• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KOTA BERKELANJUTAN

2.2. Penyajian

2.2.1. Uraian

A. Pembangunan Berkelanjutan

Istilah pembangunan berkelanjutan atau sustainable development didefinisikan sebagai pembangunan yang memenuhi generasi kini tanpa membahayakan generasi mendatang untuk dapat memenuhi sendiri kebutuhan mereka (Sustainable development is development that meets the needs of the present without compromising the ability of future generations to meet their own needs), Disebutkan dalam World Commission on Environment and Development (WCED) 1987 (Brundtland). In 1989, the report was debated in the UN General Assembly, which decided to organize a UN Conference on Environment and Development.

Gambar 2.1 Tiga Pilar Pembangunan Berkelanjutan

Co-evolusi sistem sosial dan ekosistem dari pertanian tradisional ke pertanian modern. Pertanian setelah revolusi industry. Interaksi sistem sosial dengan ekosistem pertanian setelah revolusi industry dijelaskan dalam bagan sebagai berikut.

Gambar 2.2 Diagram Co-Evolusi

Co-evolusi sistem sosial dan ekosistem dari pertanian tradisional ke pertanian modern. Pertanian setelah revolusi industri. Sistem sosial modern dan sistem pertanian modern terus berubah secara bersama dan

kedua mereka saling ber co-adaptasi secara kuat.

Gambar 2.3 Sustainable Development Goals B. Kota Berkelanjutan (Sustainable City/ Eco-City)

Kota berkelanjutan didisain dengan pertimbangan pada dampak lingkungan; dan juga penduduk yang berkomitmen untuk meminimalisasikan kebutuhan energi, air, pangan dan air limbah, polusi udara, dan polusi air; kota yang bisa memenuhi kebutuhan pangan sendiri dengan meminimalkan ketergantungan pada wilayah pedesaan sekitarnya. Sustainable city bisa memenuhi kebutuhan listrik dengan energi dari sumber yang mudah terbaharui.

Sustainable city commitments, berlangsung dalam beberapa tahap, yaitu tahap perencanaan, tahapan pembangunan, tahapan paska pembangunan. Adapun prinsip-prinsip kota berkelanjutan adalah:

1. LEED (Building Leadership in Energy & Environmental Design), yang menerapkan prinsip-prinsip:

 Sustainable Site

 Efficiency in resources of water, energy, atmosphere

 Green material and other resources

 Environment Quality Contoh: kota Vancouver, Canada

Vancouver ini menjadi kota pertama di muka bumi yang mengusung tema keberlanjutan. Melalui pemenuhan kebutuhan energi, Vancouver memasok 90% kebutuhan listrik kota dari hydroelectric, angin, matahari, gelombang. Kota juga mengolah dan memanfaatkan sampah elektronik sebagai barang berharga yaitu medali. Vancouver juga membangun Green Stadion yang menerapkan kaidah-kaidah bangunan hijau antara lain: conserving energy, working with climate, respect for site, respect for user, reduce and reuse materials, dan appropriate technology.

2. Area industri ekologis (Ecological industrial areas)

Sebuah komunitas yang terdiri dari perusahaan dan organisasi kerja yang berkomitmen untuk mengurangi dampak lingkungan, sehubungan dengan aktivitas, yaitu melalui:

- Sistem pengelolaan kegiatan yang lebih alamiah.

- Penggunaan energi yang lebih efisien dan ramah lingkungan.

- Penggunaan material yang lebih efisien dan ramah lingkungan.

3. Pertanian perkotaan (Urban Farming)

Cakupan kegiatan pertanian perkotaan meliputi dari proses pertumbuhan hingga distribusi makanan ke Kawasan perkotaan.

- Sistem ekonomi perkotaan & sistem ekologi perkotaan yang terintegrasi.

- Pengelolaan sistem pembuangan organik, air limbah untuk irigasi.

- Penggunaan lahan pertanian perkotaan terintegrasi untuk fungsi lain.

4. Ruang bagi pejalan kaki (Space for pedestrians)

Merupakan strategi pembangunan perkotaan menghadapi urban sprawl. Hal ini dilakukan dengan pengembangan lahan mix used -

perumahan untuk penduduk yang berbeda. Kota membutuhkan jalan yang aman untuk pejalan kaki dan ruang publik yang terintegrasi dengan baik dengan pusat komunitas, pusat komersial, ruang transit dan ruang terbuka yang dapat diakses.

