• Tidak ada hasil yang ditemukan

Profil PT Pertamina MOR IV Fuel Terminal Boyolali

N/A
N/A
ALDOWANSYAH

Academic year: 2024

Membagikan "Profil PT Pertamina MOR IV Fuel Terminal Boyolali"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

24

BAB IV PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum PT Pertamina MOR IV Fuel Terminal Boyolali 1. Profil PT Pertamina MOR IV Fuel Terminal Boyolali

PT Pertamina (Persero) MOR IV Fuel Terminal Boyolali terletak di Jalan Raya Solo - Semarang KM 18, Kecamatan Teras dan Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali yang merupakan salah satu terminal BBM di Jawa Tengah yang secara operasional sudah menggunakan sistem Terminal Automation System (TAS). Tugas pokok Fuel Terminal Boyolali adalah menyediakan dan melayani kebutuhan BBM (Premium, Solar, Pertamax, dan Pertalite) di wilayah operasional Boyolali, Surakarta, Klaten, Sukoharjo, Karanganyar, Sragen, Wonogiri, Salatiga, Semarang Selatan, Purwodadi atau Blora, Magetan, Ngawi, dan Pacitan dengan pola distribusi yang efektif dan efisien dengan sasaran tepat jumlah, tepat mutu, dan tepat waktu serta pertimbangan Security of Supply. Dalam menyalurkan produknya ke konsumen, Fuel Terminal Boyolali melakukan pendistribusian BBM diangkut dengan mobil tangki.

Fuel Terminal Boyolali menerima minyak berupa solar, pertamax, dan premium yang di suplai dari Terminal Transit Lomanis (TTL) di Cilacap dengan menggunakan pipa jalur Cilacap - Boyolali (CY - II) dengan panjang pipa 246 km dan volume 18,098 KL.

(2)

25

2. Arti Logo Pertamina

Gambar 4. 1 Logo PT Pertamina (Persero)

Logo Pertamina baru sebagai identitas baru yang “Modern, Progresif, dan Profesional” logo pertamina baru terdiri dari tiga bagian.

Logo berbentuk huruf P yang terdiri dari tiga warna yang menggambarkan anak panah yang berarti sebagai tekad Pertamina untuk terus melesat maju. Arti tiga warna logo pertamina adalah:

a. Warna merah memiliki arti: keuletan dan ketegasan serta keberanian untuk menghadapi berbagai macam keadaan.

b. Warna hijau memiliki arti: sumber daya energi yang berwawasan lingkungan.

c. Warna biru memiliki arti: handal, dapat dipercaya dan bertanggung jawab. Kata Pertamina berarti kejelasan, transparansi, keberanian, dan ketangguhan dalam bertindak sebagai wujud positioning pertamina baru. Slogan “Semangat Terbarukan” untuk mempertegas positioning Pertamina baru.

(3)

26

3. Visi dan Misi dan Tugas Pokok PT Pertamina MOR IV Fuel Terminal Boyolali

a. Visi Perusahaan

Menjadi unit kerja operasi dengan layanan kelas dunia.

b. Misi Perusahaan

1) Melaksanakan aktivitas penerimaan, penimbunan, dan pendistribusian BBM secara aman, tepat mutu, jumlah, dan waktu serta memenuhi aspek K3LL.

2) Mendukung terealisasinya transformasi budaya dilingkungan pertamina melalui budaya Clean, Competitive, Confident, Customer Focused, Commercial, dan Capable.

c. Tugas Pokok

Melaksanakan kegiatan penerimaan, penimbunan, dan penyaluran BBM (Pertamax, Premium, Pertalite, dan Biosolar) untuk masyarakat (251 SPBU, ± 87 industri), PT KAI, PT PLN, dan TNI/POLRI

4. Struktur Organisasi Fuel Terminal Boyolali

PT Pertamina (Persero) MOR IV Fuel Terminal Boyolali memilik jumlah pekerja organik sebanyak 21 orang, COD 3 orang, dan TKJP 88 orang. Dalam menjalankan kegiatan operasional Fuel Terminal Boyolali dipimpin oleh seorang Operation Head (OH) yang bertanggungjawab sepenuhnya atas jalannya kegiatan operasional di

(4)

27

wilayah kerja Fuel Terminal Boyolali. Untuk kelancaran tugasnya, OH Fuel Terminal Boyolali dibantu oleh:

a. Senior Supervisor Receiving, Storage and Distribution yang membawahi Supervisor Receiving and Storage serta Junior Supervisor Distribution.

b. Supervisor Sales Services and General Affair yang membawahi Junior Supervisor Retail Fuel Sales Services dan Junior Supervisor Industrial Fuel Sales Services.

c. Supervisor Quality and Quantity yang membawahi Junior Supervisor Quality and Quantity.

d. Senior Supervisor Maintenance Planning and Services yang membawahi Junior Supervisor Maintenance Planning dan Junior Supervisor Maintenance Service.

e. Supervisor HSSE yang membawahi Junior Assistant HSSE.

f. SBM (Sales Branch Manager) dan Supervisor Finance (bekerja dibawah tanggung jawab pusat yang dapat berkoordinasi langsung dengan OH dan masing - masing fungsi).

