• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

F. Validitas Data

Dalam penelitian kualitatif, data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian.

Untuk menguji keabsahan data dalam penelitian kualitatif dapat digunakan uji kredibilitas. Menurut Sugiyono (2013) untuk mengujikredibilitas suatu penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu:

1. Perpanjangan pengamatan: Dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru. Hal ini akan membentuk hubungan peneliti dengan narasumber akan semakin baik dan kehadiran peneliti tidak lagi dianggap sebagai orang asing yang mengganggu perilaku masyarakat yang sedang dipelajari.

2. Meningkatkan ketekunan: Yaitu melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut, kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis, karena peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau tidak.

3. Triangulasi: Yaitu pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat tiga jenis triangulasi yaitu pertama, triangulasi sumber yaitu untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

Kedua, triangulasi teknik yaitu untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik berbeda.

Ketiga, triangulasi waktu yaitu data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara pada pagi hari, siang hari dan sore hari biasanya akan berbeda.

4. Analisis kasus negatif: Yaitu kasus yang tidak sesuai atau berbeda dengan hasil penelitian hingga pada saat tertentu. Disini peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang telah ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan ditemukan, maka data tersebut sudah dapat dipercaya.

5. Menggunakan bahan referensi: Yaitu adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Misalnya data hasil wawancara perlu didukung dengan adanya rekaman wawancara. Data tentang interaksi manusia atau suatu keadaan perlu didukung oleh foto-foto.

6. Mengadakan membercheck: Yaitu proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.

Apabila data yang ditemukan disepakati oleh pemberi data, maka data tersebut dapat dikatakan valid, sehingga semakin kredibel data tersebut dan begitupun sebaliknya. Apabila mengacu pada konsep kredibilitas tersebut, maka dalam penelitian ini pendekatan yang paling tepat untuk digunakan adalah triangulasi.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Wilayah Penelitian 1. Profil Wilayah Penelitian

Karakteristik dan identifikasi wilayah penelitian yang akan disajikan dalam bab ini yakni letak geografis dan keadaan penduduk Kecamatan Alu, Kabupaten Polewali Mandar merupakan salah satu Kabupaten dari lima Kabupaten yang ada di Sulawesi Barat. Dalam hal ini kita dapat dilihat pada penjelasan-penjelasan berikut:

a) Letak Geografis

Posisi Kabupaten Polewali Mandar yang terletak pada posisi 2o 38’ 45’’ - 3 o 38’ 15’’ LS dan 118o 45’ 00’’ - 119 o 4’ 45’’ BT, dengan berbatasan di sebelah utara Kabupaten Majene, sebelah timur Kabupaten Pinrang, sebelah selatan Teluk Mandar dan sebelah barat Selat Makassar. Ibu kota Kabupaten Polewali Mandar terletak di Kecamatan Polewali dengan luas perkotan 6.515 km yang berada di posisi selatan Kabupaten Polewali Mandar, jam tempuh sekitar 6 jam sampai 7 jam dari ibu kota Sulawesi Barat Mamuju yaitu kurang lebih 172 km. Kabupaten Polewali Mandar memiliki 16 kecamatan antara lain kecamatan Polewali, Wonomulyo, Balanipa, Campalagian, Tutar, Tinambung, Alu, dan lain sebagainya. yang mempunyai 65 desa dan kelurahan.

35

Daerah penelitian ini terletak pada salah satu Desa yaitu desa Mombi yang berada di wilayah Kecamatan Alu. Lokasi penelitian ini secara administratif mempunyai batas-batas sebagai berikut :

Sebelah Timur : Desa Sayoang / Desa Salarri Sebelah Utara : Kelurahan Petoosang

Sebelah Barat : Desa Saragian / Tangan Baru Sebelah Selatan : Desa Lembang-lembang

Sebelum Sulawesi Barat memisahkan diri dari Sulawesi Selatan, Kabupaten Polewali mandar dahulunya bernama Polewali Mamasa hingga terjadi pemekaran daerah hingga saat ini dan di kenal dengan dengan nama Polewali Mandar.

