• Tidak ada hasil yang ditemukan

2trtl

4.3.3. I{cmbsndlnghan llatq dafi Tempat Lr,in

Kadairg-kadang diperlukan memperkirakan debit

puncak

banjir dari suatu lokasi penelitian (A) yang mempunyai jarak

tertentu

di

sebelah

hulu

atau sebelah

hilir lokasi

pos duga

air

(B).

Debit puncak banjir dilokasi

A

dapat diperkirakan dengan rumus :

XA=xnnf .XRB' xB-)

Ketd:rangan :

(4.28)

XA :

Perkiraan

nilai MAF di

lokasi penelitian

A

XRA : Nilai MAF di lokasi

penelitian

A yang

diperkira- kan dengan persamaan regresi.

Xffi : Nilai MAF di

lokasi pos duga air B yang diperkira- kan dengan persamafll regresi dari rumus (4.23).

XB : Nilai MAF di lokasi

pos duga

air B hasil

penga- matan debit sungai.

Syarat menggunakan persam&ur (4.28) adalah perbedaan luas DPS

di lokasi A

dan

B tidak lebih dari

50

%.

Rumus

(4.28)

digunakan

bila lokasi penelitian terletak dalam

satu

alur

sungai

dalam

satu DPS/Sub DPS.

Kadang-kadang juga diperlukan memperkirakan

debit puncak

banjir dari

suatu

DPS (A) yang

sama

sekali tidak/

belum mempunyai

data debit.

Pada keadaan

demikian apabila DPS (B) yang

berdekatan

dan

mempunyai

karakteristik DPS

sama dengan DPS

( A )

telah dilakukan pengamatan dengan menggunakan rumus sebagai

berikut

:

XA = xRA (pl

.

XRB,

260

llerdasarkan persamuum (4.23), maka nilai MAF

DpS

C isanggarung-Cilengkrang dapat

dihitung

:

IRA :

(8,00) (106) (AREA)V (ApBAp;r,*, (sIMS)o,r'7

(l

+ LAKE)-o,rj

Sebelum dilakukan perhitungan maka harus di cek

apakah

kombinasi

nilai AREA = 622,1km2

dan

nilai APBAR =

88,0 mm,

memenuhi

ketentuan

pada gambar 4.2, ternyata

memenuhi

jadi MAF

nya dapat dihitung, dengan terlebih dahulu menghitung

nilai

:

V :

1,02 - 0,02751og

AREA

V:

1,02

-0,02751o9

622,1

V:0,943

Sehingga:

xRA :

(g,00) (10{) (ARE A)v (622,t)z,as 1331o.rrz (l+0){,s5

XRA

= (8,00) (10{) (431,13) (56788,46) (1,322)(l)

xRA :

258,93 m'/det.

Dari contoh 4.1, diperoleh

nilai

:

E :

295 m3ldet.

Dari contoh 4.5, diperoleh

nilai

:

ffiE :

270 m3ldet.

sehingga :

1-Pa 1-xB- .XRB-

1

258,93

(H) :282,905

m3/det.

283 m3 I det (dibulatkan)

il=

XA:

XA=

Data

pengamatan

debit DPS

Cisanggarung

- Cilengkrang

selama tahun 69/70

-

73174,

MAF nya:

391 m3/det dengan deviasi standar 125 m3/det, daerah batas 391

-

125

:266

m3ldet dan 391

+

l2S

:

516 m3/det. Jadi perbaikan

MAF

sebesar 266

< MAF :283 <

516

masih dalam batas deviasi standar.

261

4.4.4. Itempethitahan Debit Banifr Bcr:dasathan Ilata.Tinggi ltluha Afu

Kadang-kadang

di lokasi penelitian hanya tersedia

data

tiirggi muka air

dan

tidak

tersedia data

hujan

atau data hujannya

tidak cukup atau meragukan kebenarannya, sedangkan

ciata

pengukuran debit sangat sedikit dan hanya

dilaksanakan pada keadaan

tinggi

muka

air

rendah atau

mungkin

belum dilaksanakan pengukuran

debit

sehingga lengkung debitnya belum dapat dibuat.

