Komisaris Utama President Comissioner
Board of Commissioner Report
Laporan Dewan Komisaris
Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh
Pemegang saham dan para
pemangku kepentingan lainnya yang kami hormati,
Pada kesempatan ini, perkenankan kami menyampaikan Laporan Dewan Komisaris dalam menjalankan fungsi pengawasan dan pemberian nasihat atas jalannya kepengurusan Bank tahun 2020. Dewan Komisaris memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas pencapaian Direksi yang mampu memberikan kinerja yang terbaik di tengah kondisi lingkungan bisnis yang cukup menantang di tahun 2020.
Dalam menjalankan tugas pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi, telah mengarahkan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis, khususnya pengawasan terhadap kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan, serta melakukan tugas yang secara khusus diberikan kepadanya menurut perundang-undangan, peraturan dari Otoritas Perbankan/Otoritas Jasa Keuangan, Anggaran Dasar dan keputusan RUPS.
Beberapa hal penting terkait dengan pelaksanaan tugas pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi kami sampaikan sebagai berikut.
Pengawasan Terhadap Implementasi Strategi Bank
Sepanjang tahun 2020 Dewan Komisaris telah mengarahkan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis sebagai bentuk tugas pengawasan Dewan Komisaris yang meliputi:
1. Memberikan persetujuan kepada Direksi antara lain sebagai berikut:
- Revisi Kebijakan Layanan Nasabah Bank Riau Kepri Prioritas.
- Penyesuaian/Revisi RKAT dan RKAB Bank Riau Kepri tahun 2020.
- Usulan Perubahan SOT Bank.
- Persetujuan RKAT dan RKAB Bank Riau Kepri tahun 2021
2. Memberikan tanggapan dan saran kepada Direksi dalam menjalankan kegiatan bisnis Bank antara lain sebagai berikut:
- Realisasi Rencana Bisnis Bank.
- Kaji Ulang Pihak Ekstern yang Independen terhadap SKAI tahun 2019.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Dear shareholders and other stakeholders,
On this occasion, allow us to submit the Board of Commissioners’ Report in carrying out the supervisory function and providing advice on the management of the Bank in 2020. The Board of Commissioners gives the highest appreciation for the achievements of the Board of Directors who are able to provide the best performance amidst the challenging business environment conditions in 2020.
In carrying out the task of supervising and providing advice to the Board of Directors, has directed, monitored and evaluated the implementation of strategic policies, in particular the supervision of management policies and process, and carried out tasks specifically assigned to them according to laws and regulations from the Banking Authority/Financial Services Authority, Articles of Association and resolutions of the GMS.
Several important matters related to the implementation of supervisory duties and providing advice to the Board of Directors are as follows.
Monitoring on The Implementation of Bank Strategies
Throughout 2020, Board of Commissioners has directed, monitored and evaluated the implementation of strategic policies as a form of the supervisory duties which include:
1. Give approval to the Board of Directors as follows:
- Revised Priority Customer Service Policy of Bank Riau Kepri
- Revised the RKAT and RKAB of Bank Riau Kepri in 2020.
- Proposed changes to the Bank’s SOT.
- Approval of RKAT and RKAB of Bank Riau Kepri in 2021
2. Provide feedback and suggestions to the Board of Directors in carrying out the Bank’s business activities, including the following:
- Realization of the Bank’s Business Plan.
- Independent External Party Review of SKAI in 2019.
- Pelaksanaan Kegiatan Operasional di luar Hari Kerja Operasional.
- Penyampaian Informasi Perkembangan Ranperda Konversi Bank Riau Kepri.
- Potensi Risiko terkait dengan Hasil Audit oleh KAP Bustaman, Ezeddin & Putranto atas Laporan Keuangan Bank Riau Kepri per 31 Desember 2019.
- Rencana Bisnis Bank (RBB) tahun 2019 – 2021 dan tahun 2020 – 2022.