Dasar pemerintahan Gubernur Sulawesi Selatan dan Tenggara ( SULSELRA ) kepada setiap Bupati kepala daerah se-sulselra agar segera membentuk Desa Gaya Baru di wilayah kerja masing-masing atas dasar tersebut diatas, pada tanggal 18 Maret 1968, oleh Bupati Polewali Mamasa ( H. Abdul Madjid) yang meresmikan terbentuknya Desa Mombi. Desa Mombi terdiri dari 3 (tiga) kampung yakni : Mombi, Paropo, Sayoang. Berbatasan dengan :

Sebelah Timur : Desa Todang-todang Kec. Tinambung Sebelah Utara : Desa Alu Kec. Tutallu

Sebelah Barat : Desa Kalumammang / Tandassura Sebelah Selatan : Desa Lembang-lembang

Sejak terbentuknya sebagai Desa Mombi telah 6 (enam) kali mengadakan pergantian Kepala Desa masing-masing :

1. DJALALUDDIN : Tahun 1966 s/d tahun 1980 2. RONGGENG : Tahun 1980 s/d tahun 1988 3. ABD. HASIB : Tahun 1988 s/d tahun 1996 4. H.MUH YUSUP : Tahun 1996 s/d tahun 2006 5. MASRAN B.Sc : Tahun 2006 s/d tahun 2012 6. MUHAMMAS JUSUF A : Tahun 2012 s/d sekarang Masing-masing para Kepala Desa tersebut diatas dipilih oleh masyarakat dan memperoleh suara terbanyak. Karena tuntutan Pembangunan sesuai dengan perkembangan dan kemajuan Masyarakat untuk memperoleh layanan maksimal beberapa Kecamatan dan Desa mengalami pemekaran, termasuk Kecamatan Tutallu dan Desa Mombi, Kecamatan Tutar berdiri sendiri, lepas dari Kec. Alu begitu pula dengan Sayoang telah menjadi Desa tersendiri lepas dari Desa Mombi pada tahun 2009. Desa Mombi sekarang yang meliputi 2 (dua) perkampungan Besar yakni Mombi dan Paropo terdiri dari 6 (enam) Kampung/dusun masing masing :

1. Kappung / Dusun Mombi Tettenbulo 2. Kappung / Dusun Mombi Tangnga 3. Kappung / Dusun Mombi Taupe 4. Kappung / Dusun Paropo I 5. Kappung / Dusun Paropo II 6. Kappung / Dusun Paropo Sumbiri

Secara keseluruhan alam Kecamatan Alu dapat digolongkan sebagai wilayah yang berbukit, beriklim dingin, dan memiliki tanah yang pertanian yang

cukup subur. Tidak heran jika masyarakat desa tak terkecuali masyarakat di Desa Mombi memiliki pekerjaan mayoritas sebagai petani. Masyarakat lebih cenderung menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian. Dikatakan demikian karena memang pada dasarnya sektor pertanianlah yang paling unggul. Kondisi alam Desa Mombi yang cenderung memiliki tanah yang subur turut serta membantu masyarakat dalam meningkatkan hasil-hasil pertanian. Adapun tanaman-tanaman yang menjadi komoditas utama desa Mombi adalah meliputi : jagung, kelapa, coklat, dan pisang. Keadaan tersebut tentunya didukung dengan tersedianya sumber-sumber pengairan, walaupun desa Mombi belum mengenal sistem pengairan resmi, yaitu PAM, namun masyarakat telah mampu mengelola dan memanfaatkan sumber pengairan yang ada sejak zaman nenek moyang dulu.

Sumber pengairan yang biasa dimanfaatkan masyarakat adalah aliran arus sungai Mandar ( uai Mandar ). Sungai Mandar merupakan sungai dengan aliran terbesar yang melintasi wilayah keseluruhan dusun di desa Mombi sehingga mampu dikelola menjadi sumber irigasi pertanian dan kebutuhan masyarakat.

