• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembuatan Sediaan Infus Manitol 5%

B. PROSEDUR UMUM PEMBUATAN

V. PERSIAPAN ALAT/WADAH/BAHAN

2. Wadah

No Nama bahan Jumlah yang ditimbang

1 Manitol Jumlah Manitol yang ditimbang dilebihkan 5% (selisih rentang kadar dibagi 2) untuk mengantisipasi kehilangan akibat absorbsi oleh karbon aktif (Farmakope Indonesia IV, 520)

Manitol 5% = 5 gram/100 ml Untuk 1100 ml larutan sediaan

=

gr ml ml

gr 700 35 100

5  

Jumlah yang ditimbang yaitu

= 35gram

5%35gram

36,75gram

2 NaCl 94,5 mg

3 NaOH 1N 0,25 mL 4 Karbon aktif

0,1 %

2,2 g

(0,7g untuk sediaan; 1,5 g untuk air bebas pirogen) VII. PROSEDUR PEMBUATAN

RUANG PROSEDUR

Grey area (ruang sterilisasi)

1. Semua alat dan wadah disterilisasi dengan cara masing- masing. Gelas kimia ditara dahulu sebelum disterilisasi.

2. Pembuatan air steril pro injeksi: 1500 ml aquabidest disterilkan dengan autoklaf 121C selama 15 menit.

3. Setelah disterilisasi, semua alat dan wadah dimasukkan ke dalam white area melalui transfer box.

Grey area

(ruang penimbangan)

1. Mannitol ditimbang sebanyak 36,75 g menggunakan kaca arloji steril

2. Natrium klorida ditimbang sebanyak 94,5 mg menggunakan kaca arloji steril

3. Karbon aktif ditimbang sebanyak masing-masing 1,5 g dan 0,7 g menggunakan kaca arloji steril untuk depirogenasi aqua p.i dan sediaan akhir.

4. Membuat air bebas pirogen dengan cara memindahkan 1500 ml air pro injeksi ke dalam erlenmeyer 2 L kemudian tambahkan 1,5 g Carbo adsorbens lalu tutup dengan kaca arloji, sisipi dengan batang pengaduk. Panaskan pada suhu 60-70C selama 15 menit (gunakan termometer). Saring larutan dengan kertas saring rangkap 2, lalu disterilisasi membran melalui kolom G3 dengan membran filter 0,22 µm. Air steril bebas pirogen ini digunakan untuk membilas

RUANG PROSEDUR

alat dan wadah yang telah disterilisasi dan menggenapkan volume sediaan.

White area Kelas C

(ruang pencampuran dan pengisian)

1. Manitol sebanyak 36,75 g dilarutkan dengan 350 mL aqua pro injeksi bebas pirogen ke dalam gelas kimia 500 mL dan diaduk dengan batang pengaduk hingga zat larut.

2. Natrium klorida sebanyak 94,5 mg dilarutkan dengan 50 mL aqua pro injeksi bebas pirogen ke dalam gelas kimia 100 mL dan diaduk dengan batang pengaduk hingga zat larut sempurna.

3. Larutan mannitol dan larutan natrium klorida dicampurkan dalam labu erlenmeyer 1 L lalu diaduk homogen.

Tambahkan aqua pro injeksi bebas pirogen hingga mencapai sekitar 500 mL.

4. Dilakukan pengecekan pH dengan beberapa tetes larutan menggunakan pH indikator atau pH meter.

5. Bila nilai pH belum mencapai nilai yang diharapkan, tambahkan larutan NaOH 0,1 N atau HCl 0,1 N hingga pH larutan mencapai 7,4. Lalu genapkan dengan air pro injeksi bebas pirogen hingga 700 ml.

6. Karbon aktif sebanyak 0,7 g dimasukkan ke dalam larutan sediaan dan diaduk hingga merata, lalu dipanaskan di atas api Bunsen atau hot plate hingga suhu 60-70˚C selama 15 menit sambil diaduk sekali-kali.

7. Kertas saring dilipat menjadi dua rangkap dan dibasahi dengan aqua pro injeksi bebas pirogen, kemudian dipasang pada corong dan ditempatkan pada labu Erlenmeyer 2 L yang lain. Larutan sediaan disaring menggunakan kertas saring tersebut dalam keadaan masih panas.

8. Larutan sediaan disaring kembali menggunakan membran filter 0,22 µm dalam kolom G3.

9. Filtrat dimasukkan ke dalam 1 botol flakon yang telah ditara sebanyak 510 mL.

Grey area

(Ruang penutupan)

 Flakon ditutup dengan menggunakan tutup karet flakon steril dengan simpul champagne.