Adapun struktur organisasi PT Pertamina (Persero) MOR IV Fuel Terminal Boyolali adalah sebagai berikut:

(5)

28

Gambar 4. 2 Struktur Organisasi PT Pertamina (Persero) MOR IV Fuel Terminal Boyolali

5. Job Description (Deskripsi Tugas) Uraian Jabatan dan Wewenang

a. Operation Head (OH)

Mengarahkan, memonitor, mengevaluasi eksekusi penerimaan, penimbunan, dan penyaluran BBM/NBBM, barang dan layanan jasa, pengelolaan laporan arus minyak dan laporan realisasi penjualan, pengelolaan pengadaan barang dan layanan jasa, pengelolaan keluhan pelanggan terkait kegiatan S&D, pengisian BBM/NBBM ke dalam packaging pembangunan dan pemeliharaan sarana dan fasilitas rutin mendukung kegiatan S&D, pengelolaan kebutuhan informasi yang dibutuhkan refulator dan stakeholders termasuk pengelolaan relasi, pengelolaan perizinan, office supply, dan kebersihan lingkungan serta pengelolaan HSE dalam rangka mendukung kegiatan operasional Fuel Terminal Boyolali.

(6)

29

b. Senior Supervisor Receiving, Storage & Distribution

Mengarahkan, memonitor, dan mengevaluasi seluruh eksekusi penerimaan BBM/NBBM meliputi persiapan, pelaksanaan penerimaan dan penanganan discrepancy eksekusi penyaluran BBM/NBBM meliputi penyusunan rencana jadwal, pengelolaan penggunaan moda transportasi, pelaksanaan penyaluran, pengelolaan penanganan produk tidak sesuai dari pelanggan termasuk blending, pengelolaan storage, pengisian produk ke dalam packaging termasuk pemeliharaan packaging serta mengelola administrasi kuantitas arus minyak guna mendukung kegiatan operasional di Fuel Terminal Boyolali.

c. Supervisor Receiving and Storage

Mengarahkan, memonitor, dan mengevaluasi eksekusi penerimaan dan penyaluran BBM/NBBM (internal dan eksternal) meliputi persiapan sarana fasilitas dan administrasi, perhitungan kuantitas produk, analisa discrepancy, penanganan produk tidak sesuai dari pelanggan, pemeliharaan dan pemutakhiran produk di storage guna mendukung kegiatan operasional di Fuel Terminal Boyolali.

(7)

30

d. Junior Supervisor Distribution

Melakukan eksekusi penyaluran BBM/NBBM (internal dan eksternal) meliputi identifikasi moda transportasi, kebutuhan volume angkutan, penyusunan peta distribusi, optimalisasi moda transportasi termasuk monitoring dan evaluasi penyaluran penanganan BBM/NBBM tidak sesuai dari pelanggan, pengisian produk ke dalam packaging termasuk pemeliharaan perbaikan packaging serta pengelolaan administrasi arus minyak guna mendukung kegiatan operasional di Fuel Terminal Boyolali.

e. Supervisor Sales Services & General Affair

Mengarahkan, memonitor, dan mengevaluasi eksekusi penerimaan dan penyaluran BBM/NBBM (internal dan eksternal) meliputi persiapan sarana fasilitas dan administrasi, perhitungan kuantitas produk, analisis discrepancy penanganan produk tidak sesuai dari pelanggan, pemeliharaan, dan permutakhiran produk di storage guna mendukung kegiatan operasional di Fuel Terminal Boyolali.

f. Junior Supervisor Retail Fuel Sales Services

Mengarahkan, memonitor, dan mengevaluasi penyusunan laporan realisasi BBM/NBBM, pengelolaan administrasi penyaluran retail, penanganan BBM/NBBM yang tidak sesuai di PT Pertamina (Persero) MOR IV Fuel Terminal Boyolali.

(8)

31

g. Junior Supervisor Industrial Fuel Sales Services

Mengarahkan, memonitor, dan mengevaluasi penyusunan laporan realisasi BBM/NBBM, pengelolaan administrasi penyaluran industrial, penanganan BBM/NBBM yang tidak sesuai di PT Pertamina (Persero) MOR IV Fuel Terminal Boyolali.

h. Supervisor Quantity and Quality

Melakukan pengelolaan dan pemeriksaan kualitas dan kuantitas BBM/NBBM pada saat eksekusi penerimaan, penimbunan, penyaluran, dan blending yang meliputi pengelolaan tera alat ukur, pemeriksaan kualitas dan discrepancy BBM/NBBM, penanganan BBM/NBBM yang tidak sesuai dari pelanggan, perencanaan blending terkait penanganan BBM/NBBM yang tidak sesuai dan pengujian kualitas packaging BBM/NBBM guna mendukung kegiatan operasional suplai dan distribusi di Fuel Terminal Boyolali.