5. Transportasi berkelanjutan (Sustainable transportation)

Transportasi berkelanjutan diarahkan untuk mengurangi ketergantungan kota pada penggunaan energi fosil (emisi CO2) dengan optimalisasi penggunaan moda transportasi (masal) yang ramah lingkungan. Transportasi berkelanjutan berorientasi pada penciptaan pusat kota yang produktif (ekonomi) dan sehat (lingkungan & sosial).

6. City Planning and Design

Pemerintah dan NGO bekerja sama untuk menghasilkan pedoman strategis perkotaan universal. Hal ini dilakukan dengan mempromosikan komunitas untuk pembangunan berkelanjutan, mengevaluasi strategi pembangunan, bertukar pengalaman antar anggota untuk membuat rekomendasi terbaik.

Contoh :

1. Kota Curitiba Brasilia

Gambar 2.4 Letak Kota Curitiba Brasilia (kiri); Perencanaan transportasi masal dengan busway system yang merubah struktur ruang kota dari berpola terpusat

menjadi berpola linier (kanan).

Periode 1970-an dikenal sebagai kota slum, dengan trafik buruk

& macet, banjir, over population transportation. Polusi udara di Curitiba berada di atas ambang yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh School of Medicine, Sao Paulo University. Saat ini, WHO merekomendasikan kurang dari 10 mikrogram per meter kubik partikel od, sementara Curitiba berukuran 16,5. Studi ini menunjukkan bahwa angka-angka tersebut tidak lebih baik di kota-kota seperti Sao Paulo (28,1), Rio de Janeiro (19,0), Belo Horizonte (16,5), Porto Alegre (16,3) dan Recife (11,1).

Periode 1996 Curitiba mendapat penghargaan sebagai kota yang penuh inovasi. Menurut American Magazine Digest: “Curitiba is the best place to live in Brazil”. Jaime Lerner arsitek perencana CURITIBA baru. Merubah konsep urban desain yang berpola terpusat menjadi berpola linear. Bangunan-bangunan umum seperti bangunan pemerintahan, bangunan komersial, bangunan pendidikan atau bisnis ditempatkan pada satu lokasi, sementara itu perumahan mengelilingi tempat tersebut.

Transportasi Curitiba menggunakan ’trinary road system’.

System menggunakan dua jalan lebar yang memiliki arah berlawanan, namun pada bagian tengah jalan ini memiliki jalan yang digunakan khusus buat busway. Membangun rute untuk menghubungkan perumahan langsung pada pusat kota. Curitiba menyebar ke seluruh penjutu kota. Curitiba juga memiliki 150 Km pathway untuk Sepeda.

Transportasi dibangun untuk mengurangi penggunaan transport privat, memecahkan masalah kemacetan lalu lintas, meletakkan 200 radar diseluruh penjuru kota. Curitiba berhasil menurunkan penggunaan mobl privat sebesar 28%. Sistem ini banyak diadopsi dan diterapkan di kota-

kota negara berkembang maupun negara maju.

Gambar 2.5 Penerapan ’trinary road system’ untuk Jalur busway di kota Curitiba

2. Kota Seattle USA

Seattle adalah kota terbesar dinegara bagian Washington, Kota dengan populasi mencapai 3.919.624 juta (tahun 2006), dimana 53,8%

adalah sarjana atau 91,9% telah menyelesaikan diploma. Seattle dikenal sebagai "Kota Hujan", meski julukan resminya adalah "Kota Zamrud".

Starbucks berasal dari sini. Microsoft dan Boeing juga bermarkas di Seattle. Fokus utama kota Seattle untuk keberhasilan sustainalble city adalah Sistem transportasi ramah lingkungan, Energi alternatif (hydroelectricity), Program Seattle Climate Action and Seattle Climate Partnership (Jawaban atas isu global warming).

Masyarakat di lingkungan perumahan sudah memiliki kesadaran yang tinggi akan kelestarian lingkungan. Dibuktikan dengan pengelolaan tanah dan pengadaan taman jalan lingkungan oleh warga sebagai usaha mengurangi efek emisi dari gas buangan kendaraan. Seattle mengembangkan publik transportation yang ramah lingkungan.

Februari 2008, proyek light rail untuk transportasi kereta listrik lulus sertifikasi dari the International Organization for Standardization (ISO) sebagai transportasi yang merespon environment sustainability.

Sasaran efisiensi bahan bakar, emisi, berorientasi pada perlindungan ekosistem, penghijaun, daur ulang dan pencegahan pemborosan, konservasi energi dan air, dan desain yang berkelanjutan

Gambar 2.6 Landscape Kota Seattle

Gambar 2.7 Pengunaan transportasi ramah lingkungan di kota Seattle Sistem hydroelecticity sejak tahun 1918 di sungai Skagit.

