• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III Hasil Penelitian Dan Pembahasan

B. Upaya perlindungan hukum (pembeli) jika ahli waris menolak dalam

perjanjian jual beli tanah.

Dari hasil penelitian dan wawancara dengan narasumber dapat di ambil kesimpulan bahwa penyelesaian sengketa jual beli tanah yang timbul di wilayah Kabupaten Jepara umumnya diselesaikan oleh kedua belah pihak yang bersengketa dengan bantuan instansi resmi pemerintah yaitu Kantor Notaris&PPAT Kabupaten Jepara. Ada dua cara penyelesaian yaitu dengan cara non-litigasi dan litigasi atau melalui pengadilan.127

a. Penyelesaian sengketa melalui jalur non litigasi (diluar pengadilan) Berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 Tentang Arbitase dan Alternatif Penyelesain Sengketa Pasal 1 ayat 10 menyatakan ada beberapa macam, yaitu:

a) Negosiasi merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh kedua belah pihak yang sedang bersengketa untuk mencapai tujuan kesepakan bersama antar para pihak tanpa ada pihak yang dirugikan.

b) Mediasi merupakan cara penyelesaian sengketa melalui perundingan atau diskusi yang mana untuk memperoleh kesepakatan bersama antar para pihak dengan dibantu oleh mediator.

c) Konsiliasi merupakan usaha untuk mempertemukan keinginan pihak-pihak yang bersengketa agar mencapai kesepakatan guna menyelesaikan sengketa dengan cara kekeluargaan.

127 Wawancara dengan Bapak Radiyanto Kepala Bagian Hukum BPN Jepara, Proses Balik Nama Sertipikat Hak Milik Tanah Berdasarkan Pengikatan Jual Beli Yang Penjualnya Meninggal Dunia Serta Ahli Waris Menolak Melakukan Tandatangan Di Jepara, 21 Juli 2020, pukul 09.30- 11.00

d) Arbitrase berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 Tentang Arbitase dan Alternatif Penyelesain Sengketa Pasal 1 ayat 1 menyatakan: Arbitrase adalah cara penyelesaian suatu sengketa perdata di luar peradilan umum yang didasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh para pihak yang bersengketa. Penyelesaian arbitrase dapat digunakan dalam permasalaahan yang terjadi yang tidak dapat diselesaikan melalui alternatif penyelesaian sengketa lainya dan menghindari lembaga peradilan yang selama ini memerlukan banyak waktu.

b. Melalui Jalur Litigasi (Lembaga Peradilan)

Menurut Pasal 2, kekuasaan kehakiman yang dimaksud dilaksanakan oleh badan badan peradilan diantaranya, peradilan umum (menurut Undang Undang nomor 8 tahun 2004 tentang peradilan umum, yang berwenang memeriksa, mengadili, dan memutuskan perkara perkara perdata, termasuk didalamnya penyelesaian segala persengketaan, mengenai Pertanahan sebagai bagian dari masalah masalah hukum perdata pada umumnya, selanjutnya peradilan tata usaha negara menurut Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang berwenang menyelesaikan sengketa tata usaha negara.128

Karakteristik penyelesian sengketa melalui litigasi antara lain:

1 Prosesnya sangat formal

2 Keputusan dibuat oleh pihak ketiga yang ditunjuk oleh negara (hakim)

3 Para pihak tidak terlibat dalam pembuatan keputusan 4 Sifat keputusan memaksa dan mengikat

5 Orientasi kepada fakta hukum (mencari pihak yang bersalah 6 Persidangan bersifat terbuka

Menurut Pembeli ada beberapa alasan yang menyebabkan para pihak memilih penyelesaian secara litigasi antara lain:

128 Umiyatia, “Penyelesaian Sengketa Batas Tanah Yang Didasarkan Pada Alat Bukti Sertipikat Melalui Alternative Dispute Resolution”, Jurnal Spektrum Hukum Volume 16, No 2 (November 2019), hal 45.

