• Tidak ada hasil yang ditemukan

06Bab2_BaktiarAhmadNurcahya... - Repository UNISBA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "06Bab2_BaktiarAhmadNurcahya... - Repository UNISBA"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin menjelaskan pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan perjanjian atau perjanjian pinjam meminjam antara bank dan/atau lembaga. Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan perjanjian atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain, yang mengharuskan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan/keuntungan. berbagi.52. Dalam § 1, ayat 11, Pembiayaan adalah penyediaan uang atau wesel yang dapat dipersamakan dengannya, berdasarkan perjanjian atau perjanjian pinjam-meminjam antara lembaga keuangan dengan pihak lain, yang mewajibkan peminjam membayar utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan disertai bunga.

Sedangkan pada pasal 1 ayat 12 yang dimaksud dengan pembiayaan menurut prinsip syariah adalah penyediaan uang atau rekening yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan akad atau perjanjian pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang memerlukan pembayaran dari pihak tersebut. .

Dasar Hukum Pembiayaan

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembiayaan adalah pemberian fasilitas untuk menyediakan dana guna menunjang penanaman modal yang direncanakan berdasarkan kesepakatan antara bank dengan pihak lain, yang mengharuskan pihak yang dibiayai untuk menyediakan uang atau membayar kembali tagihan setelahnya. periode tertentu. jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Hal ini berdasarkan hadits Qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Abu Daud tentang kerjasama di bidang usaha sebagai berikut. Dalam tatanan hukum positif Indonesia, pembiayaan diatur dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.

Dalam ayat 12 pasal 1 undang-undang tersebut disebutkan: “Pembiayaan menurut prinsip syariah adalah penyediaan uang atau rekening yang dapat dipersamakan dengannya berdasarkan suatu perjanjian atau perjanjian antara bank dengan pihak lain, yang memerlukan pihak yang dibiayai. mengembalikan uang atau rekening setelah jangka waktu tertentu. imbalan atau bagi hasil tertentu”.59. Adapun ketentuan yang berlaku terhadap hal-hal yang berkaitan dengan masalah teknis pembiayaan diatur dalam peraturan Bank Indonesia sebagaimana dijelaskan dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, Pasal 11(1), sebagai berikut: Bank Indonesia akan membuat ketentuan mengenai pembatasan. pemberian kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, pemberian jaminan, penanaman modal pada surat berharga atau hal-hal lain yang sejenis yang dapat dilakukan bank kepada peminjam atau sekelompok peminjam yang bersangkutan, termasuk perusahaan-perusahaan yang satu kelompok dengan bank yang bersangkutan.60 . Kemudian peraturan atau ketentuan Bank Indonesia tentang pembiayaan, hal ini diatur oleh beberapa peraturan Bank Indonesia, antara lain:

8/13/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang Perubahan Peraturan Bank Indonesia No. 7/3/PBI/2005 tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit kepada Bank Umum. 7/58/DPBPR 23 Desember 2005 Tentang Penilaian dan Penjatuhan Sanksi Atas Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan Kewajiban Lainnya Terkait Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang dan Penyitaan. 7/57DPbS 22 Desember 2005 Tentang hubungan antar bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, kantor akuntan publik, akuntan publik, Dewan Pengawas Syariah dan Bank Indonesia dan lampirannya.

Jenis-jenis Pembiayaan

Pembiayaan mudharabah merupakan akad kerjasama usaha antara pemilik modal (shahibul maal) dengan pengusaha, dimana pemilik modal menyediakan seluruh dana yang diperlukan, dan pengusaha menjalankan usahanya dengan pembagian keuntungan antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya. Akad pembiayaan Mudharabah dibagi menjadi dua bagian yaitu Mudharabah Muqayyadah dan Mudharabah Muthlaqah. Mudharabah Muqayyadah merupakan akad kerjasama antara mitra usaha dengan BMT, dimana mitra usaha dapat menggunakan modal yang diberikan hanya untuk melaksanakan proyek yang telah ditentukan. Dan Pembiayaan Mudharabah Mutlaqah merupakan akad kerjasama antara mitra usaha dengan BMT atau lembaga keuangan lainnya, dimana pihak mitra dapat menggunakan modal yang diberikan untuk melaksanakan proyek yang dikehendakinya, namun tidak melanggar kaidah Islam yaitu dilarangnya modal. untuk digunakan pada proyek-proyek yang haram seperti membangun kota, perjudian, hotel dll.

