• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IX PENUTUP

BAB 2. BAB 2

E. Urusan Lingkungan Hidup

Kebersihan lingkungan ialah suatu keadaan yang bebas dari kotoran seperti, debu, sampah, dan juga bau. Pertambahan penduduk dan perubahan pola konsumsi masyarakat menimbulkan bertambahnya volume, jenis, dan karakteristik sampah yang semakin beragam. Secara rinci, berikut gambaran mengenai Timbulan, Komposisi, dan Karakteristik Sampah di Provinsi DKI Jakarta:

Gambar II.39 Komposisi Sampah di Sumber Sampah Provinsi DKI Jakarta Tahun 2021

Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta, 2022

Sampah di sumber sampah didominasi oleh sampah organik, sampah kertas dan sampah plastik, sementara sampah di TPS didominasi oleh sampah sisa makanan, sampah plastik dan karet/kulit, sebagaimana dapat dilihat pada gambar berikut:

53,73%

14,91%

14,01%

0,87%

1,11% 0,52%

1,82% 2,44%

0,01%

0,60%

9,97%

Komposisi Sampah Jakarta di Sumber Sampah

Organik (sisa makanan, daun, dll) Kertas

Plastik Kayu Kain/Tekstil Karet/Kulit tiruan

Gambar II.40 Komposisi Sampah di TPS Provinsi DKI Jakarta Tahun 2021 Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta, 2022

Paradigma lama sistem pengelolaan sampah menitikberatkan pada penanganan sampah yang terfokus kepada pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Hal ini dapat menimbulkan permasalahan baru ketika penampungan di TPA sudah melebihi kapasitas. Pengelolaan sampah paradigma baru terdiri dari pengurangan dan penanganan sampah. Tujuannya adalah untuk membatasi timbulan sampah dari sumbernya dan mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke TPA. Pengurangan sampah dapat dilakukan melalui pembatasan timbulan sampah (reduce), pemanfaatan kembali sampah (reuse) dan pendauran ulang sampah (recycle). Sedangkan, kegiatan penanganan sampah meliputi:

• Pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai dengan jenis, jumlah dan sifat sampah.

• Pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari sumber sampah ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) atau Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST).

• Pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber atau dari TPS atau dari TPST menuju ke TPA.

52,92%

6,10%

7,49%

5,85%

9,00%

3,56%

1,78%

1,94%

2,60%

1,14%

7,62%

Komposisi Sampah Jakarta di TPS

Sisa Makanan Rumput dan Kayu Kertas

PET Plastik Kain Karet/Kulit Logam Gelas/Kaca Sampah B3 Lain-lain

• Pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah sampah.

• Pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampah atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman.

Indikator kinerja penanganan sampah di Provinsi DKI Jakarta selama tahun 2017-2021 menunjukkan tren yang menurun. Pada tahun 2017 persentase penanganan sampah tercatat sebesar 87 persen, kemudian di tahun 2018 meningkat menjadi 87,96 persen. Meskipun demikian pada tahun berikutnya persentase penanganan sampah terus turun hingga tahun 2021 menjadi sebesar 75,15 persen. Penjelasan lebih lanjut disajikan dalam grafik di bawah ini.

Gambar II.41 Persentase Penanganan Sampah Provinsi DKI Jakarta Tahun 2017- 2021

Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta, 2022

Paradigma baru pengelolaan sampah mendorong adanya pengelolaan sampah dari sumber dengan tujuan utamanya menciptakan sebuah kawasan yang bersih dan sehat. Dari beberapa komposisi sampah yang ditimbulkan di sumber, beberapa komposisi sampah seperti sampah organik, plastik dan kertas dapat diolah dan dimanfaatkan untuk kegunaan lain. Di sisi lain, pemanfaatan hasil pengelolaan sampah berupa energi, pupuk atau bahan baku industri merupakan nilai tambah.

87,00% 87,96%

82,92%

79,97%

75,15%

70%

75%

80%

85%

90%

2017 2018 2019 2020 2021

Upaya pengurangan sampah meliputi kegiatan pembatasan timbulan sampah, pendauran ulang sampah dan/atau pemanfaatan kembali sampah.

Sedangkan tata cara pengurangan sampah dapat dilakukan dengan menggunakan bahan yang dapat diguna ulang, bahan yang dapat didaur ulang, dan/atau bahan yang mudah diurai oleh proses alam. Kinerja pengurangan sampah di Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2017-2021 telah meningkat seperti grafik di bawah ini hingga 25,85 persen pada 2021.

Gambar II.42 Pengurangan Sampah di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2017-2021 Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta, 2022

Lebih lanjut mengenai kinerja urusan lingkungan hidup, sepanjang tahun 2017-2021, terdapat kenaikan jumlah kegiatan usaha yang telah memiliki dokumen lingkungan. Pada tahun 2017 terdapat sebanyak 1.442 kegiatan yang kemudian meningkat hingga tahun 2019 menjadi sebanyak 3.292 kegiatan. Secara umum meskipun pada tahun 2021 terjadi penurunan kegiatan dari tahun sebelumnya, namun demikian capaian di tahun tersebut masih lebih tinggi dibandingkan tahun 2017. Terkait dengan implementasi pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang harus dilaksanakan oleh setiap pemrakarsa kegiatan, Dinas Lingkungan Hidup melaksanakan pengawasan terhadap penataan dan komitmen dari pemrakarsa kegiatan untuk melaksanakan implementasi pengelolaan dan pemantauan lingkungan sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut.

13,00% 12,04%

17,08%

20,03%

25,85%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

2017 2018 2019 2020 2021

Tabel II.54 Jumlah Kegiatan yang Diawasi dalam rangka Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2017-2021

No. Indikator Tahun

2017 2018 2019 2020 2021

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Jumlah Kegiatan yang Diawasi dalam rangka Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan

1.442 2.110 3.292 1.868 1.609

Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta, 2022

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan program-program pengelolaan lingkungan hidup. Oleh karena itu, nilai IKLH dapat dijadikan rujukan bagi para penentu kebijakan dalam merumuskan program yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2021, perhitungan Indeks Lingkungan Hidup mengalami perubahan dimana terdapat tambahan aspek lingkungan yang diperhitungkan yaitu indeks kualitas air laut. Secara umum nilai IKLH DKI Jakarta pada tahun 2017-2019 termasuk dalam kategori kurang, kondisi tersebut kemudian meningkat pada tahun 2020 dan 2021 menjadi kategori sedang.

Tabel II.55 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta Tahun 2017- 2021

No Indikator Kinerja Tahun

2017 2018 2019 2020 2021

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Indeks Kualitas Air 21,33 31,43 35,56 14,00 15,03

2. Indeks Kualitas Udara 53,5 66,57 67,79 28,54 28,47 3. Indeks Kualitas Tutupan

Hutan 33,32 24,04 24,66 3,46 3,49

4. Indeks Kualitas Air Laut - - - 5,94 7,44

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 35,78 39,01 40,92 51,94 54.43 Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta, 2022

Tekanan jumlah penduduk yang besar tentu akan berbanding lurus dengan upaya pemanfaatan sumber daya alam. Beberapa diantaranya dapat dilihat dari meningkatnya pemanfaatan sumber daya alam seperti air bersih,

pangan, dan lahan untuk bermukim. Dalam hal ini, DKI Jakarta memiliki keterbatasan ruang dan kebijakan yang dinamis untuk memenuhi kebutuhan dasar utamanya terkait air bersih dan pangan secara berkelanjutan. Bahkan, pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut harus dipandang secara politis dengan melibatkan banyak pihak dan daerah sekitarnya dalam rangka mewujudkan kesetimbangan daya dukung lingkungan hidup.

Dalam dokumen RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2023-2026 (Halaman 135-140)