Dengan belum dapat dibuat lengkung debit maka serial data

tinggi

muka

air

belum dapat dikonversi menjadi data debit.

Apabila

telah tersedia data

tinggi

muka

air lebih dari 5

tahun pengamatan maka

untuk

memperkirakan

MAF

dapat dilaksanakan dengan

2 (dua

) cara :

Cara ke

I

:

Menentukan

nilai

median

dari serial

data

tinggi muka

air, dan mengkonversi

tinggi muka-hir

median kedalam

debit

dengan menggunakan nrmus Manning atau Chezy.

Nilai median dari serial data tinggi muka air yang

telah dikonversi menjadi debit adalah dianggap debit median untuk lokasi penelitian.

Nilai MAF

dapat diperkirakan :

n =

1,06

Md

(4.30)

Keterangan:

X : nilai MAF

perkiraan

Md :

debit median (penentuan median lihat sub bab 2.1.5)

Cara ke 2

z

serial

data

tinggi

muka

air

dibuatkan kurva frekuensi

tinggi lmuka air banjirnya, sehingga

dapat

diketahui hubungan

antara

tinggi

muka air dan periode ulangnya.

262

t)ata perkiraan tinggi muka air setiap periode

ulang dikonversi menjadi debit, dengan cara menghitung debit pada

tinggi muka air yang

bersangkutan menggunakan

rumus Manning

atau Chezy ataupun metode pengukuran debit lainnya (berbagai metode pengukuran debit dapat dibaca

pada:

Soewarno, 199/,

Hidrologi'

Pengukuran

dan Pengolahan Data Aliran Sungai -

Hidrometri, Penerbit Nova).

Contoh 4.11.

Dari

suatu

DPS tidak

tersedia data

hujan dan walaupun telah

9 tahun (lihat tabel 4.14) dilakukan pengamatan

tinggi

muka air tetapi

debit puncak banjir

tahunan rata-ratanya

belum dapat

dihitung, karena pengukuran

debitnya masih

sangat terbatas,

dan

terutama baru dilaksanakan saat muka

air

rendah.

Dari

data

tinggi

muka air tersebut perkirakan debit banjir tatrunan rata-ratanya.

Jawab Contoh

1.11.

t

Tabel4.l4 Data Tinggi Muka

Air

Banjir

Tahun Tinggi Muka Air Banjir (m) t9'19

l98l t982

1983 1984

I 985 l 986 1987 1988

980 982 983 984 985 986 987 988 989

2,20 2,71 2,60 2,15 2,33 2,45 2,81 2,12 2,30 Sumber : Data Tentatip dari Penulis

I.lntuk menentukan median maka datanya harus diurutkan dari

kecil ke

besar atau sebaliknya dan diperoleh mediannya

: Md:

2,33

m

(lihat sub bab 2.1.5).

263

Dari tinggi muka air 2,33 m dilakukan

pengukuran

dilapangan dan diperoleh data rata-rata dari minimal 3

buah penampang:

.

luas

penampang A:21,50

m2

. jari-jari hidrolis R:

0,85 m

. kemiringanmukaair

S

=0,013

Apabila nilai

kekasaran

alur

sungai ditentukan sebesar

n :

0,060,

maka debit

pada

muka air 2,33 m

dapat

dihitung

dengan rumus

Manning:

(4.31)

emed = ofo (0,8s)i (o,rr;l

(21,50)

Qmed = 33,80 m'/det.

Usahakan penentuan

nilai n dilakukan

dengan cara melaksanakan

kalibrasi, yaitu

melaksanakan pengukuran

debit

dengan

alat

ukur arus untuk menentukan

nilai

n

(lihat

Soewalno, 1991).

Sehingga berdasarkan rumus (a.30) :

1,06

Md

1,06

(33,80):

35,82 m3/det.

Dengan demikian

MAF :35,82

m'/det.

Apabila ltras DPS nya : 30,85 km2,

berdasarkan

nilai faktor

pembesar (C) dari tabel4.2, maka debit untuk periode ulang :

5 tahun

:45,84

m'ldet.

10

tahun:

55,87 m'/det.

20

tahlm:65,90

m3ldet.