- Peningkatan Pengamanan Pengelolaan Data SLIK.
- Langkah Antisipatif sehubungan dengan Pandemi COVID-19.
- Upaya Bank untuk memitigasi Risiko dalam Pelaksanaan Kegiatan Bank dalam menghadapi Dampak COVID-19.
- Restrukturisasi Pembayaran Pinjaman UMKM dan ASN pada Bank Riau Kepri dalam Masa Penanganan COVID-19.
- Revisi Rencana Bisnis Bank (RBB) tahun 2020 – 2022.
Frekuensi dan Cara Pemberian Nasihat Kepada Direksi
Dewan Komisaris melaksanakan fungsi pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi secara berkala maupun sewaktu-waktu dan memberikan masukan kepada Direksi, dengan fokus pada Pengawasan Stratejik, Pengawasan Risiko, Pengawasan Penggunaan Modal dan Pengawasan terhadap Pelaksanaan Tata Kelola bank. Nasihat secara berkala disampaikan Dewan Komisaris pada saat rapat Gabungan dengan Direksi. Pada tahun 2020 Dewan Komisaris telah melaksanakan rapat gabungan dengan Direksi sebanyak 19 (Sembilan belas) kali.
Penilaian Atas Kinerja DireksI
Di tengah tantangan perekonomian yang menantang, khususnya yang dikarenakan oleh pandemi global COVID-19, Dewan Komisaris memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas capaian Direksi dalam menghadapi tantangan tersebut. Dalam melakukan penilaian atas kinerja Direksi, Dewan Komisaris mempertimbangkan beberapa aspek sebagai dasar penilaiannya. Penilaian diberikan dengan mempertimbangkan capaian kinerja yaitu kinerja operasional, kinerja keuangan dan tingkat kesehatan Bank.
Tahun 2020 dihadapkan pada pandemi COVID-19 yang berawal dari Tiongkok dan menyebar dengan cepat ke seluruh penjuru dunia dengan dampak yang sangat
- Implementation of operational activities outside the operational working days.
- Submission of Information on the Development of the Regional Regulation on Conversion of Bank Riau Kepri.
- Potential Risks related to the Audit Results by KAP Bustaman, Ezeddin & Putranto on the Financial Statements of Bank Riau Kepri as of December 31, 2019.
- Bank Business Plan (RBB) for 2019-2021 and 2020- 2022.
- Improved SLIK Data Management Security.
- Anticipatory Steps in connection with the COVID-19 Pandemic.
- The Bank’s Efforts to Mitigate Risks in the Implementation of Bank Activities in the face of the Impact of COVID-19.
- Restructuring of UMKM and ASN Loan Payments at Bank Riau Kepri in the Handling Period of COVID-19.
- Revised Bank Business Plan (RBB) for 2020 - 2022.
Frequency and The Communication Channel With Board Of Director
Board of Commissioners carries out the supervisory function of the implementation of the duties and responsibilities of the Board of Directors periodically and at any time and provides input to the Board of Directors, with a focus on Strategic Supervision, Risk Monitoring, Supervision of Capital Utilization and Supervision of the Implementation of Bank Governance. Regular advice is delivered by the Board of Commissioners during Joint meetings with the Board of Directors. In 2020, Board of Commissioners held 19 (nineteen) joint meetings with the Board of Directors.
Performance Assessment of Board of Directors
In the midst of challenging economic challenges, especially those caused by the global COVID-19 pandemic, Board of Commissioners gives the highest appreciation for the achievements of the Board of Directors in facing these challenges. In assessing the performance of the Board of Directors, the Board of Commissioners considers several aspects as the basis for its assessment. The assessment is given by considering the performance achievements, namely operational performance, financial performance and the soundness level of the Bank.
The year of 2020 is faced with the COVID-19 pandemic that started in China and spread rapidly throughout the world with a profound impact on the global economy. The Health
besar terhadap perekonomian global. Krisis Kesehatan yang muncul akibat pandemi COVID-19 bergeser ke krisis sosial karena beberapa negara melakukan pembatasan sosial untuk mengendalikan penyebaran virus. Namun ternyata pengendalian aktivitas tersebut berujung pada berkurangnya interaksi ekonomi yang justru menimbulkan krisis ekonomi dan krisis keuangan karena terganggunya interaksi pasar. Akibatnya pertumbuhan ekonomi dunia menjadi terkoreksi menjadi negatif di tahun 2020 karena banyak negara yang harus mengurangi aktivitias ekonominya.
Di Indonesia, di tengah risiko penularan wabah COVID-19 dan kebijakan Pembatasan Sosial berskala Besar (PSBB), meningkatnya likuiditas ekonomi dan rendahnya suku bunga diduga dapat memicu permasalahan likuiditas.
Dorongan pertumbuhan ekonomi berjalan lambat, permintaan uang (money demand) lebih bermotif tindakan berjaga jaga dan berspekulasi. Stimulus fiskal masih dibutuhkan hingga tahun depan, bukan saja sisi permintaan, namun juga sisi penawaran, untuk menjaga stabilitas harga harga. Pada November 2020, terjadi inflasi sebesar 0,28%, semua komponen mengalami inflasi yang mengindikasikan terjadinya kenaikan permintaan secara umum. Hingga akhir tahun, diperkirakan inflasi sekitar 1,4% 1,6 % (1,5% YoY), lebih rendah dibanding inflasi tahun 2019 yang sebesar 2,72% akibat tekanan daya beli masyarakat terkait pandemi COVID-19.
Kondisi pandemi COVID-19 yang berdampak pada perekonomian global dan nasional juga berdampak pada industri perbankan. Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 16-17 Desember 2020 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,75%, suku bunga Deposit Facility sebesar 3,00%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,50%. Keputusan ini konsisten dengan prakiraan inflasi yang tetap rendah dan stabilitas eksternal yang terjaga, serta upaya untuk mendukung pemulihan ekonomi. Bank Indonesia memperkuat sinergi kebijakan dan mendukung berbagai kebijakan lanjutan untuk membangun optimisme pemulihan ekonomi nasional, melalui pembukaan sektor-sektor ekonomi produktif dan aman COVID-19, akselerasi stimulus fiskal, penyaluran kredit perbankan dari sisi permintaan dan penawaran, melanjutkan stimulus moneter dan makroprudensial, serta mengakselerasi digitalisasi ekonomi dan keuangan.
Pada segmen konvensional, jumlah dana tabungan tahun 2020 sebesar Rp5,14 triliun, meningkat 0,20% atau Rp10,27 miliar dibandingkan dengan tahun 2019 yang sebesar Rp5,13 triliun. Jumlah dana deposito tahun 2020
Crisis that emerged as a result of the COVID-19 pandemic shifted to a social crisis as several countries implemented social restrictions to control the spread of the virus. However, it turns out that the control of these activities has resulted in reduced economic interaction, which has resulted in an economic crisis and a financial crisis due to disruption of market interactions. As a result, world economic growth will be corrected to negative in 2020 because many countries have to reduce their economic activities.
In Indonesia, amidst the risk of the COVID-19 outbreak and the Large-scale Social Restriction (PSBB) policy, increasing economic liquidity and low interest rates are thought to trigger liquidity problems. The impetus for economic growth is slow, money demand is more motivated by precautionary action and speculation. Fiscal stimulus is still needed until next year, not only on the demand side, but also on the supply side, to maintain price price stability. In November 2020, there was inflation of 0.28%, all components experienced inflation, which indicates an increase in demand in general. By the end of the year, it is estimated that inflation is around 1.4% 1.6% (1.5%
YoY), lower than 2019 inflation of 2.72% due to pressure on people’s purchasing power related to the COVID-19 pandemic.