84

1 Para pihak merasa bahwa penyelesaian secara non litigasi atau mediasi tidak membuahkan hasil yang di inginkan.

2 Para pihak beranggapan bahwa dengan jalan litigasi para pencari keadilan diselesaikan sesuai dengan peraturan yang berlaku dan mendapatkan kepastian hukum.

3 Dengan adanya putusan pengadilan dapat memberi kepastian hukum yang jelas sehingga pembeli bisa melanjutkan proses balik nama sertipikat tersebut tanpa adanya tandatangan dari ahliwaris.

Dalam kasus ini penyelesainnya menggunakan cara litigasi proses peradilan. Cara yang ditempuh adalah melalui pengajuan gugatan yang diajukan pembeli ke penjual yang diserahkan/diajukan ke Pengadilan Negeri Jepara. Mengingat proses mediasi yang dilakukan di Desa dan di Kantor Notaris&PPAT Kabupaten Jepara. Belum menemui kata sepakat antara kedua pihak, upaya mediasi di Kantor Notaris&PPAT bertujuan untuk memberikan pemahaman hukum untuk para pihak terkait kasus tersebut.

Mengingat Notaris&PPAT memiliki tugas dan kewenangan sesuai dengan ketetapan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris. Tugas dan kewenangannya adalah:

1. Notaris berwenang membuat Akta autentik mengenai semua perbuatan, perjanjian, dan penetapan yang diharuskan oleh peraturan perundang-undangan dan/atau yang dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk dinyatakan dalam Akta autentik, menjamin kepastian tanggal pembuatan Akta, menyimpan Akta, memberikan grosse, salinan dan kutipan Akta, semuanya itu sepanjang pembuatan Akta itu tidak juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain yang ditetapkan oleh undang-undang.

2. Selain kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Notaris berwenang pula:

a. Mengesahkan tanda tangan dan menetapkan kepastian tanggal surat di bawah tangan dengan mendaftar dalam buku khusus.

b. Membukukan surat di bawah tangan dengan mendaftar dalam buku khusus

c. Membuat kopi dari asli surat di bawah tangan berupa salinan yang memuat uraian sebagaimana ditulis dan digambarkan dalam surat yang bersangkutan.

d. Melakukan pengesahan kecocokan fotokopi dengan surat aslinya.

e. Memberikan penyuluhan hukum sehubungan dengan pembuatan Akta.

f. Membuat Akta yang berkaitan dengan pertanahan.

g. Membuat Akta risalah lelang.

3. Selain kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), Notaris mempunyai kewenangan lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.

Berdasarkan Pasal 15 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris menjelaskan mengenai tugas dan kewenangan dari Notaris. Dalam pasal tersebut dijelaskan bahwa tugas dan kewenangan Notaris dikoordinasikan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintah dibidang agraria dan tata ruang. Kantor Notaris memberikan kepastian dan perlindungan hukum kepada pemegang hak atas suatu bidang tanah yang terdaftar, bertujuan agar dapat membuktikan dirinya sebagai pemegang hak yang bersangkutan.

Kantor notaris bertangggung jawab dalam memberikan jaminan kepastian hukum dalam melakukan balik nama sertipikat hak milik, artinya dengan hal tersebut notaris pendaftaran tanah maka tanah dapat diketahui status hak yang didaftarkan dengan pasti dan tanggung jawab mengenai kepastian tentang subjek hak,

86

artinya dengan pendaftaran tanah akan dapat diketahui dengan pasti letak tanah, batas-batasa tanah, dan ukuran (luas) tanah

Penyelesaian sengketa jual beli tanah dalam proses balik nama, pada kasus yang ada diwilayah Kabupaten Jepara ditempuh melaui mediasi terlebih dahulu di kantor notaris sebagai mediator yang mempunyai fungsi sebagai penengah untuk bernegosasi bagi para pihak yang besengketa atas tanah agar untuk menghindari perselisihan antara kedua belah pihak dari pemohon atau termohon.