Selain itu, masyarakat desa Mombi pada saat ini telah mengalami beberapa perkembangan yang cukup berarti. Masuknya aliran listrik dari PLN dan terjangkaunya jaringan telepon dari Telkom kian membantu masyarakat untuk lebih berkembang dan keluar dari keterisolasian. Sedikit banyak hal ini membuka berbagai peluang dalam kehidupan masyarakat desa. Akhir-akhir ini masyarakat semakin terbantu dengan dilaksanakannya pembangunan sumber air bersih dari PAM oleh Pemda. Dulunya masyarakat desa jarang bahkan tidak pernah menggunakan sumber air bersih untuk keperluan sehari-hari. Masyarakat biasanya

menggunakan sumber air dari sungai Mandar. Walaupun kondisi alam desa Mombi berbukit-bukit, namun pada akhirnya pembangunan sumber air bersih dari PAM dapat terwujud saat ini. Hal ini juga tidak terlepas dari peranan perangkat desa dan masyarakat yang aktif meminta dilaksanakannya pembangunan yang berarti oleh pemerintah Setempat untuk kebaikan dari desa Mombi.

Pada umumnya di Desa Mombi hanya memiliki 2 (dua) musim yakni musim kemarau dan musim hujan. Kondisi iklim berdasarkan data tahun 2014 tercatat bahwa suhu udara maksimum rata-rata pada siang hari mencapai 35º C dan suhu minimum rata-rata pada malam hari berkisar 15ºC. Desa Mombi memiliki area seluas 12,04 km2 dengan jumlah penduduk 1.825 Jiwa yang tersebar di 1 desa dan 6 dusun.dapat di lihat sebagai berikut :

Jumlah Penduduk Desa Mombi

Sumber: Kantor Desa Mombi (2015)

No Nama Dusun Luas wilayah

(Km2)

Jumlah KK

Jumlah Penduduk

L P

1 Dusun Mombi Tettembulo 3,09 - 398 183 215

2 Dusun Mombi Tangnga 1,35 - 267 101 166

3 Dusun Mombi Taupe 2,12 - 340 140 200

4 Dusun Paropo 1 2,05 - 301 164 137

5 Dusun Paropo 2 2,15 - 329 132 197

6 Dusun Paropo Sumbirri 1,28 - 190 81 109

Jumlah 12,04 - 1.825 801 1.024

b) Kondisi Umum Desa

Luas Desa : 12,04 km2 Batas Wilayah :

Sebelah Utara : Kelurahan Petoosang Sebelah Selatan : Desa Lembang-lembang Sebelah Timur : Desa Sayoang / Desa Salarri Sebelah Barat : Desa Saragian

Potensi Umum Desa

Jalan : 3 km

Jembatan / Dekker : 3-6 unit Sumber Air : 22 Unit Rumah Ibadah : 5 unit

Selokan : ±700m

Sungai : 1

Sekolah : 8 unit

Bukit : ada

Gunung : 1 unit

Kantor Desa : 1 unit Kantor Polisi : 1 unit Pekuburan : 3 kapling

Posyandu : 3 unit

Puskesmas : 1 unit

Rumah : 514 unit

Kebun : 315 Ha Peralatan Usaha : 32 unit Hewan Ternak ; 500 ekor Kependudukan

Jumlah penduduk menurut jenis kelamin

Laki-laki : 801

Perempuan : 1.024

Jumlah penduduk menurut agama

Islam : 100%

Kristen : -

c) Deskripsi Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Mombi

1. Komposisi Jenis Pekerjaan Masyarakat Desa Mombi

Komposisi Jenis Pekerjaan Masyarakat Desa Mombi

Wilayah Desa Mombi terletak dari dataran rendah hingga dataran tinggi sehingga mayoritas masyarakatnya memiliki pekerjaan bertani/berkebun dan sebagian lagi peternak hingga masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari

No Jenis pekerjaan jumlah Persentase

1 Bertani/berkebun 1.367 75 %

2 Pedagang/pengusaha 340 15 %

3 PNS 118 10 %

Jumlah 1.825 jiwa 100 %

hasil perkebunan/pertanian. Namun ada pula yang bekerja pada sektor pemerintahan seperti pegawai negeri sipil.

Secara geografis Desa Mombi masih tergolong daerah pelosok dan wilayah perbukitan/pegunungan sehingga mayoritas penduduknya lebih banyak bekerja pada sektor pertanian dan peternakan.

2. Tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh responden yang dinyatakan dalam satuan tahun. Tingkat pendidikan seseorang mempengaruhi kemampuan berfikir dan mencari solusi dari masalah-masalah yang ada. Di Desa Mombi tingkat pendidikan di klasifikasikn dalam dalam 3 kategori yaitu katagori rendah jika kategori tidak sekolah sampai SD, katagori menengah jika sekolah dari SMP-SMA dan katagori tinggi jika pendidikannya sampai Perguruan Tinggi. Penggolongan kategori pendidikan responden dapat di lihat dalam tabel.

Klasifikasi Responden Berdasarkan Katagori Pendidikan di Desa Mombi Kecamatan Alu

No. Tingkat Pendidikan Jumlah Responden

1 Tidak sekolah- SD 0

2 SMP-SMA 9

3 Akademik/Perguruan Tinggi 1

Jumlah 10

KEPALA DESA

MUHAMMAD JUSUF A

KAUR PEMBANGUNAN

SARBINI KAUR KEUNGAN

NURBAETI, S. Pd

KADUS SUMBIRI

ABD. RASYID AR

Tabel di atas menunjukan bahwa tingkat pendidikan di lokasi penelitian lebih banyak tingkat pendidikannya kategori menengah. Responden tidak melanjutkan tingkat jenjang yang lebih tinggi karena terkendala kurangnya biaya dan kemauan.

d) Struktur organisasi Desa

Adapun struktur organisasi Desa Mombi Kecamatan Alu Kabupaten Majene adalah sebagai berikut :

STRUKTUR ORGANISASI DESA MOMBI

SEKERTSRIS

IBRAHIM KEPE

KAUR UMUM

MUSRANA KAUR PEMERINTAHAN

ASRI

KADUS PAROPO II

M. AMIN D

KADUS PAROPO I

ABD. RASYID T

KADUS TAUPE

M. YUSUF H

KADUS TANGANGA

DARMAN

KADUS TETTEMBULO

Drs. SYAHID P

e) Keadaan penduduk

1. Dusun Mombi Tettembulo

Dalam wilayah Dusun Mombi Tettembulo memiliki jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan yang berjumlah 398 Jiwa. Untuk lebih jelas jumlah penduduk Dusun Mombi Tettembulo dapat dilihat pada tabel berikut :

Jumlah Penduduk Dusun Mombi Tettembulo Menurut Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa)

1. Laki-laki 183

2. Perempuan 215

Total 398

Sumber : Kantor Desa Mombi (2015)

Penduduk Dusun Mombi Tettembulo berjumlah 398 Jiwa terdiri dari laki- laki sebanyak 183 Jiwa dan selebihnya berjenis kelamin perempuan sebanyak 215 Jiwa. Sebagian besar masyarakat yang berdomisili berprofesi sebagai petani dan Peternak, hal ini disebabkan karena kondisi di daerah tersebut adalah daerah Perbukitan atau lereng gunung dan sangat cocok untuk kegiatan pertanian.

2. Dusun Mombi Tangnga

Dalam wilayah Dusun Mombi Tangnga memiliki jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan yang berjumlah 267 Jiwa. Untuk lebih jelas jumlah penduduk Dusun Mombi Tettembulo dapat dilihat pada tabel berikut :

Jumlah Penduduk Dusun Mombi Tangnga Menurut Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa)

1. Laki-laki 101

2. Perempuan 166

Total 267

Sumber : Kantor Desa Mombi (2015)

Penduduk Dusun Mombi Tangnga berjumlah 267 Jiwa terdiri dari laki-laki sebanyak 101 Jiwa dan selebihnya berjenis kelamin perempuan sebanyak 166 Jiwa. Sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai petani/pekebun, serta ada pula yang berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan pengusaha/pedagang.

3. Dusun Mombi Taupe

Pada wilayah Dusun Mombi Taupe memiliki jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan yang berjumlah 340 Jiwa. Untuk lebih jelas jumlah penduduk Dusun Mombi Taupe dapat dilihat pada tabel berikut :

Jumlah Penduduk Dusun Mombi Taupe Menurut Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa)

1. Laki-laki 140

2. Perempuan 200

Total 340

Sumber : Kantor Desa Mombi (2015)

Penduduk Dusun Mombi Taupe berjumlah 340 Jiwa yang terdiri dari laki- laki sebanyak 140 Jiwa dan selebihnya berjenis kelamin perempuan sebanyak 200 Jiwa. Sebagian masyarakat dusun Mombi Taupe berprofesi sebagai petani/pekebun dan Peternak, serta ada pula yang berprofesi pengusaha/pedagang hal ini di karenakan lokasinya cukup baik untuk melakukan usaha.