i. Junior Supervisor Quantity and Quality

Melakukan pengelolaan dan pemeriksaan kualitas dan kuantitas BBM/NBBM pada saat eksekusi penerimaan, penimbunan, penyaluran, dan blending yang meliputi pengelolaan tera alat ukur, pemeriksaan kualitas dan discrepancy BBM/NBBM, penanganan BBM/NBBM yang tidak sesuai dari pelanggan, perencanaan blending terkait penanganan BBM/NBBM yang tidak sesuai dan pengujian kualitas packaging BBM/NBBM guna

(9)

32

mendukung kegiatan operasional suplai dan distribusi di Fuel Terminal Boyolali.

j. Senior Supervisor Maintenance Planning and Services

Mengarahkan, memonitor, dan mengevaluasi kegiatan pekerjaan teknik meliputi pengelolaan penyediaan barang dan jasa pembangunan dan pemeliharaan sarana dan fasilitas rutin termasuk perencanaan, proses implementasi, monitoring, dan evaluasi dalam rangka mendukung kegiatan operasi di Fuel Terminal Boyolali.

k. Junior Supervisor Maintenance Planning

Melakukan perencanaan rencana kerja, administrasi, dan lelang barang dan jasa di PT Pertamina (Persero) MOR IV Fuel Terminal Boyolali.

l. Junior Supervisor Maintenance Service

Melakukan kegiatan mengenai perbaikan kondisi lapangan terkait sarana dan fasilitas di PT Pertamina (Persero) MOR IV Fuel Terminal Boyolali.

m. Supervisor HSSE

Mengarahkan, memonitor, dan mengevaluasi pengelolaan HSSE di Fuel Terminal Boyolali meliputi pemantauan risiko dan dampak dari kondisi eksisting dilihat dari aspek HSSE, penyusunan program HSSE sosialisasi budaya dan program HSSE kepada stakeholders, pemantauan penggunaan alat pelindung diri dan sarana fasilitas HSSE, pemantauan lingkungan, dan proses

(10)

33

operasional, pemantauan kondisi tempat kerja dan pekerja, pemantauan kualitas lingkungan, pengelolaan penggunaan energi dan sumber daya, pengendalian limbah, pengelolaan penggunaan energi dan sumber daya, pengendalian limbah, pemantauan kondisi kesehatan tempat kerja dan pekerja, penanggulangan keadaan darurat, pengelolaan investigasi HSSE serta pelaksanaan audit HSSE di Fuel Terminal Boyolali untuk mencapai zero accident dan operasional excellent.

n. Junior Asisstant HSSE

Melakukan pengelolaan HSSE di Fuel Terminal Boyolali meliputi pemantauan risiko dan dampak dari kondisi eksisting dilihat dari aspek HSSE, penyusunan program - program HSSE, sosialisasi budaya dan program HSSE kepada stakeholders, pemantauan lingkungan dan proses operasional, pemantauan kondisi tempat kerja dan pekerja, pemantauan kualitas lingkungan, pengelolaan penggunaan energi dan sumber daya, pengendalian limbah, pemantauan kondisi kesehatan tempat kerja dan pekerja, penanggulangan keadaan darurat, pengelolaan investigasi HSSE serta pelaksanaan audit HSSE di Fuel Terminal Boyolali untuk mencapai zero accident dan operasional excellent.

(11)

34

6. Waktu Kerja

PT Pertamina (Persero) MOR IV Fuel Terminal Boyolali melaksanakan aktivitas kerja yang efektif selama 24 jam. Oleh karena itu, pembagian waktu kerja karyawan dilakukan dengan sistem kerja non shift dan shift. Hari dan waktu kerja yang berlaku adalah:

a. Karyawan Nonshift Hari kerja : Senin – Jumat

Waktu kerja : Pukul 07.00 - 16.00 WIB Waktu istirahat : Pukul 12.00 - 13.00 WIB b. Karyawan Shift

Hari kerja : Setiap hari

Waktu kerja : Pukul 06.00-14.00 WIB, 14.00-22.00 WIB, 22.00-06.00 WIB

7. Manajemen Perusahaan

Overview Operasional Fuel Terminal Boyolali a. Operasi Penerimaan

Penerimaan BBM dari Terminal Transit Lomanis dengan menggunakan moda transportasi pipa underground pipeline system (pemipaan bawah tanah) Cilacap-Boyolali atau CY II. Sistem penerimaan BBM melalui pipeline dilakukan dengan cara product by product pumping sebagai berikut: BBM (misalnya solar) dari Terminal Transit Lomanis dipompa menuju tangki solar melalui pipa, setelah tangki solar penuh, maka pemompaan dilanjutkan

(12)

35

dengan pengisian BBM ke tangki lainnya yang masih kosong dan dengan menggunakan densitometer, dapat diketahui kapan solar sudah habis dan selanjutnya aliran diarahkan ke tangki lain.

b. Operasi Penimbunan

Penyimpanan BBM pada tangki-tangki timbun dengan total kapasitas 100.000 kl. Setelah BBM melalui manifold dialirkan ke tangki yang sesuai dengan jenis produknya. Jumlah tangki timbun adalah 9 tangki timbun produk (premium, pertamax, dan solar) dan 3 tangki fame.

c. Operasi Penyaluran

Penyaluran BBM di PT Pertamina (Persero) MOR IV Fuel Terminal Boyolali rata-rata 4.500 per hari yang diangkut dengan mobil tangki SPBU, mobil tangki dan iso tank milik Terminal BBM lainnya dan milik konsumen sendiri (TNI dan Industri).