Inti dari negosiasi ini adalah untuk menemukan solusi atau penyelesaian yang menguntungkan hak-hak kedua belah pihak yang bersengketa. Apabila kedua belah pihak sepakat, maka salah satu pihak melepaskan haknya dengan perdamaian atas kesadaran para pihak sendiri.129

Tujuan mediasi yang dilakukan kantor notaris bagi para pihak yang bersengketa telah sesuai dengan tugas atau wewenang dari notaris dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris, yang terdapat dalam UU Notaris:

a. Pasal 15 ayat (2) huruf e UU Notaris menyatakan “Notaris berwenang pula memberikan penyuluhan hukum sehubungan dengan pembuatan akta”.

b. Pasal 16 ayat (1) huruf a UU Notaris menyatakan “bertindak jujur, seksama, mandiri, tidak berpihak, dan menjaga kepentingan pihak terkait dalam perbuatan hukum”.

c. Pasal 3 ayat (6) Kode Etik Notaris menyatakan

“Mengutamakan pengabdian kepada kepentingan masyarakat dan Negara”.

129 Wawancara Pribadi dengan Notaris, Proses Balik Nama Sertipikat Hak Milik Tanah Berdasarkan Pengikatan Jual Beli Yang Penjualnya Meninggal Dunia Serta Ahli Waris Menolak Melakukan Tandatangan Di Jepara, 15 Juni 2023, pukul 13.00- 15.15 WIB

d. Selain itu, dalam teks pidato sambutan Presiden Republik Indonesia pada peresmian pembukaan Kongres XV Ikatan Notaris Indonesia pada tanggal 4 Nopember 1993 di Istana Negara mengemukakan bahwa “Agar para Notaris tidak sekedar mencatat dan melegalisir perbuatan hukum dari pihak- pihak yang bersangkutan”. Apabila masih ada beda pendapat diantara para pihak-pihak yang bersangkutan, maka para Notaris diharapkan secara aktif membantu mencarikan pemecahan yang adil dan benar, yang dapat diterima semua pihak. Untuk itu jelas sekali bahwa para notaris harus memiliki integritas dan modal pribadi yang tinggi'.

Berdasarkan Pasal 38 ayat (3) Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang kepala pertanahan Nasional RI Nomor 11 Tahun 2016 Penyelesaian Kasus Pertanahan. Mediasi bertujuan untuk;

a. Menjamain transparasi dan ketajaman analisis.

b. Pengembalian putusan yang bersifat kolektif dan objektif.

c. Meminimalisir gugatan atas hasil penyelesaian sengketa dan konflik.

d. Menampung informasi/pendapat dari hasil semua pihak yang berselisih, dan dari unsur lain yang perlu dipertimbangkan.

e. Memfasilitasi penyelesaian sengketa dan konflik melalui musyawarah.

Dalam penyelesaian kasus diatas dengan tidak adanya kesepakatan pada saat mediasi para pihak sepakat untuk menyesaikan sengketa melalui jalur litigasi (Pengadilan), pembeli dapat mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri Kabupaten Jepara dengan dasar (bukti) Perjanjian Pengikatan Jual Beli Tanah (dibawah tangan), serta bukti – bukti lainnya.

88

Pengajuan gugatan pembeli kepada majelis hakim berisikan (petitum) meliputi:

1. Mengesahkan Perjanjian Jual Beli Tanah Tersebut 2. Memerintahkan BPN Untuk Melaksanakan Proses

Balik Nama atas Sertipikat Tersebut

Setelah dikabulkannya gugatan tersebut maka pembeli bisa melakukan proses balik nama sertipikat tanpa adanya tandatangan oleh ahliwaris dan atas dasar putusan pengadilan Notaris&PPAT dan BPN bisa melakukan proses balik nama sertipikat tersebut.

