• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya guru dalam meningkatkan kemampuan

BAB II PAPARAN DATA dan TEMUAN

B. Upaya guru dalam meningkatkan kemampuan

Ampenan Tahun Ajaran 2019/2020.

Upaya dapat diartikan sebagai suatu cara atau langkah-langkah yang dapat memudahkan seseorang dalam mencapai tujuan.

61 Ibid. ,

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru kelas IV/B yaitu Ibu Fathul Jannah mengatakan bahwa:

“Dalam kegiatan menulis karangan tidak hanya dapat terlihat dari meningkatnya kemampuan menulis siswa melainkan guru juga perlu mengarahkan siswa untuk membaca agar menumbuhkan minat membaca siswa”62 Siswa yang memiliki minat membaca tinggi akan menambah wawasan tentang kosa kata sehingga siswa yang suka membaca akan lebih mudah dalam menuangkan ide-ide yang dimiliki untuk merangkai kata menjadi kalimat dibandingkan dengan siswa yang tidak suka membaca. Hal ini peneliti perkuat dengan hasil wawancara dengan Ibu Guru kelas IV/A saat saya mencoba bertanya kepada beliau, beliau menjawab :

“Di sini saya memperhatikan Ibu Fathul dalam meningkatkan minat membaca siswa dengan cara membimbing peserta didik agar gemar dalam membaca, beliau juga berusaha memotivasi peserta didik agar gemar membaca”.63

Meningkatkan minat membaca siswa dengan cara meminta mereka membaca terlebih dahulu, membimbing peserta didik agar gemar membaca dan berusaha memotivasi peserta didik untuk membaca karena berbagai macam tulisan yang siswa baca secara tidak sadar akan terekam di dalam pikiranya yang akan mempermudah siswa dalam menyusun kerangka karangan.

62Fathul Jannah, Wawancara, 20 Juni 2020 63 Sri Suyati, Wawancara, 20 Juni 2020

Setelah mengarahkan siswa dalam membaca di kelas IV/B MI Nahdlatul Mujahidin NW Jempong Ampenan pada materi menulis karangan dalam muatan pelajaran Bahasa Indonesia, guru kelas IV/B yakni Ibu Fathul Jannah sudah dikatakan mampu meningkatkan kemampuan menulis karangan peserta didiknya, hal tersebut diperkuat dengan adanya foto dokumentasi pelaksanaan pembelajran dan hasil tugas menulis karangan narasi siswa.

Tidak hanya mengarahkan siswa dalam membaca, dalam proses kegiatan menulis karangan narasi guru dapat menggunakan media pembelajaran sebagai penunjang berjalanya kegiatan pembelajaran yang telah disesuaikan dengan karakteristik peserta didik, dirancang oleh guru semenarik mungkin dengan memperhatikan tujuan pembelajaran agar siswa tertarik mengikuti proses pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas IV/B yaitu Ibu Fathul Jannah, mengatakan bahwa:

“Media pembelajaran yang saya gunakan untuk materi menulis karangan di kelas IVB berjenis media visual, seperti media gambar berwarna yang bervariasi dan saya juga memanfaatkan media pembelajaran yang berada disekeliling siswa untuk menulis karangan”64

Hal ini juga peneliti perkuat dengan hasil wawancara dengan Ibu Guru kelas IV/A saat saya mencoba bertanya kepada beliau, beliau menjawab :

64 Fathul Jannah, Wawancara, 20 Juni 2020

“Iya, dalam melaksanakan proses pembelajaran menulis karangan Ibu Fathul Jannah menggunakan media pembelajaran berjenis visual atau berupa gambar yang dapat memudahkan siswa dalam berimajinasi untuk menuangkan ide yang dimiliki ke dalam bentuk karangan narasi”65

Tidak hanya mewawancarai guru kelas IV/A peneliti juga bertanya pertanyaan hal yang serupa kepada Ibu Kepala Madrasah beliau mengatakan:

“ibu guru kelas IV/B saat saya perhatikan memang sering terlihat mengajar menggunakan media pembelajaran, tentu saja ini dilakukan agar peserta didik memperhatikan dan tujuan pembelajaran dapat tersampaikan”66

Dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi siswa guru menyediakan media pembelajaran berjenis visual. Hal ini dapat diperkuat dengan foto dokumentasi guru menggunakan media pembelajaran pada lampiran dan hasil tugas menulis karangan narasi siswa.