Pengisian BBM ke mobil tangki menggunakan New Gantry System (NGS). Operasional NGS dimulai sejak tanggal 8 Desember 2016 yakni terdapat 4 bay pengisian multi produk dan 1 bay reserved.

Pengoperasian mobil tangki SPBU dilaksanakan oleh PT. Patra Niaga yang merupakan anak perusahaan PT Pertamina (Persero).

Penyaluran premium, pertalite, biosolar, dan pertamax kepada SPBU dilakukan setiap hari dengan penerapan beberapa perubahan dan peningkatan layanan dengan ketentuan berikut :

(13)

36

1) Sudah dilakukan pemetaan rute angkutan SPBU yang optimal sesuai rute dan manuver maksimal mobil tangki serta percabangan alur.

2) Tidak melayani pemetaan setor angkut kecuali atas pertimbangan khusus (misal masa satgas lebaran) atau ada bencana alam.

3) Batas waktu penerimaan setoran baik elektronik maupun setoran manual ke kasir bank adalah pukul 15.30 WIB untuk dicetak Loading Order (LO).

4) Jumlah Loading Order (LO) yang dicetak adalah berdasar MS2, SPBU yang tidak melakukan pemesanan melalui MS2 dianggap tidak meminta pengiriman walaupun ada SO.

5) Penjadwalan angkutan dilakukan dengan sistem zonasi dengan kesepakatan mengabaikan jadwal permintaan ritase dari MS2 karena tidak controlable.

Pelaksanaan zonasi dilakukan untuk meningkatkan efisiensi waktu operasi Terminal BBM agar lebih pendek serta efiensi angkutan agar kilometer tempuh dan waktu tempuh minimal dengan jaminan kepastian jam penerimaan BBM di SPBU. Zonasi dibagi atas tiga zona meliputi:

1) Zona I : 0-30 km 2) Zona II : 30-60 km

3) Zona III : lebih dari 60 km

(14)

37

Gambar 4. 3 Peta wilayah operasi distribusi PT. Pertamina (Persero) MOR IV Fuel Terminal Boyolali

Perangkat pengaman volume BBM berupa baut tera dan segel plastik yang akan dipasang ketika mobil keluar dalam pendistribusian BBM ke pelanggan oleh petugas Gate Keeper. Segel plastik dipasang untuk memastikan kuantitas BBM tetap sama ketika diterima customer.

(15)

38

B. Laporan Magang

1. Deskripsi Magang Kerja

Kegiatan magang kerja merupakan kegiatan yang dilaksanakan sebagai salah satu syarat kelulusan dari perguruan tinggi dan wajib dilaksanakan oleh mahasiswa program diploma sesuai waktu dan periode yang telah ditentukan. Mahasiswa diperkenalkan pada dunia kerja dengan kegiatan meliputi pekerjaan yang dilakukan pada institusi mitra sesuai dengan bagian dan job description yang diberikan.

2. Tujuan Magang Kerja

Tujuan dilakukannya magang kerja bagi mahasiswa yaitu sebagai sarana untuk mencari pengalaman kerja dengan terjun langsung ke lapangan dan sebagai bentuk penerapan teori-teori yang sudah dipelajari selama masa perkuliahan dan juga pelajaran yang bisa diambil di perusahaan serta untuk penunjang kelulusan untuk mencapai gelar Ahli Madya (A. Md).

3. Manfaat Magang Kerja a. Bagi Mahasiswa

Manfaat magang kerja bagi mahasiswa yaitu sebagai sarana dalam melatih diri untuk menghadapi dunia kerja yang sesungguhnya serta mendapatkan informasi relevan yang dibutuhkan sebagai bahan penulisan tugas akhir.

b. Bagi Perguruan Tinggi

Kegiatan magang kerja bermanfaat untuk menjalin kerja sama

(16)

39

dan menambah relasi bagi perguruan tinggi serta meningkatkan kualitas lulusan mahasiswa yang siap kerja.

c. Bagi Perusahaan

Kegiatan magang kerja menciptakan hubungan dan kerja sama yang baik antar perusahaan dan perguruan tinggi. Selain itu, dengan adanya kegiatan magang kerja maka perusahaan akan mendapatkan kritik, saran, dan masukan yang membangun.

4. Pelaksanaan Magang Kerja (laporan magang 2 bulan)

a. Receiving and Storage (RS)

Receiving and Storage merupakan bagian di mana terjadi sebuah proses produksi Fuel Terminal Boyolali. Pada fungsi ini terdiri dari bagian penerimaan dan penimbunan BBM yang berasal dari Lomanis dengan menggunakan pipa CY-2. Fungsi ini bertanggung jawab penuh atas pengolahan minyak dari penerimaan hingga penimbunan. Dalam bagian ini juga terdapat bagian control room dan transport. Bagian control room bertugas untuk mengawasi Terminal Automation System secara keseluruhan.

Sistem TAS meliputi bagian kontrol instrument, produk, dan juga Human Machine Interface.

b. Quality and Quantity (QQ)

Quality and Quantity merupakan bagian fungsi yang mengutamakan ketepatan jumlah (kuantitas) dan menjamin kualitas

(17)

40

dari bahan bakar minyak yang disalurkan oleh Fuel Terminal Boyolali. Sebelum BBM disalurkan, fungsi ini akan melakukan uji laboratorium dengan sampel berasal dari tangki timbun.

Pengambilan sampel pada tangki timbun terdiri dari tiga bagian yaitu: bagian atas, tengah, dan bawah. Uji laboratorium yang dilakukan berupa pengecekan temperatur, density, destilasi, flash point, dan water content produk premium, pertamax, solar, pertalite, dan fame. Selain itu, pada saat akan melakukan pengiriman bahan bakar, apabila muatan yang diangkut oleh mobil tangki berlebih, maka harus dikembalikan ke sumptank. Setelah semua proses dilakukan maka sebelum pengiriman dilakukan penyegelan mobil tangki yang berada pada 2 lokasi yaitu pada manhole yang terletak di atas tangki dan di bawah mobil tangki yaitu di bottomload. Hal itu dilakukan untuk memastikan kepada customer bahwa muatan mobil tangki tersebut sudah lolos uji QQ. Sebelumnya, bagian QQ juga melakukan checklist mobil tangki serta melakukan uji petik di NGS. Bagian QQ bekerja sama dengan Badan Metrologi untuk melakukan standarisasi tera mobil tangki. Agar muatan yang dibawa oleh mobil tangki sesuai dengan standarnya.

c. Health Safety Security and Environment (HSSE)

Health Safety Security and Environment adalah bagian fungsi yang bertugas untuk menjaga keselamatan, kesehatan, dan

(18)

41

keamanan baik karyawan ataupun pihak lain yag bekerja di lingkungan Fuel Terminal Boyolali. Pada PT Pertamina (Persero) MOR IV Fuel Terminal Boyolali bagian HSE digabung dengan security di mana pembagian tugas saling melengkapi satu sama lain di mana security bertugas menjaga keamaan area perusahaan.

Program Kerja HSSE di PT Pertamina (Persero) MOR IV Fuel Terminal Boyolali antara lain:

1. Pelaporan

Meliputi pelaporan terkait: kebakaran, tumpahan minyak, kecelakaan kerja, laporan bulanan, UKL/UPL, SIMPEL, PATUH (Pengamatan Utama Aturan HSSE), dan laporan pemeriksaan mobil tangki bulanan.

2. Pemeliharaan dan Pengujian Sarfas (Sarana dan Fasilitas) HSSE

Pemeliharaan (fire jeep/truck, vacuum truck, foam truck, PMK, kolam air pemadam), pemeriksaan (APAR/APAB, hose box, gate valve, hydrant, pipa PMK), pengukuran grounding, dan pengujian (water springkler, fix foam system, foam equipment), APAR/APAB, foam liquid, EWS (areal Zona 0 dan area kantor), nozzle dan hose, hydrostatic pipa pmk, hydrostatic APAR/APAB.

(19)

42

3. Pemantauan Lingkungan

Pemantauan lingkungan berkaitan dengan pemantauan terhadap limbah cair dan sumur pantau, debit dan pH harian, kualitas udara emisi dan ambien, kualitas emisi mobil dan genset. Pemantauan eksternal dilakukan oleh Disnaker meliputi: penangkal petir, grounding, lifting gear, overhead crane. pemantauan keur dan pajak, pelepasan limbah B3, dan pemantauan KESLINGKER yang meliputi kebisingan, pencahayaan, suhu, dan kelembaban.

4. Pelatihan dan Komunikasi

Meliputi safety talk, rapat koordinasi HSSE, latihan PMK, simulasi OKD, dan bulan K3.

5. Pemeliharaan APD

d. General Affairs (GA) and Sales Services (SS)

General Affairs (GA) bertugas melakukan pengawasan kegiatan administrasi, sumber daya manusia serta bertugas sebagai layanan pekerja di Fuel Terminal Boyolali. Sedangkan Sales Services (SS) bertugas mengatur kegiatan administrasi penebusan serta pemesanan produk BBM untuk menunjang kelancaran operasi penyaluran BBM di Fuel Terminal Boyolali.