Putusan pengadilan juga merupakan bagian dari kepastian hukum dan perlindungan hukum mengenai proses balik nama yang penjualnya meninggal dunia serta ahli waris menolak, dalam hal ini putusan pengadilan memberikan konsekuensi bahwa perjanjian pengikatan jual beli tanah (dibawah tangan) tersebut sah sesuai dengan Pasal 1320 KUHPerdata yaitu tentang syarat sahnya perjanjian adanya kesepakatan para pihak penjual sudah sepakat mengikatkan dirinya kepada pembeli untuk menjual sertipikat hak atas tanah miliknya, serta meminta Badan Pertanahan Nasional (BPN) untuk melakukan proses balik nama sertipikat tersebut.

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis dibab III maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Penyelesaian sengketa dalam perjanjian jual beli tanah apablia dalam proses balik nama pemilik hak atas tanah (penjual) meninggal dunia adalah dengan cara turun waris terlebih dahulu kemudian setelah selesai pewarisan dibuatkanlah AJB dihadapan PPAT sepanjang ahli waris menyetui perjanjian yang dibuat oleh penjual.

Adapun tata cara peralihan (turun waris) hak atas tanah sebagai akibat adanya seseorang yang meninggal dunia, dan hak atas tanah akan beralih kepada ahli waris atau para warisnya, maka ahli waris untuk melakukan pendaftaran peralihan hak berdasarkan pewarisan mengenai bidang tanah yang sudah terdaftar (bersertipikat) harus melibatkan pejabat umum (Agraria Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional), dimana peralihan hak atas tanah ke tangan ahli waris ini harus didaftarkan pada Kantor Pertanahan. Hal ini diatur dalam Pasal 36 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 yang menyatakan sebagai berikut:

1 Pemeliharaan data pendaftaran tanah dilakukan apabila terjadi perubahan pada data fisik data yuridis objek pendaftaran tanah yang telah terdaftar.

2 Pemegang hak yang bersangkutan wajib mendaftarkan perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Kantor Pertanahan.

90

Pendaftaran ini berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah, menurut peraturan tersebut, peralihan tanah karena waris harus didaftarkan di Kantor Pertanahan setempat dengan menyertakan dokumen:

1. Sertipikat tanah yang asli.

2. Surat keterangan kematian.

3. Surat keterangan ahli waris.

a. Bagi Warga Negara Indonesia penduduk Indonesia asli Surat Keterangan Ahli waris yang dibuat oleh para ahli waris dengan disaksikan oleh 2 (dua) orang yang dikuatkan oleh Kepala Desa/Kelurahan dan Camat tempat tinggal pewaris pada waktu meninggal dunia.

b. Bagi Warga Negara Indonesia keturunan Tionghwa dengan Akta Keterangan Hak Mewaris yang dibuat oleh Notaris.

c. Bagi Warga Negara Indonesia keturunan Timur Asing lainnya,Surat Keterangan Waris yang dibuat oleh Balai Harta Peninggalan (Pasal 111 ayat (1) C Peraturan Mentri Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No 3 Tahun 1997 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997).

Sesuai dengan fakta yang terlihat bahwa dengan meninggalnya Penjual, maka perjanjian pengikatan jual beli yang telah dilakukan tersebut menjadi kewajiban ahli waris untuk menyelesaikannya dalam hal terkait balik nama sertipikat, dikarenakan sesuai dengan penjelasan diatas bahwa meninggalnya Penjual tidak membuat akibat hukum dari perjanjian pengikatan yang pernah dibuatnya dengan Pembeli itu hapus atau berakhir. Sebab hak dan kewajiban pewaris secara otomatis menjadi hak dan kewajiban ahli waris. Artinya hak dan kewajiban dari Penjual, secara otomatis akan menjadi hak dan kewajiban ahli waris.