Hasil

perhitqhrgan tersebut harus

di cek

ulang

lagi

dengan metode

regresi dan

rnetode

POT atau serial data

setelah debitny

a

dapat

emed= | ni s| e

i I

x=

x=

zti4

ditcntukan dari kurva lcngkung dcbit,

apabila

hujan dan pengukuran debitnya telah

dapat lengkung debit.

tclah

tcrsedia daln I

untuk

membuat

10.

Ilaltat 8,acaan

Anto Dayan,

l98l

: Pengantar Metode Statistik Jilid I, Lp3S, Jakarta.

Bonnier A, 1980 : Fundamental of Statistics, DPMA, Bandung.

Bonnier

A,

1980 : Regression and Coruelqtion Analysis, DPMA, Bandung.

Bonnier

A,

1980

:

Probability Distribution and probability Analysis, DP MA, Bandung.

Bonnier

A,

1980

:

Test Hypothesis and Significance Analysis

of

Variance, DP MA, Bandung.

Bonnier

A,

1980 : An Introduction into Analysii"of Timeseries, DPMA, Bandung.

Bonnier

A,

1980 : Sequential Generation of Hydrologicat Data, DPMA, Bandung.

Direktorat Penyelidikan Masalah An, l97g : Kalibrasi Bukaan

Pintu

lrigasi di

Prosida Sub-Pro Cirebon, Laporan Intern, Bandung.

Direktorat Penyelidikan Masalah

Air, 1981 :

Discharge

Measurement and Suspended Sedimen Observation

of

Citarum River at Nanjung, Saguling and Palumbon, Supporting Report, 264/HY-43/1981.

Direktorat Penyelidikan Masalah

Ar,

lg&2

:

penelitian dan Evaluasi Tingkat

Erosi

Yang Terjadi Pada Suatu Daerah Pengaliran, Bahan Kursus Hidrologi 1983, DPMA, Bandung.

DireLctorat Penyelidikan Masalah Afi,19823 : Analisa Pengolahan

Daily

Discharge Data Series Cimanuk

-

Monjot

di

Daerah Prosida Sub Proyek Rentang Jawa Barqt, Laporan Intern, No.

7. I /HI-2 9/ I 983, DPMA, Bandung.

Direktorat Penyelidikan Masalah Air - IOH, 1983 : Flood Design Manualfor Java and Sumatera, Laporon Penelitian.

Direktorat Penyelidikan Masalah Air, 1983 : penelitian Sediment

Transport

Kali

Cimanuk

di

Monjot, Laporan Intern, No.

44/HI- I 2/ I 983, DP MA, Bandung.

IL

12.

265

13.

266 t4.

15.

16.

t7.

18.

19.

20.

21.

22.

23.

24.

25.

26.

27.

28.

29 30.

Direktorat Penyelidikan Masalah

Air,

1983

:

Penelitian dan Pengumpulan Data'Sediment Kali Madiun di Dam Jati, Laporan Intern, No. 46/Hi-14/198i, DPMA, Madiun.

Direktorat Penyelidikan Masalah Air, 1983 : Analisa Hidrograp, Bahan Kursus Hidrologi Tahun 1983, DPMA, Bandung.

Direktorat Penyelidikan Masalah

Air,

1983 : Peranan Hidrologi Dalam Pembangunan

di

Indonesia, Bahan Kursus Hidrologi Tahun 1983, DPMA, Bandung.

Direktorat Penyelidikan Masalah

Air,

1984

:

Banjir Rencana

untuk Bangunan Air, DPMA, Bandung.

Departemen Pekerjaan Umum, 1986

:

Perencanaan Jaringan Irigasi, Standar Perencanaqn lrigasi Kp-01, Galang Persada CV, Bandung.

Departemen Pekerjaan

Umum,

1986

:

Bangunan Standar Perencanaan lrigasi Kp-04, Galang Persada CV, Bandung.

Elizabeth M Shaw, 1980:. Hydrologt in Practice, Second Edition, Chapman and Halt, London.

Fety S, 1992 : Pemantauan Parameter Hidrologi untuk Evaluasi Pengelolaan DAS Progo-Kranggan, Slrripsi Falcultas Geografi

UGM.

Henny Maria, Soewamo, 1994 : Penerapan Metode Steven untuk memperkirakan Debit Banjir, Buletir PusAir, No. 17 Tahun IV, Nov. 1994.