The COVID-19 pandemic conditions that have an impact on the global and national economy also have an impact on the banking industry. The Board of Governors Meeting (RDG) of Bank Indonesia on 16-17 December 2020 decided to maintain the BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) at 3.75%, the Deposit Facility interest rate at 3.00%, and the Lending Facility interest rate at 4,50%. This decision is consistent with the forecast for low inflation and maintained external stability, as well as efforts to support economic recovery. Bank Indonesia strengthens policy synergies and supports various further policies to build optimism for national economic recovery, through opening up productive and safe economic sectors for COVID-19, accelerating fiscal stimulus, channeling bank credit from the demand and supply side, continuing monetary and macroprudential stimuli, and accelerate economic and financial digitization.
In the conventional segment, the amount of savings funds in 2020 amounted to IDR5.14 trillion, an increase of 0.20%
or IDR10.27 billion compared to 2019 which amounted to IDR5.13 trillion. The number of deposit funds in 2020
sebesar Rp10,11 triliun, meningkat 13,21% atau Rp1,18 triliun dibandingkan dengan tahun 2019 yang sebesar Rp8,93 triliun. Jumlah kredit bersih yang diberikan sebesar Rp18,43 triliun, meningkat 5,97% dibandingkan dengan tahun 2019 yang sebesar Rp17,40 triliun.
Jumlah dana outsanding kredit tahun 2020 sebesar Rp16,22 triliun, meningkat 3,56% atau Rp557,64 miliar dibandingkan dengan tahun 2019 yang sebesar Rp15,67 triliun. Segmen syariah pada tahun 2020 juga mencatatkan kinerja yang baik. Jumlah dana giro iB tahun 2020 sebesar Rp67,93 miliar, meningkat 22,91%
atau Rp12,66 miliar dibandingkan dengan tahun 2019 yang mencapai Rp55,27 miliar. Jumlah dana tabungan iB tahun 2020 sebesar Rp1,24 triliun, meningkat 31,34%
atau Rp289,75 miliar dibandingkan dengan tahun 2019 yang sebesar Rp0,92 triliun. Jumlah dana deposito iB tahun 2020 sebesar Rp2,22 triliun, meningkat 78,25%
atau Rp976,40 miliar dibandingkan dengan tahun 2019 yang sebesar Rp1,25 triliun.
Dari sisi kinerja keuangan, pada tahun 2020 Bank juga telah mencatatkan kinerja yang baik. Laba tahun berjalan tahun 2020 sebesar Rp463,97 miliar, meningkat 50,14% dibandingkan dengan tahun 2019 yang sebesar Rp309,02 miliar. Aset tahun 2020 sebesar Rp28,20 triliun, meningkat 10,80% dibandingkan dengan tahun 2019 yang sebesar Rp25,45 triliun. Ekuitas tahun 2020 sebesar Rp3,08 triliun, meningkat 3,16% dibandingkan dengan tahun 2019 yang sebesar Rp2,99 triliun.
Selain kinerja operasional dan keuangan, Dewan Komisaris juga memberikan penilaian terhadap tingkat kesehatan Bank. Bank Riau Kepri melakukan penilaian Tingkat Kesehatan Bank dengan menggunakan pendekatan berdasarkan Risiko (Risk Based Bank Rating).
Hasil penilaian secara tingkat kesehatan bank periode Desember 2020 berada pada Peringkat Komposit 3 (PK 3). Hal ini mencerminkan kondisi kesehatan Bank Riau Kepri secara umum adalah “Cukup Sehat” sehingga dinilai mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya yang tercermin dari peringkat faktor- faktor penilaian. Berikut hasil self assessment Tingkat Kesehatan Bank Riau Kepri Periode Desember 2020 dan Desember 2019.