2. Upaya perlindungan hukum (pembeli) jika ahli waris menolak dalam proses balik nama sertipikat hak milik berdasarkan pengikatan perjanjian jual beli tanah adalah dapat dilakukan dalam penyelesaian PPJB yang sudah lunas, jika satu ahli waris dari penjual menolak melakukan tandatangan atau tidak menemukan kesepakatan yang tentunya memperlambat proses AJB, maka Pembeli dapat melakukan melakukan gugatan ke Pengadilan Negeri Kabupaten Jepara dengan bukti PPJB, pembeli melakukan gugatan kepada ahli waris penjual untuk mematuhi PPJB yang telah ditandatangani oleh penjual yang telah meninggal. Isi dari pada putusan tersebut meminta kepada majelis hakim untuk memutuskan:

1. Mengesahkan Perjanjian Jual Beli Tanah Tersebut

2. Memerintahkan BPN Untuk Melaksanakan Proses Balik Nama atas Sertipikat Tersebut

Setelah dikabulkannya gugatan tersebut maka pembeli bisa melakukan proses balik nama sertipikat tanpa adanya tandatangan oleh ahliwaris dan atas dasar putusan pengadilan Notaris&PPAT dan BPN bisa melakukan proses balik nama sertipikat tersebut.

B. Saran

Beradasarkan permasalahan yang diteliti penulis pada penelitian yang dilakukan dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Masyarakat dalam perjanjian jual beli tanah hendaknya dilakukan dengan lebih hati – hati dan memahami terlebih dahulu mengenai perjanjian dibawah tangan, perjanjian notariil, pengikatan, bahkan sampai proses balik nama sertipikat supaya dapat memberikan perlindungan kepada para pihak apabila permasalahan di kemudian hari

2. Badan Pertanhan Nasional (BPN) untuk memberikan penyuluhan hukum edukasi hukum terhadap masyarat dalam membuat perjanjian, pengikatan, proses balik nama, proses turun waris agar menambah wawasan tentang hukum untuk masyarakat.

92

PERJANJIAN PENGIKATAN JUAL BELI

Nomor : 13

Pada hari ini, Jum’at, tanggal (13-08-2023) dua puluh Agustus dua ribu dua puluh tiga, Pukul 10.00 WIB (sepuluh) Waktu Indonesia Bagian Barat.--- Hadir berhadapan dengan saya, ACHMAD IRFAN CHASANI ALSY, Sarjana Hukum, Magister Kenotariatan, Notaris, berkedudukan di Kabupaten Jepara, dengan dihadiri oleh dua orang saksi yang telah dikenal oleh saya, Notaris, dan akan disebutkan pada bagian akhir akta ini: --- ---

I. Nyonya ENDANG, lahir di Jepara pada tanggal 10-12-1959 (sepuluh Desember seribu sembilan ratus lima puluh sembilan), Warga Negera Indonesia, Wiraswasta, bertempat tinggal di Pekalongan, Rukun Tetangga 002, Rukun Warga 002, Desa Pekalongan, Kecamatan Batealit, Kabupaten Jepara, Pemegang Kartu Tanda Penduduk nomor ; 3320081012590003; -

- Menurut keterangannya dalam melakukan tindakan hukum yang akan diuraikan dibawah ini berdasarkan Surat Kematian tertanggal Nomor 09/Ds.

Pekalongan/VIII/2010 sebagai ahliwaris dari suami tuan AHMAD ANWAR, yang menghadap dan

menandatangani akta ini dihadapan saya, Notaris; --- II. Nyonya SHOLIKATUN SOLIHAH, lahir di Jepara pada

tanggal 20-10-1975 (dua puluh bulan Oktober seribu sembilan ratus tujuh puluh lima), Warga Negara Indonesia, Wiraswasta, Bertempat tinggal di Jalan Singosari Nomor 152, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 010, Desa Pekalongan Gayamsari, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang, pemegang Kartu Tanda Penduduk nomor : 3374042010750003; --- - Untuk sementara berada di Kabupaten Jepara; ---

-

--- selanjutnya disebut : PIHAK KEDUA --- Para penghadap telah dikenal oleh saya, Notaris Para penghadap bertindak sebagaimana tersebut diatas dan untuk diri sendiri dan bersama-sama menerangkan terlebih dahulu: - - Bahwa Pihak Pertama adalah pemilik atas : --- -

Sebidang tanah dengan Hak Milik nomor : 01366/PEKALONGAN sebagaimana diuraikan dalam Surat Ukur tanggal 23-10-2000, nomor : 458/PEKALONGAN/ 2000, luas 150 m2 (seratus lima puluh meter persegi) yang terletak di Propinsi Jawa Tengah, Kabupaten Jepara, Kecamatan Batealit, Desa Pekalongan, tercantum atas nama : ENDANG ; ------

- Berikut tanah dan segala sesuatu yang berada dan tertanam diatas tanah tersebut yang merupakan satu kesatuan tak terpisahkan dengan bidang tanah tersebut menurut undang- undang dan peraturan-peraturan yang berlaku. ---

94

- Bahwa Pihak Pertama hendak menjual sebidang tanah tersebut kepada Pihak Kedua yang menerangkan dengan ini hendak membeli tanah berikut segala sesuatu yang berdiri dan melekat diatas tanah tersebut dari Pihak Pertama. --- ---

- Bahwa jual beli resmi dihadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) yang berwenang atas tanah tersebut akan dilakukan dan dilaksanakan manakala seluruh syarat-syarat untuk jual beli tanah telah lengkap. --- ---

Maka berhubung dengan apa yang diuraikan tersebut diatas, para penghadap bertindak sebagaimana tersebut dan untuk diri sendiri menerangkan agar dikemudian hari para pihak tidak dapat mungkir tentang jual-beli yang akan dilakukan tersebut maka mereka telah membuat perjanjian sebagaimana yang tercantum dibawah ini. --- --- Pasal 1 --- Pihak Pertama berjanji dan mengikat dirinya untuk menjual kepada Pihak Kedua yang berjanji dan mengikat dirinya untuk membeli dari Pihak Pertama : ---

Sebidang tanah dengan Hak Milik nomor : 01366/PEKALONGAN sebagaimana diuraikan dalam Surat Ukur tanggal 23-10-2000, nomor : 458/PEKALONGAN/ 2000, luas 150 m2 (seratus lima puluh meter persegi) yang terletak di Propinsi Jawa Tengah, Kabupaten Jepara, Kecamatan Batealit, Desa Pekalongan, tercantum atas nama : ENDANG. --- Apabila atas sebidang tanah tersebut terbit sertipikat Hak Milik dengan nomor

berapapun, tanggal berapapun dan luas berapapun tetap terikat dengan bidang tanah yang dimaksud diatas. --- ---

- Berikut bangunan dan segala sesuatu yang berada diatas tanah tersebut yang merupakan satu kesatuan dan tidak terpisah dengan bidang tanah tersebut yang menurut sifat, guna dan peruntukannya atau berdasarkan undang-undang dan peraturan yang berlaku dianggap sebagai harta tetap. --- ---

--- Pasal 2 --- a. Jual beli tersebut akan dilangsungkan dan diterima para pihak dengan harga Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah), telah dibayarkan lunas oleh Pihak kedua kepada pihak pertama yang menerangkan telah menerima penuh dan cukup pada saat penanda-tangan akta ini, untuk penerimaaan uang mana akta ini berlaku juga sebagai tanda penerimaan yang sah atau kwitansinya ; --- ---

--- Pasal 3 --- Segala sesuatu yang akan dijualbelikan tersebut mulai hari penjualan oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua menjadi milik dan hak Pihak Kedua, tetapi segala keuntungan yang diperoleh dari dan segala kerugian yang diderita dari apa yang diperjualbelikan tersebut mulai hari ini menjadi kepunyaan dan tanggungan Pihak Kedua. --- ---

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) untuk tahun 2022 dua ribu dua puluh dua dan Pajak Penghasilan (Pph) menjadi beban dan tanggung Jawab Pihak Pertama, sedangkan Bea Perolehan hak

96

Atas tanah dan bangunan BPHTB) menjadi beban dan tanggung jawab Pihak Kedua; --- --- Pasal 4 --- Apa yang dijualbelikan tersebut telah diserahkan oleh pihak pertama kepada pihak kedua sebagimana mestinya dalam keadaan baik dan terpelihara serta kosong yaitu 1 (satu) bulan setelah pelunasan; --- ---