4. Dusun Paropo 1

Dalam wilayah Dusun Paropo 1 memiliki jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan yang berjumlah 301 Jiwa. Untuk lebih jelas jumlah penduduk Dusun Paropo 1, dapat dilihat pada tabel berikut :

Jumlah Penduduk Dusun Paropo 1 Menurut Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa)

1. Laki-laki 164

2. Perempuan 137

Total 301

Sumber : Kantor Desa Mombi (2015)

Penduduk Dusun Paropo 1 berjumlah 301 Jiwa terdiri dari laki-laki sebanyak 164 Jiwa dan selebihnya berjenis kelamin perempuan sebanyak 137 Jiwa. Sebagian kecil masyarakat yang berdomisili di dusun ini berprofesi sebagai petani dan pengusaha, karna dilihat dari aktivitas masyarakatnya sehari-hari.

5. Dusun Paropo 2

Dalam wilayah Dusun Paropo 2 memiliki jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan yang berjumlah 329 Jiwa. Untuk lebih jelas jumlah penduduk Dusun Paropo 2, dapat dilihat pada tabel berikut :

Jumlah Penduduk Dusun Paropo 2 Menurut Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa)

1. Laki-laki 132

2. Perempuan 197

Total 329

Sumber : Kantor Desa Mombi (2015)

Penduduk Dusun Paropo 2 berjumlah 329 Jiwa terdiri dari laki-laki sebanyak 132 Jiwa dan selebihnya berjenis kelamin perempuan sebanyak 197 Jiwa. Sebagian besar masyarakat yang berprofesi sebagai petani,Peternak dan pengusaha, hal ini disebabkan karena lokasinya yang terpelihara dengan baik dan masih sangat hijau.

6. Dusun Paropo Sumbirri

Pada wilayah Dusun Paropo sumbirri memiliki jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan yang berjumlah 190 Jiwa. Untuk lebih jelas jumlah penduduk Dusun Paropo sumbirri, dapat dilihat pada tabel berikut :

Jumlah Penduduk Dusun Paropo Sumbirri Menurut Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa)

1. Laki-laki 81

2. Perempuan 109

Total 190

Sumber : Kantor Desa Mombi (2015)

Penduduk Dusun Paropo Sumbirri berjumlah 190 Jiwa terdiri dari laki-laki sebanyak 81 Jiwa dan selebihnya berjenis kelamin perempuan sebanyak 109 Jiwa.

Sebagian besar masyarakat yang berprofesi sebagai petani dan Peternak, hal ini disebabkan karena lokasinya yang berada pada di dataran tinggi.

2. Profil Informan

Pada profil informan ini oleh peneliti menyajikannya berdasarkan atas gambaran tentang identitas informan yang disesuaikan dengan kriteria-kriteria dalam penentuan subjek atau informan yang mendukung diperolehnya hasil penelitian yang sesuai dengan kenyataan pada kehidupan masyarakat Desa Mombi Kecamatan Alu Kabupaten Polewali Mandar. Pada penelitian ini yang menjadi informan adalah masyarakat sekitar dengan jumlah responden 10 orang dan pemerintah setempat yang terdiri dari Kepala Desa Mombi beserta sekretaris Desa dan Camat Alu beserta Sekretaris Camat Alu. Adapun profil informan yaitu:

a. Daftar informan

Berikut adalah beberapa daftar informan dalam penelitian berdasarkan jenis kelamin dan usia.