(20)

43

e. Distribution

Fungsi dari distribusi adalah melanjutkan proses pemesanan yang sebelumnya ditangani oleh Sales Service (SS) dengan melakukan H+1 Planning Penyaluran BBM. Syarat pendistribusian adalah terdapatnya armada (AMT, partner AMT, mobil tangki) dan nomor LO. Untuk alur pendistribusian BBM dari PT Pertamina (Persero) MOR IV Fuel Teminal Boyolali ke customer adalah sebagai berikut:

1) Mobil tangki yang ada diparkiran, lalu AMT dan partnernya melakukan fit to work di kantor PT Patra Niaga.

Jika AMT dan partnernya dinyatakan sehat langsung finger print di AFM yang menyatakan ready di sistem.

2) Petugas dispatch akan melihat di SIOD. Jika mobil tangki ready, LO ready, AMT dan partnernya ready, berarti sudah siap maka akan dijadwalkan trip number segment. Apabila tidak mendapatkan trip number segment maka armada tidak bisa masuk area NGS.

3) Setelah mendapatkan trip number segment, AMT akan mendapatkan loading instruction dari PT Patra Niaga yang isinya own use atau jenis BBM yang akan mobil tangki gunakan dan minyak yang dibawa apa saja.

(21)

44

4) Mobil tangki akan masuk ke SBPUT untuk mengisi bahan bakar mobil tangki itu sendiri. Kemudian akan antri di gate in NGS dan akan mendapat loading instruction lagi.

Nomor LO ter-update, maka akan ada nomor segel. Segel tersebut digunakan untuk memastikan misal kapasitasnya 5000 kl sampai SPBU juga 5000 kl.

5) Mobil tangki antri masuk Bay untuk mengisi sampai proses selesai.

6) Mobil tangki maju ke gate out dan akan mendapatkan surat jalan.

7) Terakhir, menuju shelter segel untuk pemasangan segel dan mobil tangki siap melakukan pendistribusian.

f. Maintenance Service (MS)

Maintenance Service merupakan bagian fungsi yang bertugas untuk melakukan pemeliharaan dan perawatan semua asset yang dimiliki oleh perusahaan. Fungsi dari Maintenace Service yaitu perencanaan rencana kerja, administrasi, lelang barang dan jasa, serta perbaikan kondisi lapangan terkait sarana dan fasilitas.

Perbaikan dilakukan oleh teknisi sendiri sedangkan yang kedua dilakukan oleh pihak luar (vendor). Pengerjaan perbaikan dilakukan sendiri apabila kerusakan yang terjadi tidak parah dan harus segera

(22)

45

ditangani sedangkan untuk pekerjaan yang dilakukan oleh pihak luar merupakan pekerjaan yang berat yang mengharuskan tenaga proyek untuk melakukannya.

C. Hasil dan Pembahasan

1. Prosedur Manajemen Distribusi Produk BBM di Fuel Terminal Boyolali

a. Parkir

Sebelum melakukan pendistribusian BBM ke SPBU mobil tangki memasuki area Fuel Terminal Boyolali kemudian diparkirkan ke parkiran yang sudah disediakan dan jika mobil tangki mendapat penjadwalan inspeksi maka mobil tangki diparkirkan keparkiran yang telah disediakan khusus untuk mobil yang dijadwalkan inspeksi.

b. Absen Awak Mobil Tangki (AMT) dan Patner

Awak Mobil Tangki (AMT) dan partnernya melakukan fit to work di kantor PT Patra Niaga. Jika AMT dan partnernya jika dinyatakan sehat langsung finger print di AFM yang menyatakan ready di sistem.

c. Trip Number Segment (TNS)

Petugas dispatch akan melihat di SIOD. Jika mobil tangki ready, LO ready, Awak Mobil Tangki (AMT) dan partnernya ready,

(23)

46

berarti sudah siap maka akan dijadwalkan Trip Number Segment (TNS). Apabila tidak mendapatkan Trip Number Segment (TNS) maka mobil tangki tidak bisa masuk area New Gantry Sistem (NGS).

d. Loading Instruction SPBUT

Setelah mendapatkan Trip Number Sigment (TNS), Awak Mobil Tangki (AMT) akan mendapatkan loading instruction dari PT Patra Niaga yang isinya own use untuk mengisi bahan bakar mobil tangki itu sendiri ke SBPUT, jenis BBM yang akan mobil tangki gunakan dan minyak yang dibawa apa saja.

e. Loading Instruction Gate In

Kemudian Awak Mobil Tangki (AMT) akan masuk ke Gate In dan mendapatkan loading instruction yang berisi jenis BBM apa saja yang akan dikirim dan jumlah liternya. Kemudian akan antri di gate in NGS dan akan mendapat loading instruction lagi. Nomor LO ter-update, maka akan ada nomor segel. Segel tersebut digunakan untuk memastikan misal kapasitasnya 16 kl sampai SPBU juga 16 kl.