Pembiayaan musyarakah adalah suatu perjanjian usaha antara dua pihak atau lebih yang mempunyai modal sendiri dengan memasukkan modal dalam bentuk dana atau keahlian/tenaga kerja. Pembiayaan jual beli pada lembaga keuangan syariah, jenis pembiayaan berdasarkan prinsip ini antara lain 64. Pembiayaan murabahah adalah akad jual beli antara bank dengan nasabah dimana bank syariah membeli barang-barang yang dibutuhkan dari nasabah dan kemudian menjualnya kepadanya. kepada nasabah tersebut sebesar harga pembelian ditambah margin/keuntungan yang disepakati antara bank syariah dan nasabah. dengan pembayaran yang ditangguhkan.

Pembiayaan murabahah diterapkan dalam bentuk pembiayaan investasi/barang modal, pembiayaan konsumsi, pembiayaan modal kerja, dan pembiayaan ekspor. Pembiayaan salam adalah akad jual beli barang dengan cara pemesanan dengan syarat tertentu dan barang diserahkan di kemudian hari, sedangkan. Pembiayaan istishna merupakan akad jual beli berupa pemesanan produksi barang dengan kriteria dan syarat tertentu yang disepakati antara pemesan dan penjual.

Prosedur Analisis Pembiayaan

Setiap calon mitra atau nasabah yang telah memenuhi persyaratan kelengkapan dokumentasi permohonan pendanaan harus melengkapi analisis tertulis dengan prioritas 70. Analisis pendanaan merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan oleh Rekening Kredit guna mendapatkan informasi yang benar tentang calon mitra o71. Jika ingin mengetahui apakah calon mitra keuangan memiliki komitmen yang baik terhadap janji, waktu, nilai, aturan, utang, perkataannya tidak banyak melenceng dari tindakannya.

Untuk mengetahui karakter dan integritas calon mitra dilakukan melalui teknik wawancara dan cross check dengan keluarga, tetangga, sesama pengusaha, mitra usaha dan ustadz (mu'alim) setempat dan/atau karena calon mitra sudah cukup dikenal. dari pejabat di lembaga keuangan syariah. Untuk mengetahui apakah usaha yang dijalankan oleh calon mitra sudah cukup baik, dalam artian hasilnya mampu mencukupi kebutuhan hidup keluarga secara wajar, mampu menutupi biaya operasional usaha dan mempunyai kelebihan pendapatan yang dapat dijadikan sebagai akumulasi modal, sehingga usahanya terus berkembang. Oleh karena itu, kebijakan pengamanan pembiayaan pada Koperasi KJKS atau UJKS ditawarkan hanya jika calon mitra memiliki pengalaman di bidang usahanya minimal 2 (dua) tahun.

Dalam menjalankan usahanya, calon mitra harus mengetahui cara mengelola keuangannya dengan baik, sehingga dapat menyisihkan sebagian keuntungan berupa tabungan yang akan diakumulasikan menjadi modal yang akan meningkatkan volume usahanya. Anda harus memperhatikan struktur permodalan usaha calon mitra, baik modal tersebut berasal dari diri Anda sendiri (self financing) atau dari pinjaman (hutang). Oleh karena itu, Account Kredit harus dapat menganalisa bisnis calon mitra, dimana sumber utama (kapasitas pelunasan) pelunasan pembiayaan akan dibayar dari keuntungan perusahaan (first exit).72.

Pengamanan Pembiayaan

Permasalahan keamanan pembiayaan yang diberikan merupakan permasalahan yang harus diperhatikan oleh bank syariah, karena terdapat risiko yang terjadi dalam sistem pemberian pembiayaan. Permasalahan ini dapat dihindari dengan peran yang tepat dari petugas analis keuangan di bidang manajemen risiko keuangan dan analisis pembiayaan. Dengan kata lain, diperlukan seorang analis formal yang dapat melakukan analisis risiko terhadap usulan pembiayaan untuk mendukung efektivitas pemberian pembiayaan.73.

Mempunyai peran analis pembiayaan yang cukup ahli dalam memberikan pembiayaan berarti menunjukkan sikap kehati-hatian dalam bank syariah. Untuk dapat menjadi badan usaha yang kuat dan mandiri, bank syariah melalui upaya pembiayaannya harus mampu mengoptimalkan pembiayaan pejabat analis untuk meningkatkan efektivitas sistem penyaluran pembiayaan dan berusaha sebaik mungkin untuk mengurangi risiko kerugian. kegagalan pembiayaan, terutama disebabkan oleh lemahnya kompetensi dan kualifikasi pejabat analis keuangan.74. Analis keuangan yang baik diperoleh dari struktur yang terkoordinasi sehingga berguna bagi para pemimpin bisnis untuk menyusun laporan keuangan yang lebih menyeluruh, mencegah penipuan dalam perusahaan dan melindungi aset perusahaan. Manajemen dalam menjalankan fungsinya membutuhkan seorang analis keuangan yang dapat melindungi aset perusahaan, memberikan keyakinan bahwa apa yang dilaporkan benar-benar dapat diandalkan dan mendorong efisiensi bisnis serta terus memantau apakah kebijakan yang ditetapkan memang dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah dicatat. . mengharapkan. 0,75.