Selain mengarahkan siswa untuk membaca, menggunakan media pembelajaran berjenis visual, dalam memperoleh hasil belajar yang maksimal guru juga menggunakan metode pembelajaran. Metode pembelajaran sangat diperlukan untuk mempermudah siswa dalam memahami materi pelajaran serta tujuan pembelajaran dapat tercapai dan kegaitan pembelajaran dapat berjalan lancar dan efektif. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas IV/B yaitu Ibu Fathul Jannah mengatakan:

65 Sri Suyati, Wawancara, 20 Juni 2020

66 Sopiyatun, Wawancara, 20 Juni 2020

“Dalam kegiatan menulis karangan penguasaan metode oleh guru sangat diperlukan untuk mempermudah siswa dalam memahami materi pembelajaran. Saya mengajar tidak hanya menggunakan satu metode dalam penyampaian materi pelajaran, melainkan saya juga menggunakan lebih dari satu metode agar peserta didik tidak mudah jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran. Namun tidak semua metode tepat digunakan pada pembelajaran Bahasa Indonesia pemilihan metode yang saya gunakan dengan memperhatikan, (1) saya benar-benar menguasi metode yang saya gunakan, (2) sesuai dengan keadaan dan kondisi saat proses pembelajaran berlangsung. Metode yang saya digunakan untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan siswa adalah (1) metode ceramah, karena metode ceramah tidak pernah terlepas dari proses pembelajaran, (2) metode karyawisata, dengan memanfaatkan halaman sekolah dan area sekitar sekolah untuk mengeksplorasi imajinasi siswa kedalam bentuk tulisan karangan narasi yang dapat memudaahkan siswa menemukan ide-ide baru dalam merangkai kata (3) metode latihan,(4) metode diskusi,”67

Dalam melaksanakan proses pembelajaran guru menggunakan beberapa metode pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat memperhatikan dan mampu meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi siswa. Hal ini juga peneliti perkuat dengan hasil wawancara dengan Ibu Kepala Madrasah saat saya mencoba bertanya kepada beliau, beliau menjawab :

“Tidak semua materi pelajaran disampaikan dengan kesulurahan metode yang telah dipaparkan, ada beberapa materi yang memang cocoknya kita menggunakan metode latihan dan karyawisata, ada juga yang tidak. Disini saya perhatikan Ibu Fathul memilih metode yang tepat dalam menyampaikan materi yang memang membutuhkan praktik yaitu materi menulis karangan, dia pernah izin di saya untuk keluar kelas di sekitar halaman sekolah untuk

67Fathul Jannah, Wawancara, 20 Juni 2020

menumbuhkan daya imajinasi siswa dalam menulis karangan.68

Dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi pada muatan pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV/B di MI Nahdlatul Mujhidin NW Jempong Ampenan telah melakukan beberapa upaya yang dapat meningkatkan kemampaun menulis karangan, hal ini dapat di perkuat dengan dengan hasil wawancara yang peneliti dapatkan dari guru kelas IV/B beliau mengatakan:

Pertama-pertama saya mengarahkan siswa untuk membaca terlebih dahulu, kemudian siswa diberi gambar visual yang sesuai urutan sebagai media, dan siswa diminta memahami maksud dari gambar yang diberikan. Misalnya saya memberikan gambar acak mengenai makan bersama keluarga. Lalu siswa mengurutkan gambar dan membuat cerita berdasarkan pada tiap masing-masing gambar yang sudah diurutkan oleh siswa menggunakan bahasa mereka sendiri. Kemudian untuk melatih kemampuan siswa dalam membuat narasi, saya akan berikan sesering mungkin latihan dalam membut karangan atau cerita pedek lainya agar kalimat yang disusun siswa bisa semakin terasah menjadi lebih baik.69

Jadi dapat disimpulkan bahwa upaya guru dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi pada saat proses pembelajaran di kelas dengan mengarahkan siswa membaca, meningkatkan minat membaca siswa, menyediakan media pembelajaran berjenis visual, menggunakan metode latihan dan karyawisata yang telah dipaparkan oleh guru muatan pelajaran

68Sopiatun, Wawancara, 22 Juni 2020

69Fathul Jannah, Wawancara, 20 Juni 2020

Bahasa Indonesia kelas IV/B sudah dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi siswa.

C.Kendala yang dihadapi dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas IV MI Nahdlatul Mujahidin NW Jempong Ampenan.

Permasalahan atau kendala merupakan suatu hal yang wajar dialami setiap individu dalam melaksanakan segala bentuk kegiatan.

Dalam proses pebelajaran di sekolah tentu saja tidak terlepas dari permasalahan atau kendala yang akan dihadapi sesuai dengan yang diharapkan, begitu juga dengan kegiatan menulis karangan narasi pada muatan pelajaan Bahasa Indonesia. Pada dasarnya guru telah berusaha untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan peserta didik agar tidak terjadi kendala sehingga dapat menjadikan proses belajar mengajar sesuai dengan yang diingkan.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibu Fathul Jannah selaku guru kelas IV MI Nahdlatul Muajhidin NW Jempong Ampenan terdapat kendala-kendala yang dihadapi dalam melakukan kegiatan menulis karangan narasi dengan hasil wawancara yang peneliti lakukan.

Dalam melaksanakan proses pembelajaran, tentu saja terdapat kendala, terutama saat menulis karangan narasi.

Adanya peserta didik yang memiliki kemampuan menyusun kerangka karangan yang berbeda seperti ejaan tidak terletak pada kejelasan aturan, dan sebagainya, sehingga

menyulitkan untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi siswa.70

Dari paparan Ibu Fathul Jannah, S.Pd tersebut dapat diartikan bahwa kendala yang peling utama yang dapat memicu keberhasilan dalam mencapai tujuan salah satunya adalah peserta didik yang masih belum mengetahui tata cara menulis karangan yang telah disempurnakan, sehingga peserta didik harus di bimbing. Namun selain itu kendala yang dihadapi guru dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi siswa adalah faktor internal yaitu faktor dari peserta didik itu sendiri seperti: kecerdasan peserta didik, sikap, kebiasaan peserta didik, minat, motivasi. Selain itu faktor eksternal atau faktor dari luar peserta didik yaitu seperti keluarga dan lingkungan sekitar.71

Berdasarkan hasil observasi yang terlihat pada proses pembelajaran terdapat peserta didik yang belum lancar dalam hal penyusunan kalimat secara baik dan benar, terkait dengan penggunaan ejaan dalam berbahasa sehingga peserta didik dibimbing dengan lebih diperhatikan lagi agar dapat melancarkan proses pembelajaran menulis karangan narasi. Hasil observasi tersebut senada dengan wawancara yang telah dilakukan peneliti dengan guru muatan pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV/B Ibu Fathul Jannah beliau mengatakan :

70Fathul Jannah, Wawancara, 20 Juni 2020

71 MI Nahdlatul Mujahidin NW Jempong Ampenan , Dokumentasi 19 Juni 2020

“ sebagian besar peserta didik memperhatikan ketika proses pembelajaran berlangsung, akan tetapi ketika saya meminta mereka menulis karangan narasi, ternyata ada yang tidak mengetahui letak penggunaan ejaan dan penempatan penulisan huruf kapital dengan benar, saya ada rasa kecewa, tetapi ini suatu hal yang wajar karena mereka masih duduk dibangku MI kelas IV”72

Hal ini juga peneliti perkuat dengan hasil wawancara dengan Ibu Sri Suyati selaku guru kelas IV/A saat saya mencoba bertanya kepada beliau, beliau menjawab

“mereka memang serius memperhatikan, bahkan saya bersykur akan hal itu akan tetapi ketika saya menyuruh maju dan mencoba untuk praktik membaca karangan ternyata ada yang masih salah terkait cara menyusun kerangka karangan yang baik dan benar, saya sedikit kecewa tapi hal yang wajar mereka masih duduk dibangku MI kelas IV”73

Dalam permaslahan yang ditemui, yang terdapat pada proses kegiatan menulis karangan, guru kelas IV/B berulang-ulang membimbing siswa dalam menyusun kerangka karangan, peserta didik yang mengalami kesulitan dibantu, hal ini diperkuat dengan pengakuan salah satu siswa yang peneliti wawancara mengatakan:

“saya pernah disuruh maju ke depan untuk membacakan hasil karangan, setelah selesai membacakan karangan, Ibu guru Fathul Jannah meminta teman-teman mengomentari hasil karangan saya, dan jika masih ada yang salah Ibu guru membenarkan karangan yang masih salah.” 74

Selain kurangnya kemampuan menyusun kerangka karangan siswa dalam kegiatan menulis karangan, minat membaca

72 Fathul Jannah, Wawancara, 21 Juni 2020

73 Fathul Jannah, Wawancara, 21 Juni 2020

74 Fathul Jannah, Wawancara, 21 Juni 2020

siswa yang rendah akan berdampak pada rendahnya kemampuan siswa untuk menempatkan kosa kata menjadi sebuah kalimat.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Fathul Jannah mengatakan bahwa:

“Sebelum memulai pembelajaran Bahasa Indonesia, saya biasanya meminta siswa untuk membaca terlebih dahulu, namun beberapa siswa terkadang mulai malas ketika diminta untuk membaca, kebanyakan dari mereka malah bermain dan berbicara bersama teman sebangkunya, hal ini akan yang membuat siswa kesulitan dalam merangkai kata menjadi kalimat apabila minat membaca siswa rendah.75

Selain kurangnya kemampuan siswa dalam merangkai kata, rendahnya minat membaca siswa, akan berdampak pada rendahnya kemampuan menulis karangan narasi siswa.

Sebelumnya minat belajar siswa kelas IV/B pada mata pelajaran Bahasa Indonesia bisa dibilang rendah senada dengan hasil wawancara yang peneliti dapatkan dengan kepala sekolah beliau mengatakan:

“siswa kelas IV/B saat saya perhatikan ketika mengontrol dimasing-masing kelas banyak yang mengobrol dengan teman sebangku bahkan ada yang tidur, tentu saja ini dikarenakan pelajaran yang diperhatikan oleh mereka menurutnya membosankan dan ketika itu pelajran yang sedang dipelajari adalah pembelajaran Bahasa Indonesia”76 Tidak hanya mewawancarai kepala sekolah peneliti juga bertanya pertanyaan hal yang serupa kepada guru kelas IV/A beliau mengatakan :

75Fathul Jannah, Wawancara, 20 Juni 2020

76Sopiatun, Wawancara, 22 Juni 2020

“ya memang sebelumnya saya rasa minat siswa dalam belajar kurang, ketika saya menjelaskan banyak yang tidak memperhatikan dan bosan”77

Minat belajar siswa memang terbilang rendah setelah mendengarkan penuturan baik dari kepala sekolah dan guru kelas IV/A, sehingga guru kelas IV/B mencoba untuk menyediakan media visual atau gambar dan menggunakan metode latihan dan karyawisata yang sekiranya dapat menarik gairah siswa dalam belajar sehingga saat materi menulis karangan siswa berminat mengikuti.

Setelah mengarahkan siswa membaca dan penggunaan media visual serta metode pembelajaran di kelas IV MI Nahdlatul Mujahidin NW Jempong Ampenan pada materi menulis karangan dalam muatan pelajaran bahasa Indonesia, guru kelas IV/B sudah dikatakan mampu meningkatkan minat belajar peserta didiknya, hal tersebut diperkuat dengan adanya foto dokumentasi pelaksanaan pembelajaran dan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada beberapa siswa kelas IV/B yang mengatakan :

“iya, saat ibu Fathul Jannah mengajar dikelas tentang materi menulis karangan pada muatan pelajaran Bahasa Indonesia, kita pernah praktik keluar kelas untuk mengamati hal-hal disekitar halaman sekolah untuk menuangkan ide-ide baru dan itu menyenangkan, karena saya lebih suka prkatik dari pada terus menerus mendengarkan materi pelajaran tanpa ada hal yang bisa saya lihat untuk memulai menulis. Karena kalau cuman mendengarkan itu membuat saya mengantuk

77Sri Suyati, Wawancara, 20 Juni 2020

atau lebih memilih memperhatikan yang lain agar tidak mengantuk dan tidur dikelas”78

“biasanya saya mengantuk karena tidak mendengar penjelasan Ibu guru karena saya juga duduknya dibelakang jadi saya suka tidur, tapi saat praktik diminta keluar kelas berada dihalaman sekolah saya jadi bisa menemukan ide-ide baru dan menuangkanya menjadi kerangka karangan.79 Selain menanyakan beberapa siswa tentang pengalaman mereka dalam melakukan kegiatan menulis karangan melalui metode karyawisata, peneliti juga bertanya kepada guru kelas IV/B yakni beliau mengatakan :

“ya alhamdulillah sudah lebih banyak yang memperhatikan dan jarang saya temukan ada yang mengobrol seperti biasanya, mereka terfokus memperhatikan saya yang mencoba untuk menjelaskan materi menulis karangan tersebut saya merasa sangat puas” 80

Jadi dapat disimpulkan bahwa kendala-kendala yang dihadapi oleh guru dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi siswa adalah kurangnya kemampuan menyusun kerangka karangan siswa, minat membaca siswa rendah dan minat belajar siswa rendah hal ini yang menjadi kendala guru dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi siswa.

78 Akbar, Wawancara 23 Juni 2020 79 Fatihin, Wawancara, 23 Juni 2020

80 Sri Suyati, Wawancara, 22 Juni 2020

BAB III PEMBAHASAN

Dalam bab pembahasan ini, peneliti akan menguraikan atau memaparkan beberapa hasil temuan tentang upaya guru dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas IV di MI Nahdlatul Mujahidin NW Jempong Ampenan tahun pelajaran 2019/2020. Adapun hasil yang peneliti maksudkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

A.Upaya guru dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas IV MI Nahdlatul Mujahidin NW Jempong Ampenan.

Upaya guru dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi siswa pada muatan pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV MI Nahdlatul Mujahidin NW Jempong Ampenan, dimana sebelumnya guru merencanakan beberapa perencanaan dalam proses pembelajaran. Adapun langkah-langkah yang dilakukan oleh guru dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi siswa pada muatan pelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV MI Nahdlatul Mujahidin NW Jempong Ampenan adalah:

1. Mengarahkan siswa untuk membaca.

Guru sebaik mungkin mengarahkan siswa dalam membaca, karena membaca merupakan kemampuan mengungkapkan gagasan menggunakan bahasa lisan yang dilaksanakan untuk

mencapai tujuan yang hendak dicapai. Dalam mengarahkan siswa membaca dimulai dengan adanya kemauan, dorongan, semangat dan upaya yang timbul dari diri seseorang untuk melakukan kegiatan belajar.81 Cara yang dapat dilakukan untuk mengaraahkan siswa membaca dengan cara: membimbing peserta didik agar gemar membaca, meyediakan bahan bacaan untuk menambah wawasan peserta didik dan guru berusaha memotivasi peserta didik agar berminat untuk membaca.82

Oleh sebab itu terkait penelitian ini pihak sekolah harus bersama-sama memotivasi, membimbing dan mengarahkan siswa untuk gemar membaca dengan cara menyediakan buku-buku baru di perpustakaan agar siswa tertarik untuk membaca buku di perpustakaan.

2. Menggunakan media pembelajaran jenis visual.

Dalam proses pembelajaran, media pembelajaran digunakan untuk memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efesien serta hasilnya lebih baik.83

Setiap media pemebelajaran memiliki keunggulan masing- masing. Dalam hal pemilihan media pembelajaran, guru

81 Nana Sudjana, Dasar Profesi Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru, 2001), hlm.24

82 Muhammad Fathurrohman dan Sulistyorini, Belajar dan Pembelajaran Membantu Meningkatkan Mutu Pembelajaran Sesuai Standar Nasional, (Yogyakarta:

Teras, 2012), hlm.180

83Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2016), hlm.3

diharapkan dapat memilih media yang seseuai dengan kebutuhan atau tujuan pembelajaran agar penggunaan media dapat mempercepat dan mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran.84 Beberapa jenis media yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:

a) Visual atau Gambar

Gambar yang digunakan sebagai media dapat berupa gambar jadi, gambar dari majalah, koran dan lain-lain.