Pandangan Atas Prospek Usaha Yang Disusun Oleh Direksi
Setelah mempertimbangkan kondisi perekonomian dan industri, Dewan Komisaris berpandangan bahwa prospek usaha yang telah disusun Direksi sudah tepat.
Pemulihan perekonomian global diprakirakan semakin
amounted to Rp.10.11 trillion, an increase of 13.21% or IDR1.18 trillion compared to 2019 which amounted to IDR8.93 trillion. The amount of net credit granted was IDR18.43 trillion, an increase of 5.97% compared to 2019 which amounted to Rp. 17.40 trillion. The amount of credit outstanding funds in 2020 amounted to IDR16.22 trillion, an increase of 3.56% or IDR 557.64 billion compared to 2019 which amounted to IDR15.67 trillion. The sharia segment in 2020 also recorded a good performance. The amount of iB current account funds in 2020 amounted to IDR67.93 billion, an increase of 22.91% or Rp12.66 billion compared to 2019 which reached IDR55.27 billion. The amount of iB savings funds in 2020 amounted to IDR1.24 trillion, an increase of 31.34% or IDR289.75 billion compared to 2019 which amounted to IDR0.92 trillion. The amount of iB deposit funds in 2020 amounted to IDR2.22 trillion, an increase of 78.25% or IDR976.40 billion compared to 2019 which amounted to IDR1.25 trillion.
In terms of financial performance, in 2020, the Bank has also recorded good performance. Profit for the year 2020 amounted to IDR463.97 billion, an increase of 50.14%
compared to 2019 which amounted to IDR309.02 billion.
Assets in 2020 amounted to IDR28.20 trillion, an increase of 10.80% compared to 2019 which amounted to IDR25.45 trillion. Equity in 2020 amounted to IDR3.08 trillion, an increase of 3.16% compared to 2019 which amounted to IDR2.99 trillion.
In addition to operational and financial performance, the Board of Commissioners also provides an assessment of the soundness of the Bank. Bank Riau Kepri conducts a Bank Soundness Level assessment using a Risk Based Bank Rating approach. The results of the self-assessment for the period December 2020 are at Composite Rating 3 (PK 3). This reflects that the Bank Soundness condition of Bank Riau Kepri is “Fairly Healthy” so that it is considered capable of facing significant negative effects from changes in business conditions and other external factors as reflected in the rating of the assessment factors. Following are the results of the self-assessment of the Health Level of Bank Riau Kepri for the period December 2020 and December 2019.
Opinion on Business Prospects Prepared by The Board of Directors
After considering the economic and industrial conditions, Board of Commissioners sees that the business prospects that have been prepared by the Board of Directors are correct. The global economic recovery is
membaik. Perkembangan tersebut sejalan dengan implementasi vaksinasi COVID-19 di banyak negara untuk membangun herd immunity dan mendorong mobilitas, serta berlanjutnya stimulus kebijakan fiskal dan moneter. Di Indonesia, Bank Indonesia menempuh langkah-langkah kebijakan sebagai tindak lanjut sinergi kebijakan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam Paket Kebijakan Terpadu untuk Peningkatan Pembiayaan Dunia Usaha dalam rangka Percepatan Pemulihan Ekonomi. Berbagai langkah terus diperkuat dengan sinergi kebijakan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), perbankan, dan dunia usaha untuk menjaga optimisme dan mengatasi permasalahan sisi permintaan dan penawaran dalam penyaluran kredit/
pembiayaan dari perbankan kepada dunia usaha, dalam rangka mendorong pemulihan ekonomi nasional.
Melihat prospek usaha tersebut serta efektifnya strategi usaha yang telah ditetapkan oleh Direksi, Dewan Komisaris berkeyakinan bahwa Perseroan akan dapat memanfaatkan peluang yang ada. Peluang tersebut antara lain, potensi perkembangan perbankan dan keuangan syariah yang positif di Provinsi Riau dan Kepulauan Riau dimana penduduk Provinsi Riau merupakan penduduk muslim yang besar di Provinsi Riau dan Provinsi Kepulauan Riau. Oleh karena itu, ketertarikan masyarakat untuk menjadi nasabah bank syariah sangat tinggi. Selain itu, pemanfaatan daerah dan aktivitas pariwisata di Riau Kepri memungkinkan bagi Bank untuk mengembangkan transaksi money changer dan remittance.