Komponen atau departemen analisis pembiayaan yang diselesaikan oleh seorang analis pembiayaan merupakan proses untuk mencapai pengendalian yang memadai. Selain itu, perlu dilakukan tata cara pemberian pembiayaan, meliputi permohonan pembiayaan, analisis pembiayaan, keputusan pembiayaan, perjanjian pembiayaan, dan pencairan pembiayaan.78. Prioritas pemberian dana yang diberikan benar-benar tepat sasaran dan efektif; maka efektivitas sistem penyaluran pembiayaan akan tercapai.

Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah

Pembiayaan bagi nasabah yang kemampuan membayarnya menurun namun dinilai masih memiliki prospek usaha dan pilihan pembayaran setelah restrukturisasi. Pelaksanaan Restrukturisasi Pembiayaan pada BMT harus tetap memenuhi prinsip syariah, selain juga mengacu pada prinsip kehati-hatian universal yang berlaku dalam hukum perkoperasian. Selain itu, aspek kebutuhan dan kesesuaian pengembangan bank syariah juga menjadi pertimbangan dalam penyempurnaan ketentuan terkait pembiayaan restrukturisasi lembaga keuangan syariah.82.

82 Penjelasan Peraturan Bank Indonesia No. 13/9/PBI/2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia No. 10/PBI/2008 tentang Restrukturisasi Pembiayaan Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. 83 Berdasarkan SEBI No. 13/18/DPbS tanggal 30 Mei 2011, yang dimaksud dengan penjadwalan ulang adalah perubahan jadwal pembayaran atau jangka waktu kewajiban nasabah, kecuali perpanjangan pembiayaan mudharabah atau musyarakah yang memenuhi kualitas saat ini dan telah jatuh tempo serta bukan karena nasabah mengalami penurunan kemampuan membayar. Lembaga keuangan dan bank syariah hanya dapat melakukan restrukturisasi pembiayaan bagi nasabah yang memenuhi kriteria sebagai berikut.

Penstrukturan Semula Pembiayaan mesti disokong oleh analisis dan bukti yang mencukupi serta didokumenkan dengan baik. Dalam surat Al Baqarah Allah memusnahkan riba dan memperkayakan sedekah dan Allah tidak menyukai semua orang yang tetap dalam kekafiran dan selalu melakukan dosa”. Dia mendapat pahala (untuk kebajikan yang diusahakannya) dan dia mendapat azab (dari kejahatan yang dilakukannya). Daripada petikan ayat Al Quran di atas, kepentingan sedekah dan keperluan toleransi terhadap pelanggan sentiasa digariskan.

Penerapan Prinsip 5C dalam Perbankan Syariah Menurut prinsip keuangan syariah... yang perlu diperhatikan adalah unsur kesediaan calon nasabah untuk melunasi pembiayaannya. Kemampuan calon nasabah dalam membayar kembali pembiayaan yang diberikan bank dilihat dari usaha nasabah yang menjadi sumber pengembalian pembiayaan tersebut. Di sini bank harus benar-benar selektif dalam memberikan penilaian kepada calon nasabah dengan memperhatikan aspek keuangan, aspek hukum, aspek pemasaran, aspek manajemen dan aspek AMDAL.

Dengan kata lain, calon konsumen ketika mengajukan pembiayaan juga harus mempertimbangkan aset dan material yang menunjang bisnis. Dilihat dari faktor makroekonomi yang dapat terjadi dan mempengaruhi kegiatan usaha para calon konsumen yang menjadi sumber penyelesaiannya… faktor tersebut dapat dilihat dari menurunnya pangsa pasar, kondisi politik, keamanan nasional dan perekonomian. Jaminan apa yang dapat diberikan oleh calon nasabah sebagai tambahan keamanan bagi bank atau pembiayaan yang ditawarkan?

1C terkadang ditambahkan dengan prinsip 5C yaitu Constraint yang berarti hambatan yang dapat mengganggu proses bisnis.Bagi bank syariah, analisis dasar 5C saja tidak cukup. Dengan demikian, proses analisis kelayakan pembiayaan yang dilakukan bank syariah harus mempertimbangkan aspek finansial. Berdasarkan prinsip tersebut, bank syariah harus berpikir matang sebelum memberikan pembiayaan.

Gambaran Umum Profil BPRS Baiturridha Kota Bandung 1. Sejarah Singkat BPRS Baiturridha Kota Bandung

Referensi

Dokumen terkait

meet sesuai kondisi  Peserta didik mengisi absensi yang telah disiapkan guru di GC, guru mengeceknya sebagai sikap disiplin  Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam