKA
Agus Sambodo, 2015. Pajak dalam Entitas Bisnis. Jakarta: Salemba Empat
Diaz, Priantara 2012. Perpajakan Indonesia.Edisi revisi Jakarta : Penerbit Mitra Wacana Media.
Diana, Anastasia dan Setiawati, Lilis. 2014. Perpajakan Teori dan Peraturan Terkini. Yogyakarta: Andi
Erly Suandy, 2016 Edisi 6. Perencanaan Pajak.Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 21 Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Hutagaol, Jhon. 2007. Perpajakan Isu Isu Kontemporer. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kuncoro, M. 2011. Metode Kuantitatif: Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi, Yogyakarta: UPP-AMP YKPN.
Mardiasmo. 2016. Perpajakan. Edisi Terbaru 2016 Jakarta: Erlangga Mardiasmo. 2018. Perpajakan. Edisi Terbaru 2018 Jakarta: Erlangga
Maulida dan Adnan. 2017. Pengaruh Self Assessment System, Pemeriksaan Pajak, dan Penagihan Pajak Pada Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Pada KPP Pratama Banda Aceh.Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi (JIMEKA). Vol. 2, No 4, E-ISSN: 2581-1002.
Pohan, Chairil Anwar. 2014. Pengantar Perpajakan: Teori dan Konsep Hukum Pajak. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Rahayu, Siti Kurnia. 2017. Perpajakan. Edisi Terbaru 2017 Bandung: Rekayasa Sains.
88
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suhendra, Euphrasia Susy.2010. Pengaruh Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan Terhadap Peningkatan Penerimaan Pajak Penghasilan Badan. Jurnal Ekonomi Bisnis, Vol 15. No.1.
Sitio, Rohmasari. 2015. Pengaruh Self Assessment System, penerbitan Surat Tagihan Pajak dan Penagihan Pajak dengan surat paksa terhadap penerimaan pajak pertambahan nilai pada KPP Madya dan KPP Pratama Tampan Pekanbaru. Jom. FEKON Vol. 2.
Tampubolon, Karianton. 2016. Akuntansi Perpajakan dan Cara Menghadapi Pemeriksaan Pajak. Jakarta: Indeks.
Trisnayanti dan Jati. 2015. Pengaruh Self Assessment System, Pemeriksaan Pajak, dan Penagihan Pajak Pada Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). E- Jurnal Akuntansi Universitas Udayanan13.1. ISSN: 2302-8556.
Waluyo. 2012. Akuntansi Pajak. Jakarta: Salemba Empat.
Waluyo, 2013. Perpajakan Indonesia Edisi 11 Buku. Jakarta selatan:Salemba Empat Jagakarsa
Wirawan B Ilyas. Dan Rudy Suhartono, 2014. Hukum Pajak Material 1: Seri Pajak Penghasilan. Salemba Humanika
WEBSITE:
Badan Pusat Statistik (2018). “Realisasi Penerimaan Negara (Milyar Rupiah), 2007-2018”.
(https://www.bps.go.id/statictable/2009/02/24/1286/realisasi-penerimaan-negara- milyar-rupiah---2007-2018.html)
89
Kementrian Keuangan (2018). “Penerimaan Perpajakan Hingga Akhir Februari 2018 Tumbuh Semakin Baik”.
(https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/siaran-pers/keterangan-pers-penerimaan- perpajakan-hingga-akhir-februari-2018-tumbuh-semakin-baik/)
Ortax (2017). “Realisasi PPN Tahun 2016 Turun Pertama Kali Dalam Lima Tahun”.
(http://www.ortax.org/ortax/?mod=berita&page=show&id=15367&q=&hlm=Real isasi)