Pandangan atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan
Bank Riau Kepri menyadari bahwa sebagai Bank yang memiliki peran sebagai bank pembangunan daerah yang mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunan daerah yang berkelanjutan, maka penerapan Tata Kelola Perusahaan yang baik/good corporate governance (GCG) bagi Bank Riau Kepri bukan lagi merupakan suatu keharusan, tetapi sudah menjadi pondasi utama dalam menjalankan usaha untuk memaksimalkan manfaat dan nilai tambah bagi para pemangku kepentingan serta menjaga keberlangsungan usaha dalam jangka panjang.
Dewan Komisaris berpendapat bahwa Direksi telah menerapkan GCG dengan efektif dan konsisten di 2020.
Dalam menilai penerapan GCG di Perseroan, Dewan Komisaris memberikan penilaian terhadap sistem manajemen risiko, sistem pengendalian internal, dan whistle blowing system.
predicted to improve. This development is in line with the implementation of COVID-19 vaccination in many countries to build herd immunity and encourage mobility, as well as the continuation of fiscal and monetary policy stimulus. In Indonesia, Bank Indonesia took policy steps as a follow-up to the policy synergy of the Financial System Stability Committee (KSSK) in an Integrated Policy Package to Increase Business Financing in the context of the Acceleration of Economic Recovery. Various steps have been continuously strengthened by the synergy of policies by the Financial System Stability Committee (KSSK), banks and the business world to maintain optimism and overcome demand and supply side problems in channeling credit / financing from banks to the business world, in order to promote national economic recovery.
Seeing the business prospects and the effectiveness of the business strategies set by the Board of Directors, the Board of Commissioners believes that the Company will be able to take advantage of the opportunities that exist. These opportunities include the potential for positive development of Islamic banking and finance in Riau Province and Riau Islands, where the population of Riau Province is a large Muslim population in Riau Province and Riau Islands Province. Therefore, public interest in becoming customers of Islamic banks is very high. In addition, the utilization of the area and tourism activities in Riau Kepri allows the Bank to develop money changer and remittance transactions.
Opinion on The Corporate Governance Implementation
Bank Riau Kepri realizes that as a bank that has a role as a regional development bank that encourages economic growth and sustainable regional development, the implementation of good corporate governance (GCG) for Bank Riau Kepri is no longer a necessity, but is already become the main foundation in running a business to maximize benefits and added value for stakeholders as well as to maintain business continuity in the long term.
Board of Commissioners believes that the Board of Directors has implemented GCG effectively and consistently in 2020.
In assessing the implementation of GCG in the Company, the Board of Commissioners provides an assessment of the risk management system, internal control system, and the whistle blowing system.
Manajemen Risiko
Kebijakan manajemen risiko di Bank Riau Kepri berpedoman kepada Surat Keputusan Direksi Nomor 146/KEPDIR/2018 tanggal 20 Desember 2018 Tentang Pedoman Penerapan Manajemen Risiko PT Bank Riau Kepri yang mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.18/POJK.03/2016 tanggal 16 Maret 2016 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum dan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No.
34/SEOJK.03/2016 tanggal 1 September 2016 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum. Seiring dengan perkembangan bisnis bank yang semakin kompleks, kondisi eksternal dengan ketidakpastian, serta pandemi COVID-19 yang terjadi sejak awal tahun sehingga terjadi peningkatan eksposur risiko, maka diperlukan penerapan manajemen risiko yang efektif yang bertujuan agar Bank tetap mampu memaksimalkan nilai tambah bagi pemegang saham melalui pengelolaan modal secara komprehensif, memastikan profitabilitas dan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan serta mengantisipasi potensi kerugian dari aktivitas operasional bank.