Herschy, R.W, 1978

:

Hydrometry, John l{ilye and Sons, New York.

Hiranadi, M.G, 1969 : Stream Gauging, Ministry of lrrigation and Power, India.

Horst, L,

l98l

: Hydrometry, International Institutefor Hydraulic and Env ir ontmental Engineer ing, Delfi , Netherlands.

Yogiyanto, H.M., 1984

:

Statistik dengan Program Komputer, Andi Offset; Yognlurta.

Joyce M, Wanny

A.,

lg82 : Mengenal Dasar-Dasar Hidrologi, NOVA, Bandung.

Joesron Loebis, Soewarno, Suprihadi, 1993 : Hidrologi Sungai, Iladan Penerbit PU.

l-insley. F,

lg72'.

Resources Engineering, MC. Graw Hill, New Ytrk.

Morean,

M. et

Mathieu.A, 1979

:

Statistique Appliquee

L'

l,x pe r i me ntat ion, Eyr o I les, P ar is.

31. Nemec, 1970 : Engineering Hydrologt, Mc. Grow Hill, New York 48.

32.

53 34.

287

Pusat Litbang Pengairan, 1986 : Survei Umum Hidrologi Sungai, Laporan No. I 4 I /Hi-36/ I 986.

Pusat Litbang Pengairan, 1989

:

Hidrologi Operasional, Bahan Kursus Hidrologi.

Pusat Litbang Pengairan, 1989 : Pengukuran Sedimentasi Waduk P LTA Mrica, Laporan No. 90/HI- I 8/ I 989.

Nggs. H.C, 1977 : Some Statistical Tools in Hydrologt, Book 4 Chap. Al, USGS, Washington.

Ronald, E.W, 1977 : Pengantar Statistika, Gramedia, Jakarta.

Santosh, K.G, 1977 : ll/ater Resources and Hydrologt, New Delhi, Khana Publisher.

Schults E.F, 1973 1973

:

Problemin Applied Hydrologt, l{ater

Res ources P ublication, USA.

Seyhan,

E,

1979

:

Application

of

Statistical Methods to

Hydrolog, Institute

of

Earth Sciences, Free lJniversity, The Netherlands.

Soewarno dan Suprihadi, 1982 : Analisa Lenglcung Aliran, Bohan Kursus Hidrologi DPMA Bandung.

Soewarno dan Suprihadi, 1982

:

Cara Perhitungan Untuk Publikasi Besar Aliran Sungai, Bahon Kursus Hidrologi DPMA Bandung.

Soewarno, 1987 : Testing Hypothesis and Goodness of Fit, USAID Training Course

in

Statistical Hydrolog, IHE, Bandung, PP

t -30.

Soewarno, Ali Hamzah Lubis, 1987 : Pengukuran Banjir Rencanq dengan Cara Slope Area, Jurnal Pusal Litbang Pengqiran, No.

7-Th. 2, KW.

lil,

Hal I l7-124.

Soewamo, 1988 : Penerapqn Persamaan Darcy- llteisbach Untuk Menghitung Debit Pada Sungai Berbatu-botu, Jurnal Pusat Litbang Pengairan, No. l}-Th. 3, KW. II, Hal74-84.

Soewarno; 1988

:

Penelitian Pendahuluan Anglcutan Sedimen Melayang Sub Das Citarik Hulu, Majalah Geografi Indonesia, No. 2, Th. i - September 1988.

Soewarno, 1989 : Debit Hastl Pengukuran Metode Alat Ukur Arus Dibanding Dengan Metode Lainnya, Jurnol Litbang Pengairyn, No. l4 - Th. 4, KW. II, Hal 57-68.

Soewarno, 1989 : Debit Hasil Pengukuran Metode Alat Ukur Arus Untuk Menunjang Operasi dan Pemeliharaan lrigasi, Jurnal

Informas

i

Te kni A 6/ I 9 8 9.

Soewariro, 1989

:

Pengukuran dan Perhitungan Debit Sedimen 35.

36.

37.

38.

39.

40.

41.

42.

43.

44.

45.

46.

47.

Dokumen terkait