f. New Gantry Sistem (NGS)

Mobil tangki antri masuk Bay untuk mengisi. Sampai di New Gantry Sistem (NGS) Awak Mobil Tangki (AMT) akan mengisi

(24)

47

jenis dan jumlah banyaknya BBM yang akan dikirim sesuai dengan loading instruction.

g. Gate Out

Mobil tangki kemudian menuju ke gate out dan akan mendapatkan dokumen lagi berupa surat jalan.

h. Shelter Segel

Sebelum mobil tangki meninggalkan Fuel Terminal Boyolali untuk melakukan pendistribusian, mobil tangki menuju ke shelter segel untuk pemasangan segel yang ada di main load dan bottom load mobil tangki.

i. Perjalanan ke SPBU

Awak Mobil Tangki (AMT) dan mobil tangki siap melakukan pendistribusian.

2. Masalah yang Timbul dalam Pelaksanaan Distribusi Produk BBM di Fuel Terminal Boyolali

Dalam proses pelaksanaan distribusi BBM peneliti mendapat beberapa masalah yang timbul pada saat proses pelaksanaan distribusi berlangsung antara lain:

(25)

48

a. Pelanggaran SOP di area Fuel Terminal Boyolali

Ketika akan melakukan pendistribusian Awak Mobil Tangki (AMT) akan memasuki area Fuel Terminal Boyolali untuk parkir. Ketika memasuki area Fuel Terminal Boyolali batas maksimum kecepatan 20 km/jam dan juga wajib menggunakan filter knalpot. Dalam praktiknya banyak sekali Awak Mobil Tangki (AMT) yang melakukan pelanggaran yaitu melanggar aturan batas kecepatan dan juga sering lalai untuk memasang filter knalpot didalam area Fuel Terminal Boyolali.

b. Inspeksi mobil tangki

Inspeksi atau pengecekan mobil tangki dilakukan secara berkala untuk mengontrol kesiapan armada untuk melaksanakan pengiriman barang. Hal-hal yang akan dilakukan oleh tim Health Safety Security and Environment (HSSE), Quality and Quantity (QQ) dan distribusi. Ketika melakukan inspeksi HSSE melakukan pengecekan mengenai safety yang harus ada di armada seperti alat pemadam, filter knalpot dan stiker - stiker yang harus ada pada mobil tangki. Kemudian pengecekan Mesin, manhole, bottom load, ban, surat KIR dll oleh QQ dan distribusi. Dalam praktiknya banyak sekali kekurangan yang ada pada mobil tangki seperti contoh tidak mempunyai filter knalpot, Armada yang seharusnya melakukan penggantian ban akan tetapi pada saat pengecekan berkala lagi ban

(26)

49

belum diganti, dan banyak mobil tangki yang tidak sesuai standar masih bisa lolos pemblokiran atau masih bisa beroperasi.

c. Isi tangki tidak sesuai dengan loading instruction.

Pada saat pengisian yang jumlahnya kurang dari batas standar yang ditetapkan oleh PT pertamina yaitu 8 kl biasanya isi tidak sesuai dengan loading instruction yang membuat pengiriman menjadi dua kali, menghambat pendistribusian dan juga pembengkakan biaya pendistribusian.

d. Pelanggaran yang dilakukan Awak Mobil Tangki (AMT)

Dalam hal pendistribusian ketika Awak Mobil Tangki (AMT) meninggalkan Fuel Terminal Boyolali maka tanggung jawab tidak lagi dibebankan oleh Fuel Terminal Boyolali akan tetapi sudah berpindah kepada Awak Mobil Tangki (AMT). Pada praktiknya banyak ditemukan kenakalan Awak Mobil Tangki (AMT) seperti melanggar batas kecepatan seperti yang sudah diatur oleh perusahaan bahwa batas kecepatan maximum pada saat muatan yaitu 60 km/jam, kemudian GPS yang ada dimobil tangki dinonaktifkan agar tidak terlacak, yang lebih parahnya lagi Awak Mobil Tangki (AMT) melakukan pencurian BBM yang ada dimobil tangki.

e. Kesalahan pada saat bongkar muatan di tangki pendam konsumen/SPBU.

(27)

50

Ketika akan melakukan proses bongkar muat BBM banyak sekali hal-hal kecil yang membuat fatal akan tetapi sering dilakukan yaitu pada saat proses bongkar muatan di SPBU seperti contoh lalai untuk memberikan rambu-rambu ketika proses bongkar muat, proses penjualan di SPBU tidak dihentikan, ketika bongkar muatan yang seharusnya dilakukan oleh petugas yang seharusnya melakukan bongkar muatan akan tetapi pada praktiknya kadang dilakukan oleh penjaga SPBU, satpam dan bahkan OB hal ini dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja. Pernah terjadi kesalahan pada proses bongkar muatan pengiriman BBM 16 kl ke SPBU A yang seharusnya menerima BBM 16 kl akan tetapi yang dikirimkan hanya 12 kl karena terjadinya kesalahan bongkar muatan.