Daftar Informan dari Masyarakat dan Pemerintah Desa

No. Nama Responden Pekerjaan Umur/tahun Jenis Kelamin L/P

1. Basri Bagu Camat 45 L

2. Nurmadinah Sekcam 45 P

3. Muh.Jusuf A Kades 39 L

4. St.Hajrah Sekdes 36 P

5. Sapiah Petani 30 P

6. Neo Tukang ojek 47 L

7. Jailan Mahasiswa 25 L

8. Mardewi Petani 44 P

9. Juniarpa Pengusaha 28 P

10. Rasatia Guru 50 P

11 Maryam Petani 46 P

12 Kasmia Pedagang 39 P

13 Madang Petani 35 L

14 Ibrahim Peternak 41 L

Sumber: Hasil Wawancara 2015

Jumlah informan yakni 10 orang dari masyarakat dan 4 orang dari pemerintahan yang terdiri dari laki-laki berjumlah 6 dan perempuan 8 orang yang tersebar di 1 desa dan 6 dusun yang berada di Kecamatan Alu Kabupaten Polewali Mandar.

B. Hasil Penelitian

Setelah mengadakan observasi dan wawancara dengan beberapa informan maka pada bagian ini akan dipaparkan hasil penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat disimak sebagai berikut :

1. Pengaruh Pembangunan Infrastruktur Jalan Tani Terhadap Perubahan Sosial Ekonomi

Pembangunan infrastruktur jalan tani telah memberikan manfaat yang baik bagi pembangunan prasarana jalan di Kecamatan Alu, khusunya di Desa Mombi.

tidak lepas dari adanya keinginan masyarakat untuk membuka wilayahnya dari keterisolasian yang mengakibatkan mereka banyak tertinggal dari segala perkembangan yang terjadi di luar wilayahnya selama ini. Hal ini terbukti dari perkembangan wilayah Desa Mombi yang sangat cepat dan sangat berbanding terbalik dengan keadaan sebelum jalan dibangun. Masyarakat banyak mengalami perkembangan yang sangat jauh dari kondisi sebelumnya.

Pendapat masyarakat tentang adanya pembangunan jalan tani ini sangat beragam mulai dari menerima adanya pembangunan ini karena alasan kebutuhan akan fasilitas masyarakat karena berada di daerah pelosok dan sesuai dengan profesi masyarakat, juga ada yang berpendapat telah mengubah perekonomian masyarakat mulai dari yang berprofesi sebagai petani/pekebun maupun yang nonpetani.

Adapun hasil wawancara positif dari beberapa responden yang telah terpilih yang dapat kita lihat dalam tanggapan masyarakat terhadap pembangunan infrastruktur jalan tani. Ini diperkuat dengan hasil wawancara oleh salah satu informan yang bernama ibu Maryam (46 tahun) mengatakan bahwa:

“Saya sudah lama tinggal disini dan bisa dikatakan saya sangat setuju dengan pembangunan Jalan Tani di desa ini karna dengan adanya jalan tani ini saya dan masyarakat lainnya cukup terbantu,saya juga bisa bantu bapak(suami) di kebun dengan naik motor. dan anak-anakku juga sudah tidak terlambat pergi sekolah apalagi kalo hari senin. Kalo masalah ekonomi ya sudah ada sedikit perubahan karena sekarang kita sudah bisa jual hasil kebun di kecamatan.karna kalo dijual disini tidak seberapa.

Harapan saya mudah-mudahan pembangunan jalan tani ini dimeratakan lagi karna kasihan masyarakat kampung sebelah yang mau ke pasar karna lewat jalan ini. ”. (wawancara 7 Agustus 2015)

Senada dengan pernyataan ibu Maryam, seorang informan bernama Madang (35 tahun) mengungkapkan bahwa:

“Saya lahir dan besar disini tapi saya sempat bolak balik ke kecamatan setelah menikah karena saya kasihan sama istri saya melihat kondisi jalan, sedangkan saya juga harus kerja di kebun peninggalan orang tuaku di sini, itulah kenapa saya sangat setuju sekali dengan pembangunan jalan Tani di lokasi kami ini karna semenjak ada pembangunan ini saya dan keluarga saya sudah bisa tinggal juga disini. Yah kalo dibilang pendapatan Alhamdulillah karna semenjak bagus jalan biar 3 sampai 4 kali ke kebun perhari untuk bekerja bisa juga.

Harapan saya sebagai petani, ya mudah-mudahan perbaikan jalannya bisa selesai secepatnya karna baru setengah jalan. (Wawancara 11 Agustus 2015).