Grey area

(Ruang sterilisasi)

 Sterilisasi akhir dilakukan dengan autoklaf 121˚C selama 15 menit.

Grey area (Ruang evaluasi)

1. Dilakukan evaluasi sediaan.

2. Sediaan diberi etiket yang sesuai.

RINGKASAN

1) Infus merupakan sediaan steril berupa larutan atau emulsi dengan air sebagai fase kontinu; biasanya dibuat isotonis dengan darah. Prinsipnya infus dimaksudkan untuk pemberian dalam volume yang besar. Infus tidak mengandung tambahan berupa pengawet antimikroba. Larutan untuk infus diperiksa secara visibel pada kondisi yang sesuai adalah jernih dan praktis bebas partikel-partikel.

2) Persyaratan infus intravena

a) Sediaan (dapat berupa larutan/emulsi) harus steril (FI IV, hlm 855)

b) Injeksi harus memenuhi syarat Uji Sterilitas yang tertera pada Uji Keamanan Hayati.

c) Bebas pirogen (FI IV, hlm 908)

d) Untuk sediaan lebih dari 10 ml, memenuhi syarat Uji Pirogenitas yang tertera pada Uji Keamanan Hayati.

e) Isotonis (sebisa mungkin) f) Isohidris

g) Larutan untuk infus intravena harus jernih dan praktis bebas partikel h) Infus intravena tidak mengandung bakterisida dan zat dapar

i) Penyimpanan dalam wadah dosis tunggal.

j) Volume netto/volume terukur tidak kurang dari nilai nominal

3) Pada Kegiatan Praktikum 1, Anda telah melakukan pembuatan sediaan infus dengan bahan aktif Manitol 5%. Langkah-langkah praktikum yang telah dilakukan antara lain:

a) Preformulasi zat aktif

b) Perhitungan tonisitas dan osmolaritas sediaan c) Pendekatan formula

d) Preformulasi bahan tambahan (eksipien) e) Persiapan alat/wadah/bahan

f) Penimbangan bahan g) Prosedur pembuatan TES 1

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

1) Berikut merupakan bahan tambahan yang boleh diberikan pada sediaan infus:

A. Zat pendapar B. Peng-adjust pH C. Vitamin dan mineral D. Karbohidrat dan elektrolit E. Air

2) Dalam proses depirogenasi menggunakan karbon aktif, mengapa memerlukan pemanasan pada suhu 60-70⁰C?

A. Karena karbon aktif stabil pada suhu 60-70⁰C

B. Untuk meningkatkan kapasitas penjerapan karbon aktif C. Untuk mencegah karbon aktif menyerap bahan aktif D. Untuk meningkatkan kelarutan bahan aktif dalam air E. Untuk meningkatkan kelarutan karbon aktif dalam air 3) Sediaan infus yang dibuat memiliki formula sebagai berikut:

No. Bahan Jumlah Fungsi/alasan

penambahan bahan 1. NH4Cl 0,335 % (b/v) Zat aktif sebagai agen terapetik

2. Dekstrosa ? % Pengisotonis

3. Dinatrium EDTA 0,15 % (b/v) Chelating Agent

4. Karbon Aktif 0,1 % (b/v) zat pen-depirogenasi/adsorben 5. aqua bebas pirogen Ad 1000 mL Pelarut

Dari tabel larutan isotonik kesetaraan NaCl (Farmakope Indonesia Edisi IV Jakarta hlm.

1236) diketahui: E Dextrose isoosmotik = 0,16

E NH4Cl = 1,10

E Dinatrium EDTA = 0,24

BM Dextrose = 198,17

BM NH4Cl = 53,49

BM Dinatrium EDTA = 372,2

Apabila tidak ditambahkan dekstrosa dalam sediaan, berapa jumlah tonisitas infus tersebut?

A. 0,4%

B. 0,5%

C. 0,6%

D. 0,7%

E. 0,8%

4) Berdasarkan formula yang ada pada nomor 3, berapakah jumlah dekstrosa yang perlu ditambahkan supaya sediaan isotonis?

A. 1%

B. 2%

C. 3%

D. 4%

E. 5%

5) Berdasarkan formula pada nomor 3, berapa osmolaritas sediaan?

A. 173,83 mOsm/L B. 293,63 mOsm/L C. 338,43 mOsm/L D. 430,09 mOsm/L E. 2830 mOsm/L

Kegiatan Praktikum 2

Dalam dokumen Buku Praktikum teknologi sediaan steril (Halaman 70-76)

Dokumen terkait