Proyek ini beberapa kali mendapat penghargaan untuk resource sustainability and habitat preservation. Sistem hydroelectricity ini memberikan energi untuk 90% kebutuhan listrik kota Seattle, dan pada tahun 2005, ditetapkan sebagai yang pertama dan satu-satunya pembangkit listrik yang zero greenhouse gas emission.

Gambar 2.8 Pengunaan sistem hydroelecticity untuk penyediaan listrik yang ramah lingkungan di kota Seattle

Tanggal 8 Desember 2008, pemerintah kota Seattle mengumumkan bahwa terjadi penurunan emisi rumah kaca sebanyak 7% dibandingkan pada tahun 1990, padahal sejak tahun 1990 populasi penduduk kota tersebut meningkat hingga 16%. Target yang dicanangkan pemerintah kota Seattle adalah sebagai berikut:

 Tahun 2012 emisi rumah kaca berkurang 7% dari tahun 1990

 Tahun 2024 emisi rumah kaca berkurang 30% dari tahun 1990

 Tahun 2050 emisi rumah kaca berkurang 80% dari tahun 1990 Untuk pilihan sarana transportasi, terdapat komunitas kompak dengan penambahan layanan bus, penambahan jalur sepeda, penyelesaian master plan jalur pedestrian. Kendaraan bersih, bahan bakar bersih dengan transportasi listrik, konsumsi bahan bakar berkurang, peningkatan penghargaan untuk transportasi hijau. Energi bersih, bangunan efisien dengan nol emisi bersih, konservasi energi, efisiensi energi untuk rumah dan bangunan baru. Kepemimpinan good governance dengan dukungan pemerintah dalam tindakan beradaptasi dengan iklim.

3. Dubai

Gambar 2.9 Letak kota Dibai Uni Emirat Arab

Dubai telah menarik perhatian dunia melalui proyek real estate-nya.

Gurun pasir ‘hutan’ skyscrapers. Bermula tahun 1960-an, terjadi boom

oil. Dubai menghabiskan energi yang besar untuk membangun

‘peradabannya’. Dubai sebagai salah satu situs konstruksi terbesar di dunia, dimana hal yang tidak mungkin menjadi mungkin.

Gambar 2.10 Perubahan landsekap kota Dubai dari tahun 1991 dan pada tahun 2005

Reklamasi Mega

Reklamasi daratan lebih dari 15.000 Ha. Dibutuhkan lebih dari 300 juta m3 pasir dan 12 juta m3 batu untuk mengurug laut tersebut.

Untuk mengurug 310 Ha saja menghabiskan biaya US $200 juta, dan waktu 18 bulan untuk pulau pertama. Biaya pengiriman material, biaya operasional, kemacetan lalu lintas, dan rusaknya habitat alami laut.

berdampak negatif terhadap ekologi dan lingkungan.

Gambar 2.11 Reklamasi Kota Dubai

Gambar 2.12 Pembangunan Kota Dubai Sumberdaya Air

Dubai sangat kekurangan air bersih. Dari tahun ke tahun, hingga 2004, kebutuhan konsumsi air bersih meningkat tajam hingga 52.000 juta galon, sedangkan produksi air bersih hanya sampai pada angka 8.000 juta galon. Dengan kekayaan hasil bisnis minyak, Uni Emirat menghabiskan dana besar untuk impor air bersih dari Al Khor, dan program teknologi desalination air laut menjadi air mineral/tawar.

Gambar 2.13 Sumberdaya Air di Kota Dubai

Dubai hanya memiliki sedikit sumber daya alam, tetapi dengan uang, mereka dapat membawa jutaan ton bahan dan material serta orang- orang dari seluruh dunia untuk mewujudkan keinginan mereka. Dubai dapat membangun ‘hutan’ pencakar langit, atau bahkan arena ski di tengah gurun. Dubai tidak memiliki lahan pertanian, tetapi mereka dapat mengimpor makanan. Dubai tidak memiliki air untuk minum, tetapi mereka mengimpor air dan mengeluarkan energi yang sangat besar untuk desalination air laut. Dubai selalu diterangi matahari tak berujung, namun tidak memanfaatkan energinya untuk solar panel.

Dubai adalah kota dimana mimpi terliar menjadi kenyataan. Dubai adalah puncak model Barat, amazing the world.

2.2.2. Latihan

Dalam dokumen Buku Ajar Perancangan Arsitektur Kota (Halaman 39-50)

Dokumen terkait