Adapun responden yang menapaki jalan ini sebagai pejalan kaki selama bertahun-tahun dan sebagai salah satu guru SD di desa tetangga yang bernama Ibu Rasatia ( 50 tahun ) menuturkan bahwa :

“Saya tinggal di kecamatan sebelah tapi sudah sangat lama mengabdi di daerah terpencil, saya salah satu pengguna jalan ini tiap hari dan saya sangat tau bagaimana perubahan jalan ini sebelum dan sesudah pembangunan serta bagaimana perbaikannya. Dan saya sebagai Tenaga Pendidik bukan Cuma sekedar setuju tapi sangat berterima kasih kepada pemerintah atas pembangunan jalan tani ini karna setelah jalan ini bisa dilalui kendaraan motor,saya sudah bisa di antar dan di jemput oleh anak saya meskipun hanya setengah jalan tapi sangat sangat membantu.harapan saya mudah-mudahan pemerintah juga membangun jembatan yang menghubungkan ke kampung sebelah karna kasihan anak-anak sekolah yang tiap hari menyebrang pake rakit dan kalau air pasang,terpaksa di liburkan “ (wawancara 13 agustus 2015).

2. Peran Pemerintah Dalam Pembangunan Jalan Tani

Berdasarkan indikator yang ada, untuk menilai bagaimana pengaruh pembangunan jalan tani terhadap sosial ekonomi masyarakat Desa Mombi, Kecamatan Alu Kabupaten Polewali Mandar. Hasil penelitian terlihat bahwa pembangunan jalan tani membawa perubahan terhadap masyarakat khusunya pada segi sosial dan ekonomi dan hal ini diperkuat dengan pendapat salah satu pemerintah setempat selaku responden dari pemerintah sebagai Sekdes yaitu Ibu St.Hajrah (36 tahun) mengatakan bahwa :

“ Menurut saya pribadi pembangunan jalan tani di desa sudah sangat tepat mengingat keadaan jalan yang sangat terjal dan sulit dilalui apalagi jika

sudah terjadi pergantian musim, yaitu jika musim hujan datang. Dan saya dan Pak desa juga sudah pernah mengusulkan 2 tahun yang lalu dan sekdes sebelum saya pun sudah pernah mengusulkan ke pemerintah di kabupaten tapi baru terisolir tahun ini, iya setelah Pembangunan jalan ini hampir merata, perkembangan ekonomi petani sudah mulai membaik menurut teman-teman yang bekerja di kantor yang sama dan sudah sempat terjun langsung kelapangan. Dan harapan saya pribadi,mudah-mudahan pembangunan jalan ini dapat memberikan manfaat yang lebih baik lagi bagi masyarakat terutama prasarana pembangunan- pembangunan yang masih berjalan sampai saat ini “. ( wawancara, 18 agustus 2015 )

Dari hasil wawancara peneliti dengan informan maka dapat disimpulkan bahwa pembangunan jalan yang dilaksanakan di Desa Mombi, Kecamatan Alu, Kabupaten Polewali Mandar begitu diupayakan oleh pemerintah setempat terbukti dengan telah diusulkannya pembangunan jalan ini 2 tahun silam. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan produktifitas masyarakat desa sehingga mampu memberikan hasil yang jauh lebih baik terhadap segi sosial maupun segi ekonomi. Namun, di sisi lain tidak dapat dipungkiri bahwa pembangunan jalan yang telah dilaksanakaan di dusun tersebut juga akan membawa berbagai perubahan baik dan perubahan buruk terhadap masyarakat. Apabila ditinjau dari segi sosial masyarakat akan sangat terbantu dalam melaksanakan berbagai kegiatan dan interaksi sosialnya baik antar sesama penduduk dalam satu desa maupun penduduk yang berada di wilayah lain, sehingga setiap kegiatan yang menyangkut aktifitas sosial lainnya seperti kegiatan pesta, acara adat dan sebagainya dapat dilaksanakan masyarakat secara lebih efisien dan tepat waktu sedangkan jika dilihat dari segi ekonomi, setiap aktifitas seperti penjualan hasil panen dan hasil pertanian tentu akan dapat dilakukan dengan lebih cepat, efisien dan efektif. Tentu hal ini sangat bermanfaat terhadap masyarakat mengingat aktifitas perekonomian sangat penting untuk menunjang kehidupan masyarakat.

Dokumen terkait