--- Pasal 5 --- Pihak Pertama menjamin kepada pihak kedua bahwa apa yang akan dijualbelikan tersebut adalah miliknya yang tidak digadaikan atau dipertanggungkan dengan cara bagaimanapun juga kepada pihak lain, dan tidak diberati dengan bebanan–

bebanan apapun juga, serta bebas dari sitaan dan bebas dari sengketa, sehingga pihak kedua tidak akan mendapat gangguan dan atau rintangan dari pihak pertama atau pihak lain; ---

--- Pasal 6 --- Pihak pertama dan pihak kedua sepakat perjanjian ini berlaku bagi masing-masing ahli waris dan mengikat serta untuk dapat dilaksanakan; --- --- Pasal 7 --- Hal-hal yang tidak atau tidak cukup diatur dalam akta ini akan diatur kemudian oleh kedua belah pihak secara musyawarah;

--- Pasal 8 --- Biaya akta ini ditanggung dan dibayar oleh pihak pertama dan pihak kedua; ---

Para pihak telah memilih tempat tinggal kediaman tetap dan umum mengenai akta ini dan segala akibatnya yang timbul di kantor Panitera Pengadilan Negeri Jepara di Jepara. --- Para pihak menyatakan dengan ini menjamin akan kebenaran identitas para pihak sesuai tanda pengenal yang disampaikan kepada saya, Notaris, dan bertanggung jawab sepenuhnya atas hal tersebut. --- - Selanjutnya para pihak juga menyatakan telah mengerti dan memahami isi akta ini. –--- --- DEMIKIAN AKTA INI ---

Dibuat dan diselesaikan di Jepara, pada hari, tanggal, serta jam sebagaimana disebutkan pada bagian awal dan akhir akta ini, dengan dihadiri oleh : ---

1. Tuan ANDRI WIBOWO, lahir di Jepara, pada tanggal 15-06-1991 (lima belas Juni seribu sembilan ratus sembilan puluh satu), Warga Negara Indonesia, Karyawan swasta, bertempat tinggal di Banjarharjo, Rukun Tetangga 001, Rukun warga 001, Kelurahan Jepara Kecamatan Jepara, Kabupaten Jepara, pemegang Kartu Tanda Penduduk nomor : 3320121506910006; --- ---

2. Nyonya SEPTIANI SARASWATI, lahir di Kudus, pada tanggal 14-04-1993 (empat belas April seribu sembilan ratus sembilan puluh tiga), Warga Negara Indonesia, Karyawan swasta, bertempat tinggal di Jalan Singosari, Rukun Tetangga 012, Rukun warga 001, Kelurahan Pasarbatang, Kecamatan Kudus, Kabupaten Kudus, pemegang Kartu Tanda Penduduk nomor

98

: 3374014404930006; --- --

- Keduanya pegawai kantor saya, Notaris sebagai saksi- saksi.

Segera setelah akta ini dibacakan oleh saya, Notaris, kepada para penghadap dan saksi-saksi, maka seketika akta ini ditandatangani oleh para penghadap, para saksi dan saya, Notaris. --- Dilangsungkan dengan tanpa tambahan dan Coretan. --- Minuta akta ini telah ditandatangani dengan sempurna --- Diberikan sebagai SALINAN yang sama bunyinya; ---

NOTARIS KABUPATEN JEPARA,

ACHMAD IRFAN CHASANI ALSY, S.H.,M.Kn.

DAFTAR PUSTAKA Al Quran dan Hadits

Kementerian Agama RI, 2010, Al-Qur’an dan Terjemahnya. Bandung, CV Penerbit Diponorogo.

Buku

A. Qirom Meliala, 1985, Pokok-pokok Hukum Perjanjian Beserta Perkembangannya, Yogyakarta, Liberty.

Abu Syuja‟ Ahmad bin Husain al Asfahani, 2001, Terjemah Mantan Ghayah wa Taqrib:Ringkasan Fiqih Syafi‟i, Jakarta, Pustaka Amani, Cetakan Ke-2.

Dokumen terkait