3. Dampak Negatif yang Ditimbulkan dari Masalah dalam Pelaksanaan Distribusi Produk BBM di Fuel Terminal Boyolali Dampak negatif dari pelaksanaan distribusi yang berada di Fuel Terminal Boyolali antara lain:

a. Dapat berpotensi menyebabkan kecelakaan kerja

Ketika memasuki area Fuel Terminal Boyolali semua pekerja wajib mematuhi semua aturan yang ada di area Terminal.

Jika terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh Awak Mobil Tangki (AMT) pada saat memasuki area terminal untuk parkir misal ketika di area Fuel Terminal Boyolali mobil tangki melebihi batas

(28)

51

kecepatan yaitu 20 km/jam dan tidak memakai filter knalpot maka dapat menimbulkan kecelakaan kerja dan kebakaran yang dapat membahayakan semua orang yang ada di area Fuel Terminal Boyolali.

b. Mengakibatkan kerugian dalam pemasaran dan distribusi

Sebelum mobil tangki melakukan pendistribusian, sudah pasti diberlakukannya pengecekan/inspeksi mobil tangki secara berkala. Dampak negatif yang terjadi jika inspeksi mobil tangki tidak diperketat, bisa menyebabkan proses pendistribusian dan pemasaran dapat terhambat karena masalah mobil tangki yang tidak sesuai dengan SOP yang sudah ditetapkan dan jika terjadi kecelakaan seperti ban meletus, rem blong dan mesin tidak berfungsi dengan baik. jika hal-hal yang tidak diinginkan tersebut terjadi maka proses pemasaran dan pendistribusian akan terhambat karena mobil tangki yang bermasalah harus diganti, biaya proses pendistribusian akan membengkak karena terjadi dua kali pengiriman, dan juga menghambat pendistribusian dan pemasaran karena mobil tangki yang jumlahnya terbatas.

c. Dapat mengancam reputasi nama baik perusahaan

Dampak negatif yang bisa terjadi jika isi mobil tangki tidak sesuai dengan jumlah BBM yang diinginkan oleh konsumen (Loading Instruction). Dapat menimbulkan rasa kekecewaan dari konsumen, dapat menimbulkan hilangnya kepercayaan yang

(29)

52

diberikan konsumen kepada perusahaan, dan terancamnya hubungan baik antara produsen dan konsumen serta dapat mencoreng nama baik perusahaan.

d. Mengakibatkan kerugian yang ditanggung oleh konsumen dan perusahaan

Dampak negatif ketika terjadi kesalahan pada saat proses bongkar muatan yaitu bisa menyebabkan kecelakaan kerja dan bisa terjadi kebakaran di area SPBU, penyaluran BBM yang tidak sesuai dengan loading order menyebabkan terganggunya proses pemasaran dan distribusi, dan bisa menyebabkan kerugian bagi kedua belah pihak yaitu perusahaan dan SPBU.

Gambar

Gambar 4. 1 Logo PT Pertamina (Persero)
Gambar 4. 2 Struktur Organisasi PT Pertamina (Persero) MOR IV  Fuel Terminal Boyolali
Gambar 4. 3 Peta wilayah operasi distribusi PT. Pertamina  (Persero) MOR IV Fuel Terminal Boyolali

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu upaya yang dilakukan oleh PT Pertamina (Persero) RU IV Cilacap, Jawa Tengah adalah megimplementasikan Hearing Conservation Program yang

sehingga dalam tugas akhir ini penulis membuat judul mengenai “ SISTEM AKUNTANSI PENGGAJIAN DAN PENGUPAHAN PADA PT PERTAMINA (PERSERO) MOR I MEDAN ”..

Untuk PT Pertamina (Persero) Region IV wilayah Jawa Tengah dan DIY, hasil perubahan ini mulai tampak, dapat kita lihat dari respon masyarakat yang antusian

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara penulis terhadap pihak karyawan PT Pertamina Terminal BBM Jambi proses pengabsenan yang telah ada di PT Pertamina Terminal BBM Jambi

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk men- getahui keefektivitasan latihan aerobik dalam menurunkan berat badan dan menjaga kese- hatan pegawai Pertamina MOR IV Semarang

Hasil uji hipotesis secara simultan (uji-f) penelitian ini adalah variabel knowledge sharing berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai PT Pertamina MOR III, yang

IMPLEMENTASI PROGRAM MELALUI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY CSR PT PERTAMINA FUEL TERMINAL KIJANG BAGI USAHA MIKRO DI KELURAHAN SUNGAI ENAM KECAMATAN BINTAN TIMUR KABUPATEN BINTAN

Pertamina Patra Niaga Fuel Terminal Parepare terhadap Masyarakat kota Parepare telah memenuhi tiga indikator efektivitas yaitu pencapaian tujuan, integrasi dan adaptasi serta telah