Penerapan Manajemen Risiko dilakukan dengan menerapkan pola pengelolaan risiko secara terintegrasi untuk mengidentifikasi, menilai, mengawasi dan mengelola setiap jenis risiko yang sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan di Bank Riau Kepri dengan tujuan memberikan kerangka kerja manajemen risiko yang konsisten atas risiko yang ada pada proses bisnis Bank untuk mengoptimalkan pertumbuhan bisnis dalam mencapai laba, menjaga permodalan Bank, mendukung proses pengambilan keputusan, meningkatkan nilai perusahaan dan melindungi reputasi Bank. Kerangka Manajemen Risiko Bank Riau Kepri dikembangkan berdasarkan faktor-faktor Internal dan eksternal yang mencakup namun tidak terbatas pada Ketentuan Regulator, perkembangan metodologi dan best practices, bisnis Bank, data risiko, dan data kerugian.
Dewan Komisaris memiliki pedoman yang jelas atas tugas dan tanggung jawabnya yang tertuang dalam Surat Keputusan Dewan Komisaris Nomor 001/KEPDKS/X/2014 tanggal 3 Oktober 2014 tentang Pedoman Kerja Dewan Komisaris PT Bank Riau Kepri, antara lain melakukan penilaian secara berkala, mengevaluasi kebijakan manajemen risiko dan memberikan rekomendasi tentang risiko serta penerapan manajemen risiko di Bank Riau Kepri serta mengevaluasi pertanggungjawaban Direksi atas pelaksanaan kebijakan Manajemen Risiko. Dewan Komisaris dalam menjalankan fungsi pengawasan risiko
Risk Management
The risk management policy at Bank Riau Kepri is guided by the Decree of the Board of Directors Number 146/
KEPDIR/2018 dated 20 December 2018 concerning Guidelines for the Implementation of Risk Management of PT Bank Riau Kepri which refers to the Financial Services Authority Regulation No. 18/POJK.03/ dated 16 March 2016 concerning the Implementation of Risk Management for Commercial Banks and Financial Services Authority Circular Letter No. 34/SEOJK.03/2016 dated 1 September 2016 concerning the Implementation of Risk Management for Commercial Banks. In line with the increasingly complex development of the bank’s business, external conditions with uncertainty, as well as the COVID-19 pandemic that has occurred since the beginning of the year resulting in an increase in risk exposure, it is necessary to implement effective risk management which aims to ensure that the Bank is able to maximize added value for shareholders through comprehensive capital management, ensuring profitability and sustainable business growth as well as anticipating potential losses from bank operational activities.
The application of Risk Management is carried out by implementing an integrated risk management pattern to identify, assess, supervise and manage each type of risk in accordance with the policies and procedures set out in Bank Riau Kepri with the aim of providing a consistent risk management framework for the risks in the process. the Bank’s business to optimize business growth in achieving profit, maintain Bank capital, support decision-making processes, increase corporate value and protect the Bank’s reputation. Bank Riau Kepri’s Risk Management Framework is developed based on internal and external factors which include but are not limited to Regulatory Regulations, development of methodologies and best practices, Bank business, risk data, and loss data.
The Board of Commissioners has clear guidelines for their duties and responsibilities as stipulated in the Decree of the Board of Commissioners Number 001/KEPDKS/X/2014 dated October 3, 2014 concerning the Work Guidelines for the Board of Commissioners of PT Bank Riau Kepri, including conducting periodic assessments, evaluating management policies, risks and provide recommendations on risk and the application of risk management in Bank Riau Kepri as well as evaluate the accountability of the Board of Directors for the implementation of Risk Management policies. In carrying out the risk oversight function, Board of Commissioners is supported by the Audit Committee,