Berdasarkan gambar yang dilihat siswa, guru akan mengajarkan siswa untuk mengarang dengan memanfaatkan gambar yang dilihatnya. Dalam penelitian ini menggunakan media berjenis visual atau gambar.

b) Chart

Chart dapat digunakan untuk mengelompokkan objek, pariwisata, atau spesies juga dapat dugunakan untuk hubungan kronologis peristiwa-peristiwa yang terjadi. Guru mengajarkan penjelasan kalimat berdasarkan hasil karangan siswa, berbagai jenis kalimat yang di temukan siswa tersebut dapat di muat dalam chart atau peta.

c) Bagan

Bagan dapat dibuat secara vertikal maupun horizontal.

Bagan secara vertikal / bagan pohon biasanya digunakan untuk

84Syaiful Musaddat, Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia Kelas Tinggi, (Mataram : FKIP Mataram, 2015), 71

menunjukan rantai komando/ perintah dalam suatu organisasi.

Sedangkan bagan secara horizontal biasa disebut bagan alir yang digunakan untuk menunjukan urutan sebuah proses dan prosedur. Contoh, guru akan mengajarkan proses penyusunan suatu karangan dari awal sampai akhir, dapat memanfaatkan bagan.

d) Audio Visual

Media audio visual dapat digunakan dan dapat disesuaikan dengan tingkat kemampuan peserta didik. Contoh video yang diproyeksikan ke LCD yang dikembangkan untuk keperluan pembelajaran serta Tape recorder yang sangat cocok dengan pembelajaran menyimak. Bukan berarti pembelajaran kemampuan yang lain seperti berbicara, menulis, sastra dan kebahasaan tidak bisa menggunakan media ini.85

3. Menggunaan metode latihan dan karyawisata.

Dalam kegiatan pembelajaran menulis karangan penguasaan metode oleh guru sangat diperlukan untuk mempermudah siswa dalam memahami materi pembelajaran yang disajikan secara sistematis.

Metode pembelajaran adalah rancangan menyeluruh untuk menyajikan secara sistematis materi bahasa sehingga tidak ada bagian-bagian dari materi bahasa yang bertentangan

85Syaiful Musaddat, Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia Kelas Tinggi, (Mataram : FKIP Mataram, 2015), 7

karena semua rancangan telah didasarkan pada suatu pendekatan, prosedur dan desain pembelajaran tertentu.86

Metode latihan merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Metode latihan adalah suatu teknik mengajar yang mendorong siswa untuk melaksanakan kegiatan latihan untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu, yang digunakan untuk memperoleh ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan keterampilan.87

Sedangkan metode karyawisata adalah suatu cara penguasaan bahan ajar oleh peserta didik dengan jalan membawa mereka langsung ke objek yang terdapat di luar kelas atau di lingkungan kehidupan nyata agar mereka dapat mengamati atau mengalami secara langsung dengan alasan peserta didik dapat langsung materi yang diajarkan, sehingga lebih cepat paham.88

Merujuk pada teori yang membahas tentang mengarahkan sisa untuk membaca, menyediakan media pembelajaran jenis visual dan menggunakan metode latihan dan karyawisata, upaya guru dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi siswa adalah sebagai pilihan yang

86Pranowo, Teori Belajar …, hlm. 165

87 Djmarah, Syaiful Bachri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:

Rineka Cipta. Hlm. 78

88 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hlm. 25

tepat, dan hasil penelitian dapat dikatakan bahwa mengarahkan siswa untuk membaca, penggunaan metode latihan dan karyawisata serta media pembelajaran jenis visual dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi siswa.

B. Kendala yang dihadapi dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas IV MI Nahdlatul Mujahidin NW Jempong Ampenan.

Setelah menemukan kendala-kendala yang dihadapi, pada BAB ini peneliti akan mencoba untuk memaparkan pembahasan tentang kendala-kendala yang dihadapi berdasarkan teori-teori yang telah ada, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk menggali solusi- solusi dalam meminimalisir kendala-kendala tersebut. Berikut ini adalah beberapa kendala yang dapat ditemukan:

1. Kurangnya kemampuan menyusun kerangka karangan siswa

Dari hasil penelitian yang didapatkan peneliti, salah satu yang menjadi kendala adalah kurangnya kemampuan menyusun kerangka karangan siswa. Kesanggupan seseorang dalam menyelesaikan suatu pekerjaan sesuai dengan tingkat usaha yang dilakukan.

Kurangnya kemampuan menyusun kerangka karangan siswa terjadi karena tingkat usaha yang dilakukan

Dokumen terkait